Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM FISIKA REAKTOR

KEKRITISAN REAKTOR

Nama : Dimas Rayindra Baskara


NIM : M0219027

Program Studi Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
2022
I. Tujuan Percobaan
Menentukan jumlah massa kritis dari bahan bakar U235 yang harus
diisikan ke dalam teras reaktor agar dapat melangsungkan reaksi
pembelahan berantai (chain reaction) dengan selamat.

II. Dasar Teori


Pada saat reaktor dioperasikan, maka terjadi proses reaksi inti bahan
bakar U-235 dengan neutron termal (awal) dan terjadi reaksi
pembelahan hingga terbentuklah pembelahan berantai bahan bakar U235
hingga menghasilkan neutron baru. Apabila populasi neutron di dalam
teras reaktor pada kondisi ajeg (steady state) maka disebut reaktor dalam
kondisi kritis. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pada saat
berlangsungnya proses regenerasi, jumlah neutron sebelum dan sesudah
reaksi fisi U235 adalah tetap. Hal ini dapat terjadi apabila jumlah massa
bahan bakar dapat belah (fisil) minimum dapat dipenuhi, sehingga
memungkinkan regenerasi neutron dapat berlangsung secara kontinu
dengan populasi neutron sebelum dan sesudah regenerasi adalah sama.
Pada keadaan dimana jumlah massa bahan bakar (U235) minimum
dapat mencapai populasi neutron sebelum dan sesudah regenerasi
adalah tetap disebut masa kritis.
Didefinisikan bahwa Keff adalah perbandingan jumlah neutron pada
suatu generasi terhadap jumlah neutron pada generasi sebelumnya, dan
dapat ditulis :

Jumlah neutron pada suatu generasi


Keff =
Jumlah neutron generasi sebelumnya

 Bila Keff > 1 maka reaktor disebut dalam kondisi superkritis;


dimana populasi neutron didalam teras reaktor pada suatu
regenerasi terus meningkat sebagai fungsi waktu.
 Bila Keff <1, disebut reaktor dalam kondisi subkritik; dimana
populasi neutron pada suatu regenerasi terus berkurang sebagai
fungsi waktu.
 Bila Keff = 1, disebut reaktor dalam kondisi kritis, dimana
populasi neutron pada suatu regenerasi dalam keadaan seimbang
(tetap/ajeg).
Apabila ada sumber neutron awal dengan jumlah cacah sebesar S
(neutron) dimasukkan ke teras, maka setelah terjadi proses regenerasi
akan dihasilkan sejumlah Keff. S neutron pada akhir generasi pertama
dan sejumlah K2eff. S pada akhir generasi kedua dan seterusnya.
Total perlipatan neuton didalam teras menjadi

Untuk Keff < 1


Jumlah seluruh neutron di dalam teras menjad

Bila diarea medan neutron teras reaktor ditempatkan detektor neutron


(Fission Chamber, FC), maka laju cacah (C) yang ditampilkan adalah
sebagian/fraksi (F) dari jumlah neutron yang ada didalam teras.

dimana F= Fraksi neutron yang tercacah


dalam percobaan lebih baik diamati 1 untuk setiap penambahan bahan
c
bakar.

Harga Keff akan bertambah dengan pertambahan massa bahan bakar


U235 secara bertahap. Bila kondisi kritis telah tercapai (Keff=1) maka
parameter 1 dari persamaan (4) menjadi nol, yaitu :
c
1
= 0
c
Dengan mengetahui fraksi berat bahan bakar setiap elemen yang telah
dimasukkan dalam teras reaktor, maka masa kritis reaktor dapat dihitung
dengan menentukan grafik korelasi antara 1 vs massa.
c
Penentuan masa kritis juga dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai
berikut:
Berdasarkan pendekatan teori difusi 1 kelompok untuk reaktor telanjang
k≈
Keff =
1 + M2 + B2
K~ dan luas migrasi M2 adalah fungsi dari komposisi material, dapat
dianggap konstan. Dari persamaan (5)

yang berarti linier terhadap B2


untuk kondisi kritik maka B = Bg = Buckling geometri, yang untuk teras
cylinder :

dimana R dan H berturut-turut adalah jari-jari dan tinggi teras


terekstrapolasi.
Dengan penambahan bahan bakar, maka jari-jari teras akan
bertambah, sedang tinggi teras tetap. Dengan demikian dapat dibuat
grafik antara 1/C Vs 1/R2 . Harga 1/C = 0 berhubungan dengan jari jari
kritis Rc. Massa kritis reaktor selanjutnya dapat ditentukan dari:

Dimana  = densitas bahan bakar (g/cm3 )


H= tinggi aktif teras reaktor
Dalam percobaan ini, penentuan masa kritis dilakukan dengan
mengamati pertambahan populasi (cacah) neutron terhadap jumlah
gram penambahan bahan bakar ke dalam teras, sedemikian sehingga
regenerasi neutron mencapai seimbang, maka harga Keff =1 (kondisi
kritis). Untuk maksud tersebut lebih dulu dimasukkan sumber neutron
(Am-Be) kedalam teras.
III. Alat dan Bahan
a. Handling tool untuk loading/unloading bahan bakar.
b. Detektor (Pencacah) neutron,
c. Fission Chamber (FC)
d. Counter,
e. penampil sistem cacah neutron yang dihubungkan ke FC
f. Laptop

IV. Langkah Percobaan


A. Melakukan unloading (pengeluaran) bahan bakar dari teras.
Pada saat ini untuk operasi kritis pada daya 100 kW, reaktor Kartini diisi
dengan 71 buah kelongsong bahan bakar dengan berat uranium U235 ±
2645 gram.
Agar reaktor tidak dapat mencapai kritis sekalipun pada zero power, maka
akan dilakukan unloading (pengeluaran) bahan bakar sebanyak 7
kelongsong.

Pelaksanaan Unloading bahan bakar.


Personil minimal 9 orang terdiri atas :
Supervisor Reaktor : 1 orang
Operator reaktor : 2 orang
Operator handling tool : 1 orang
Opreator unloading/Loading : 3 orang
Petugas akuntansi bahan bakar : 1 orang.
Petugas Proteksi Radiasi : 1 orang

1. Operator unloading dibantu 2 orang petugas lain, menempatkan


diri pada posisidimana bahan bakar yang akan dikeluarkan dari teras
reaktor.
2. Operator unloading memegang handling tool untuk mengambil
bahan bakar dariteras reaktor yang sudah ditentukan oleh petugas
akuntansi, sementara operator
handling tool menunggu aba-aba buka/tutup dari operator unloading.
Setelahsemua siap baru melakukan pekerjaan unloading.
3. Operator unloading mengepaskan ujung handling tool ke bahan
bakar yang akan dikeluarkan dari teras reaktor, kemudian dimulai
dengan aba-aba “buka” setelah terasa masuk kemudian kunci dengan
aba-aba “tutup”
4. Yakinkan bahwa bahan bakar telah terkunci, dengan cara “menarik-
narik” kecil
agar jika diangkat tidak jatuh.

5. Operator unloading mengangkat bahan bakar untuk dipindahkan


pada rak dindingreaktor, dengan aba-aba “buka” setelah bahan bakar
posisinya benar.
6. Dengan cara yang sama (1 s/d 6), lakukan untuk unloading bahan
bakar selanjutnya.
B.Melakukan loading (pemasukan) bahan bakar ke dalam teras reaktor.
Tujuan melakukan loading (pemasukan) bahan bakar ke dalam
teras reaktor adalah untuk menentukan berapa jumlah massa U235 yang
harus dimasukkan agar reaktor mencapai kritis. Oleh karena reaktor
sudah berisi sejumlah bahan bakar dan sumber neutron awal (Am-Be),
maka didalam teras reaktor tersebut sesungguhnya sudah ada cacah
neutron namun kondisinya masih subkritis. Jumlah massa bahan bakar
setelah diambil 7 buah kelongsong adalah 2377 gram. Untuk
menentukan (memprakirakan) jumlah massa bahan bakar, maka perlu
dimasukkan sedikit demi sedikit bahan bakar secara bertahap. massa
sebagai ordinatnya, maka dapat di cari titik potong pada sumbu
ordinat sebagaivariabel jumlah massa (M) bahan bakar U235.

Pelaksanaan loading bahan bakar.


Personil minimal 9 orang terdiri atas :
Supervisor Reaktor : 1 orang
Operator reaktor : 2 orang
Operator handling tool : 1 orang
Opreator unloading : 3 orang
Petugas akuntansi bahan bakar : 1 orang.
Petugas Proteksi Radiasi : 1 orang

1. Sebelum percobaan dimulai, yakinkan bahwa telah dilakukan


unloading ( 7 buah) bahan bakar, dan catat berat massa bahan bakar
yang masih ada dalam teras.
2. Menaikkan semua batang kendali baik pengaman, kompensasi dan
pengatur berada pada posisi fully-up, kemudian lakukan pencacahan
neutron (C1).
3. Melakukan loading satu buah bahan bakar dan catat berat massa U235
dalam teras reaktor setelah penambahan, kemudian lakukan
pencacahan neutron (C2). Untuk memperhitungkan (prediksi) massa
kritis, tentukan titik potong sumbu ordinat dengan menarik garis dari
C1 – C2. Dengan menggunakan excel Hitung prediksi massa kritisnya.
4. Dengan cara yang sama dengan langkah (3), lakukan loading lagi
bahan bakar berikutnya dan lakukan pencacahan neutron berikutnya
(C3). Kemudian lakukan lagi loading bahan bakar ( ke-n dengan cacah
Cn) hingga mencapai kritis.
5. Tentukan massa kritik reaktor dengan membuat grafik 1/cacah vs
massa bahan fissil (U-235) untuk reaktor kartini. Kemudian tentukan
jari-jari kritik reaktor Rc dari hubungan m =   R2c H. Bentuk grafik
yang diperoleh dalam menuju kondisi kritis bisa bervariasi (lurus,
cembung atau cekung) seperti ditunjukkan pada gambar 1.
6. Kondisi kritis ditandai dengan penunjukan daya reaktor pada kondisi
konstan (zero power), atau bahkan terjadi kenaikan daya reaktor secara
perlahan dan kontinu.
7. Bila indikasi kekritikan telah diperoleh, semua batang kendali
diturunkan, kemudian dilanjutkan loading bahan bakar yang masih
tersisa (bila ada).
8. Setiap penambahan bahan bakar, salah satu batang kendali diturunkan
sampai 0% untuk aspek keamanan.
Gambar 1. Contoh grafik antara 1/C vs M (massa kritis U235).

Catatan :

Grafik berbentuk linier adalah yang paling ideal karena ekstrapolasi pada
penambahan bahan bakar pada tahap 1 telah dapat memberikan estimasi
massa kritik reaktor dengan baik. Estimasi tahap 1 yang diperoleh dari
kurva cekung memberikan jumlah massa kritik yang terlalu kecil, sedang
dari kurva cembung memberikan estimasi yang terlalu besar. Bentuk kurva
yang terlalu cekung umumnya diperoleh bila posisi detektor terlalu jauh
dengan sumber neutron, sedang kurva yang terlalu cembung umumnya
diperoleh bila posisi detektor terlalu dekat. Dengan memperbanyak jumlah
tahap penambahan bahan bakar, estimasi massa kritik yang diperoleh
semakin baik. Dalam hal penentuan jari-jari kritik reaktor massa kritik
harus konsisten dengan densitas yang digunakan.

.
V. Data Hasil Percobaan
Tabel 1. Data Percobaan Kekritisan Reaktor

Gambar 2. Grafik Kondisi Kekritisan


VIII. Daftar Pustaka
A. EDWARD PROFIO, Experimental Reaktor Physics John Wiley A
Son, New
York-USA. 2. Course Manual Regional Training Course on Use of PC in
Research Reactor Operation and Management Bandung
November 1991.
IX. Lampiran
1. Data Percobaan Kekritisan

Data Percobaan Kektritisan.


Form Penambahan Bahan Bakar dan Cacah neutron.

No Jumlah Massa Cacah (Cn) 1/Cn Keterangan


elemen (gram) (10-5)
1 2 3 1 2 3
1 63 2346,0690 617 643 671 162 156 149 awal
2 64 2383,3383 917 909 922 109 110 108 Subkritikal
3 65 2418,6849 1387 1480 1455 72 68 69 Subkritikal
4 66 2455,3062 2456 2708 2882 41 37 35 Subkritikal
5 67 2490,9628 6624 8697 100566 15 11 9 Subkritikal
6 68 2526,9128 3117125 3019443 3017597 0.032 0.33 0.33 Kritikal
7 69
8 70
9 71

Yogyakarta, 20 Mei 2022

Pembimbing, Praktikan,

( . . . . . . . . . . . . .) ( Lathifah Iqlimatussholihah)
2. Perhitungan massa kritis reaktor

Gambar 3. Penarikan Garis pada Grafik Kekritisan

Titik G adalah titik dimana nilai massa U-235 ketika reaktor berada
dalam keadaan kritis. Untuk mencari titik G yaitu dengan cara
persamaan gradien sebagai berikut.

− 1
− 1
=
2 − 1 2 − 1
− 0,000116 − 2490,9628
=
0,000373 − 0,000116 2455,3062 − 2490,9628
− 0,000116 − 2490,9628
=
0,000256968 −35,6566
−35,6566 ( − 0,000116) = 0,000256968 ( − 2490,9628)
−35,6566 + 0,640097215 = 0,000256968 − 0,004132182
−35,6566 = 0,000256968 – 0,644229397
0,000256968 + 0,644229397
= 35,6566

Karena massa U-235 dalam keadaan kritis nilai 1/C = 0, maka :

0,000256968 + 0,644229397
0 =
35,6566
0 = −0,000256968 + 0,644229397
0,000256968 = 0,644229397
0,644229397
= 0,000256968

= 2507,0433

Maka nilai massa U-235 ketika reaktor dalam keadaan kritis (daya
rendah) Keff sebesar 1 adalah 2507,0433 gram.

Anda mungkin juga menyukai