Anda di halaman 1dari 20

KINETIKA

REAKTOR
Hello! We are KELOMPOK
1. Alfina Nurul Fatonah (2007110364)
2. Bagus Duhan Irfandy (2007110727)
3. Diannissa Dwina Bachri (2007110737)
4. Rizky Fahmi Saputra (2007126278)
SISTEM REAKTOR
ditujukan untuk :
 memprediksi derajat reaksi yang akan terjadi atau
menghitung volume reaktor yang dibutuhkan

jenis-jenis Sistem reaktor


 reaktor batch tercampur sempurna,
 reaktor aliran kontinu tercampur sempurna,
 reaktor aliran sumbat dan
 reaktor aliran sumbat dengan dispersi longitudinal
REAKTOR BATCH
• TERCAMPUR
Sistem tertutup SEMPURNA
• Reaktan ditambahkan ke dalam tabung kosong
(CMB)
dan setelah reaksi telah mencapai tingkat yang
diinginkan, isi dialirkan keluar.
• Komposisi sistem (bervariasi menurut waktu),
pada waktu :
1.uniform di seluruh reaktor
2.tidak ada aliran yang masuk maupun keluar
selama reaksi
✘ Persamaan kesetimbangan material untuk reaktan tertentu,

✘ Jika C merupakan konsentrasi reaktan A pada waktu t, dan V adalah


volume reaktor, diasumsikan laju reaksi → orde pertama,

✘ Hilangkan parameter V, persamaan 2 menjadi,

✘ Jika konsentrasi reaktan turun terhadap waktu → nilai negatif, sedangkan


nilai positif → konsentrasi meningkat terhadap waktu.
✘ Untuk menentukan waktu reaksi untuk mencapai konsentrasi reaktan yang
diinginkan, persamaan 3 diintegrasikan di antara limit C o dan Cd, Co =
konsentrasi reaktan A awal Cd = konsentrasi reaktan A yang diinginkan

CMB terbatas: instalasi kecil dan digesti lumpur, penelitian skala laboratorium
REAKTOR TERCAMPUR
ALIRAN KONTINU (CSTR)
Pada kondisi tunak ✘ merupakan kasus extrim
✘ karakteristik di seluruh pengadukan kembali atau
sistem konstan terhadap dispersi longitudinal.
waktu uniform di seluruh ✘ kesetimbangan material
volume reaktor memperhitungkan perubahan
✘ Reaktan mengalir ke dalam hasil reaksi, juga perubahan
dan ke luar reaktor kontinu yang dihasilkan dari
karakteristik hidrolis sistem.
✘ Kesetimbangan material
untuk laju perubahan massa
reaktan A dalam reaktor,
Bagian kanan akhir persamaan 5
• Negatif; reaksi A dalam reaktor menghasilkan penurunan
kuantitas A (aplikasi pengolahan air buangan secara biologis);
• Positif; peningkatan jumlah A → kesetimbangan material
untuk biomassa pada sistem reaktor biologis tertentu.
Bagian pertama sisi kanan persamaan 5 →
• Positif, asumsi influen akan meningkatkan jumlah A dalam
reaktor,
• Bagian ke dua → negatif, efluen akan cenderung menyisihkan
A dari sistem. 7
Asumsi reaksi A dalam reaktor → kinetika orde pertama,

Pada kondisi tunak laju perubahan massa reaktan A dalam reaktor adalah nol.
Pada kondisi tersebut persamaan 7 menjadi,

Persamaan 8 dapat disusun kembali menjadi bentuk,

Jika waktu retensi hidrolis nominal pada CFSTR didefinisikan sebagai,

Persamaan 9 dapat dinyatakan sebagai,

Waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mendapatkan konsentrasi reaktan yang


diinginkan dapat diiperoleh melalui pengaturan kembali persamaan 11.
Contoh ctsr
Konsentrasi suatu reaktan khusus berkurang dari 200 mg/l
menjadi 15 mg/l ketika aliran mengandung reaktan tersebut
melalui CSTR. Jika reaksi dalam reaktor mengikuti kinetika
orde pertama dan laju aliran adalah 1 juta gallon per hari (1
MGD), berapakah volume reaktor, asumsi konstanta laju
reaksi mempunyai nilai 0,4 hari-1.

Jawab
Dari persaman 10 dan 12 menghasilkan,
TERCAMPUR ALIRAN
SEMPURNA DALAM
SERI
• Konsentrasi reaktan dalam efluen dari reaktor
pertama (C1) dan kedua (C2)
• Asumsi reaksi orde pertama
• Kesetimbangan kondisi tunak reaktan A
melalui reaktor pertama

tCFSTR = waktu retensi hidrolis nominal dalam


reaktor pertama
2 CFSTR VOLUME SAMA
DIHUBUNGKAN SERI
• Kesetimbangan material kondisi tunak untuk reaktan A dalam
reaktor kedua menghasilkan,

tCFSTR = waktu retensi hidrolis nominal dalam reaktor kedua.


• Persamaan yang menghubungkan konsentrasi reaktan A dalam
efluen dari sistem dengan konsentrasi reaktan influen untuk reaktor
berukuran sama dengan pengalian persamaan 13 dan 14,
• Untuk jumlah n CFSTR berukuran sama yang dihubungkan secara seri
Cn = konsentrasi reaktan dalam efluen dari reaktor terakhir atau ke n secara seri.
• Persamaan 16 untuk waktu retensi nominal dari sistem reaktor total jika dikalikan
dengan n,

• Untuk nilai Cn tertentu, makin besar jumlah reaktor dalam hubungan seri, makin
REAKTOR ALIRAN SUMBAT
• Pada CFSTR isi reaktor dibuat uniform, tetapi dalam reaktor aliran
sumbat (PF) → menghindari pencampuran.
• PF
1.tidak ada pencampuran longitudinal terjadi diantara elemen fluida
yang berdekatan
2.analog dengan reaktor batch aliran sempurna yang bergerak
sepanjang sumbu waktu.
• Dalam suatu reaktor aliran sumbat variasi konsentrasi reaktan A
tergantung baik terhadap jarak maupun waktu

Skema Reaktor Aliran Sumbat Ideal


• Analisis reaktor PF
hubungan 3 variabel; konsentrasi, waktu dan jarak (posisi elemen fluida dalam
reaktor relatif terhadap inlet).
• Laju perubahan konsentrasi reaktan A terhadap waktu pada kondisi tunak,
 
• Asumsi kinetika orde pertama → konsentrasi A turun akibat reaksi A,
persamaan 18 dapat dinyatakan,

v = kecepatan aliran melalui reaktor dan


dx = perubahan diferensial di sepanjang reaktor.
• Integrasi bagian kiri persamaan 19 diantara limit Co dan Ce dan integrasi sisi
kanan persaman 19 sepanjang L reaktor, menghasilkan
Reaktor Aliran Tersumbat
• Seperti yang diperlihatkan oleh Weber 1972

• R = luas permukaan melintang reaktor, waktu retensi hidrolis → V/Q,


persamaan 21 → waktu retensi untuk memperoleh konsentrasi reaktan
yang diinginkan dalam efluen;

• Untuk menghasilkan konsentrasi efluen yang identik


1.volume reaktor PF < CFSTR tunggal
2.gaya penggerak reaktor PF lebih tinggi dibandingkan pada CFSTR →
laju reaksi rata-rata lebih tinggi, waktu reaksi yang dibutuhkan lebih kecil.
• Tabel 1 memperlihatkan persamaan waktu retensi hidrolis untuk reaksi orde
yang berbeda pada reaktor CFSTR dan PF,
• Tabel 2 memperlihatkan karakteristik operasi reaktor CMB, CFSTR dan PF.
Tabel 1 Persamaan Waktu Retensi Hidrolik Reaktor CFSTR dan PF dengan orde
reaksi

Tabel 2 Karakteristik operasi sistem reaktor

Aliran tercampur sempurna dan aliran sumbat


1. pencampuran extrim, sangat jarang terjadi pada praktis
2. sering terjadi pencampuran diantaranya.
Aliran Sumbat dengan Dispersi
(Aliran Berupah)
Model dispersi Wehner dan Wilhem (1958)
 pencampuran sempurna, tingkat dispersi tidak terbatas,
 berubah menjadi aliran sumbat dimana dispersi tidak terjadi.
Persamaannya adalah,

Ket : d = konstanta difusi atau angka dispersi (tanpa dimensi)


D = koefisien dispersi axial (luas per waktu)
v = kecepatan fluida (panjang per waktu),
L = karakteristik panjang jalur perjalanan partikel dalam tangki
• Parameter kedua dalam penyebut → diabaikan, persamaan 23
menjadi,

• Rumus tidak digunakan jika nilai d melebihi 2,0

• Kebanyakan proses biologi → aliran tercampur sempurna atau


aliran sumbat.
gambaran
penerapan CTSR
pada sistem
Reaktor
19
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai