Anda di halaman 1dari 44

SENI BUDAYA YOGYAKARTA EDISI 2 / 2017

Kuliner
(di) Indonesia
1

Edisi 2/2017 | matajendela


2

Komik: Viki Bela


SENI BUDAYA YOGYAKARTA
EDISI 2/ 2017

EDITORIAL
2 Diplomasi Rasa

JENDELA
4 Dari Indische Keuken ke Boga Indonesia 1857-1967

17 Sesajen Nyekar Pundhen Nyai Rantamsari di Gunung


Sumbing

RESENSI
27 Wacana Kuliner dalam Sastra Indonesia

LINTAS
33 Kirdjomuldjo dan Tiga di Antara Lakon-lakon Karyanya
Foto: Kuss Indarto

SKETSA
38 Sayap Malaikat di DInding

Penanggung jawab Umum Sekretariat


Diterbitkan oleh Taman Budaya Yogyakarta
Drs. Umar Priyono, M.Pd. Dra. V. Retnaningsih
Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta 55123
Drs. Sutopo Hernanto
Telp: (0274) 523512, 561914 Fax: (0274) 580771
Endrawati Kusumo L., S.Sn.
Penanggung jawab Teknis Email: matajendela@yahoo.com
Drs. Diah Tutuko Suryandaru Bejo
Website: www.tamanbudayayogyakarta.com
Wahyudi

Pemimpin Redaksi
Desainer Diproduksi di Yogyakarta
Kuss Indarto
Maria Inarita Uthe Kertas kover: Aster, Isi: Matte Paper
Viki Bela Huruf: Adobe Garamond, Cambria, Alte Haas Grotesk, Aller & Aller Light.
Redaktur/Editor
Suwarno Wisetrotomo Fotografi
Matajendela, majalah seni budaya terbit selama tiga bulan sekali.
Stanislaus Yangni Suprayitno Rudi S.
Redaksi menerima tulisan dari penulis, kritikus dan pemerhati seni
Satmoko Budi Santoso Lukito
budaya.
E D I TO R I A L

Diplomasi Rasa

R
ABU, 10 November 2010, dalam kemegahan Ya, memang kepopuleran rendang, yang ada di urutan
auditorium Universitas Indonesia, Depok, Jawa pertama, disusul nasi goreng mengalahkan Massaman
Barat, di hadapan sekitar 6.000 undangan, Presiden curry asal Thailand yang sebelumnya ditasbihkan jadi
Amerika Serikat Barack Hussein Obama berteriak lantang: makanan paling enak di muka planet bumi. Dalam daftar
“Baksoooo…! Satteeee…!!!” Gedung audorium UI langsung 50 Makanan Terlezat versi CNN tahun 2011 itu ada
bergemuruh oleh tertawa riuh orang-orang di dalamnya. makanan Indonesia lainnya, yakni sate yang ada di urutan
Antara lucu dan surprised. Betapa tidak? Seorang pemimpin 14. Kuliner Indonesia Berjaya di antara makanan lain dari
negara adidaya dunia yang terbiasa berkomunikasi dengan seluruh dunia, seperti sushi Jepang yang berada di urutan 3,
bahasa Inggris dan membincangkan probem serius tingkat dim sum Hong Kong (7), bebek peking Cina (9), es krim
dunia, tiba-tiba berteriak lantang, dan “hanya” meneriakkan Amerika Serikat (15), lasagna Italia (11), kebab Turki (16),
4 nama makanan lokal Indonesia. croissant Perancis (18), bulgogi Korea (23), tacos Meksiko
(25), seafood paella Spanyol (33), masala dosa India (39),
goi cuon Vietnam (50), dan lainnya.
Teriakan Obama tersebut ternyata tak sekadar bergema
di dalam ruang auditorium UI. Dengan lekas, kata-kata
Dua fakta itu memberi dampak yang cukup luar biasa
“bakso” dan “sate” bergema dalam ruang-ruang yang
bagi popularitas Indonesia, khususnya di dunia kuliner
lebih meluas, di seluruh pojok negeri Nusantara, bahkan
di mata dunia. Saya, kita tidak tahu persis apakah dua
mendunia. Sebagai sebuah subyek isu, bakso dan sate
kenyataan tersebut berbau politis karena diduga menjadi
dengan cepat menjadi viral. Teriakan presiden kulit hitam
disain besar yang disusun oleh Amerika Serikat yang ingin
pertama AS itu juga dengan serta-merta menggugah
menghangatkan hubungan dengan Indonesia agar tidak
dengan kuat kesadaran “nasionalisme” sekian banyak orang
“berpindah ke lain hati” pada China, atau dugaan politis
Indonesia lewat isu makanan atau kuliner.
lainnya. Tapi setidaknya publik mendapatkan dampak
ikutan atas kenyataan tersebut. Sejak itu, banyak (atau
Tak begitu lama dari kesempatan itu, tanggal 7 September bahkan mungkin hampir 100%) hotel berbintang 3, 4,
2011, situs berita berlevel dunia CNN, persisnya CNNGo hingga 5 di Indonesia nyaris selalu menghidangkan nasi
mengumumkan hasil surveinya yang berkesimpulan bahwa goreng di samping nasi putih pada daftar menu sarapan
makanan bernama rendang dan nasi goreng dari Indonesia yang menjadi fasilitas mereka. Sementara itu, menurut
dinyatakan sebagai makanan terlezat di dunia (tahun itu). cerita seorang teman yang cukup lama menetap di Eropa
“Setelah menjaring lebih dari 35.000 suara, makanan paling bercerita bahwa saat ini di beberapa negara Eropa barat,
enak di dunia bukan Massaman curry yang kami sarankan, terutama Belanda, banyak rumah makan Asia—yang
tapi hidangan daging berbumbu yang pedas dari Sumatera bermenu utama Chinnese food, Thai food, atau Vietnamese
Barat,” demikian hasil survei yang dimuat situs CNN. food—menyediakan makanan bernama nasi goreng di
antara daftar menunya. Dugaan Sejarah perihal ini bisa dilihat dari baru-baru ini. Wanita-wanita dari
targetnya jelas, bahwa itu ingin upaya Bung Karno, presiden pertama kabinetku selalu menjediakan djualan
menyasar konsumen dari Indonesia RI yang berinisiatif untuk menerbitkan makanan Eropa. ‘Kita mempunjai
atau masyarakat kosmopolitan lainnya sebuah buku tentang aneka macam panganan enak kepunjaan kita sendiri,’
yang ingin merasakan menu yang makanan Nusantara. Tajuknya: “Buku kataku dengan marah. ‘Mengapa
mendunia: nasi goreng. Masakan Indonesia Mustika Rasa: Resep- tidak itu sadja dihidangkan?’ ‘Ma’af,
resep Masakan Indonesia dari Sabang Pak,’ kata mereka dengan penjesalan,’
Mendunianya dengan segera kuliner sampai Merauke”. Baru terbit tahun Tentu bikin malu kita sadja. Kami
Indonesia pada momen ini, pada sisi 1967, setahun (lebih) setelah Soekarno rasa orang Barat memandang rendah
lain, sekaligus menerbitkan sebuah jatuh. Buku yang disusun cukup lama pada makanan kita jang melarat.’ Ini
keprihatinan. Mengapa rendang, sate, tersebut berisi kurang lebih 1.600 adalah suatu pemantulan-kembali
nasi goring dan sekian banyak nama resep masakan, 900 resep di antaranya daripada djaman dimana Belanda masih
makanan Indonesia justru diglobalkan menggunakan penekanan asal daerah. berkuasa. Itulah perasan rendah diri
oleh orang atau pihak asing, dan bukan Menurut Fadly Rahman dalam buku kami jang telah berabad-abad umurnja
oleh manusia-manusia Indonesia “Jejak rasa Nusantara: Sejarah Makanan kembali memperlihatkan diri. Edjekan
sendiri? Kenapa Thailand, Jepang, Indonesia” (2016) resep-resep tersebut jang terus-menerus dipompakan oleh
India, bahkan Vietnam bisa lebih sudah sejak lama popular seperti dari pemerintah Hindia Belanda tentang
dulu mampu menginternasionalkan Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Maluku, ketidakmampuan kami, menjebabkan
kuliner mereka? Apakah keragaman dan tetapi tidak sedikit resep baru—entah kami jakin akan hal tersebut.”
kekayaan kosa kuliner Nusantara atau baru dikenal tapi sudah lama ada atau
Indonesia, gagal diinternasionalkan baru dikenal karena baru ditemukan. Mata Jendela edisi kali ini berupaya
5
dengan masif karena kita tidak mampu Dengan segala kelebihan dan membuka kembali ingatan kita tentang
menguasai jejaring kerja (networking) kelemahannya, buku tersebut relatif dunia makanan atau kuliner yang
dunia lewat political will negara? bisa menjadi tonggak penting betapa penuh keragaman. Sudah pasti ini
Apakah kita memang tak mampu Negara telah peduli untuk mengelola hanya secuil narasi tentang kekuatan
memberdayakan aspek kultural makanan sebagai salah satu kosa budaya salah satu budaya kita yang bisa
(termasuk di dalamnya dunia kuliner) yang mampu diberdayakan sebagai dikembangkan, dan diberdayakan
sebagai bagian penting dari diplomasi bagian dari identitas dan kekuatan lebih lanjut menjadi sebaris “kekuatan
politik atau diplomasi budaya itu sumber daya Indonesia. nasional” yang bisa diandalkan. Kenapa
sendiri? kita tidak terus mengupayakannya?
Setidaknya itu menjadi jawaban Kenapa harus Obama dan CNN yang
Saya tidak tahu persis perkara tersebut. atas keprihatinan Soekarno tentang memancing kekuatan diplomasi olah
Mungkin teramat kompleks. Atau dunia makanan Indonesia yang justru cita rasa kita di panggung dunia? ***
rumit bahkan ruwet. Meski demikian, direndahkan oleh orang Indonesia
kalau kita menelisik jelujur kronologi sendiri akibat mentalitas anak jajahan. Kuss Indarto, pemimpin redaksi Mata
sejarah, ada upaya yang telah dilakukan Ini tecermin dari ujaran Soekarno Jendela.
oleh negara atau pemerintah dalam yang dicatat oleh Cindy Adams dalam
mengupayakan perkara kuliner sebagai “Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat
garda penting dalam menerakan Indonesia” (1966): “Sampai sekarang
perkara identitas bangsa/nasional, atau orang Indonesia masih terbawa-bawa
problem kuliner sebagai siasat untuk oleh sifat rendah diri, jang masih sadja
memberikan alternatif “perlawanan” mereka pegang teguh setjara tidak sadar.
terhadap kekuatan “luar”. Hal ini menjebabkan kemarahanku

Edisi 2/2017 | matajendela


JENDELA

Dari Indische Keuken


ke Boga Indonesia 1857-1967
Fadly Rahman

6
“Adiboga kita, sebenarnya bahan ada, elemennya semua ada, cuma creative person-nya yang belum.
Creative person itu harus menguasai bukan saja sejarah Indonesia, tetapi juga ilmu bumi dan
pertanian Indonesia”. (Iwan Tirta, 1935 - 2010).1

P
ADA 29 Maret 2017 Akademi ini terbilang absen dalam ranah meja makan kaum bangsawan hingga
Gastronomi Indonesia gastronomi perlu dipahami; mengingat sebagai pemulih kesehatan.2 Dalam
mengadakan acara Dialog akar boga Indonesia (Indonesian ranah kuliner, rempah-rempah jugalah
Gastronomi Nasional di Kementerian cuisine) telah ada jejaknya sejak silam. yang membuat orang-orang di Eropa
Pariwisata, Jakarta. Dialog bertajuk pada abad ke-16 bergairah menulis
From Food to Root: The Rise of Dari Mitos Rempah hingga buku masak sebagai salah satu simbol
Gastronomy Tourism ini menyajikan Terbitnya Kookboek Pertama identitas kebudayaan mereka.3
pembahasan lintas bidang, mencakup Fondasi boga Indonesia secara historis
sejarah, gastronomi, industri kuliner, mulanya tidak bisa lepas dari citra Namun kepulauan rempah-rempah
dan pariwisata. Tujuan utamanya silam Indonesia sebagai ”kepulauan juga menyekam mitos yang menjebak
adalah merumuskan bagaimana rempah-rempah” (spices islands). cara pandang terhadap kenyataan
idealnya memajukan gastronomi Istilah ini menyekam mitos eksotisme sebenarnya. ”Kisah manis” rempah-
Indonesia dengan menjalin hubungan rempah sebagai konsumsi massa paling rempah di Eropa kontras dengan
sinergis antarberbagai pihak, mulai diburu dunia. Di Eropa, rempah tanah asal (baca: Nusantara) yang
dari hulu (pangan) hingga ke bukan hanya dipakai ”membumbui” menumbuhkannya. Selain berlumur
hilirnya (kuliner). Untuk memahami citra makanan Abad Pertengahan yang darah, pertikaian, dan derita
bagaimana sinergi itu dibangun, maka dikenal suram dan tak mengundang perbudakan, hingga abad ke-18, kisah
pemahaman sejarah yang selama selera. Tapi juga simbol kemakmuran citarasa rempah terkesan tidak terlalu
banyak menyentuh urusan dapur di Kokki Bitja atoe Kitab Masak-Masakan
tanah asalnya sendiri. India yang Bahroe dan Semporna.
Disusun oleh Nonna Cornelia.
Pada abad ke-19, citra sebagai Perempuan ini memperkenalkan aneka
kepulauan rempah-rempah itu lantas makanan berikut bahan-bahannya
digantikan dengan pengembangan yang ada dan memungkinkan diolah
masif sistem tanaman budidaya di Hindia dalam sebuah buku masak
di Hindia Belanda, mulai dari (kookboek). Tersirat kesan Cornelia
Cultuurstelsel (1830 – 1870) hingga tengah menyusun kumpulan resep
penerapan Undang-Undang Agraria yang mewakili citarasa di berbagai
(1870). Susie Protschky (2007: daerah Hindia dalam nama-nama 7
187) mengatakan bahwa orang- aneh, seperti: ”Ajam orang Boegis”,
orang Belanda bertanggung jawab ”boendoek boendoek Makassar”,
mengenalkan perubahan radikal ”gadon daging Soerabaija”, ”gobe
terhadap lanskap tanah jajahan dan Betawi”, hingga yang agak rasis:
kehidupan di dalamnya. Lanskap ”Masak babi seperti orang tjina” dan
Sampul Kokki Bitja karya Cornellia
paling menghipnotis pesona orang- Sumber: dokumentasi penulis ”seperti Ceilon” (sic.).
orang Eropa adalah agraria.
Buku berpengantar bahasa Belanda
Namun, hingga dan selama paruh tapi memuat resep-resep berbahasa
pertama abad ke-19, hasil-hasil abad ke-19 pun masih melaporkan Melayu ini sepertinya hanya sekedar
tanaman budidaya di berbagai sebatas kekaguman pada bahan- hobi atau hasil bertukar resep dari
wilayah belum menampakkan adanya bahan makanan yang melimpah,6 sesama perempuan Eropa dan Pribumi
kenikmatan seni kuliner di Hindia bukan pada bagaimana mengelola dan yang nama-nama aslinya disamarkan
Belanda. Orang-orang Belanda mengolahnya ke arah nilai seni hingga begitu lucu memakai nama-nama
cenderung sibuk menempatkan lada, fisiologi rasa7 layaknya boga.8 makanan: Mevrouw Sarondeng,
pala, dan cengkih semata sebagai Mejufvrouw Sesaté, Njonja Smoor,
komoditas ekspor ke pasar dunia.4 Orang-orang Eropa khususnya Nonna Lalawar, Makokki Karmanatji,
Adapun komoditas ekspor antarpulau Belanda yang bermukim di berbagai Embok Kottelet, firma Bami, Kimblo
lebih pada beras dan kelapa. Disusul wilayah Hindia agaknya abai & Co, dan Mevrouw Katimoen
pengenalan tanaman komersial mengurus persoalan rasa di tanah (Cornelia, 1859: vi). Meski hobi, buku
seperti singkong, kopi, dan teh yang koloni. Hingga akhirnya sebuah buku masak ini dicetak berkali-kali dari edisi
hasilnya meningkat pada abad ke-19.5 memasak terbit pada 1857. Judulnya pertamanya tahun 1857. Edisi 1859
Sumber-sumber tertulis pada awal sudah masuk cetakan ke-5.9

Edisi 2/2017 | matajendela


”...orang-orang Belanda bertanggung
jawab mengenalkan perubahan
radikal terhadap lanskap tanah
jajahan dan kehidupan di dalamnya.
Lanskap paling menghipnotis pesona
orang-orang Eropa adalah agraria.”

Setelah Cornelia, sebuah buku masak Berbeda dengan Cornelia yang Aktivitas pengembangan pengetahuan
bertajuk Oost Indische Kookboek menggunakan bahasa Melayu, bahan-bahan makanan di Hindia
8 dengan pengarang anonim terbit pada kedua buku memasak yang disebut mulai berdenyut setelah lembaga
1866. Salah satu yang disarankan terakhir menggunakan bahasa Laboratorium Koloniaal Museum di
sang pengarang kepada para pembaca Belanda. Buku anonim diterbitkan di Haarlem menerbitkan secara rutin
bukunya adalah mengganti bahan Semarang, sehingga jelas ini ditujukan laporan analisis bahan makanan di
kembang kol yang lazim dipakai untuk publik Belanda di Jawa. Hindia Belanda melalui Bulletin van
di selatan Belanda dengan daun Namun, buku Gallas diterbitkan di Het Koloniaal te Haarlem-nya.11 Dr.
pepaya muda. Buku ini sendiri jelas Nijmegen (Belanda). Sehingga kuat A.G. Vorderman berperan menggagas
ditujukan untuk orang-orang Belanda. kecenderungan modifikasi masakan ini selepas ia terlibat dalam eksibisi
Tapi yang patut disimak adalah ”Indische” lebih dititikberatkan pada internasional makanan di Paris pada
penggunaan kata ”Oost Indische” kebutuhan mempertahankan citarasa 1900. Sejak penerbitan laporan
yang berarti sang pengarang tengah Barat. Jika kecenderungan sang analisis bahan-bahan makanan itu
mencoba mewujudkan konsep ruang pengarang anonim adalah melokalkan terwujud secara berkala dalam arahan
untuk berbagai resep makanan yang yang Barat, maka sebaliknya Gallas Dr. M. Greshoff, penelitian bahan-
dikumpulkannya. Hal ini dilakukan lebih cenderung membaratkan yang bahan makanan pun mulai serius
juga Gallas Haak-Bastiaanse yang pada lokal. dikembangkan oleh para ahli12 hingga
1872 menerbitkan buku masaknya dipetakan kegunaannya dalam olah-
Indische Kookboek. Kebalikan dari Dari Budidaya Pangan hingga olah makanan di seluruh wilayah
pengarang anonim, justru Gallas Budaya Bangsa Hindia. Tidak hanya itu. Pada 1902,
memberi salah satu saran menarik, Sejak awal abad ke-20 para ahli sains pemerintah juga mendirikan sebuah
mengganti makanan oriental seperti dan gastronomi10 mengembangkan komisi khusus untuk meneliti sebab-
bamie (sic.) dengan macaroni (sic.). boga di Hindia Belanda yang ditandai sebab menurunnya kesejahteraan
dengan pemuliaan budidaya (vegetasi Pribumi. Salah satu perhatiannya
dan hewani) secara sistematis. diarahkan pada persoalan pangan.13
Catenius-van der Meijden dan karya masyhurnya Groot Nieuw R.A. Kardinah dan buku masak karyanya Lajang Panoentoen Bab
Volledig Indisch Kookboek Olah-Olah Kanggo para Wanita
Sumber: dokumentasi penulis Sumber: dokumentasi penulis

Upaya pemerintah meningkatkan makanan dengan aspek saintifik. berikut takaran serta kandungan gizi
kesejahteraan pangan faktanya Makanan masih ditempatkan dalam hingga kimiawinya. Van der Burg
membuahkan akibat-akibat yang ruang lingkup gastronomis yang menerangkan bahwa penyelidikan 9
menarik bagi perkembangan dunia sempit. Buku masak tak lebih hanya saintifik secara fisiologis diperlukan
boga di Hindia. Ketika kesejahteraan simbol atas hobi, kesenangan, dan untuk menanamkan kesehatan dalam
beringsut bangkit pada dasawarsa sekedar pengisi waktu luang bagi kandungan makanan di Hindia.14
kedua abad ke-20, budidaya pangan penulisnya.
pun turut berkembang secara mantap. Tren saintifikasi makanan di Hindia
Kondisi ini turut mendukung Sejak masa 1900 kontestasi citarasa pun diikuti oleh pembuat buku
tumbuhnya lembaga penelitian sains berkembang bukan hanya di kancah masak. Tampilan kookboek tidak lagi
makanan, spirit mengembangkan buku masak (kookboek). Para ahli seperti masa abad ke-19. Awal abad
pendidikan gastronomi, hingga sains mulai dari dokter hingga botanis ke-20 memunculkan salah seorang
produksi buku-buku masak. gencar menerbitkan berbagai buku. gastronom kenamaan bernama J.M.J.
Konsep ”Indische voeding” diurai lebih Catenius-van der Meijden yang serius
Hal penting dari itu semua adalah menyeluruh dan saintifik. Sains seakan mendalami makanan di Hindia secara
mulai terbentuknya hubungan dipakai untuk ”mengadabkan” kualitas ilmiah sebagai dasar karya-karyanya
makanan sebagai identitas kolektif rasa di kawasan Hindia. Misalnya ada seperti Ons Huis in Indië (rumah kita
masyarakat di Hindia. Ini terumuskan Dr. C. L. Van der Burg yang sejak di Hindia, 1908) dan Groot Nieuw
melalui konsep Indische keuken yang akhir abad ke-19 mengangkat isu-isu Volledig Oost Indisch Kookboek (buku
dipopulerkan para ahli makanan kesehatan dalam makanan. Pada 1904 masak Hindia terbesar, terbaru dan
sepanjang 1900 - 1942. ia menerbitkan secara khusus buku De terlengkap, 1925).
Voeding in Nederlandsch Indie. Buku
Meskipun pada abad ke-19 buku-buku Burg ini memuat pelbagai informasi Catenius-van der Meijden memiliki
masak sudah beredar, tapi citranya lengkap bahan-bahan makanan lisensi diploma dan penghargaan
masih mengabaikan hubungan nabati dan hewani di wilayah Hindia Gouden Medaille dari Haagsche

Edisi 2/2017 | matajendela


Kooktentoonstelling (Sekolah Tinggi memengaruhi kualitas masakan diurai Kehadiran sekian banyak buku masak
Memasak) pada 1904. Satu karyanya rinci oleh Catenius-van der Meijden hingga awal abad ke-20 sendiri semata-
yang melambungkan namanya Ons secara statistik berikut hitungan mata bukan karena kerja mengolah
Huis in Indië menampilkan citra nutrisinya. Misalnya bagaimana kelezatan makanan akan menggiring
ilmiah makanan di Hindia. Dalam ia membuat perbandingan gizi pada gaya hidup belaka. Tapi
sebuah kongres yang membahas antara kroepoek-kerbo (sic.) dengan kebutuhan para gastronom atas bahan-
makanan di Amsterdam pada 1902, kroepoek-ikan Palembang (sic.); hingga bahan memasak sebagaimana dimuat
Catenius mengutip pembahasan mengukur proses mencerna nasi, telur dalam karya mereka sebenarnya berkait
10 seorang ahli makanan, Dr. Schrijver mentah, telur goreng di dalam perut. dengan kian perlunya mereka pada
yang mempertanyakan: ”apa yang bahan-bahan rempah, sayuran, dan
dimulai dari makanan kita?”, Karir Catenius-van der Meijden buah-buahan agar dikultivasi luas.
jawabnya: bukanlah di mulut!” lalu terus melejit hingga dasawarsa Seperti dilakukan Osche dan van
apa? Di perut? ’Juga bukan’, imbuh sang ketiga abad ke-20. Salah satu buku den Brink (1931: vii)) yang meneliti
dokter, ’makna makanan ada dalam seni memasaknya Groot Nieuw Volledig pelbagai jenis tumbuhan di Hindia,
memasak.”15 Oost Indisch Kookboek terbit 1925. cara budidayanya, hingga keterangan
Dijelaskan di muka bukunya bahwa penggunaannya sebagai bahan
Pernyataan sang dokter pun ia adalah seorang ”Lauréate Institut makanan dan obat. Sayang, dikatakan
diterapkan oleh Catenius-van der International d’alimentation d’hygiene keduanya, masyarakat di Hindia tidak
Meijden terhadap makanan di Hindia et de cuisine” (Pemenang penghargaan maksimal memanfaatkan kekayaan
dalam satu bagian bukunya yang Institut Internasional Makanan vegetasi di tanahnya sendiri.
membahas ”De Voeding”. Hal yang Sehat dan Boga) di Paris. Gastronom
esensial dari apa yang dimakan di dengan spesialisasi Indische keuken Ketika rasa diolah secara saintifik lalu
Hindia bukan hanya dari bahannya ini menjadikan Prancis sebagai kiblat diabadikan secara tekstual dan buku-
(voedingsmiddelen), tapi nutrisinya pengetahuan boga dan higienitas bukunya terdistribusikan massal ke
(voedingsstoffen). Masalah terkait makanannya. Berbeda dengan buku berbagai wilayah Hindia, menjalar
bagaimana temperatur makanan dan terdahulunya, dalam buku ini tampak kesadaran baru di kalangan Pribumi
minuman diatur, proses pencernaan, sekali Catenius-van der Meijden untuk mengimbangi bahkan terkesan
komposisi makanan, lama pencernaan menampilkan ”prancisasi” citarasa menandingi para saintis Eropa.
berbagai makanan yang diasup, terhadap Indische keuken melalui Misalnya saja, ketika pemerintah
higienitas makanan, hingga bahan berian kata-kata Prancis semisal: bain kolonial memiliki Voedingsmiddellen
peralatan memasak yang dapat marie, bouquet, consommé, dan entrées. Commisie yang didirikan pada 1914,
maka pada 1937 muncul Dr. Poorwo Tegal (buku pedoman memasak di Indo. Dalam buku Masakan djeung
Soedarmo menggagas pendirian Sekolah Wismo-Pranowo di Tegal) Amis-Amis yang disebut di atas,
Lembaga Makanan Rakjat. (terbit 1918) dan Lajang Panoentoen konsep Indische Keuken yang meliputi:
Bab Olah-Olah Kanggo para Wanita Inlandsche (Pribumi) – Chineesche
Makanan juga mulai ditempatkan (terbit 1936 & 1941) yang ditujukan (Tionghoa) – Europeesche (Eropa)
ke dalam ruang pers pribumi. bagi murid-muridnya (lihat juga masih hadir dalam komposisi:
Lembaga-lembaga pers dan organisasi warisan resep-resep memasak Kartini, ”Masakan”, ”Masakan Tionghoa”,
perempuan pribumi pun mengemuka Kardinah, dan Roekmini dalam buku dan ”Masakan Eropa.” Meski
11
sejak awal abad 20. Sebut saja Poetri Ganie, 2003). disajikan dalam bahasa Sunda, tidak
Hindia di Jawa, Soenting Melajoe di sedikitpun sang pengarang anonim itu
Padang, Soeara Iboe dari tanah Batak, Selain itu pada 1930-an penerbit Balai menggunakan kata ”masakan Sunda,”;
dan Soeara Istri Kristen di Jawa Timur. Pustaka menerbitkan seri buku masak malah dalam satu menunya digunakan
Media-media massa perempuan itu berbahasa daerah. Contohnya buku kata: ”goreng hajam Indonesia” (sic).
memuat rubrik resep-resep masakan masak berbahasa Sunda Masakan
dalam terbitannya.16 djeung Amis-Amis (masakan dan manis- Citarasa Membangun Bangsa
manis) yang terbit perdana pada 1934 Indische keuken mulai mengalami
Sebuah kisah dari Raden Ajoe dan mengalami beberapa kali cetak penurunan pamor pada masa
Adipati Arija Reksa-Nagara alias R.A. ulang. Namun diterangkan dalam kekuasaan Jepang (1942 – 1945).
Kardinah (saudari R.A. Kartini), juga pengantar cetakan keempat (1951), Pada masa itu Jepang menerapkan
patut diketengahkan di sini. Kardinah selama Perang Dunia II, buku laris ini penghapusan terhadap berbagai wujud
adalah gastronom didikan Eropa yang sempat berhenti dicetak ulang akibat kebudayaan kolonial. Lepas dari
mendirikan sekolah Wismo Pranowo suasana peperangan. Itu mengapa kekuasaan Jepang dan masuk ke masa
(rumah yang meluaskan pandangan) publikasi buku masak terbilang absen kemerdekaan bukan berarti situasi
di Tegal bagi anak-anak perempuan pada 1940-an. menjadi membaik dan mendukung
Pribumi yang didirikannya pada hidupnya kembali kegairahan dalam
1916 (Coté [ed.], 2008: 303 – 310). Namun hal yang penting disimak, aktivitas kuliner terkait dengan belum
Kardinah juga produktif menulis format resep dalam rubrik dan juga stabilnya harga bahan-bahan pangan.
buku masak –selain menjahit dan buku masak berbahasa Melayu dan Hal itu terungkap dalam buku masak
membatik– seperti buku Lajang daerah ternyata memuat komposisi karya W.C. Keijner (1948):
Panoentoen Bab Olah-Olah, ing hidangan yang tak berbeda dengan ”Seiring rampungnya cetakan
Pamoelangan Wisma-Pranawa ing karya-karya gastronom Belanda dan terbaru buku masak ini, harga

Edisi 2/2017 | matajendela


sayuran dan bahan-bahan lainnya menampilkan citarasa Eropa. Hal itu buku masak seorang gastronom
tengah naik. Resep-resep dalam terasa dari penerbit yang menyinggung Pribumi asal Minang bernama
12 buku masak ini menggunakan kenaikan harga buncis dan wortel Chailan Sjamsu Dt. Toemenggoeng.
bahan-bahan makanan dengan sebagai jenis sayuran yang notabene Dibandingkan Keijner yang lebih
kisaran 5 sen buncis, 2 sen identik dengan bahan makanan berkiblat pada selera Eropa, Chailan
wortel kecil dll, yang tentu tidak Belanda. Komposisi 23 jenis resep Sjamsu lebih cenderung memikirkan
proporsional lagi dengan harga dalam buku masaknya meliputi olahan konsep boga nasional bagi Indonesia
saat ini. Cukup jelas bahwa Belanda, Tionghoa, dan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Dalam
sayuran dan bahan-bahan lainnya yang terasa mirip dengan buku-buku cetakan ke-2 Boekoe Masak-Masakan-
akan lebih mahal daripada masa masak masa kolonial. Bedanya pada nya yang terbit pada 1948, Chailan
sebelum perang, tapi semua ini dua cetakan terakhir tahun 1948, Sjamsu menilai bahwa isi dari cetakan
harus didasarkan pada perkiraan buku masak ini mulai mengganti label sebelumnya (tahun 1940) ia rasakan
bahwa kelak harga akan stabil. makanan Indische atau Inlandsche sudah cukup dipakai oleh pembacanya.
Dengan alasan ini, kami memiliki dengan nama Indonesische (makanan Namun, dalam cetakan ke-2 nya ia
perkiraan bahwa tingkatan harga Indonesia). Beberapa jenis olahan dari menambahkan:
rata-rata tidak berubah. Oleh daerah-daerah di Indonesia pun tampil ”Hanja ada ditambah beberapa
karena itu, sedianya ibu rumah di dalamnya, seperti dari Padang boeah resép, jang moengkin perloe
tangga mencoba untuk merancang (pangéh, gulai, rendang), Cirebon (sate bagi wanita di negeri-negeri ketjil.
harga seperti pada masa sebelum manis), Tegal (besengèk), Manado Dibeberapa daérah sekarang masih
perang.17 (ayam dibulu, lemper), hingga Ambon soelit mendapat mentéga dan
(schuimpjes). tepoeng terigoe. Oléh karena itoe
Meski terkesan berusaha menyiasati dimoeatkan sekarang resép mentéga
tingginya harga pangan, pada dasarnya Meski diterbitkan ulang pada masa dan beberapa boeah resép taart
buku masak Keijner ini berusaha kemerdekaan, buku masak Keijner ini dan koewé dimana tidak perloe
mereproduksi citra selera kolonial yang jelas berbeda jika dibandingkan dengan memakai tepoeng terigoe. Moedah-
moedahan tjétakan kedoea ini Apabila seluruh resep Indonesia protein nabati dan hewani –sekalipun
lebih memoeaskan pada pengoeroes- (termasuk lima kelompok resep dalam hidangan sangat sederhana; serta
pengoeroes roemah-tangga” daerah) itu dihimpun, maka jumlah jenis dan asal makanan dalam setiap 13
(Chailan Sjamsu, 1948: 5). totalnya 204 resep. Ini jauh dengan hidangan diusahakan harus mewakili
jumlah gabungan resep Eropa, dari daerah-daerah tertentu.
Meski terbit ulang pada tahun yang Tionghoa, Arab, dan India di dalam
sama dengan buku masak Keijner, buku masaknya yang hanya berjumlah Pada masa kemerdekaan, gastronom
tapi cara pandang Chailan Sjamsu 76 resep. Jelas komposisi Chailan seperti Chailan Sjamsu berusaha
berbeda sekali dengan selera serba Sjamsu ini adalah hal yang baru mengubur segala gaya hidup kolonial
Eropa-nya Keijner. Chailan Sjamsu dilakukan oleh seorang gastronom dalam hal kemewahan makannya.
lebih mendorong pembacanya dari Indonesia pada awal kemerdekaan. Secara tidak langsung, justru ia
kalangan rakyat Indonesia di desa dan Buku masak ini sebentuk penyelisihan ingin menyadarkan rakyat Indonesia
di kota agar memberdayakan bahan- dari keumuman komposisi resep di berbagai daerah untuk bangga
bahan pangan lokal untuk membuat dalam buku-buku masak masa terhadap makanannya sendiri.
olahan aneka makanan kue dan prakemerdekaan. Kesadarannya menampilkan resep-
masakan. Buku masak Chailan Sjamsu resep makanan daerah di Indonesia
pun jauh lebih banyak memasukkan Pada bagian akhir bukunya Chailan pun mungkin tidak lepas dari
jumlah variasi makanan dan kue-kue Sjamsu juga mencoba merumuskan pemikirannya bahwa setiap makanan
Indonesia, seakan ini mewakili citarasa konsep ”hidangan makanan mulanya adalah “makanan daerah”
nasionalisme Chailan Sjamsu. Selain Indonesia” melalui seleksi berbagai (regional dish). Makanan daerah sendiri
terobsesi ingin mewujudkan sejenis makanan (daerah dan asing). Seleksi lahir sebagai respons terhadap iklim,
boga nasional, ia juga menampilkan yang dimaksudnya adalah dengan sumber daya, dan kebiasaan setiap
kelompok lima resep bercitarasa melakukan berbagai kombinasi, yaitu kelompok orang di daerahnya masing-
kedaerahan, yang mencakup Sumatra, bahan makanan diusahakan sebisa masing. Dengan kata lain, ia ingin
Jawa dan Madura, Sunda, Borneo dan mungkin harus mengandung unsur menyadarkan pembacanya di berbagai
Sulawesi Selatan.

Edisi 2/2017 | matajendela


”apa yang dimulai dari makanan
kita?”, jawabnya: bukanlah di mulut!”
lalu apa? Di perut? ’Juga bukan’,
imbuh sang dokter, ’makna makanan
ada dalam seni memasak.”

14 daerah agar mampu memberdayakan dengan memuliakan bahan-bahan Setelah era Chailan Sjamsu, pada
potensi sumber daya bahan makanan mahal seperti mentega dan terigu kurun 1951 hingga 1961, muncul
untuk dapat diolah menjadi olahan saja. Namun, ia lebih optimal nama Nyonya Rumah, seorang
yang lezat dan sehat. Tujuan pokok memberdayakan sumber daya pangan pengasuh rubrik ”Rahasia Dapur”
lainnya adalah menseleksi beberapa lokal di Indonesia. Maka itu, buku di majalah mingguan Star Weekly.
makanan di setiap daerah agar dapat masaknya bukan sekedar menyajikan Nyonya Rumah sendiri adalah nama
hadir dalam lingkup “hidangan galeri resep-resep saja, tapi ia juga pena yang digunakan oleh seorang
makanan Indonesia”. Dengan menyertakan berbagai pengetahuan Peranakan Tionghoa asal Lasem, Julie
mengemas komposisi hidangan, umum memasak, mulai dari perkakas Sutardjana. Sejak 1951, Julie dipercaya
dapat diartikan Chailan Sjamsu yang diperlukan di dapur; macam- oleh redaktur Star Weekly untuk setiap
mendorong pembacanya agar dapat macam cara memasak; hal-hal yang pekannya mengasuh rubrik ”Rahasia
saling menerima makanan antardaerah. harus diperhatikan seputar bahan Dapur”.
Misalnya, pembaca di Manado bisa makanan dan ketika memasaknya;
membuat sendiri dan menikmati hingga memahami cara mengukur Dalam setiap ulasan resepnya, Nyonya
rawon daging dan pecel dari Jawa. dan menimbang bahan makanan yang Rumah tidak pernah mengutamakan
Begitupun sebaliknya, pembaca di benar. Chailan Sjamsu menempatkan resep-resep khusus, sebut saja seperti
Jawa dapat membuat sendiri dan pemahaman seputar bahan resep bercitarasa Indonesia, Tionghoa,
menikmati rica-rica dan ayam isi makanan sebagai hal pokok. Hal ini atau Eropa. (Pengecualian pada hari-
dibulu dari Manado. terhubung dengan pemikiran dan hari besar Tionghoa seperti Imlek
pertimbangannya dalam menseleksi dan Cap Go Meh, Nyonya Rumah
Hal yang ditekankan Chailan Sjamsu resep-resep daerah dan asing serta lebih cenderung mengulas resep-resep
dari konsep ”makanan Indonesia”- alasannya menghimpun ke dalam bercitarasa Tionghoa, mengingat
nya itu bukan hanya sekedar lezat ”makanan Indonesia”. pembaca Star Weekly kebanyakan
Sampul buku masak Mustika Rasa
Sumber: dokumentasi penulis

15

terdiri dari kalangan Tionghoa permintaan mereka. Praktis, Nyonya Surabaya yang meminta resep ”Dodol
Peranakan). Sebagian besar terbitan Rumah selalu disibukkan menyeleksi Garut”. Nyonya Rumah sendiri
resepnya cenderung mengulas secara dan memenuhi permintaan resep mungkin tidak menyadari bahwa ia
acak dan campur resep-resep dari mana yang harus didahulukan untuk telah berhasil membentuk komunitas
berbagai unsur. Kecenderungan dimuat. Misalnya, pada Star Weekly pembaca nasional yang merasakan
acak dan campur itu bukan atas edisi 14 Mei 1955, ada tiga pembaca saling-silang rasa dari berbagai unsur
kehendaknya, melainkan permintaan dari Tegal, Bandung, dan Purwokerto citarasa antardaerah di Indonesia.
resep dari para pembaca setianya yang yang salah satunya meminta resep Hebatnya lagi, Nyonya Rumah tidak
berasal dari berbagai daerah di Jawa klappertaart. Kue berbahan kelapa pernah kehabisan stok resep. Ini
(mulai dari Jakarta, Bandung, Slawi, muda yang identik dari Manado ini menandakan betapa luas pengetahuan
Purwokerto, Semarang, Surabaya ternyata cukup dikenal dan disukai gastronominya, selain kekuatan
hingga Bangkalan) dan juga di para pembacanya di Jawa. Nyonya energi, pikiran, dan kreativitas serta
luar Jawa (seperti Padang, Medan, Rumah lantas memenuhi pemuatan keluangan waktunya untuk memenuhi
Palembang Makassar, Manado, resep itu. permintaan para pembaca setianya
Palangkaraya, Balikpapan, hingga setiap pekan.
Ternate). Selain itu, permintaan pembaca
dari suatu daerah terhadap resep Kiprahnya mengasuh rubrik Rahasia
Setiap pekannya, banyak surat dari makanan dari daerah lainnya hampir Dapur sejak 1951 hingga 1961 tentu
para pembaca setia Rahasia Dapur ada setiap pekan, misalnya pembaca patut diperhitungkan bahwa tanpa
yang ditujukan ke Nyonya Rumah agar dari Jakarta yang meminta resep disadarinya ia telah berperan penting
dapat membuat dan memuat resep ”Soto Bandung” atau pembaca dari menyadarkan suatu konsep citarasa

Edisi 2/2017 | matajendela


bersama dalam pengembangan besar Indonesia pertama yang pada 1967. Terbitnya Mustika Rasa
kuliner Indonesia pada masa menampilkan resep-resep Nusantara. menandakan boga bukan hanya terkait
pascakemerdekaan. Melihat tingginya Sebuah kategorisasi resep berdasarkan masalah dapur dan ruang makan
antusiasme permintaan resep, maka spirit (etno) nasionalisme yang citranya saja, tapi kepentingan negara-bangsa
banyak pembaca setia rubrik ”Rahasia tidak didapati dalam buku-buku juga akhirnya masuk di dalamnya.
Dapur” menyurati redaksi Keng Po, masak pada masa-masa sebelumnya. Kenyataan dari pembentukan hingga
selaku yang menerbitkan Star Weekly, Menariknya, dari 1500 aneka resep perkembangan boga Indonesia
dan menyarankan agar resep-resep ”masakan Indonesia” itu, terselip sejatinya dibangun melalui jejalin
Nyonya Rumah yang berserak di berbagai pengaruh resep bercitarasa hubungan antarsistem budidaya,
majalah mingguan itu sebaiknya Tionghoa, Arab, India, dan Eropa. gastronomi, sains, dan kebudayaan
dibukukan agar membuat praktis yang sudah digeliatkan sejak masa
pembaca mencari resep-resepnya. Penyusunan Mustika Rasa sendiri kolonial hingga beralih pada geliat
Permintaan itu diamini dan akhirnya berlandas pada pemikiran bahwa politik nasionalisasi kebudayaan pada
terwujud pada 1957 ketika Penerbit yang pokok dari penciptaan boga masa setelah kemerdekaan.
Kinta (Jakarta) menerbitkan dua jilid nasional untuk konteks Indonesia
buku Pandai Masak karya Nyonya adalah menjalin secara apik dan Fadly Rahman, sejarawan makanan,
Rumah yang laris dicetak ulang hingga menyeluruh hubungan strategi pangan penulis Jejak Rasa Nusantara : Sejarah
dasawarsa 1960-an. nasional. Hubungan yang dimaksud Makanan Indonesia & Rijsttafel :
itu ditentukan terlebih dahulu dari Budaya Kuliner di Indonesia Masa
Baik kiprah Chailan Sjamsu maupun kualitas budidaya pangannya sebelum Kolonial.
juga Julie Sutardjana di atas sejalan diolah di dapur dan terhidang di meja
16 dengan proyek”revolusi makanan makan hingga dijadikan sebagai bagian Daftar Sumber
rakjat” yang digelorakan Presiden dari identitas bangsa. Anonim. 1866. Oost Indische Kookboek.
Sukarno sepanjang tahun 1950-an Semarang: van Dorp.
hingga medio 1960-an. Puncaknya Buku masak nasional pertama
adalah pada 1967 ketika terbit buku Indonesia ini terbit pada 8 Februari Anonim. 1951. Masakan djeung Amis-
besar masakan nasional berjudul 1967 atau bertepatan dengan tahun Amis. Jakarta: Balai Pustaka.
Mustika Rasa: Resep2 Masakan dan bulan kala Presiden Soekarno
Indonesia dari Sabang sampai menyerahkan kekuasaan kepada Bosz, J.E. Quintus. 1911. “De
Merauke.18 Buku ini diterbitkan Soeharto (20 Februari 1967). Ironi, Samenstelling van Indische
Departemen Pertanian. Pengerjaannya mungkin kata yang tepat jika melihat Voedingsmiddelen”, dalam Koloniaal
memakan waktu tujuh tahun (1960 kenyataan itu. Namun, di balik itu, Museum te Haarlem. Bulletin van het
– 1967) di bawah koordinasi Menteri buku masak yang dicita-citakan Koloniaal Museum te Haarlem (no. 46).
Pertanian Brigadir Jenderal dr. Azis Sukarno ini patut dicatat sebagai Amsterdam: J.H. Bussy.
Saleh yang kemudian baru bisa perkembangan revolusioner dalam
diselesaikan oleh penggantinya, Mayor sejarah boga Indonesia. Brillat-Savarin, Jean Anthelme.
Jendral Sutjipto. 1866 (1825). Physiologie du gout ou
Citra boga Indonesia masa sekarang méditations gastronomie transcendante
Jelajah resep dari Sumatra hingga dengan kata lain merupakan akumulasi ouvrage théorique, historique, et à l’ordre
Papua digarap melalui metode mulai dari perjalanan pembentukan boga du Jour. Paris : Charpentier.
dari angket, pengumpulan resep, sejak masa terbitnya buku masa
hingga uji memasak yang disunting pertama Kokki Bitja pada 1857 hingga Van der Burg, C.L. 1904. De Voeding
oleh Harsono Hardjohutomo dkk. terbitnya buku masak besar nasional in Nederlandsch-Indië. Amsterdam:
Hasilnya adalah sebuah buku masakan pertama Indonesia Mustika Rasa J.H. de Bussy.
Catenius-van der Meijden, J.M.J. ______. 2016. Jejak Rasa Nusantara: Sri Owen. 1999. Indonesian Regional
1908. Ons Huis in Indië. Semarang: Sejarah Makanan Indonesia. Jakarta: Food & Cookery. London: Frances
Masman & Stroink. Gramedia Pustaka Utama. Lincoln.

______. 1925. Groot nieuw volledig Gallas, Haak-Bastiaanse. 1872. Stockdale, John Joseph. 2004 (2811).
Indisch kookboek: 1381 recepten van Indische Kookboek. Nijmegen: Thieme. Island of Java.. Singapore: Periplus.
de volledige Indische rijsttafel met een Haryani. 1995. “Perlukah Adiboga
belangrijk aanhangsel voor de bereiding Indonesia?”, Selera, No. 9/th. XIV, Suryatini N. Ganie. 2005. Kisah &
der tafel in Holland. Semarang: G.C.T. Desember. Kumpulan Resep Putri Jepara: Rahasia
van Dorp. Kuliner R.A. Kartini, R.A. Kardinah,
Lombard-Salmon, Claudine. 1977. R.A. Roekmini. Jakarta: Gaya Favorit
Chailan Sjamsu Dt. Toemenggoeng. “Presse féminine ou féministe?” dalam Press.
1948. Boekoe Masak-Masakan Archipel. Vol. 13.
(Pedoman Roemah Tangga 2, cetakan Turner, Jack. 2004. The History of a
ke-2, terbit pertama kali tahun 1940). Keijner, W.C. 1948. Het Kookboek voor Temptation. New York: Vintage Books.
Jakarta: Balai Pustaka. Hollandsche, Chineesche en Indonesische
gerechten (terbit pertama tahun 1927). Zoetmulder, P.J. dan S.O. Robson.
Cornelia. 1859. Kokki Bitja, atau, Bandung: G. Kolff & Co. 1997. Kamus Jawa Kuna – Indonesia,
Kitab Masak-Masakan India, jang (bagian 1 A – O). Jakarta: Gramedia.
Baharoe dan Samporna, jang telah Ochse, J.J & R.C. Bakhuizen van den
Terseboet Didalamnja bagimana Orang- Brink. 1931. Vegetables of the Dutch
Orang Sediakan Segala Roepa-Roepa East Indies (Edible Tubers, Bulbs, 17
Makanan, Manisan, Atjaran, Sambalan Rhizomes, and Spices Included); Survey
dan Ijs. Batavia: Lange. of the Indigenous and Foreign Plants
Serving as Pot-Herbs and Side-Dishes.
Coté, Joost (ed.). 2008. Realizing the Buitenzorg: Archipel.
Dreams of R.A. Kartini: Her Sister
Letters from Colonial Java. Leiden: Protschky, Susie. 2007. Cultivated
KITLV. Tastes; Colonial Art, Nature, and
Landscape in the Netherlands Indies.
Harsono Hardjohutomo (et.al.). Sydney: School of History, University
1967. Mustika Rasa: Resep2 Masakan of New South Wales.
Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Jakarta: Departemen Pertanian R.I. Raden Ajoe Adipati Arija Reksa-
Nagara. 1919. Lajang Panoentoen Bab
Donkin, Robin A. 2003. Between Olah-Olah, ing Pamoelangan Wisma-
East and West: the Moluccas and the Pranawa ing Tegal. Weltevreden:
Traffic in Spices up to the Arrival of Albrecht & Co.
Europeans. Philadelphia: Memoirs of
the American Philosophical Society. ______. 1941 (cetak ulang dari tahun
1936). Lajang Panoentoen Bab Olah-
Fadly Rahman. 2016 (2011). Rijsttafel: Olah Kanggo para Wanita. Batavia: J.B.
Budaya Kuliner di Indonesia Masa Wolters.
Kolonial. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Edisi 2/2017 | matajendela


berkembang, merawat, dan membenahi 14
C.L van der Burg, (De Voeding in
kehilangan-kehilangan (dari kebiasaan makan Nederlandsch-Indië, 1904: vii – viii).
1
Haryani, “Perlukah Adiboga Indonesia?”, Selera,
No. 9/th. XIV, (Desember, 1995), hlm. 61. sebelumnya) sebagai akibat dari perubahan vital.
Mengatur tubuh untuk tidak makan dengan cara 15
Waar begint onze voeding? ’t Antwoord
sama –sebagai pembeda dengan tubuh-tubuh daaroop is: ”Niet in den mond!” Waar dan? In de
2
Riset khusus sejarah global rempah-rempah
lainnya, menghasilkan kreasi, meragamkan maag? ”Ook niet”, zegt de dokter, ”de voeding
misalnya dikerjakan oleh Terence McKenna
metode dan pengaruhnya dalam menentukan vangt aan in de keuken” (Catenius-van der
(1993), Robin A. Donkin (2003), dan Jack Turner
aneka cara pengelolaannya, itu semua adalah Meijden, Ons huis in Indië , 1908: 53).
(2011).
serangkaian dari beroperasinya (fungsi) rasa.
16
Namun tidak semua lembaga pers perempuan
3
Transisi boga Eropa dari budaya lisan ke
8
Boga diambil dari bahasa Sansekerta, bhoga identik dengan penyaluran boga. Misalnya Istri
tulisan yang terjadi pada abad ke-16 seiring
atau bhogi, yang artinya kenikmatan, hal Sedar yang digagas pada 1930 di Bandung oleh
masa-masa bergairahnya menjelajahi samudera
makan; segala objek kenikmatan, makanan, Soewarni Djojosepoetro mengecam organisasi-
dan berniaga rempah-rempah mewakili sebuah
kesenangan…, lihat P.J. Zoetmulder dan S.O. organisasi keperempuanan yang aktivitasnya
tahap penting dalam memperbaiki standar
Robson, Kamus Jawa Kuna – Indonesia, (bagian melulu belajar memasak sebagai bentuk tidak
menakar dan durasi memasak yang patut untuk
1 A – O), (Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 129. memiliki kepekaan sosial (Lombard-Salmon,
sebuah resep (Higman, 1998: 79). Di Eropa Barat,
Kata boga sendiri dipakai dan diterjemahkan “Presse féminine ou féministe?”1977).
buku-buku memasak mulai menggeliat dicetak
pada medio abad ke-16 dan ditulis dalam bahasa ke dalam bahasa Indonesia oleh gastronom
Indonesia Suryatini N. Ganie sebagai cuisine, 17
Teks aslinya berbunyi:“Bij het gereedkomen
ibu di masing-masing wilayah. Jauh sebelum
sehingga haute cuisine diterjemahkannya van deze druk zijn de prijzen van groenten
masa abad ke-16, orang-orang Tionghoa telah
menjadi “upaboga” atau “adiboga”. Lihat Suryatini en ingredienten hooger geworden. In de
mencetak buku memasak sejak masa Dinasti
N. Ganie, Upaboga di Indonesia: Ensiklopedia recepten is verschillende malen aangegeven,
Tang (618 – 907 M). Di Eropa, buku masak adalah
Pangan & Kumpulan Resep, (Jakarta: Gaya Favorit 5 cent boontjes, 2 cent worteltjes enz, die niet
sebuah fenomena revolusi kedua setelah Kitab
Press, 2003). in verhouding met de huidige prijzen staan.
Injil yang dicetak masif selepas era Guttenberg.
Het is vrij zeker, dat groenten enz duurder
9
Iklan buku masak Cornelia bahkan menghiasi zullen blijven, dan voor den oorlog, doch het is
4
Jika dibandingkan negara Eropa seperti Italia,
halaman surat kabar seperti dimuat di koran slechts gissen op welke basis de prijzen zullen
Perancis, dan Spanyol, maka Belanda terbilang
Loccomotief 19 Desember 1881 hingga bahkan stabiliseeren. Om deze reden hebben wij de
sangat terlambat untuk merumuskan konsep
awal abad 20 di De Sumatra Post 21 Februari vermelde prijzen onveranderd gelaten. De
national-cuisine-nya melalui bahan-bahan
18 rempah dari tanah koloninya melalui buku- 1914. huisvrouw houde er derhalve rekening mede,
dat bedoeld zijn vooroorlogsche prijzen”. (W.C.
buku masak. Malah Belanda mengadopsi boga
10
Menurut Dictionary of Food (Sinclair, 2005: Keijner, 1948: halaman kata pengantar).
Perancis pada abad ke-19, mengingat Belanda
sendiri pernah dikuasai oleh negeri Napoleon itu. 242), gastronom adalah “a connoisseur of fine
food and wine” (ahli meneliti makanan dan 18
Pertama kali saya mengetahui buku ini dari Sri
anggur berkualitas) dan gastronomi sebagai “the Owen, seorang praktisi boga Indonesia kelahiran
5
Selain juga komoditas non-bahan makanan
study and knowledge of fine food and wine” Sumatra Barat yang kini menetap di London
seperti indigo, kapas, tembakau, dan karet.
(studi dan ilmu pengetahuan tentang makanan bersama suaminya, Roger Owen. Pada 1987 di
dan anggur berkualitas). Pengertian gastronomi Wimbledon, Sri membuka toko bahan makanan
6
John Joseph Stockdale dalam bukunya Island
sendiri diartikan pertama kali oleh Brillat- bernama Mustika Rasa, sesuai dengan judul buku
of Java (1811), misalnya, mengungkapkan betapa
Savarin (Physiologie du goût, 1948: 44) sebagai terbitan Departemen Pertanian tahun 1967 yang
di Jawa sumber pangan, rempah-rempah, dan
pengetahuan cermat tentang keseluruhan dikatakannya sebagai the first Indonesia regional
pohon-pohon yang menghasilkan berbagai
hubungan manusia dengan makanannya (la cookbook atau the first serious Indonesian
jenis buah begitu melimpahnya. Produksi padi
gastronomie est la connaissance raisonnée de cookbook (Sri Owen, Indonesian Regional Food
melimpah, sehingga Stockdale menjulukinya
tout ce qui a rapport à l’homme, en tant qu’il se and Cookery, 1999).
sebagai “lumbung Timur”, maksudnya, produksi
padi di Jawa cukup untuk memenuhi persediaan nourritt).
pangan di daerah lainnya. Rata-rata sumber
pustaka semacam Stockdale dan yang sejaman
11
Baik dalam edisi bahasa Belanda
dengannya sering menyinggung berbagai (Samenstelling van Indische Voedingsmiddelen)
pengamatan semacam ini. maupun edisi bahasa Perancis (Analyses de
denrées alimentaires des Indes)
7
Istilah ini kali pertama dicetuskan oleh
gastronom Perancis Jean Anthelme Brillat-
12
Para ahli yang terlibat dalam penelitian
Savarin sesuai dengan judul bukunya Physiologie ini di antaranya J. Sack, van Eck, Weerman,
du goût yang terbit pada 1825. Rasa (goût) Bloemendal, Ritsema, Meyer Cluwen, de Fouw,
sebagaimana diartikan Brillat-Savarin adalah dan Bosz.
sebuah indera yang terhubung dengan sensasi
kenikmatan di mana tubuh menyadari sensasi Furnival, Hindia Belanda: Studi tentang
13

tersebut. Rasa sebagai perangsang selera, lapar, Ekonomi Majemuk (2009 : 415); lihat juga Vlekke,
dan haus adalah dasar beberapa tindakan yang Nusantara: Sejarah Indonesia (2008: 374).
menghasilkan bagaimana individu bertumbuh,
Sesajen Nyekar
Pundhen Nyai Rantamsari
di Gunung Sumbing

19

Deni S. Jusmani1
Panggah A. Putranto2

Edisi 2/2017 | matajendela


Persiapan upacara tradisi Nyadran Desa
Foto: Panggah A. Putranto, 2014

D
i dataran Gunung Sumbing, diperuntukkan bagi bumi, alam, seperti: upacara adat sebelum
Dusun Kwadungan tumbuhan, dan berfungsi simbolik seseorang lahir (contoh: mitoni),
Desa Wonotirto Bulu untuk berkomunikasi dengan upacara adat sesudah lahir, dan
Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, makhluk halus (J. Van Baal, dalam upacara adat sesudah meninggal.
terdapat ritual yang diselenggarakan Koentjaraningrat, 1984: 365). Kedua, upacara tradisi berhubungan
ketika diketemukan pada waktu-waktu Esensinya, bentuk nyata kasih sayang dengan pemenuhan kebutuhan
tertentu, yang menurut hitungan atau welas asih antarsesama makhluk hidup, misalnya: membangun
20 tanggal Jawa, atau karena kejadian penghuni jagad raya. rumah, membuat jalan baru,
tertentu. Ritual tersebut masih menanam dan memanen tanaman
diselenggarakan sampai hari ini di Pengantar tembakau. Upacara adat yang ke
tahun 2017, yang menjadi semangat Di masyarakat Kwadungan mengenal tiga berhubungan dengan peristiwa
spritual masyarakat Kwadungan, makanan sesajian, di antaranya: bubur tertentu, misal: bersih desa, saparan,
sebagai sarana untuk mencapai maksud merah, bubur putih, ayam ingkung, ruwahan, sawalan, kupatan, dan
dan tujuan tertentu. Terdapat beberapa dan sega golong. Sesajian terkait erat suran. Upacara adat, dikatakan oleh
ritual yang sering dilaksanakan di dengan upacara adat atau ritual tradisi Bastomi (1992: 1) sebagai upacara
Kwadungan, yaitu: nyadran desa yang sudah dilaksanakan dalam kurun yang berhubungan dengan suatu
dan kesenian Sandhul, yang terkait waktu lama. Pengetahuan tentang masyarakat, dapat berupa kegiatan
erat dengan nyekar pundhen Nyi makanan yang menjadi sajian dalam manusia dalam hidup bermasyarakat,
Rantamsari di bulan Rejeb. Di dalam ritual tradisi, diwariskan secara turun didorong oleh hasrat untuk
ritual tradisi atau upacara adat temurun. Tidak saja dalam bentuk memperoleh ketentraman batin
tersebut, terdapat sesajian, sesaji. Sesaji kasar wujud makanan, tetapi mengenai atau mencari keselamatan dengan
bersumber dari Kamus Besar Bahasa makna dan perlambangan yang memenuhi tata cara yang ditradisikan
Indonesia (2005: 979) diartikan terimplementasi di dalamnya. Ritual di dalam masyarakat.
sebagai makan (atau bunga-bungaan) tradisi dalam masyarakat Kwadungan
yang disajikan untuk makhluk halus. terbagi atas tiga bagian, yaitu: pertama, Menurut Koentjaraningrat (1979:
Sesajian bermakna hidangan, sifatnya ritual tradisi yang berhubungan 341) upacara tradisi digolongkan
plural. Suatu aktivitas sedekah yang dengan perjalanan hidup seseorang, menjadi 4 jenis, sesuai dengan

1
Dosen Seni Rupa di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Tinggal di Semarang. deni.setiawan@mail.unnes.ac.id.
2
Pengamat Budaya Jawa, tinggal di Kwadungan Wonotirto Temanggung Jawa Tengah. panggahadi@gmail.com.
peristiwa atau kejadian dalam penghuni planet bumi. Selanjutnya, kepercayaan, ditandai oleh sifat
kehidupan sehari-hari, yaitu: selamatan dikenal pula pisungsung yang artinya khusus, menimbulkan rasa hormat
dalam rangka lingkaran hidup persembahan. Dalam konteks ini, yang luhur dalam arti merupakan
seseorang, seperti: selamatan hamil pisungsung lebih difokuskan kepada pengalaman suci. Pengalaman tersebut
tujuh bulan, kelahiran, kematian, dan eksistensi supernatural being, misalnya: mencakup segala sesuatu yang dibuat
saat-saat setelah kematian; selamatan ancesters atau ancient spirit (leluhur), dan dipergunakan oleh manusia
yang berkaitan dengan bersih desa, yaitu orang-orang yang hidup di untuk menyatakan hubungan dengan
penggarapan lahan pertanian, dimensi abadi. Pisungsung merupakan alam transendental, aplikasinya
dan pascapanen; selamatan yang wujud ekspresi nyata tentang bakti berupa suguh pada dhanyang /sing
berhubungan dengan hari-hari dan kepada para leluhur, dalam wujud mbahureksa desa.
bulan-bulan besar Islam; selamatan suatu persembahan. Pisungsung
saat tidak tertentu, yang berkenaan tidak terbatas benda fisik, dapat Kisah Leluhur Kwadungan: Nyai
dengan kejadian-kejadian, seperti: berwujud persembahan melalui lisan Rantamsari
menempati rumah baru, menolak misalnya: doa, ucapan terimakasih, Nyai Rantamsari merupakan leluhur
bahaya, dan hajat. ucapan sembah pangabekti, hingga Desa Wonotirto yang dipercaya oleh
persembahan berupa tindakan nyata, masyarakat sebagai sing mbahureksa
Secara umum dikenal tiga macam seperti: ziarah kubur, nyekar, ritual atau penjaga lingkungan sekitar. Nyai
sesajen, yaitu: bancakan, suatu sesaji menghaturkan aneka ragam uborampe Rantamsari adalah seorang puteri
yang ditujukan untuk sedekah kepada untuk pisungsung, dan membersihkan di zaman Kerajaan Demak. Nyai
sesama manusia, dalam rangka ritual pusara (sabdalangit.wordpress.com). Rantamsari adalah seorang puteri
syukuran, ritual selamatan, atau ritual saudagar yang mempunyai penyakit
doa permohonan. Sedekah merupakan Bagi sebagian masyarakat Kwadungan, kebutaan pada matanya. Pada suatu 21
cara terbaik untuk memantaskan diri mempercayai ritual tradisi hari ayah sang puteri berkelana
menjadi orang yang layak menerima merupakan tuntutan yang diyakini mencari obat untuk putrinya,
anugerah. Bancakan dibuat untuk akan mendatangkan keberuntungan, tanpa disengaja bertemu dengan
dibagi-bagikan, kemudian dimakan keselamatan, dan keberkahan terkait seorang pemuda bernama Joko
oleh orang.  Bancakan biasanya dibuat dengan satu proses atau tindakan Teguh. Joko Teguh adalah seorang
dengan aneka rasa yang enak di lidah dalam kehidupan. Bentuk dan wujud wali yang membuka daerah Kedu,
dan berupa hidangan khusus untuk penghormatan yang dilakukan dikenal dengan nama Ki Ageng Kedu
menimbulkan selera makan. Selain masyarakat dengan memberikan Makukuhan (1471-1497), murid dari
bancakan, dikenal pula istilah bebono persembahan dan sesajian melalui Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga.
atau pengorbanan atau kurban. Bebono acara slametan (selamatan). Masyarakat Joko Teguh mampu menyembuhkan
juga merupakan konsep sedekah, Kwadungan melakukan selamatan sakit sang putri dan diperbolehkan
kepada seluruh makhluk sesama melalui pelaksanaan ritual tradisi meminta apa saja yang diinginkan.
penghuni planet bumi. Manusia yang nyekar pundhen Nyai Rantamsari. Joko meminta kuda sembrani dan sang
memiliki kesadaran kosmologis, akan Ritual tradisi nyekar pundhen puteri dijadikan istri.
memaklumi bahwa hidup di alam Nyai Rantamsari pada hakikatnya
dunia selalu berdampingan dengan dipercaya sebagai upacara adat yang Nyai Rantamsari dan Ki Ageng
beraneka ragam makhluk hidup, dianggap dapat menjadi sarana Makukuhan berkelana di daereh
baik kasat mata, maupun yang tidak untuk menghormati leluhur di Kedu untuk menyebarkan agama
kasat mata. Bebono tidak lain untuk desa tersebut dan menyingkirkan Islam. Selama penyebaran agama
mewujudkan rasa menghormati, malapetaka, serta mendatangkan Islam, Nyai Rantamsari tidak selalu
menghargai, rasa syukur dan sebagai keselamatan. Ritual merupakan bersama Ki Ageng Makukuhan.
ekspresi sikap welas asih secara suatu bentuk upacara adat yang Ketika dalam penyebaran agama
nyata kepada seluruh makhluk berhubungan dengan beberapa

Edisi 2/2017 | matajendela


Islam, Nyai Rantamsari beristirahat di kehidupan sehari- hari, serta sebagai Kebijakan-kebijakan berupa sikap, ide
sebuah mata air yang bernama Tukji rasa hormat menghormati antar sesama atau gagasan tersebut direalisasikan
atau Tuk Ajining Diri, di tempat itu mahkluk hidup di dunia. Maksud dalam bentuk upacara tradisi
juga terdapat pohon beringin besar sesaji adalah untuk mendukung nyekar pundhen sebagai wujud
dan lebat daunnya, dari sinilah awal kepercayaan masyarakat terhadap penghormatan warga Wonotirto
mbabat alas atau mbubak desa yang adanya kekuatan makhluk-makhluk kepada Nyai Rantamsari, meminta
diyakini sampai saat ini dikenal halus, lelembut, demit, jin yang keselamatan dalam kehidupan sehari-
dengan Dusun Kwadungan Desa berdiam di tempat-tempat tertentu, hari, meminta hasil panen yang
Wonotirto. Kwadungan berarti agar tidak mengganggu keselamatan, melimpah, serta sebagai pelindung
kuwat dongane dan Wonotirto berarti ketentraman, dan kebahagiaan agar terhindar dari musibah yang
hutan berlimpah air. keluarga yang bersangkutan. Atau dikarenakan owah gingsire zaman
sebaliknya, untuk meminta berkah atau perubahan zaman. Pelaksanaan
Tradisi Nyekar Pundhen dan perlindungan dari sing mbahureksa tradisi nyekar pundhen mendapatkan
Tradisi nyekar pundhen dilakukan (Herusatoto, 2001: 91). pengaruh dari kebudayaan Islam
oleh masyarakat Kwadungan setiap 35 yang berkembang di Jawa, khususnya
hari sekali, di malam Selasa Kliwon Sesajian yang digunakan dan Wonotirto. Pengaruh Islam memiliki
dan Jumat Kliwon. Ritual tradisi dibawa ke pundhen, yaitu: kembang andil yang kuat dalam pelaksanaan
dilaksanakan di Pundhen Tukji yang wangi, kemenyan, rokok, dan uang nyekar pundhen. Di dalam agama Islam
berada di sebelah selatan Desa dengan jumlah nominal tertentu, memiliki budaya untuk mendo’akan
bertujuan untuk mendoakan leluhur sedangkan sesajian yang diletakkan orang yang telah meninggal,
desa, yaitu Nyai Rantamsari yang di rumah, yaitu: sega golong, wedang dilakukan mengirimkan do’a ketika 7
22 telah mbubak desa dan menyebarkan jembawuk dan kopi, wedang teh legi, hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari.
agama Islam. Atas jasa beliau, maka dan wedang salam. Sesaji tersebut Budaya Islam Jawa juga mengajarkan
warga desa melakukan selamatan ditempatkan di rumah juru kunci dan tradisi ziarah kubur. Nyekar pundhen
tradisi nyekar pundhen untuk rumah Mbah Suwarno selaku sesepuh berarti mengirimkan do’a. Sejarah
mendoakan Nyai Rantamsari dan desa. Pelaksanaan tradisi dimulai nyekar pundhen berkaitan dengan
meminta keselamatan bagi masyarakat. pada pukul 20.00 WIB, dimulai kebudayaan Islam yang berkembang
Tradisi nyekar pundhen dengan sesajian oleh Mbah Mulyono selaku juru di Jawa.
rutin diadakan setiap bulan Rejeb, kunci pundhen. Juru kunci memulai
merupakan sarana perwujudan dengan membakar menyan yang Tradisi Nyadran Desa dan Kesenian
rasa syukur warga Kwadungan telah diramal doa. Setelah kemenyan Sandhul
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dibakar, Mbah Mulyono dan para Tradisi nyadran desa (nyadran berasal
atas pertolongan dan keselamatan pelaku ritual membaca doa yang dari kata sraddha berarti selamatan
warga, dikabulkan hajatnya, dipimpin oleh juru kunci. Sesudah di Bulan Ruwah) dan kesenian
serta permohonan ketika musim membaca doa, para pelaku melakukan Sandhul dilakukan setiap bulan Rejeb,
tembakau, agar diberikan tanaman tirakatan di paseban yang berada di berkaitan erat dengan tradisi nyekar
yang subur, dapat memanen hasil pundhen. pundhen yang rutin diadakan sebagai
yang melimpah, dan harga jual yang selamatan desa. Akan tetapi tradisi
tinggi. Nyekar pundhen adalah Adanya rasa hormat kepada nyadran dilakukan warga Kwadungan
sarana untuk berdoa dan meminta sang leluhur memunculkan pada bulan Rejeb, sudah menjadi
kemakmuran, keselamatan kepada suatu kebijakan-kebijakan berupa tradisi turun temurun dilakukan
Tuhan agar terhindar dari musibah. sikap, ide atau gagasan untuk oleh warga, sekaligus menjadi
Nyekar pundhen juga sebagai menghidupkan tradisi guna panyuwunan dari Nyai Rantamsari
permohonan untuk ketentraman menjawab berbagai masalah yang yang dilaksanakan setiap hari Jumat,
masyarakat Desa Wonotirto dalam terjadi pada masyarakat Wonotirto. jam tujuh pagi. Jatuhnya pelaksanaan
pada hari Jumat, dilihat dari umur 1. Sega golong 5. Udud dan Uang
lurah, jika berumur muda maka Golong Malaikat Kasim adalah Rokok yang digunakan untuk sesaji
jatuh pada Jumat Legi, tetapi jika salah satu simbol dari pelengkap dalam ritual upacara berupa rokok
berumur tua jatuh pada Jumat Wage. sesaji upacara tradisi nyekar. filter atau kretek tergantung dari
Penentuan hari pasaran pada nyadran Golong merupakan bagian dari pelaku ritual. Sesaji dilengkapi
desa bersumber atas ketentuan dari pelengkap sesajian yang dibuat dengan saksi. Saksi berupa rokok
Nyai Rantamsari. Tradisi kesenian dengan menggunakan bahan baku dan uang yang berjumlah ganjil dari
sandhul dilaksanakan pada bulan beras. Beras dibersihkan dengan Rp.1.100, berlaku kelipatannya yang
Rejeb, dilaksanakan setelah sholat air, kemudian dimasak seperti disertakan bersama dengan bunga dan
Jum’at, berlangsung sampai malam menanak nasi. Setelah beras masak, kemenyan.
lalu ditunggu panasnya berkurang
hari. Sandhul menceritakan tentang
dan dibentuk seperti bucu, tetapi 6. Kemenyan dan Kembang Wangi
perputaran zaman, babad-babad sarat
ukurannya lebih kecil di atas piring. Bunga yang digunakan dalam upacara
akan tuntunan hidup dan nilai-nilai
Pembuatan golong sebagai do’a tradisi nyekar adalah kembang wangi,
luhur. Sandhul merupakan kesenian
agar diberikan kesempurnaan yang antara lain: bunga mawar merah
peninggalan leluhur, pelaksanaannya
ditujukan kepada Malaikat Kasim. dan putih, bunga melati, bunga
berlangsung secara sakral.
Sega golong dibuat menggunakan kenanga, daun pandan, bunga kanthil.
nasi yang telah dimasak, dibentuk
Masyarakat Kwadungan menggunakan Kembang wangi sebelumnya telah
menyerupai gunungan ditempatkan di
kesenian sandhul sebagai sarana untuk disiapkan di rumah para pelaku tradisi
piring sebagai wadahnya.
menyampaikan pesan religi atau yang diperoleh dari pasar.
keagamaan. Selain menyampaikan 2. Wedang jembawuk dan Wedang kopi
hal-hal yang baik, juga menyampaikan Fungsi dan Makna Sesajian bagi 23
pait
Masyarakat Gunung Sumbing
adegan-adegan yang dilarang dalam Wedang jembawuk adalah minuman
Fungsi spiritual dalam pelaksanaan
agama, misalnya: main perempuan, terbuat dari kopi dan air santan
upacara tradisional nyekar pundhen
berjudi dan mengadu ayam. yang dicampur dan diseduh
berhubungan dengan pemujaan
Pementasan kesenian sandhul terdiri menggunakan air panas, maknanya
manusia untuk memohon keselamatan
atas empat babak, yaitu: badhut ngarep, adalah perwujudan rasa susah pada
pada leluhur, roh halus atau Tuhannya.
badhut tengah, badhut sunthi, Ki Haji manusia.
Tradisi nyekar pundhen merupakan
Sandhul. Di tengah-tengah panggung
3. Wedang teh legi sarana meminta kepada Tuhan Yang
terdapat sebuah oncor/senthir dengan
Salah satu sesaji dalam upacara Maha Esa. Baik meminta rejeki,
kayu sebagai penyangga, sekaligus
tradisi yang pembuatannya keselamatan, jabatan, atau permintaan
sebagai titik pusat pementasan atau
menggunakan teh dan air panas, lain, dengan mengirimkan do’a
pusat perhatian. Pelaksanaan kesenian
diseduh menggunaakan gelas. Proses kepada Nyai Rantamsari. Tradisi ini
sandhul dilaksanakan di perempatan
pembuatan sesaji harus menggunakan merupakan sarana mengucap syukur
dusun.
teh yang masih berbentuk daun, tidak segenap masyarakat Desa Wonotirto
boleh menggunakan teh kemasan kepada Tuhan yang memberikan
Sesajian dalam Nyekar Pundhen
atau teh seduhan. anugerah berupa rezeki, ketenteraman,
Sega golong, wedang jembawuk,
dan keselamatan. Nyekar pundhen
wedang kopi pait, wedang teh legi, juga bertujuan agar saling hormat-
4. Wedang salam
dan wedang putih salam, merupakan menghormati antarsesama mahkluk
Wedang salam digunakan dalam
sesaji yang dipersiapkan dalam ritual hidup di dunia. Nyekar pundhen
sesaji upacara nyekar pundhen. Proses
tradisi nyekar pundhen hari Selasa dan pembuatannya menggunakan daun dapat memberikan rasa ketentraman
Jumat Kliwon. salam satu lembar diseduh di dalam bagi masyarakat Desa Wonotirto dan
gelas menggunakan air panas. sekitarnya.

Edisi 2/2017 | matajendela


Fungsi sosial berkaitan dengan pendukungnya. Masyarakat Desa
interaksi atau hubungan antara Wonotirto sebagai fungsi pelestari Sega Golong di piring
manusia dengan manusia. Pada tradisi, masih tetap melaksanakan
tradisi nyekar pundhen dapat Tradisi nyekar pundhen, mempunyai
digunakan sebagai media interaksi dampak yang bagus dalam Kopi Pait dan Wedang Jembawuk
antara sesama manusia. Interaksi masyarakat baik dari segi spiritual,
yang terjalin selama pelaksanaan ekonomi, dan sosial. Tradisi nyekar
nyekar pundhen secara langsung pundhen dipandang baik di masyarakat Teh legi
dapat mempererat tali persaudaraan, dan memiliki nilai kebaikan.
kegotongroyongan dan kebersamaan
24
antarwarga. Tradisi nyekar pundhen Beberapa makna sesajian bagi Wedang Salam.
berfungsi sebagai sarana meningkatkan masyarakat Kwadungan Desa Foto: Panggah A. Putranto, 2014
hubungan sosial dan menjadi ajang Wonotirto di Gunung Sumbing,
silaturahmi antarwarga masyarakat. diuraikan sebagai berikut.
Warga yang menghadiri nyekar
pundhen berasal dari Desa Wonotirto Sega golong
dan sekitarnya, terkadang terdapat Golong Malaikat Kasim merupakan
warga yang datang dari jauh, luar bagian dari pelengkap sesajian yang Golong mempunyai tujuan agar
Temanggung. Kontak sosial yang dibuat untuk upacara tradisi nyekar. Sang Pembagi Rezeki, membagikan
terjadi saat mengikuti pelaksanakan Golong berfungsi sebagai tanda rezeki yang melimpah, terutama hasil
nyekar pundhen menggambarkan rasa penghormatan kepada yang membagi pertanian tembakau.
kebersamaan dan persaudaraan warga rezeki. Dengan diberikannya golong
tanpa membedakan status sosial dan ini, diharapkan akan memberikan Golong yang dibuat ini bertujuan
ekonomi. kesempurnaan terhadap do’a yang untuk permohonan doa kepada sang
diharapkan oleh masyarakat Desa penjaga yang dipercaya berkuasa,
Pelaksanaan tradisi nyekar pundhen Wonotirto. Diberi nama Golong menjaga baik dan buruk di Desa
berfungsi sebagai sarana untuk Malaikat Kasim sebagai salah satu Wonotirto. Golong merupakan sebuah
melestarikan tradisi. Fungsi ini erat penghormatan kepada Malaikat Kasim. doa yang ditunjukkan dengan suatu
hubungannya dengan pelestarian, Malaikat Kasim, konon menjadi salah simbol. Semua simbol-simbol dibuat
perlindungan terhadap adat kebiasaan satu pembagi rezrki dari kepercayaan oleh masyarakat Desa Wonotirto
yang sudah dilaksanakan turun- para sesepuh dan masyarakat Desa bertujuan untuk berdo’a agar diberikan
temurun dari nenek moyang dan Wonotirto, mistis yang sudah turun- sesuatu yang terbaik dalam pertanian
masih dilaksanakan oleh masyarakat temurun dan menjadi kepercayaan. tembakau. Golong mempunyai makna
sebagai tanda syukur yang diucapkan rahim sang ibu, manusia dibayang- berdaun, tidak boleh menggunakan
kepada sang mbahurekso di Desa bayangi oleh Naga Kala atau bahaya. teh celup. Hal ini mengandung
Wonotirto. Ketika manusia telah lahir, maka harus makna, bahwa kehidupan manis di
berhati-hati pula karena segala penjuru dunia tidak lepas dari penderitaan dan
Berdasarkan pengamatan Shelia mata angin selalu ada Naga Kala kesengsaraan, untuk mendapatkan
Windya Sari, pada ritual tingkeban (Doyodipuro, 2005:580). Oleh karena kebahagiaan harus berjuang untuk
misalnya, nasi golong dibuat berjumlah itu, manusia memiliki ancaman bahaya mendapatkan manisnya dunia.
9 dan diwadahi menggunakan daun pada waktu, hari, minggu, bulan dan
pisang. Golong berasal dari kata tahun tertentu, sehingga manusia Wedang salam
gemolong (menyatu), diartikan agar berusaha untuk meminta keselamatan Wedang salam bermakna perwujudan 25
sesama manusia mampu rukun dengan menggunakan sego golong. memberi salam dengan rasa yang suci
menjadi satu. Golong di daun pisang Perlambangan untuk mengumpulkan tulus ikhlas dari hati terdalam.
perlambang tidak kotor dan tetap hari, minggu, bulan dan tahun,
bersih. Demikian halnya dengan kemudian hari yang digunakan untuk Udud dan Uang
manusia, diharapkan memiliki watak ritual, sehingga yang bersangkutan Rokok mempunyai fungsi ditujukan
bersih, tidak banyak bertingkah diberikan keselamatan atas semua kepada makhluk halus atau para
aneh. Jumlah 9 dimaksudkan waktu tersebut. leluhur laki- laki dengan tujuan agar
untuk memuliakan 9 Wali, yang ngeses. Rokok dalam sajen digunakan
menunjukkan bahwa Islam telah Wedang jembawuk dan Wedang sebagai persembahan kepada
terimplementasi dalam adat Jawa. kopi pait makhluk yang tidak lelihatan,
Golong atau nasi yang dikepal-kepal Wedang jembawuk adalah minuman diharapkan apabila makhluk halus
melambangkan tekat bulat dalam terbuat dari kopi dan air santan yang itu laki-laki agar ududa. Uang
menggapai sesuatu. dicampur, bermakna perwujudan merupakan sesaji yang digunakan
rasa susah pada manusia. Manusia sebagai pelengkap, uang yang
Menurut pengamatan Annisaul diharapkan selalu ingat kepada Sang digunakan juga tergantung dari
Dzikrun Ni’mah di wilayah Gunung Pencipta agar selalu diberi jalan dan pelaku besarnya nominal seikhlasnya
Kelud, sego golong yang berjumlah 7, kemudahan ketika dalam kehidupan di dari sang pelaku yang meminta
bermakna menyatukan 7 hari, tujuh dunia. permintaan khusus. Menurut Suhardi
malam, lima pasaran, tiga puluh (1997: 65) uang dimaknai sebagai
hari, dua belas bulan, empat minggu, Wedang teh legi ucapan terimakasih kepada kaum
tepatnya di hari itu (Minggu Pon). Wedang teh legi bermakna perwujudan yang telah menyampaikan tujuan dari
Sego golong bermakna kemajemukan rasa senang. Pembuatan wedang teh sesaji, dan juga terimakasih kepada
waktu dan hari. Sejak masih dalam legi harus menggunakan dengan teh semua pihak. Uang merupakan

Edisi 2/2017 | matajendela


sesaji yang mempunyai makna untuk yang menebar memberikan rasa maksud dan harapannya kepada
melancarkan dan mendatangkan tenang, meningkatkan kesabaran, juru kunci. Sebelum melaksanakan
rezeki, sesaji uang juga digunakan dan keheningan dalam berpikir prosesi nyekar pundhen juru kunci
sebagai pelengkap dalam memberikan dan bertindak. Keharuman terlebih dahulu membakar menyan
sesaji, jika ada sesajen yang kurang. memberikan rasa tenteram dan yang dibawa oleh warga. Setelah
rasa menyenangkan bagi yang menyan dibakar kemudian dilanjutkan
Kembang Wangi dan Menyan menciumnya. Orang hidup di dengan pembacaaan do’a. Juru kunci
Menyan memiliki makna sebagai dunia ini, hendaknya menebarkan menjadi imam dalam pembacaan do’a,
wewangian. Kemenyan memiliki aroma harum, seperti harumnya diikuti oleh warga yang datang, untuk
makna jika akan berdo’a atau bunga pudhak. Harumnya nama mendo’akan Nyai Rantamsari.
menghadap Tuhan Yang Maha baik manusia sepanjang masa dan Urutan berdo’a dimulai dengan di
Esa manusia harus dalam kondisi selalu dikenang, hanya dapat awali dan mengirimkan surat Al
yang suci. Menyan juga bermakna diperoleh dengan perilaku nyata yang Fatihah kepada beberapa nama,
sebagai pembakar sifat-sifat jelek memberikan kebaikan terhadap sesama yaitu: Syekh Abdul Qodir Al Jaelani,
di dalam hati manusia. Kembang dan lingkungannya. Ki Ageng Makukuhan, dan Nyai
wangi memiliki makna sebagai sarana Rantamsari. Setelah itu secara
memohon keselamatan dengan tulus, Ritual Nyekar Pundhen: Akulturasi berurutan membaca Surat Al Ikhlas,
mengagungkan nama Tuhan, serta Budaya Jawa dan Islam Al Falaq, An-Naas, Al Baqarah 1-5, Al
selalu mengingat jasa para leluhur. Nyekar pundhen dalam konteks Baqarah 163 (Ayat Kursi), diteruskan
Selain itu, sebagai pedoman untuk budaya Islam terkait dengan ziarah dengan zikir La illaaha illaallahu 33X,
manusia agar menjalankan kehidupan kubur. Akuluturasi budaya ini dapat Subhaballahu 33X, Allhamdulillahi
26 dengan baik. Kembang wangi terdiri dibuktikan pula dengan mengamati 33X, dan Allahu Akbar 33X. Pada
dari bunga mawar, bunga do’a-do’a yang diucapkan selama tahap akhir ditutup dengan do’a
kenanga, bunga kanthil, dan daun prosesi pelaksanaan. Ziarah kubur sebagai berikut.
pandan. Masing-masing bunga dalam konteks Islam, merupakan cara “Assalamu’alaikum warohmatullahi
mempunyai makna simbolik sebagai yang dilakukan dengan mengunjungi wabarakatuh, A’udzubilllahhimina
berikut. kuburan, dalam rangka mengirim do’a nyatonirrajim, Allahumma shalli
a. Bunga mawar memiliki makna kepada sanak kerabat. Nyekar pundhen ‘ala sayidina muhammadiwa’ala
awar-awar ben tawar, yang artinya merupakan bagian dari prosesi ngintun sayyidina Muhammad, sayidil
sebagai simbol ketulusan atau do’a kepada para leluhur desa. Peziarah awwalina waakhririna wasalim
keikhlasan dalam menjalani niat pundhen atau Nyai Rantamsari warodiyallahu ta’ala rasulillahhi
menjalankan nyekar pundhen datang membawa kembang wangi dan shalallahu’alaihi wassalam ajma’in.
b. Bunga kenanga memiliki makna menyan. Kembang wangi dibungkus Bismillahirakhmanirrakhin,
mengenang, artinya sebagai simbol menggunakan daun pisang, yang Alhamdulullahirabbil ‘alamin,
selalu mengenang dan mengingat berisikan bunga Mawar merah, Mawar khamdan syakirin, khamdan na’’imin,
apa yang leluhur berikan dengan putih, bunga Kenanga, daun pandan, khamdan yuwafi ni’amahu wayukhafi
cara bersyukur. dan bunga Kanthil. ummayiddah, Allahumma shalli
c. Bunga kanthil memiliki makna Sebelum acara dimulai warga ‘ala sayyidina Muhammad, wa’ala
kumanthil kanthil, artinya sebagai yang telah datang terlebih dahulu ali sayyidina Muhammad, shalatan
simbol selalu mengingat peringatan- menunggu di dalam ruangan tunjina biha min jamingil ahwa li wal
peringatan dari para leluhur agar selalu pundhen. Sembari menunggu warga affwat, wataqdhilana biha jami’al
menjadi pedoman dalam kehidupan. bergantian menghampiri juru kunci, hajat, watarfa’una biha aqsal ghayat,
d. Daun pandan memiliki makna guna menyerahkan kembang wangi min ja’il khairati fil kayati wa
keharuman, artinya keharuman dan menyan, serta menyampaikan ba’’dal mamat. Allahummah dini
fiman Hadhaiit, wa’afini fiman ‘afait, menuju paseban untuk melakukan dan pendidikan. Ideologi ini, dalam
watawallani fii man tawalait, wabarikli tirakat sesuai petunjuk juru kunci. konteks kajian sosial, sangat dekat
fii maa a’toit, waqini birakhgmatika dengan “budaya”, menunjukkan
syarroma qodhoit, fainnaka taqdhi wala Berdasarkan perilaku ziarah koherensi yang berarti, bahwa sebuah
yuqdha ‘alaik, wainnahu layadhilluman kubur dan do’a yang diucapkan, ideologi dapat dirumuskan sebagai
‘afait, wala ya’izzuman ‘adait, tabarak menunjukkan pengaruh Islam yang seperangkat proposisi saling terkait.
tarabbbana wata’alait, walakal sangat kental. Perilaku dan do’a cara Ideologi adalah bagian dari budaya
khamdu ‘ala ma qodhoit, astaghfiruka Islam ini didorong oleh keadaan yang bersangkutan, representasi
wa atubu ilaik, washalallahu ‘ala Nyi Rantanmsari yang dipercayai dari sosial dan komitmen terhadap
sayyidina muhammadin nabiyyil oleh masyarakat dan berdasarkan nilai-nilai pusat. Althusser (1977)
ummmiyyil, wa’ala alihi washakhbihi pengetahuan turun temurun adalah berpendapat ideologi dibuat sebagai
wasallam. Allahumma inna nasaluka beragama Islam. Hal tersebut bagian dari proses sejarah dengan
shalaamatan fiddiini wal’aafiyatna diperkuat pula oleh para peziarah dan cara merekonstruksi, pada bagian luar
fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi juru kunci pundhen yang beragama intensionalitas siapa pun. Selain itu,
wabaraakatan firrizqi wa taubatan Islam. Juru kunci sering menyebutkan ideologi disebarkan oleh apa yang
qablal maut, warahmatan ‘indal maut, agama yang dianutnya adalah Islam disebut “aparatur negara ideologis”
wamaghfiratan ba’dal maut. Allahumma Kejawen. Tradisi kejawen memiliki seperti: keluarga, gereja, sekolah
hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti keyakinan bahwa segala sesuatu di dan berbagai bentuk ritual. Dalam
wannajaata minannaari wal ‘afwa dunia pada hakikatnya adalah satu atau masyarakat modern pembentukan
indal hisaab. Rabbana laa tuzig merupakan kesatuan hidup. Tradisi ideologi pada seseorang, sekolah dan
qulubana, ba’daid hadaitana, kejawen memandang kehidupan keluarga paling penting, termasuk
wahablana, miladunka rakhmah, manusia selalu terpaut erat dalam adalah peran agama (Barnard and 27
innaka antal wah hab. Rabbanaa kosmos alam raya. Dengan demikian, Spencer, 1996: 369-370).
aatinaa fiddunyaa hasanataw wafil kehidupan manusia merupakan
aakhirati hasanataw waqinaa suatu perjalanan yang penuh dengan Akulturasi budaya Islam dan Jawa
‘adzaabannar. Washalallahu’ala pengalaman-pengalaman religius. Bagi diwariskan secara turun temurun.
sayyidina Muhammad wa’ala sayyidina masyarakat Kwadungan, percaya atau Menurut Edward Tylor, akulturasi
Muhammad, subkhana rabbika rabbil yakin terhadap tradisi merupakan ini wujud dari pengetahuan bersama
‘izzati ‘ammayasifun, wasalamun ‘alal perilaku yang mendatangkan antara anggota kelompok. Ini berarti,
mursalim, walkhamdumdulilahirabbil’ keberuntungan dan keselamatan budaya ditransmisikan antargenerasi
alamin”. dalam menjalani proses kehidupan. melalui penggunaan simbol-simbol,
Hal tersebut juga merupakan bentuk bahasa, sistem pengetahuan, dan
Setelah selesai pembacaan do’a , dan wujud penghormatan yang proses budaya. Budaya tidak terbatas
warga secara bergantian mendekati dilakukan dengan memberikan pada “budaya tinggi”, seni, pakaian,
tempat juru kunci membakar persembahan. tetapi mencakup domain yang luas
kemenyan, dan berdoa secara dari pengalaman manusia (Moore,
bergantian untuk keselamatan dan Ziarah kubur dan nyekar pundhen, 2009: 3). Cara-cara seperti: ziarah
memohon agar apa dido’akan dan di merupakan sebuah pemikiran, kubur, merupakan perwujudan
harapkan dapat terkabulkan. Setelah kebudayaan, dan bentuk ideologi kebudayaan yang diwariskan secara
berdo’a warga melakukan ngukup yang diwariskan. Ideologi pikir para turun temurun.
kukus kemenyan dengan maksud agar peziarah pundhen, atau pelestari
doa yang dipanjatkan merasuk ke budaya tradisional semacam sandhul, Contoh akulturasi lainnya, antara
dalam tubuh. Setelah selesai berdo’a dapat terbentuk berdasarkan kondisi budaya Islam dan Jawa dapat dilihat
kemudian warga beralih tempat alam, sosial, budaya, politik lokal, pada tradisi suran di Magelang.

Edisi 2/2017 | matajendela


Sesaji untuk perayaan suran yang tradisi nyekar pundhen, tercermin Permohonan keselamatan tersebut
berjumlah 142 macam, di antaranya: dalam prosesi dan fungsi upacara. ditujukan kepada Tuhan dengan
tumpeng tolak rasukan, tumpeng wajar, melalui perantara Dhanyang yang
tumpeng rasul, tumpeng krombyong, Pelaksanaan ritual tradisi nyekar dianggap sebagai penunggu pundhen.
tumpeng wenang, tumpeng brontok, pundhen mempunyai makna
tumpeng tigan dadar, golong, tukon terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Referensi
pasar, palawija, palakesimpar, wedang, dalam pelaksanaannya masyarakat “Kiriman Sesaji Suran dari Tutup
banyu saringan, rokok, klembak, memohon supaya dalam kehidupan Ngisor Merapi” dalam http://www.
menyan, rokok jeruk, rokok kretek, sehari-hari diberikan kemudahan, antarajateng.com/detail/index.
kinang, dan kembang. Sesaji suran kelancaran dalam bertani karena php?id=70616#.Uk-ERlP5sX4
tidak terlepas dari tradisi keluarga mayoritas masyarakat Desa Wonotirto
yang antara lain untuk memohon memiliki mata pencaharian sebagai Barnard, Alan and Spencer, Jonathan
berkah dari Tuhan agar selalu sehat, petani. Selain itu juga memohon (Eds). 1996. The Routledge Encyclopedia
memperoleh keselamatan dalam agar selalu diberikan keselamatan of Social and Cultural Anthropology.
hidup, dimudahkan mendapatkan di dunia maupun di akhirat. Setiap Second Edition. New York: Routledge.
rejeki, dan tercapainya cita-cita. Tradisi kegiatan keagamaan seperti upacara
suran dilaksanakan bertepatan dengan tradisi dan selamatan mempunyai Herusatoto, Budiono. 2001.
bulan purnama atau pada tanggal nilai-nilai yang diwujudkan melalui Simbolisme dalam Budaya Jawa.
15 Sura dengan beberapa acara, di bentuk-bentuk, atau simbol-simbol Yogyakarta: PT. Hanindita.
antaranya: pemasangan janur pada yang digunakan dalam upacara
berbagai tempat di dusun setempat, tradisional. Simbol-simbol dalam https://sabdalangit.wordpress.
28 acara Yasinan dan kenduri di pendopo pelaksanaan upacara tradisi berperan com/2015/04/07/mengungkap-
padepokan, penabuhan gamelan sebagai media untuk menunjukkan rahasia-sesaji-sajen/
sebagai gendhing caosan yang disebut secara tidak langsung maksud dan
uyon-uyon candi di area makam tujuan tradisi kepada masyarakat Koentjaraningrat. 1979. Manusia
sesepuh padepokan, makam Romo pendukungnya. Pada simbol-simbol dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Yoso (antarajateng.com). terdapat petunjuk-petunjuk dari para Penerbit Djambatan.
leluhur yang ditujukan bagi anak cucu
Penutup keturunannya, terkandung pula nilai Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan
Warga Kwadungan Desa Wonotirto luhur untuk mempertahankan budaya Jawa. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
selalu melaksanakan upacara tradisi dengan cara melestarikannya.
nyekar pundhen karena adanya Moore, Jerry D. (Ed). 2009. Visions
rasa takut untuk meninggalkan Upacara tradisi nyekar pundhen of Culture: An Annotated Reader. New
upacara tersebut. Warga takut terjadi dimaksudkan untuk mengenang para York, UK: AltaMira Press.
malapetaka di Desa Wonotirto. sesepuh dan Nyai Rantamsari yang
Ketakutan ini memunculkan telah mbubak alas dan telah berjasa
suatu kebijakan-kebijakan berupa bagi masyarakat Desa Wonotirto.
sikap, ide atau gagasan untuk Upacara tradisi nyekar pundhen
melaksanakan upacara tradisi bertujuan mengenang jasa Nyai
untuk menjawab berbagai masalah Rantamsari, meminta perlindungan
yang terjadi pada masyarakat. dan keselamatan bagi seluruh warga
Kebijakan-kebijakan berupa sikap, desa. Masyarakat percaya, jika selalu
ide atau gagasan tersebut kemudian melaksanakan upacara tradisi, akan
diwujudkan dalam bentuk upacara diberi keselamatan dan berkah.
RESENSI

Wacana Kuliner
dalam Sastra Indonesia
Fitri Merawati

MAKAN DAN MINUM I

Selalu jiwa saya bertanya kenapa tiap hari


orang mesti makan dan minum
Saya bilang itu merupakan syarat agar mereka
bisa berak dan kencing
Kalau yang orang maui, kata jiwa saya, hanya
buang air baik besar maupun kecil 
Kenapa makanan dan minuman dibikin bermacam-macam,
bertingkat-tingkat serta berhias-hias
Saya bilang karena mereka tak bisa tentukan 29

kualitas berak, hiasan tinja atau bau harum kencing


Kalau begitu, kata jiwa saya lagi, segera
mendekatlah padaku, agar tak terlalu
lama engkau dikungkung oleh tujuan hidup
berak dan kencing

1984

D
EMIKIANLAH bunyi puisi Memang benar, makanan yang kita kenal Kita tidak akan menolak untuk
karya Emha Ainun Nadjib. beraneka ragam. Penyajiannya pun dibuat berbincang berlama-lama jika di hadapan
Usai membaca puisi tersebut, semenarik mungkin dari segi rasa, bentuk, kita dihidangkan makanan. Selain itu,
terasa ada sesuatu yang menggelitik di dan warna. Kita juga tahu bahwa makanan ketika seseorang melakukan liburan atau
hati dan berseliweran di pikiran saya. Kata adalah bagian dari kebudayaan yang paling perjalanan, biasa sesampai di tempat
makan yang tentu saja berkaitan dengan luwes. Makanan lebih mudah ditemukan, tujuan yang ditanyakan adalah tentang
makanan seakan-akan menari-nari dalam dibawa, dan dinikmati dibandingkan makanan khas daerah yang dikunjunginya.
angan-angan saya. Jika memang seperti benda yang lainnya. Makanan juga Selain itu, oleh-oleh yang sering dibawa
yang dikatakan Emha bahwa tujuan menjadi bagian penting ketika kita hendak pun adalah makanan khas. Oleh karena
hidup adalah berak dan kencing, apakah menjalin komunikasi dengan orang lain. itu, makanan merupakan kebudayaan
ini sebatas sebuah realita atau ada sesuatu yang cair sebab disadari atau tidak,
yang lain yang hendak disampaikannya. sebuah peradaban bisa dibangun melalui

Edisi 2/2017 | matajendela


meja makan-tempat makanan disajikan. Mengapa demikian? Apakah orang Novel ini juga sekaligus mengamini novel
Berawal dari makanan kita akan dapat sudah mulai ragu pada apa yang akan sebelumnya berjudul Pulang karya Leila
memperbincangkan berbagai hal yang disantapnya sehingga membutuhkan S Chudori yang menceritakan tentang
ada di luar makanan. Hal ini juga semacam “keyakinan” bahwa ada kata tokoh eksil bernama Dhimas Suryo yang
dikemukakan oleh Laksmi Pamuntjak, “halal” sebagai patokan layak tidaknya menikah dengan perempuan Prancis
penulis novel Aruna dan Lidahnya. Ia makanan disantap? Mengapa label “halal” bernama Vivienne yang menjadikan
tampaknya sadar betul bahwa makanan menjadi semacam Tuhan baru yang patut makanan sebagai pelepas rindu kepada
bukan sekadar tentang bentuk dan rasa. untuk diyakini? Tampaknya, kini makanan negaranya, Indonesia. Meskipun kedua
Makanan adalah simbol, metafora, bahkan hadir sebagai sebuah bentuk kebudayaan novel ini memiliki alur dan kisah yang
lebih jauh lagi adalah ideologi. Makanan yang rumit. Begitulah Laksmi Pamuntjak berbeda, namun Laksmi Pamuntjak
apa yang dipilih oleh seseorang tentu mewacanakan makanan dalam novel maupun Leila S Chudori sama-sama
bukan hanya karena rasanya saja tetapi Aruna dan Lidahnya. menunjukkan bahwa makanan tidak hanya
juga berhubungan dengan prinsip hidup. … Bicara tentang makanan adalah hadir sebagai obat lapar atau pemuas lidah
Perhatikan saja fenomena pada makanan cara paling asyik untuk bicara namun juga membawa pesan lain.
saat ini! Para produsen makanan kini tentang hal-hal di luar makanan,
berlomba-lomba memberikan label halal ia mengodifikasi sekaligus Seperti halnya yang dikemukakan oleh
pada kemasan makanan yang dibuatnya. menyelubungi kebutuhan-kebutuhan Terry Eagliton, “Food, like literature, looks
lain di dalam diri kita—seks, dendam like an object but is actually a relationships”,
lama, kasih sayang, pengakuan, makanan seperti halnya sastra. Jika
ketakutan akan ditelantarkan, sastra memiliki banyak hubungan
penebusan—dan makanan, ternyata dengan hal lain sehingga memunculkan
30 sungguh merupakan simbol sekaligus adanya multitafsir terhadap maknanya,
metafora kebudayaan, hingga pada maka makanan pun demikian. Saat
akhirnya kita akan selalu bisa berkata kita menyantap gudeg—makanan khas
(atau berkelit)… (Pamuntjak, 2014: Yogyakarta, kita tidak hanya menikmati
14) warna merah hati, rasa manis, atau empuk
nangka mudanya namun juga menikmati
jalinan kisah-kisah yang turut disajikan
bersama gudeg tersebut. Ini berarti bahwa
makanan tidak hanya dilihat dari segi
fisik (makanan sebagai makanan) tetapi
juga dari segi metafisik (makanan sebagai
simbol yang dapat ditafsirkan).

Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusri


Fajar dalam tulisannya yang dimuat di
Kompas, 27 Oktober 2013 berjudul “Sastra
dan Kuliner” berikut ini.
Sastra dan kuliner berhubungan
tidak hanya dalam hal yang
bersifat material dan fisikal, seperti
bagaimana tokoh-tokoh dalam karya
sastra mengonsumsi dan menikmati
makanan, tetapi juga bersifat sosial
kultural, yaitu bagaimana tokoh-
tokoh tersebut mengonstruksi
identitas budaya dan prinsip hidup
mereka melalui makanan. Khazanah
kuliner lokal, tradisional hingga
modern, membangun citra tokoh dan
lanskap kultural dalam karya sastra.
31
Makanan bisa membawa kita pada dunia
politik, ekonomi, sosial, budaya, gender,
psikologi, bahkan ideologi. Perbedaan menunjukkan warna merah-putih-hijau
peran dan perlakuan antara satu negara sebagai representasi pusaka kaisar dan
dengan negara yang lain terhadap negara yakni pedang, cermin dan mutiara.
makanan tentu memiliki tujuan masing- Makanan Indonesia lebih menunjukkan
masing. Coba saja kita bandingakan hasil perpaduan warna dari aneka bumbu
yang sama antara pembaca dan penulis
makanan Indonesia dengan makanan sebagai representasi pluralitas perwujudan
akan menciptakan suatu sikap yang juga
Jepang—makanan Jepang kini semakin dari “bhinneka tunggal ika”.
membumi. Di Indonesia, kehadiran sastra
merebak di Indonesia. Makanan Jepang
kuliner sudah cukup lama. Sebut saja
tidak terlalu memperhatikan tentang Menyaksikan fenomena ini, tampak
sastrawan terdahulu seperti M. Kasim,
rasa, tapi makanan Jepang sangat bahwa hubungan antara sastra dan
Hamsad Rangkuti, dan Umar Kayam telah
memperhatikan soal warna (merah, makanan atau kuliner memang sangat
memasukkan kuliner dalam kisah-kisahnya
putih, hijau) sehingga memanjakan mata erat. Perpaduan keduanya kemudian
meskipun tujuan awalnya mungkin saja
penikmatnya. Sedangkan warna yang disebut dengan istilah “sastra kuliner”
bukan dikhususkan untuk bercerita
tampak dari masakah Indonesia cenderung menambah kekayaan karakter estetika
tentang makanan.
merupakan hasil perpaduan warna dalam karya sastra di Indonesia. Kadang
dari aneka bumbu yang dimasukkan. kala sebagian orang masih berpikir bahwa
Tahun 2014 novel Aruna dan Lidahnya
Mengapa demikian? Apakah ada sastra itu seakan di awang-awang, jauh
hadir sebagi sebuah karya yang dari
kaitannya dengan latar belakang negara tidak terjangkau bahkan tidak membumi.
judulnya saja sudah mengarahkan
asal makanan tersebut? Jawabannya, Padahal, sesungguhnya karya sastra yang
responnya terhadap fenomena kuliner,
tentu saja iya. Makanan Jepang lebih membumilah yang mampu menyentuh
dalam hal ini kuliner di Indonesia.
pembacanya sehingga gudang wacana

Edisi 2/2017 | matajendela


“Ia tampaknya sadar betul bahwa makanan bukan
sekadar tentang bentuk dan rasa. Makanan adalah
simbol, metafora, bahkan lebih jauh lagi adalah ideologi.
Makanan apa yang dipilih oleh seseorang tentu bukan
hanya karena rasanya saja tetapi juga berhubungan
dengan prinsip hidup. “

Penulisnya pun seorang penulis yang sebagai indera pencecap sekaligus alat direbus, digoreng maupun didadar
dikenal sebagai food writer. Makanan bantu ucap. Oleh karena itu, tidak tak akan pernah sama dan pada
dalam novel ini tidak hanya sekadar heran jika keduanya memiliki korelasi akhirnya hal-hal seperti itulah yang
32 merusmuskan kita sebagai manusia…
disisipkan dalam cerita namun justru dalam membangun sebuah kebudayaan
menjadi pembangaun alur cerita. Novel dan peradaban. Peradaban dapat juga (Pamuntjak, 2014: 15-16)
ini mengisahkan tokoh bernama Aruna, diibaratkan makanan yang hadir dari
Bono, dan Nedezdha. Mereka masing- perpaduan berbagai macam bahan, bumbu Demikianlah Laksmi Pamuntajk
masing memiliki profesi yang berbeda. dan cara pengolahan. Bahan, bumbu dan merumuskan hakikat manusia melalui
Aruna adalah konsultan ahli wabah, Bono cara pengolahan yang berbeda-beda akan karyanya. Hakikat manusia tidak dapat
adalah chef profesional, dan Nedezdha menghasilkan makanan yang berbeda- diubah. Ini seperti halnya “asam” yang
adalah seorang penulis. Mereka bertiga beda. Ini berarti keberagaman peradaban sebenarnya tidak dapat digantikan dengan
disatukan dalam perjalanan dari Aceh adalah hasil perpaduan dari berbagai “belimbing wuluh”. Sebab, meskipun
hingga Lombok dalam rangka menyelidiki unsur. seakan-akan diperoleh rasa yang sama-
kasus flu burung yang dilakukan oleh … begitulah prinsip perteluran, kita sama masam namun sesungguhnya
Aruna. Sebagaian besar pejalanan mereka harus konsisten, kita harus punya keduanya berbeda. Ini dikarenakan
dihabiskan untuk menikmati kuliner di standar yang jelas, kita tidak boleh masing-masing bahan makanan, bumbu
plin-plan, sebab meskipun kita bisa dan cara pengolahan itu berbeda. Masing-
masing-masing daerah sehingga novel
bermain-main dengan makanan, masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
tersebut tampak lebih menunjukkan
mengganti lada dengan pala, asam Kekhasan ini yang kemudian akan
kekayaan kuliner di Indonesia. Selain itu
dengan belimbing wuluh, kacang
di setiap kesempatan mereka mencicipi memberikan hasil yang berbeda-beda.
tanah dengan kacang mede, kita
kuliner selalu ada perbincangan yang Bahkan lidah pun tidak bisa dibohongi.
tahu jahe adalah jahe, kunyit adalah
berkaitan dengan berbagai hal, seperti Lidah tetap akan jujur. Kejujuran itu
kunyit, sere adalah sere, masing-
perbincangan tentang peristiwa politik diisyaratkan dengan menerima atau
masing adalah republik tersendiri,
di balik kasus flu burung. Makanan menolak makanan. Penolakan terhadap
dan setiap hidangan telur yang lahir
dan perbincangan adalah dua hal yang makanan tentu saja bukan sekadar
dari tangan seseorang, baik dikocok,
berkaitan dengan lidah. Lidah hadir dikarenakan telah kenyang tapi karena
33

ada ketidakcocokan antara lidah dengan penamaan makanan. Pemberian nama “Gua lebih suka aja,” jawabnya,
makanan yang akan dimakan. pada makanan seakan-akan menunjukkan “Foodist sejajar dengan
kelas makanan tersebut. Makanan yang environmentalist, terrorist, nudist.
Makanan bagi Laksmi juga merupakan dianggap kelas atas sering kita jumpai pada Lebih politis, lebih kental kesan isme-
sebuah ideologi. Seorang muslim tentu restoran-restoran Eropa yang memberi nya. Karena bagi gua makanan sudah
saja tidak akan pernah memakan makanan nama makanan menggunakan istilah asing jadi semacam ideologi, atau sebuah
yang berbahan atau mengandung babi. (modern). Sedangkan makanan di warung- paham.” (Pamuntjak, 2014: 84)
Dalam ajaran Islam babi tergolong warung sederhana seperti angkringan, Dia melihat makanan sebagai
diharamkan. Berbeda dengan agama lain warteg, dan lesehan pinggir jalan yang metafora. Setiap hidangan yang
yang mungkin saja tidak mengharamkan. menggunakan istilah Indonesia atau dia ciptakan, menurut artikel itu,
Selain itu, pemberian nama terhadap daerah (tradisional) dianggap berada di menceritakan sesuatu. Hidangannya
makanan juga memiliki arti tersendiri. kelas bawah. yang terkenal itu, misalnya—
Makanan yang dibuat bisa jadi merupakan “Soal istilah foodie,” katanya, “Gua camouflage, paduan foie gras custard
sebuah respon dari peristiwa tertentu lebih suka istilah foodist.” dengan coklat dan buih espresso,
sehingga ini juga berpengaruh pada “Apa bedanya?” ilhamnya datang dari percakapan

Edisi 2/2017 | matajendela


“...makanan seperti halnya sastra. Jika sastra
memiliki banyak hubungan dengan hal lain
sehingga memunculkan adanya multitafsir terhadap
maknanya, maka makanan pun demikian. “

antara Picasso dan Gertrude Stein perdurenan, Run, katanya dengan tapi melakukan hal lain.” (Pamuntjak,
di Paris, di awal Perang Dunia serius. Jelas kiranya bagiku bahwa 2014: 279).
Pertama, saat sebuah truk terselubung dalam dunia perbuahan , orang-
sedang melintas di seberang jalan… orang seperti Nedezhda tak ubahnya Laksmi Pamuntjak menampilkan
(Pamuntjak, 2014: 307) Soeharto atau Bush. Either you’re with kegelisahan itu dalam novel setebal 427
us or you’re against us: begitu mereka halaman tersebut sebagai contoh bahwa
Sebagai sebuah lambang ideologi, memandang dunia (Pamuntjak, makanan dapat juga menyiratkan dirinya
persoalan makanan pun tidak boleh 2014: 252). sebagai sesuatu yang dibutuhkan karena
34 sembarangan. Ideologi berarti juga sebagai pemenuh gizi. Selain itu juga
berkaitan dengan politik. Dari makanan Sikap pasti yang dipilih nantinya akan sebagai bukti kekejaman manusia yang
ini kita bisa melihat ideologi apa berpengaruh pada bagaimana seseorang demi memenuhi nafsu makannya harus
yang dimiliki oleh seseorang. Selain memandang sesuatu hal atau objek. Ini membunuh makhluk lain, yaitu hewan
itu makanan juga berurusan dengan ditujukan agar ketika seseorang memndang seperti ayam, bebea, kambing, sapi, dan
konsistensi. Makanan melatih seseorang sebuha objek dari sudut pandang tertentu, kerbau. Perisitiwa ini mengingatkan
untuk tidak plin-plan sebab bermula dia tidak mudah tergoyahkan. Misalnya kembali pada puisi Emha Ainun Nadjib
dari makan kita bisa memandang dunia. saja jika kita memakan makanan tertentu, yang memepertanyakan esensi makan
Mengajak dunia untuk memahami kita, seperti daging. Kita harus melihat daging atau menyantap makanan. Makanan atau
artinya kita memasukkan makanan yang sebagai makan yang mengandung zat kuliner yang hadir dalam karya sastra baik
sesuai selara kita. Atau justru sebaliknya, yang dibutuhkan tubuh atau justru akan puisi, prosa, maupun drama sesungguhnya
kita yang memahami dunia, artinya kita melihatnya sebagai hasil dari bentuk bukan hanya hadir sebagai makanan itu
memasukkan segala jenis makanan dan kekejaman makhluk, yaitu manusia. sendir tetapi dia hadir untuk mewakili
membuat diri kita bisa menerimanya. “Sering aku merasakan dilemma berbagai hal lain. Jadi, perpaduan sastra
Sikap itu semestinya jelas, tidak samar- itu: makan daging tapi terusik oleh dan makanan dalam sastra merupakan
samar. ceriita-cerita kekejaman terhadap alternatif yang dapat memperkaya wacana
Aku bukan orang yang tergila-gila binatang, dari pengebirian tanpa karya sastra di Indonesia.
pada durian. Aku juga bukan orang anestesi dan sistem pencapan hewan-
yang benci durian. Nedezhda pernah hewan ternak, sampai perebusan Fitri Merawati, dosen di Program Studi
menuduhku tidak normal karena unggas dalam keadaan hidup-hidup. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
itu. Manusia tidak boleh mengambil Dan aku bertanya, manusia macam Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
posisi di tengah-tengah dalam soal apakah aku ini, yang berpikir satu hal
L I N TA S

Kirdjomuljo dan Tiga


di Antara Lakon-lakon Karyanya
Landung Simatupang 35

S
AYA mengenal Mas (begitu saya Selo Ali, Mas Fajar Suharno, Linus Suryadi (baca: Jawa, khususnya Jawa Tengah
biasa menyebut beliau) Kirdjomuljo AG dan Simon Hate.] Selatan, lebih sempit lagi: Yogya) dalam
secara pribadi, tetapi saya merasa menyuguhkan lakon-lakon “realis” yang
tidak sempat kenal dekat dengan beliau. Masih saya ingat pula suatu festival teater kala itu lazim diasosiasikan dengan
Meski demikian, ada sejumlah kenangan di gedung Purna Budaya tahun 1980an “drama”, “konvensi barat”, dan “modern”.
saya tentang tokoh yang sangat menarik ketika antara lain bersama Mas Kirdjo
ini. Di antaranya, Mas Kirdjo pernah saya ditugaskan menjadi juri. Dalam Salah satu ciri menonjol dalam pendekatan
membantu saya dan teman-teman Teater diskusi dewan juri festival itu, Mas Kirdjo demikian adalah penggunaan musik
Stemka dengan menjadi juri lomba baca memunculkan istilah “teater sampakan”. gamelan yang menghentak sebagai
puisi yang kami selenggarakan. [Pada akhir Waktu itu dewan juri dihadapkan pada pembuka pergelaran. Gamelan juga
1970an dan awal 1980an kami beberapa kenyataan perbedaan pendekatan oleh digunakan untuk memberikan penekanan
kali menyelenggarakan lomba baca puisi se peserta festival dalam menggarap lakon- adegan, tanjakan dramatik, pergantian
propinsi DIY pada bulan Oktober sembari lakon yang pada dasarnya lazim disebut babak dan/atau adegan, dan penutup
memperingati “Sumpah Pemuda”. Kawan “realis”. Sebagian penyaji pada festival pergelaran. Ketika mengusulkan
lain yang pernah ikhlas bekerja bakti itu secara mencolok menggunakan penamaan “sampakan”, Kirdjomuljo
menjuri termasuk Mas Genthong Hariono pendekatan “teater rakyat tradisional” merujuk pada kemiripan kiat pembukaan

Edisi 2/2017 | matajendela


pergelaran beberapa peserta festival itu II, Romansa Perjalanan III, Prelude, Daun 2 suntingan Linus Suryadi AG terbitan
dengan kiat pertunjukan rakyat tradisional Permulaan Musim, Angin di antara Musim, Gramedia Pustaka Utama 1987.
dalam menarik perhatian khalayak datang dan Kawan dan Karibmu.
menonton: gamelan yang memainkan Mengenai naskah-naskah drama
talu. Semacam preconditioning. Sedangkan Wikipedia: karya Kirdjomuljo sumber Wikipedia
sampak mengacu pada musik gamelan “Kirdjomulyo dikenal sebagai seniman mencantumkan tak kurang dari 28 judul,
bertempo cepat untuk mengiringi adegan serba bisa. Perjalanan hidupnya selama yaitu “Nona Maryam”, “Penggali Kapur”,
pertempuran atau berbaris. 70 tahun banyak menghasilkan berbagai “Penggali Intan”, “Bui”, “Dia Amat
karya sastra dan senirupa. Tahun 1950an, Kesunyian”, “Tujuh Orang Tahanan”,
Berinteraksi dengan perkusi logam dengan ia dikenal sangat produktif dalam menulis “Laki-laki Jaga Malam”, “Senja Dengan
timbre dan kecenderungan volumenya puisi dan lakon. Buku puisi ciptaannya Sepasang Kelelawar”, “Jauh di Rantau”,
yang tertentu itu, para pemeran, entah antara lain Romansa Perjalanan I dan “Bulan Pagi”, “Maria”, “Derai Cemara”,
secara sepenuh sadar atau tidak, merespon Lembah Batu Pualam. Karyanya berupa “Keluarga Wiyasti”, “Tanah Gersang”,
dengan teknik produksi vokal tertentu dan manuskrip yaitu Romansa Perjalanan II, “Anak Haram”, “Yessi”, “Sebab yang
intonasi tertentu yang bisa sangat berbeda Romansa Perjalanan III, Prelude, Daun Dibawa Mati”, “Inah dan Manusia
dengan, sebutlah, “kewajaran realis/ Permulaan Musim, Angin di Antara Musim di Sekitarnya”, “Lahirnya Kejahatan”,
mimetis stanislavskian”. Teknik produksi serta Kawan dan Karibmu. Sejumlah “Matahari Juni”, “Dusta Yang Manis”,
vokal itu, apalagi dalam konteks lomba puisinya juga ada di dalam Antologi Sastra “Pengawal Bertangan Besi”, “Sisa-sisa
teater yang sengaja hanya menyediakan Indonesia Angkatan 1966 susunan H.B. Revolusi”, “Matahari April”, “Setetes
perangkat pelantang yang minim, sering Jassin. Sedangkan naskah lakon karyanya Darah”, “Pasukan Caraka”, “Bulan di
sangat dekat dengan teknik memproduksi antara lain Nona Maryam, Penggali Langit Merah”, dan “Sepasang Mata
teriakan. Pola akting juga menjadi sangat Kapur, Penggali Intan, Bui, Dia Amat Indah”.
36
teatrikal, bahkan mungkin bisa disebut Kesunyian, Tujuh Orang Tahanan, Laki-
“ham” oleh para pemeluk teguh “akting laki Jaga Malam, Senja Dengan Sepasang Tampaknya lakon-lakon drama
realis”. Kelelawar, Jauh di Rantau, dan lain-lain. Kirdjomuljo, setidaknya beberapa di
Sekitar dua puluhan naskah kumpulan antaranya, masih terus dipentaskan di
Ketika itu para juri pada dasarnya sajak dan naskah dramanya tersimpan di Indonesia. Beberapa sumber daring
sepakat untuk memandang kedua corak Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, yang sempat saya sambangi antara lain
penggarapan pementasan itu (yang Jakarta. Studi mengenai sajak-sajak mencatat sebagai berikut. Tahun 1996
mencoba setia pada jalur “realisme barat” Kirdjomulyo dilakukan oleh H.B. Jassin, Benny Yohanes (BenJon), tokoh teater
dan yang “sampakan”) sebagai dua dunia dalam Kesusastraan Indonesia Modern yang berbasis di Bandung, menyutradarai
berbeda yang tidak pada tempatnya dalam Kritik dan Esei IV (1996: 15-49). “Senja dengan Dua Kematian”; tahun
dibandingkan mana lebih baik mana lebih Kirdjomulyo dikenal juga sebagai seorang 2007, “Sepasang Mata Indah” dan “Senja
buruk. pelukis dan teater. Bergabung dengan dengan Dua Kelelawar” dipentaskan
Sanggar Bambu dan menciptakan hymne keliling oleh Teater 76 Kudus dengan
*** untuk sanggar tersebut. Ketrampilan sutradara Asa Jatmiko; 11 Juni 2009,
Kirdjomulyo dalam berolah kata, “Sepasang Mata Indah” dipentaskan di
Sumber Wikipedia menyebutkan, kecintaannya pada kesenian, ketekunan Palu oleh Mahasiswa FKIP Universitas
Kirdjomuljo (lahir di Yogya 1930 dan kesungguhan dalam menciptakan Haluoleo, Palu, Sulawesi Tengah; pada
dan wafat di Yogya 19 Januari 2000) karya, telah mendudukkan dirinya sebagai 1 dan 2 Agustus 2009 “Penggali Intan”
menghasilkan karya berupa 2 buku seniman paling produktif pada masanya”. dipentaskan oleh Teater Koma dengan
kumpulan sajak yang masing-masing sutradara Paulus Simangunsong di TIM
berjudul Romansa Perjalanan I dan Lembah Pada catatan tersebut kiranya dapat Jakarta; pada Festival Teater Jakarta
Batu Pualam. Sedangkan yang berupa ditambahkan, sejumlah puisi Kirdjomuljo 2015 “Penggali Intan” dipentaskan oleh
manuskrip meliputi Romansa Perjalanan juga terdapat dalam antologi Tonggak Lab Study Teater dengan sutradara Idris
Senopati; dan di Jember, Jawa Timur, menyebut-nyebut revolusi). Kegeraman, Sedangkan kejutan dalam “Penggali
Teater UKM Ringin Conthong STKIP kekerasan, kekecewaan, kenekadan, Kapur” menyangkut penelanjangan tokoh
PGRI Jombang mementaskan “Penggali pembunuhan. Kematian mewarnai ketiga yang pada mulanya ditampilkan seolah
Intan” dengan sutradara Misbahul Karim lakon itu. Ada pembalasan dendam. Ada hero tetapi ternyata seorang egois dan
pada tahun 2016. letupan kebencian dan amarah yang tak megalomaniak. Sementara itu, seorang
bisa dikekang. tokoh lain yang semula dikesankan
*** sekadar sosok sampingan, yaitu adik
Dalam “Senja Dengan Dua Kelelawar” sang seolah-hero, muncul sebagai hero
Dalam Sepasang Mata Indah - Kumpulan seorang perempuan menemui ajal, - atau sekurangnya calon hero - yang
Drama Kirdjomuljo (Gama Media didorong ke kereta api yang melaju oleh sesungguhnya. Hero bagi sebuah kampung
2006) yang belum lama saya peroleh, lelaki yang dendam kepadanya karena pertambangan kapur yang miskin dan
terhimpun empat drama Kirdjomuljo dikhianati dan dipermainkan. Di “Penggali terbelakang dan bagi tokoh utama
yaitu “Sepasang Mata Indah” (adaptasi Intan” si tokoh utama mati terperosok perempuan yang ditinggalkan begitu saja
cerpen Kirdjomuljo oleh Subandi); “Senja ke jurang dalam obsesinya untuk jadi oleh kekasihnya yak tak lain tak bukan
Dengan Dua Kelelawar”; “Penggali Intan”; kaya raya agar bisa melampiaskan adalah si hero gadungan.
dan “Penggali Kapur”. Keempatnya tidak dendam kepada perempuan yang pernah
bertitimangsa. Meski begitu, dengan menghinanya. Tetapi “Penggali Kapur” Sumber daring “ensiklopedia.kemdikbud”
mengingat sumber Wikipedia yang saya adalah yang paling tega mencabut nyawa; yang dikutip di atas menyebutkan juga
kutip di atas, cukup aman jika saya tak kurang dari empat orang tewas di sana. bahwa Kirdjomuljo menulis skenario film
asumsikan lakon-lakon itu ditulis pada Semboyan “to be or not to be” samasekali pula meski tidak disebut apa saja judulnya.
1950-60an. Kiranya asumsi demikian tak hanya berkait dengan eksistensi Memang, dari membaca tiga lakon itu saya
akan klop dengan pernyataan: mental, psikologis atau spiritual melainkan bayangkan agaknya tidak terlalu sulit bagi 37
juga fisikal, darah dan daging. Kirdjomuljo untuk beralih dari lakon ke
“Kirdjomuljo juga tokoh pendiri teater skenario film. Dengan disiplin penulisan
Sanggar Bambu yang tetap berjaya Ketiga lakon ini mengandung potensi lakon drama “realis” yang ngetren di kurun
hingga tahun 1990-an. Pada tahun suspense dan surprise yang menggiurkan yang bersangkutan, Kirdjomuljo tentunya
1954 Kirdjomuljo mendirikan Teater
buat dimainkan. Penulisnya adalah juru sudah terbiasa memberikan petunjuk
Indonesia bersama Kusno Sudjarwadi.
cerita yang pintar, cerdik. Hal ini tampak pengadeganan yang lazim disebut “filmis”
Teater Indonesia yang didirikannya itu
sangat menonjol dalam “Senja dengan (imitatif rinci bin jlimet/meticulous
merupakan cikal bakal teater modern
Dua Kelelawar”. Di sini, layaknya dalam terhadap realitas-inderawi). Ini misalnya:
di Yogyakarta.” (https://ensiklopedia.
cerita detektif, ada mayat dan pertanyaan:
kemdikbud.go.id/sastra/artikel/
siapa pembunuhnya? Surprise terjadi “Ibu memandang ke bawah, bibir
Kirdjomuljo)
ketika tokoh yang ditampilkan sebagai berkerinyut menahan kesedihan, tapi
paling masuk akal menjadi pembunuh, bisa menguasainya. Memandangi seorang
Ketiga lakon Kirdjomuljo, saya tak
dan bahkan mengaku sebagai pembunuh, demi seorang. Seorang demi seorang
membicarakan “Sepasang Mata Indah”
ternyata bukan pelakunya. Tokoh menghadapinya dengan keharuan
yang justru dijadikan judul kumpulan
lainlah, yang dimunculkan sebagai sosok yang menguatkan dan masing-masing
drama ini, bagi saya terasa sebagai gaung
misterius di bagian akhir lakon, pelaku menghadapinya dengan air mata dan
masa darurat yang penuh ketegangan. Saya
pembunuhan itu. Tetapi si pembunuh ini gemetar bibir, sunyi sekali. Seruling dan
membayangkan penulisnya, yang lahir
juga membuka “fakta” lain: si terbunuh gitar memperkosanya. Darpo yang sejak tadi
tahun 1930, jadi berusia remaja ketika
bukanlah korban yang patut dikasihani dengan tenang mendapatkan jalan baginya,
revolusi fisik berkecamuk, sedikit-banyak
sebagai yang terkesankan sebelumnya, saat itu tak bisa mengucapkan sesuatu.”
masih terimbas oleh pengalaman di masa
justru dialah si jahat yang berbahaya. (“Penggali Kapur”)
penuh tantangan dan kekerasan itu. (Dan
memang ada satu-dua tokoh lakon yang

Edisi 2/2017 | matajendela


“Di mana ia memberi dunia kepada
jiwaku yang penuh kekecewaan,
kekosongan, dan kesunyian dan
mencari rahasia jiwa perempuan yang
penuh tikaman-tikaman yang paling
melukai”.

Membacai lakon-lakon Kirdjomuljo berlaku untuk “Senja dengan Dua kau tidak menuduh aku sama sekali?
ini, saya terkesan akan watak “filmis”- Kelelawar”: stasiun kereta api dengan Menanyakan dengan tegas, lalu kau tinggal
nya. (Kontras dengan ketika membaca, kereta api melintas beberapa kali, dan berbuat satu di antara dua kemungkinan
misalnya, drama bersajak “Prabu dan dengan melibatkan interaksi penting membunuh atau mencintai. Kenapa kau
Puteri” karya Rustandi Kartakusuma, antara si kereta dan tokoh. Set bukit kapur tidak mempercepat penyelesaianmu sendiri?
Balai Pustaka 1950). Saya jadi penasaran dengan jalan yang meliuki, untuk lakon Aku akan menyerahkan diriku padamu
38 bagaimana Iman Sutrisno atau Mien “Penggali Kapur”, juga cukup menantang. untuk kau bunuh atau kau cintai. Atau
Brodjo, misalnya, melakukan pemeranan Ini mengingat bahwa perkelahian di situ keduanya. Kenapa kau ragu-ragu dan
mereka untuk lakon-lakon Kirdjomuljo ini dan jatuh atau menjatuhkan diri ke jurang tidak berani menentukan jika kau telah
setengah abad yang silam. Bagaimana aktor di bawahnya menjadi titik penting dalam menaruh prasangka. Kau mau berjanji jika
dan aktris beken Jogja tahun 1950an itu jalan cerita maupun tanjakan dramatik. telah mengetahui siapa orang itu akan bisa
“bermain film di panggung”? Untuk masa Saya sampai sempat berkhayal, barangkali memperhatikan aku?
sekarang, saya punya firasat para pemain ketika menulisnya yang dibayangkan Mas
film yang terbiasa berakting di depan Kirdjo memang bukan pertunjukan drama Dan ini salah satu cakapan Sandjojo dalam
kamera akan lebih siap memainkan lakon- melainkan film. Film eksyen pula! “Penggali Intan”:
lakon ini ketimbang sebagian terbesar
para pemain teater masa kini. Jangan salah Di sisi lain, ketiga lakon ini cenderung “Aku tidak percaya lagi kepada seorang pun
paham, ini sebatas menyangkut ragam menampilkan tokoh-tokoh yang gemar di dunia ini. Aku akan mencari intan. Di
dan takaran ekspresi saja. (Walaupun bicara panjang-panjang. Sebagai contoh, mana ia memberi dunia kepada jiwaku
saya pernah mendengar juga bahwa teater ini runtunan kalimat cakapan Ismiyati yang penuh kekecewaan, kekosongan,
Yogya masa kini, Gardanalla dengan dalam “Senja dengan Dua Kelelawar”: dan kesunyian dan mencari rahasia
sutradara Joned Suryatmoko, pernah jiwa perempuan yang penuh tikaman-
berhasil memanggungkan film musikal Aku tahu perasaanmu yang sebenarnya. tikaman yang paling melukai. Sekalipun
“Tiga Dara” (1957) karya penyutradaraan Kau meragukan aku. Dalam hati kau mempunyai roman yang mempesonakan.
Usmar Ismail. Secara “realis”, bukan menerka, bahwa akulah perencana Itu masih belum malang bagimu, aku tidak
“sampakan”.) kematian istrimu. Kau bertanya ke sana- membunuhmu, sebab kau mengatakan
kemari untuk ketentuan itu. Orang-orang semua yang bohong. Kalau sayang padaku,
Sementara itu, set ketiga lakon ini bisa banyak sepaham dengan kau. Akulah ikutlah aku. Akan kutunjukkan di sana
menjadi “PR” yang tidak sepele untuk kira-kira orang yang cari. (Tersenyum tanah-tanah yang menarik bagimu. Di
corak pergelaran realis. Ini terutama memandang ke arah lain). Kenapa mana aku bisa hidup dengan impian dan
pesona yang tidak pernah terbunuh. Kalau ke Kalimantan. Dia ingin menjernihkan ini memang berada di jalur realis. Tak
sayang kepadaku ikutlah aku. Jangan duduk perkaranya dan mengajak Sandjojo soal apakah penggarapan teaternya secara
kau tarik kembali kepada rumah, kepada pulang kampung. Tetapi Sandjojo, yang “sampakan tradisional kerakyatan” atau—
kampung halaman yang telah melemparkan baru saja pada akhirnya berhasil mendapat menurut sebutan yang ngepop di era
aku selama ini. Aku ingin membuktikan intan buat pertama kalinya, sudah 1980an—“drama” modern Barat”.
bahwa perkataan yang lalu hanya senda kehilangan kepercayaan pada gadis itu.
gurau. Tinggalkan pakaian yang kaku dan Sandjojo bahkan berprasangka Sunarsih “Sampel” yang dikemukakan lakon-lakon
tidak mengerjakan apa-apa itu. Kita akan mau mendatanginya karena mengetahui ini, kehidupan personal dan sosial yang
terjun berdua ke dalam lubang penggalian, keberhasilannya memperoleh intan cukup tegang, yang menyimpan bara dendam
di mana kau akan melihat bayangan maut besar. dan kecurigaan termasuk prasangka kelas
dan harapan yang bercampur dalam satu sosial satu terhadap yang lain, penduduk
derita. Hingga kau tahu apa kelanjutan Cakapan tokoh yang begitu panjang asli terhadap pendatang (khususnya dalam
perkataan yang kau rasa sebagai senda dalam “sekali gebrak” itu seperti mau “Penggali Kapur”), beban kekecewaan di
gurau. Kau bisa menyesal, tetapi apa yang menyanggah watak dan corak “realis” tengah pergulatan mencari penghidupan
yang berlangsung selama ini terhadap diriku: ketiga lakon dalam kumpulan yang dan cinta tak sampai, di negeri yang masih
aku merangkaki diriku sendiri. Kau tahu saya bicarakan ini. Apalagi ada pula diharu-biru gaung perjuangan bersenjata
aku sebenarnya tidak tahan menghadapi kecenderungan bahasa yang “membubung” meraih kemerdekaan, memuara pada
tanah penggalian yang meracuni hidupku seperti ini: kekerasan yang fatal. Dengan caranya
selama ini. Dan kini kau akan menarik sendiri ketiga lakon Kirdjomuljo ini
hasilnya? Tidak bisa Nona! Kita terjun “Di mana ia memberi dunia kepada jiwaku menjadi realis dalam bersaksi tentang
dahulu kepada tanah penggalian lubang. yang penuh kekecewaan, kekosongan, kurun awal kemerdekaan yang gundah,
Kita nanti pulang bersama-sama dengan dan kesunyian dan mencari rahasia jiwa depresi. Tapi tunggu dulu, aroma idealisasi
39
satu rasa penghargaan dan yang terpenting perempuan yang penuh tikaman-tikaman toh terendus juga. Setidak-tidaknya “Senja
aku sudah tak menaruh dendam. Saya yang paling melukai”. dengan Dua Kelelawar” dan “Penggali
tunggu, bila Nona tetap sayang dan berkata Kapur” ber-”akhir bahagia” seperti
benar.” Juga, gaya bahasa dan kosakata personal kebanyakan film Hollywood. Tokoh-tokoh
maupun sosiolek (sociolect) para buruk kalah, ngacir atau mati, seperti di
Dalam adegan ini Sandjojo sedang tokoh yang sangat kurang kentara ciri cerita-cerita pewayangan.
berbicara dengan Sunarsih. Mereka pembedanya cenderung menjadikan lakon-
hanya berdua. Sudah tujuh bulan lakon ini terasa kurang “realis” dalam Bagaimana pun juga, sebagai penutup
Sandjojo banting tulang menggali intan artian seperti tersebut di atas (menyangkut harap dibaca sekali lagi pernyataan di
di kawasan Barito, Kalimantan. Telah mimesis/imitasi realitas). https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/
dia tinggalkan kampung halamannya sastra/artikel/Kirdjomuljo seperti saya
dan Sunarsih, bertekad mencari intan Tetapi konon “realis” dan “realisme” kutip di atas.
dan menjadi kaya raya setelah Sunarsih juga berkenaan dengan penolakan yang
menghinanya dengan mengatakan tidak sepenuh sadar terhadap topik dan tema Dirgahayu Sanggarbambu!
akan mau diperistri karena Sandjojo yang secara konvensional dipandang
miskin. Perjuangan Sandjojo untuk kaya menarik atau “patut”, dan mengutamakan Landung Simatupang, teaterawan dan
bukanlah demi memperistri Sunarsih. kejujuran, ketulusan serta fokus pada sastrawan, tinggal di Yogyakarta.
Justru sebaliknya, demi membalas dendam penyikapan yang nir-idealisasi terhadap
pada gadis itu dengan memamerkan kehidupan “kini, di sini”. Ini jika mengacu * Catatan ini untuk merespon acara
keberhasilannya tetapi lalu mendepak pada akar realisme sebagai gerakan di “Membaca Kirdjomuljo, Sarasehan
dan mencemooh si gadis. Sunarsih yang akhir abad 19 dalam seni lukis dan sastra Sastra 58 Tahun Lingkar Persaudaraan
sebenarnya memaksudkan kata-katanya Prancis. Ditilik dari sini, terbetik di Sanggarbambu” di Taman Budaya
itu sebagai gurauan semata, menyusul benak saya bahwa tiga lakon Kirdjomuljo Yogyakarta, 9 April 2017

Edisi 2/2017 | matajendela


SKETSA

Sayap Malaikat di Dinding

Ramayda Akmal

R
UMAH itu merah menyala. dan berusaha mengamati titik yang Juga bunga-bunga Euphorbia ibuku
Tidak ada tumbuhan satu pun sama dengan perempuan tua itu. yang dicuri tetangga-tetangga. Aku
di halamannya. Hanya sepetak “Aku ingin teras rumah ini dibuang. ingin mengambilnya kembali. Kalau
tanah cokelat yang mengeras berdebu. Dulu setiap pintu terbuka, aku bisa perlu akan kubeli. Beberapa ada
Sebuah tiang berdiri tanpa papan mencium bau tanah bercampur di rumahmu ‘kan? Mereka harus
seperti batang pohon yang kehabisan embun. Dan ingatkah kamu, kita biasa kembali pada tempatnya.” suara serak
daun. Tiang itu bisa diandaikan seperti menyembunyikan segala sesuatu di perempuan itu semakin keras seiring
sesuatu yang hidup hanya karena gundukan tanah bawah jendela itu. ingatannya yang berjejalan tidak sabar
menyembul dari tanah. Selebihnya, Bagaimana bisa menghilang begitu ingin dimuntahkan. Ingatan yang
tidak ada jejak atau bekas nafas tersisa. saja.” Jawab perempuan itu dengan tidak pernah benar-benar kacau karena
Saat berjalan mendekatinya, kenangan suara serak menahan ludah. Lelaki di ketuaan. Ingatan yang di dalamnya
40
menjadi kacau tiba-tiba. sebelahnya mengangguk-angguk tidak nyawa Maria bertahan.
Di sudut teras rumah itu, seorang hanya menyetujui, tetapi juga seperti “Chi, tidak ada bunga Euphorbia yang
perempuan tua duduk termenung. tengah berjalan, susah payah, ke masa bertahan berpuluh-puluh tahun. Tetapi
Rambut putihnya yang menjadi jingga lalu dengan harapan-harapan yang akan kucarikan yang baru dan mirip.
terkena pantulan awan-awan sesekali lama disembunyikan. Aku mencurinya memang, sebuah
bergerak karena angin. Matanya “Juga seluruh cat yang melapisi pot Euphorbia, sebagai pengganti
tidak berhenti menatap pintu yang dinding-dinding. Bagaimanapun gambarmu.” kata lelaki itu sembari
jelas tidak menarik perhatian. Titik- caranya harus dikelupas. Rumah ini membuang muka.
titik keringat mengalir dari belahan merah menyala seperti mata iblis. “Besok aku ajak teman-teman lain
rambutnya yang lebar, turun melalui Aku trauma dengan warna merah. untuk membantumu. Sekarang hari
lekuk hidungnya yang kecil dan jatuh Aku mau cat rumah yang dulu beserta sudah gelap. Di mana kau akan tidur,
ke dada. Ada sesuatu yang sedang coretan-coretannya. Lukisan-lukisan Chi? Malam begitu dingin,” lanjut
bergerak hebat di kedalaman dada itu. kita. Mama papaku selalu marah lelaki tua itu ketika kembali memiliki
Kenangan kacau dan otak yang sudah dengan itu, tetapi mereka tidak pernah keberanian untuk memandang
lamban bekerja membuat pergerakan menghapusnya.” perempuan yang ia panggil Chi itu.
itu semakin kuat. Untuk kesekian kali Lalu, masihkah kau ingat seperti Senyumnya keriput. Matanya berkaca-
ia membuang nafasnya. Ia hendak apa pohon mangga di depan rumah kaca. Perempuan Chi itu menjawab
mulai mengingat lagi ketika seseorang ini bertahun-tahun silam? Betapa cepat, “Di sini. Di rumahku.”
datang menghampiri. besar dan rindangnya pohon itu. ***
“Chi, apa yang harus kami perbuat?” Carikan pohon mangga yang mirip Demikianlah hari pertama Maria
wajah lelaki itu bahkan belum terlihat dan tanamlah sesegera mungkin. menghabiskan waktu di rumah yang
jelas ketika suaranya lebih dulu Cabut hati-hati dengan akarnya hampir tidak menyisakan apa-apa
memecah keheningan. Ia duduk sejajar dan pindahkan ke halamanku ini. untuk dikenang. Konon, setelah ia
sekeluarga meninggalkan rumah itu yang sanggup bertahan. Maria hanya
diam-diam bertahun-tahun silam, ingin hidup satu hari lagi dan pulang.
beberapa keluarga sempat tinggal di Rumah dan kenangan akannya mengisi
sana. Juragan sampah, simpanan lurah, pikiran dan ruang tempat masa depan.
dan terakhir sebuah organisasi pemuda Kami hanya keluarga Cina miskin yang
partai menjadikan rumah Maria bertahan hidup dengan menimbangi
papa di surga, aku belum menemukan
sebagai markas sebelum kemudian minyak tanah setiap hari hingga
kuburmu. Pa, mama akan hidup damai
ditinggal pergi karena partainya keringat kami berbau kerosin. Aku
dengan kepikunannya. Tak apa dia tidak
bubar. Pemuda-pemuda itu yang tidak jauh berbeda, mataku hanya
mengingat kita asal dengan begitu ia
melumurinya dengan warna merah. sedikit lebih kecil. Kulitku cokelat
tidak mengingat rumah ini lagi. Adik-
Seperti pemiliknya, rumah itu jelas seperti mereka. Bahkan aku jatuh
adik pulang ke tanah leluhur yang tidak 41
letih menahan perubahan yang dibawa cinta pada pria yang sama yang biasa
menerima mereka kecuali sebagai orang
penghuni-penghuninya. Bedanya, mereka cintai. Papaku meronda lebih
asing. Begitulah Maria menggumam
Maria bisa terus lari dan kembali, rajin dari siapapun. Mamaku lebih
sembari menyilangkan salib di dada
sementara rumah itu hanya bisa giat bekerja daripada ibu-ibu manapun
dalam detik-detik terakhir sebelum
menghancurkan diri sendiri. di tempat ini. Bahkan kami tidak lagi
matanya tertutup dan tidur karena
Saat keluarganya dipaksa pergi tanpa mengenakan baju berwarna merah
pedih berjam-jam melawan gelap.
harta, orang tua Maria yang putus menyala supaya kami tidak berbeda.
Setelah hampir tiga dekade di gereja,
asa memasrahkannya ke gereja. Tetapi mengapa kami harus pergi?
Maria berhasil mengumpulkan harta
Mereka sendiri memilih menunggu Mengapa kami dijarah? Mengapa kami
yang tidak seberapa dan misterius
mati di panti jompo. Walau ayahnya dianggap jahat dan pelit? Mengapa kami
jika ternyata jumlahnya banyak.
hanya bertahan dua minggu sebelum menjadi musuh?
Tidak ada anak untuk diwarisi, juga
kabur. Adik-adik dikirim ke tanah Pikiran-pikiran yang tersimpan
orang lain untuk didermai. Sebagai
leluhur yang bagi mereka lebih asing berpuluh-puluh tahun muncul lagi
orang yang sendiri, Maria lebih
daripada negeri dongeng. Tidak ada menggantikan malam yang mestinya
banyak dicurigai daripada dipercaya
lagi yang mengingat rumah itu atau terlelap. Di atas tikar di dalam
berhati malaikat. Maka dari itu, ia
berani membicarakannya. Bahkan kamarnya dulu Maria mengendus-
ingin membangun masa depannya
Maria. Dalam diamnya di gereja, endus lantai dan semua yang bisa ia
dengan mengembalikan masa lalu
pikirannya mengembara, menemukan cium hanya untuk mencari aroma
ketika sepucuk surat datang dari jauh
angan-angan baru berbagai rupa minyak tanah. Tidak tersisa sama skali.
mengabarkan tentang rumah. Surat
sebelum kemudian kehilangannya. Ia meraba-raba tembok, menebak-
itu mengagetkan. Ceritanya tentang
Segala bentuk cita-cita yang pernah nebak di mana dulu ia menggambar
rumah menyedihkan. Pengirimnya
terpikirkan, cita-cita seperti dituliskan sayap malaikat yang membingkai
membuat Maria berdebar sepanjang
di buku-buku pelajaran, tidak ada sebuah nama di dalamnya. Untuk

Edisi 2/2017 | matajendela


malam. Kini, setelah kedatangannya di mengokohkannya sebagai pohon yang suka baunya.” Jawab Maria sembari
sore hari ketika langit bertaburan kulit berdiri tegak dengan bantuan pancang- bangkit lalu ikut mengamati pekerja
jeruk masak, Maria sudah melupakan pancang bambu. Bunga-bunga menggelindingkan tiga buah drum itu
segalanya agar bisa mengingat rumah Euphorbia sudah didatangkan dari ke samping rumah. Maria mendekat
sepenuhnya. Ia akan mengembalikan toko bunga. Maria dan lelaki teman dan berkata, “Lakukan pekerjaan
rumahnya seperti dahulu. Walau setianya berdebat mengenai bagaimana kalian segera.” Pekerja-pekerja itu
itu berarti menghabiskan hidupnya. harus meletakkan bunga-bunga itu. mengangguk dan bergegas. Tidak
Walau totalitas itu menjadi citra Maria tidak menghitung berapa hari ada suara berarti kecuali aliran-aliran
terakhir sebelum ia benar-benar terlewati untuk membuat rumah minyak dari drum yang dituang ke
melupakannya. itu menjadi seperti sedia kala. ember-ember kecil. Kemudian suara
*** Kenyataannya itu tidak mungkin. cairan yang dikibas-kibaskan. Suara
Hari pertama mewujudkan mimpi Rumahnya semakin berantakan. kaki bergegas mengelilingi rumah.
terakhir itu, Maria menghabiskan Seperti maket perusahaan properti Suara hati yang gemetar.
waktu untuk menyirami halaman yang salah bangun. Tetapi itu tidak Maria masuk ke dalam rumahnya
hingga becek hanya karena ingin segera penting lagi baginya. Benda-benda, dan berkeliling pelan. Ia meraba
melihat ada rumput yang tumbuh. waktu-waktu, energi-energi yang setiap sisi dinding, mendengusi bau
Sementara itu, pekerja-pekerja terbuang sudah mengembalikan minyak tanah. Ia membayangkan
membongkar teras menjadi puing- rumah itu lagi, sebagai imajinasi. Di sebuah aktivitas, keluarga dan
puing debu yang tidak hilang hingga suatu malam ketika tidak ada lagi benda-benda tua. Tidak bertahan
malam. yang bisa dikerjakan, Maria duduk di lama Maria melakukan itu sebelum
Hari berikutnya Maria menangis tempat yang sama ketika pertama kali kemudian cepat-cepat keluar dan
42 menyadari sulit sekali mengelupas ia datang. Di sebelahnya laki-laki tua kembali duduk di samping lelaki tadi.
cat tanpa merusak dindingnya. Maria itu. Para pekerja masih bolak-balik Mereka tenggelam dalam diam hingga
hanya mempertahankan lukisan sayap membereskan perkakas atau sisa-sisa malam larut ke dini hari. Kaki yang
malaikat di sudut kamarnya. Sebuah pembongkaran. kebas memaksa mereka berdiri saling
nama ia tulis ulang di dalamnya; “Bagaimana hidup sebagai seorang menatih.
Lukas. Sementara sisi dinding yang biarawati?” “Semua sudah seperti yang kita
lain, alih-alih dikembalikan seperti “Aku hidup nyaman. Aku merasa inginkan.” Kata lelaki itu.
semula justru upaya Maria semakin memiliki teman-teman yang sama “Aku sudah menuliskan namamu
menghancurkannya. Dinding-dinding denganku. Tidak ada kekurangan suatu kembali, Lukas. Aku berharap
itu menjadi seperti kanvas raksasa apapun kecuali bahwa aku belum bisa hidupmu selama ini baik dan bahagia.”
lukisan geometris yang kacau. Malam melupakan ini.” Mereka bergandengan tangan berjalan
hari Maria tidak tidur atau tertidur Laki-laki itu mengangguk. Seorang mundur tanpa melepaskan pandangan
sambil menggambar perabot-perabot pekerja datang. “Minyak tanah dari rumah yang menghitam jadi
yang dulu memenuhi rumahnya. pesanan Anda sudah datang. Tiga siluet. Maria menatap Lukas sebelum
Subuh-subuh ia sudah mengirimkan drum.” Katanya sambil berlalu kemudian meraba saku celana dan
gambarnya ke toko mebel. Ketika menurunkan drum-drum minyak itu. mengambil sesuatu. Sebuah korek api
matahari naik, sebuah pohon mangga “Bagaimana caranya kau digenggaman tangannya menunggu
segar dan rindang diturunkan dari truk mengumpulkan tenaga untuk untuk dinyalakan.
di halaman rumahnya. Butuh orang menjual minyak tanah itu?” laki-laki
satu dusun untuk bisa memindahkan tua itu melontarkan pertanyaan dan
pohon itu, memasukkannya ke kemudian tersenyum seperti sudah
dalam galian yang nyaris berair dan menemukan jawabannya sendiri.
menjadi sumur untuk kemudian “Bagaimana mungkin? Aku hanya
43

Komik: Viki Bela


Edisi 2/2017 | matajendela
44

Anda mungkin juga menyukai