Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENDAHULUAN FISIKA INTI

PENGUKURAN REAKTIVITAS BATANG KENDALI


Asisten Praktikum : Prasetyo Haryo Sadewo

Disusun Oleh:

Nama : Oktafiani Nurita Sari


NIM : 19640038
Jurusan : FISIKA

Kelas :B

Praktikum ke : 3 (ketiga)

Tanggal : 8 Desember 2021

REAKTOR KARTINI

INTERNET REACTOR LABORATORY

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
I. PENGENALAN PENGOPERASIAN REAKTOR KARTINI
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah ;
1 Untuk melakukan pengukuran reaktivitas batang kendali reactor kartini
yaitu menentukan reaktivitas batang kendali dengan jalan membuat grafik
reaktivitas suatu batang kendali terhadap posisinya (grafik𝜌 vs h).

2 Untuk menghitung reaktivitas total ketiga batang kendali.

3 Untuk menghitung reaktivitas lebih teras.

III. DASAR TEORI


Reaktivitas adalah sifat suatu unsur yang mudah bereaksi, mudah
menangkap dan melepaskan elektron. Unsur logam dalam satu golongan di dalam abel
system periodi kunsur, semakin kekanan, akan semakin mudah melepaskan elektron,
semakin mudah bereaksi. Sifat ini berlawanan dengan sifat unsur nonlogam
(Lestari,2004:14)
Reaktivitas unsur tergantung pada elektronegativitas. Elektronegativitas
adalah suatu ukuran seberapa kuat sebuah atom mempertahan kanelektron-elektronnya
dan menarik elektron atom lain. Unsur yang memiliki kulit elektron luar dengan hanya
sedikit ruang kosong yang tersisa akan menarik elektron dengan lebih kuat. Nonlogam
paling elektronegatif. Gas fluorin adalah unsur yang paling elektronegatif (Evilina,
2010:23).
Di dalam teras reactor kartini terdapat 3 buah batang kendali yaitu 1 batang
kompensasi (ditempatkan di ring C9), 1 batangpengatur (ring E1), dan 1 batang
pengaman (ring C5). Batang kendali tersebut pada dasarnya berisi bahan bahan yang
sangat kuatmenyerap neutron, dalam hal ini dipakai atom atom Boron (𝜌𝑎= 3837).
Reaksi penyerapan antara Boron dan neutron dapat ditulis (Tim Penyusun, 2020: 1):
1
5B10 + 0n → 5B11 → 3Li7 + 2He4 + 2.78 MeV
Batang batang kendali tersebut dimasukkan ke dalam teras reactor melalui
pipa pipa pengarah batang kendali. Pipa pengarah tersebut dari pipa Aluminium yang
telah dianodisasi. Besarnya kekuatan batang kendali didalam teras reactor antara lain
ditentukan oleh letak/posisi batang kendali dalam teras sertabesar level daya reaktor
yang dibangkitkan dan ukuran teras reaktor, tampang lintang hamburan, serapan dan
pembelahan, temperature. dll (Tim Penyusun, 2020: 1).

Menurut persamaan perjam (inhour-equation), harga reaktivitas sebagai


fungsi periode reactor adalah (Tim Penyusun, 2020: 1):
6
1 𝑇 𝛽𝑖
𝜌= + ∑
1+𝑇 1+𝑇 1 + λi + T
𝑖=1

Bila reactor kritis pada daya 𝑃0, kemudian salah satu batang kendali dinaikkan
sehingga terjadi keadaan super kritis sesaat maka besar daya reactor.
Pada percobaan dilakukan pengukuran waktu 1 ½ kali atau 2 kali, yaitu
waktu antara daya mula mula 𝑃0 sampai waktu menunjukkan daya 1 ½ 𝑃0 atau 2 𝑃0.
Harga ini lebih praktis cara pengukurannya jika dibandingkan dengan kalau yang
diukur adalah harga perioda T.
Harga harga Δ𝜌 yang sesuai dengan waktu 1 ½ kali atau 2 kali dapat
dicari dari grafik antara harga reaktivitas 𝜌 versus waktu 1 ½ kali atau 2 kali atau lebih
teliti lagi dicari dari tabel harga reaktivitas 𝜌 versus waktu 1 ½ kali atau 2 kali.
Apabila diketahui besarnya kenaikan posisi batang kendali (Δh) yang
mengakibatkan timbulnya Δ𝜌, dapat dibuat grafik versus Δh (disebut sebagai kurva
integral) dan Δ𝜌 /Δh (disebut kurva differensial).
Dari kurva integral batang kendali dapat diketahui besarnya reaktivitas
batang kendali yaitu reaktivitas pada kedudukan batang kendali maksimum. Daerah
linier batang kendali teletak pada daerah 2, yaitu 20% <𝜌<80%, dimana kenaikan
reaktivitas batang kendali relatif linier dengan kenaikan posisinya.
Reaktivitatas total dari ketiga batang kendali merupakan jumlahan dari
reaktivitas ketiga batang kendali (pengaman, kompensasi, pengatur). Untuk
mendapatkan reaktivitas total, kurva integral masing masing batang kendali harus
dibuat lebih dahulu.
Reaktivitas lebih (core-excess) teras dihitung berdasar pada kurva integral
masing masing batang kendali dan mengamati posisi batang kendali pada saat reactor
kritis daya rendah (orde watt). Reasktivitas lebih teras merupakan jumlahan dari
reaktivitas bagian batang kendali yang masih berada didalam teras pada saat reactor
kritis pada daya rendah.

IV. ALAT DAN BAHAN.


Adapun alat dan bahan yang diperlukanuntukpraktikum kali iniadalah:
1 Reactivity meter

V. LANGKAH PECOBAAN
Langkah-langkah percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
A Pengukuran reaktivitas batang kendali pengatur
1 Dalam keadaan : batang pengaman Up Batang kompensasi Up Batang pengatur
Down.
2 Dengan diatur batang kompensasi, reactor dibuat kritis pada daya 10 watt.
Hubungkan detektor CIC dengan reactivity computer.
3 Dinaikkansedikitkedudukanbatangkendalipengaturmakareaktorakan super kritis
sesaat, dengan dilihat reactivity computer, catat reaktivitas yang terukur dari
tampilan alat. Dicatat kedudukan batang pengatur.
Catatan:
- Pada saat menaikkan batang pengatur periode reactor jangan sampai menunjuk
kurang dari 15 detik.
- Pengukuran t 1 ½ atau t 2 dilakukan pada daerah 3, dimana pada daerah ini daya
reactor berubah dengan periode yang konstan.
4 Diturunkan kedudukan batang kompensasi sehingga reactor menjadi kritis
kembali pada daya/arus semula.
5 Dilangilangkah c dan d sampai batang pengatur dalam kedudukan penuh.

B Pengukuran reactivitas batang kendali kompensasi:


1 Dalam kedudukan :batang pengatur Up batang kompensasi down batang
pengaman Up.
- Catatan: Apabila sampai dengan kedudukan batang pengaman diatas penuh
teryata reactor tidak dapat kritis pada daya 10 watt, maka naikkan
kedudukan batang kompensasi sampai posisi tertentu hingga kekritisan
tercapai. Catat kedudukan batang konmpensasi. Hubungkan CIC dengan
reactivity komputer.
2 Dinaikkan sedikit kedudukan batang kompensasi maka reactor akan mencapai
keadaan super kritis sesaat. Catat kedudukan batang kompensasi dan dengan
melihat pada reactivity komputer, catat reaktivitas yang terukur.
3 Diturunkan batang pengaman sampai reactor kritis pada daya arus CIC seperti
mula-mula.
4 Diulangi langkah b dan c berulang ulang sampai kedudukan kompensasi Up.
5 Dilakukan pengukuran bagian bawah dari batang kompensasi (bilaada), yaitu
posisi pada saat kritis seperti pada saat sub 1 hingga kedudukan down dengan
metode ”Rod Drop”
6 Pengukuran reaktivitas batang pengaman: dilakukan percobaan seperti pada
kalibrasi batang kompensasi, hanya saja batang kompensasi ditukar dengan
batang pengaman.

VI. DATA HASIL PECOBAAN.


5.1.Tabel Data Hasil Percobaan
5.1.1 Tabel Batang Pengatur

Posisi Reaktivitas drho/dh sigma rho


(%) (c$) (c$/%) (c$)
0 0 0 0
18.8 31.13 1.6558511 31.13
30 28.17 2.5151786 59.3
45.3 25.87 1.6908497 85.17
56.7 26.67 2.3394737 111.84
75.7 26.07 1.3721053 137.91
100 9.07 0.373251 146.98
146.98 115.85
1.4698
5.1.2Tabel Batang Kompensasi

Posisi Reaktivitas drho/dh sigma rho


(%) (c$) (c$/%) (c$)
0 0 0 0
45.5 194.3 4.2703297 194.3
50.6 30.97 6.072549 225.27
56 23.87 4.4203704 249.14
62.4 25.97 4.0578125 275.11
70.7 27.5 3.313253 302.61
100 25.97 0.8863481 328.58
328.58
3.2858

5.1.3 Tabel Batang Pengaman


Posisi Reaktivitas drho/dh sigma rho
(%) (c$) (c$/%) (c$)
0 0 0 0
41.7 161.3 3.8681055 161.3
46.7 24.47 4.894 185.77
52 10.67 2.0132075 196.44
58 24.07 4.0116667 220.51
65.2 24.07 3.3430556 244.58
76.6 25.57 2.2429825 270.15
100 14.47 0.6183761 284.62
284.62
2.8462

5.1.4 Total
Reakt.(c$) Reakt.($)
Total 760.180 7.602
Core excess (reak.lebih) 115.850 1.159

Shutdown margin 359.710 3.158 >0.5$

Stuck rod 328.580 3.286

6.1 Grafik
6. 1.1 Grafik Batang Pengatur
6.1.2 Grafik Batang Kompensasi

6.1.3 Grafik Batang Pengaman

6.2 Perhitungan
i. Menentukan Reaktivitas total pada 3 batang kendali

𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝜌𝑏𝑡.𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟 + 𝜌𝑏𝑡.𝑘𝑜𝑚𝑝𝑒𝑛𝑠𝑎𝑠𝑖 + 𝜌𝑏𝑡.𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑛


𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 146.98 + 328.58 + 284.62
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 760.180 c$
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7.602 $
Jadi, reaktivitas total dari 3 batang kendali (batang pengatur, batang kompensasi, dan
batang pengaman) adalah 7.602$
ii. Menentukan Reaktivitas lebih (Core Excess Reaktivity)

𝜌𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠= 𝜌𝑏𝑡.𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖 − 𝜌𝑟𝑜𝑑𝑑𝑟𝑜𝑝


𝜌𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠= (146.98 + 328.58 + 284.63) – (31.13 +194.3 + 161.3)
𝜌𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠= 115.850 c$
𝜌𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠= 1.159 $
Jadi, Reaktivitas lebih pada 3 batang kendali (batang pengatur, batangkompensasi, dan
batang pengaman) adalah 1.159$

iii. Menentukan Margin Padam (Shutdown Margin/MS)

𝑀𝑆 = 𝑇𝑅−𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑛−𝑅𝐿 = 315,750 𝑐$ = 𝟑,1𝟓8$dan


pada kondisi Stuck Rod nilainya > 0,5$
Menentukan Stuck Rod (SR)
𝑆𝑅 = Σ𝜌𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 100% = 328,580 𝑐$= 𝟑,2𝟖6$

Anda mungkin juga menyukai