Anda di halaman 1dari 4

Dasar Teori

Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan jenis reaktor berpengaduk yang
berjalan secara kontinyu dan banyak digunakan dalam reaksi homogen fase cair baik yang
menggunakan katalis maupun tidak. CSTR biasanya beroperasi secara steady state dengan
diasumsikan pengadukan sempurna, adanya pengadukan tersebut mengakibatkan konsentrasi dan
suhu masuk sama dengan konsentrasi dan suhu yang keluar.

Pada reaktor ini pengaduk dirancang sesuai dengan bahan yang akan diaduk, sehingga
campuran teraduk dengan sempurna dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Biasanya
untuk mendapatkan konversi yang besar maka reaktor disusun secara seri dan dilengkapi dengan
pemanas. Reaktor berpengaduk sebenarnya sama dengan rekator batch namun yang membedakannya
adalah pada reaktor ini dilengkapi dengan pengaduk (Maiti & Bidinger, 2017)

Reaksi ini dapat dianggap equimolar dan orde pertama untuk reaktan NaOH dan etil asetat
atau orde kedua secara keseluruhan. Penentuan orde dan konstanta laju reaksi dapat dilakukan dengan
berbagai metode yaitu, integral, diferensial dan waktu paruh. (Sindhuwati, n.d.)

1. Metode Integral
Pada persamaan reaksi di atas, jika nilai konsentrasi awal NaOH (CA0) bernilai sama dengan
konsentrasi awal etil asetat (CB0) maka persamaan laju reaksinya dapat disederhanakan menjadi:

1
Jika digunakan plot vs t maka nilai dari konstanta laju reaksi (k) sama dengan nilai slope dari
CA

XA
grafik. Sedangkan jika digunakan plot vs t maka nilai dari konstanta laju reaksi (k) dapat
1−XA
dicari menggunakan perhitungan :

2. Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Reaksi


Untuk laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu, hubungan antara konstanta laju reaksi dan suhu
dapat dituliskan sesuai dengan persamaan Hukum Arhenius, dan nilai energi aktivasi dapat
diperoleh dengan kombinasi data konstanta laju reaksi yang diukur pada berbagai suhu

Jika hanya tersedia 2 data maka dapat dituliskan menjadi:


Jika data yang tersedia jumlahnya banyak, maka nilai E dapat dicari dengan metode plot grafik

1
ln k vs . Nilai E dapat dihitung dari slope yang diperoleh.
T

3. Interpretasi Data Percobaan dengan Software CEM-304 Stirred Tank Reactor Armfield
Pengukuran
 Menghitung Faktor Konversi
Dengan menggunakan nilai awal dan akhir untuk pengukuran konduktivitas, kita dapat
menghitung nilai konsentrasi natrium hidroksida (a1) dan konsentrasi natrium asetat (c1) dan
tingkat konversi (Xa dan Xc) untuk masing-masing sampel konduktivitas yang diambil
selama periode percobaan. Konsentrasi natrium hidroksida pada waktu “t” adalah:

Demikian pula, konsentrasi natrium asetat adalah:

dimana A1 adalah pembacaan konduktivitas pada waktu “t”. Kita dapat menentukan konversi
natrium hidroksida sebagai jumlah yang bereaksi, dinyatakan sebagai persentase dari jumlah
awal yang ada. Kuantitas yang sama dapat didefinisikan untuk natrium asetat yang dihasilkan,
dinyatakan sebagai persentase dari jumlah total yang diharapkan setelah waktu yang tidak
terbatas:

 Menghitung Konstanta Laju Reaksi


Konstanta laju reaksi, k, dapat dihitung dari konsentrasi natrium hidroksida dalam reaktor
(a1) pada saat sudahmencapai steady state. Neraca massa untuk reaktor dapat ditulis sebagai:
Perubahan dalam reaktor = Input - Output + Akumulasi
Untuk reaktan 'a' dalam reaktor dengan volume V, dapat dituliskan:

Untuk reaktor kontinu yang beroperasi pada kondisi steady, laju perubahan di dalam reaktor
adalah nol dan volume dapat diasumsikan konstan, maka:
Daftar PustakaXMaiti, & Bidinger. (2017). Reaktor Berpengaduk. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Sindhuwati, C. (n.d.). Modul simulasi proses- periode 1.

Anda mungkin juga menyukai