LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TENAGA LISTRIK
ILS Field collar
12,1 a
D-axis
PLA =
VLA C' S
VLY =
5600 B'
b c
A'
Q-axis
Damper bars
DISUSUN OLEH :
Komang Aldi Rae Gunawan NIM.2005541144 Kelas E
I Nyoman Adyaksa Arifandhi NIM.2005541152 Kelas E
Ardya Ajeng Pramesti E. W NIM.2005541164 Kelas E
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TENAGA LISTRIK
ILS Field collar
12,1 a
D-axis
PLA =
VLA C' S
VLY =
5600 B'
b c
A'
Q-axis
Damper bars
KELOMPOK : 7 (Tujuh)
PERCOBAAN : 3 (Motor DC Shunt)
TGL. PERCOBAAN : 20 mei 2021
PLP/ASISTEN : -
1.1 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC Shunt dan prinsip kerja dari motor DC
Shunt
b. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC
Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia)
dan putaran rotor (Nr)).
c. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC
Shunt (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
1. Badan Mesin Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks
magnet yang dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan
ferromagnetik.Fungsi lainnnya adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan
mengelilingi bagian-bagian dari mesin, sehingga harus terbuat dari bahan yang
benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet Inti kutub magnet dan belitan
penguat magnet ini berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi
proses elektromagnetik. Adapun aliran fluks magnet dari kutub utara melalui
celah udara yang melewati badan mesin.
3. Sikat-sikat Sikat – sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar
dengan bebas, dan juga memegang peranan penting untuk terjadinya proses
komutasi.
4. Komutator Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan
dipakai bersama-sama dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa
sehingga komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.
5. Jangkar Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar
kumparan jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar
ggl induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.
6. Belitan jangkar Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin
arus searah, 10 berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.
Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan
putaran seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel
mempunyai torsi awal yang lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik,
resistansi yang tinggi pada kumparan parallel menjaga arus mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor
seri dan menggunakan arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat
untuk membuat kumparan armature memulai putaran. Dalam industry, motor shunt
digunakan pada Mesin bubut, Drills, Boring Mills, pembentuk, dan Spinning.
Berikut adalah contoh boring mills yang sering digunakan pada industry.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit
konstan, motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi
perubahan beban. Perubahan kecepatan hanya sekitar 10%. Misalnya untuk
pemakaian kipas angin, blower, pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin
cetak, dan juga untuk pengerjaan kayu dan logam.
A1
R1
R2
E2 V
M
E1
3 ~
A2
B2 B1
A1 A2
R
A
+
=
3 ~
-
R 2
R 1
DC 0 - 250 V
-
47
STARTER
+
A
DC 0 - 250 V
-
1B 1
A
1B 2
E1
A1 n
0,25 A
TG MPB
MSh
E2
A2
2B 1
2B
2
n (rpm)
DC 0 - 250 V
-
47
STARTER
+
A
DC 0 - 250 V
-
1B 1
A
1B 2
E1
A1 n
0,25 A
TG MPB
MSh
E2
A2
2B 1
2B
2
n (rpm)
Tarhadap Arus Jangkar (In) dan Putaran Rolor (1) Pada Motor Dc Shunt.
Pada Motor DC Shunt barlaku Persamaan sabagai berikut:
Vin = Ea + Ia . Ra
Vin = Ish . Rsh
Katerangan :
Vin : Tagangan input (volt)
Ea : GGL Induvet Pada kumparan Jangkar (V)
Ia : Arus Jangkar (A)
Ra : Tahanan Jangkar (Ω)
Ish : Arus Penguat Shunt (A)
Rsh Tahanan Panguat Shunt (Ω).
Katika Ea dan Ra dianggap konstan, maka persamaan diatas tagangan input akan
berbanding lurus dangan arus Jangkar.
Vin ~ Ia
Sahingga ketika Vin meningkat maka Ia akan meningkat. Berikut merupakan tabel
data hasil percobaan Parubahan tegangan input (vin) terhadap arus jangkar.
Tabel 3.8 Pengaruh perubahan Tegangan Input (Vin) Terhadap arus Jangkar
(Ia)
Vin (volt) 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Ia
0,21 0,24 0,25 0,26 0,27 0,29 0,30 0,31 0,32 0,33
(Ampere)
Gambar 3.6.2.1
Berdasarkan grafik diatas arus jangkar (Ia) berbanding lurus dengan
tegangan input (Vin), saat tegangan input dinaikan, maka arus jangkar akan
meningkat. Tarlihat dari grafik, didapatkan nilai Peningkatan yang belum sampurna
di Karanakan beberapa foutor, saparti katalition Pambacaan maupun Prasisi alat
ukur yang berkurang.
Hubungan dari lagangan inpul dangan Putaran rotor dapat ditunjukan dalam
Persamaan berikut:
Vin = Ea+Ia.Ra
Ea = K.N.∅
Keterangan :
K: Konstanta
N : Putaran Totor (rpm)
∅ : Fluks Magnetik
Dari persamaan diatas jika K dan ∅ diasumsikan konstan, maka GGL
induksi pada kumparan jangkar akan berbanding lurus dengan putaran.
Ea ~ N
Ketika Ia dan Ra dianggap konstan, maka Vin akan barbanding lurus dangan
Ea (vin :Ea). Dari dua Persamaan diatas maka dapat diasumsikan bahwa tegangan
input (vin) akan berbanding lurus dangan Putaran rotor (N).
Vin~ N
Berikut ini merupakan tabel pangujian karakteristik Motor DC Shunt, akibat
perubahan tegangan input (Vin) tarhadap putaran rotor (N).
Gambar 3.6.2.2
Bardasarkan grafik yang telah digambarkan dapat dilihat bahwa tegangan
input (Vin) ini akan berbanding lurus dengan putaran motor, ini bararti apabila saat
tegangan input (vin) dinaikkan, maka Putaran rotor akan samakin capat sehingga
percobaan yang dilakukan telah sesuai terhadap teori dan persamaan yang ada.
T= K. ∅. Ia
Dan Pada motor De shunt medan fluks (d) barnilai Konctan, Sehingga tersi akan
berbanding lurus dengan arus jangkar
T ~ Ia
Berikut merupakan tabel hasil perubahan torsi ke rotor terhadap arus jangkar (Ia)
Pangaruh perubahan torsi terhadap Arus Jangkar (Ia).
Gambar 3.6.3.1
Berdasarkan grafik diatas dapat dibuktikan bahwa torsi berbanding lurus
dengan arus jangkar terlihat pada saat torsi dinaikkan besaranya, maka nilai arus
jangkar juga ikut naik.
Hubungan torsi dan putaran rotor dapat ditunjukan oleh hubungan
persamaan berikut.
Ea = Vin.Ia.Ra
Maka
𝑉𝑖𝑛 − 𝐼𝑎. 𝑅𝑎
=𝑁
𝐾. ∅
Berdasarkan persamaan tersebut, arus jangkar akan barbanding terbalik dangan
putaran rotor.
Ia ~ 1/N
Pada Motor DC shunt. torsi barbanding lurus dangan arus jangkar dan arus
jangkar barbanding kerbalik dangan putaran rotor (N). Sahingga didapatkan
hubungan torsi berbanding terbalik dengan putaran rotor.
T ~ 1/N
Berikut ini merupakan label dari hasil Parcobaan Pengaruh torsi terhadap
putaran rotor. Pangaruh Perubahan Pambabanan (Torsi Terhadap Putaron Rotor).
Dari table diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut
Gambar 3.6.3.2
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat dilihat ketika torsi dinaikkan maka
putaran rotor semakin menurun. Berdasarkan teori, Jika torsi meningkat putaran
rotor akan menurun Sehingga percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori
yang ada. Namun garis Penurunan Pada grafik belum sampurna. Hal ini
dikarenakan oleh kurangnya ketelitian Praktikum dalam pengukuran dan presisi alat
ukur yang digunakan sudah semakin menurun.
3.7 Pertanyaan
1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC Shunt, jelaskan prinsip kerjanya!
2. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan tegangan input pada motor DC
Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
3. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan pembebanan pada motor DC
Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor DC
Shunt!
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari model rangkaian berikut!
RANGKAIAN 2
S2
RANGKAIAN 1
S1
S
3.8 Kesimpulan
1. Karakteristik perubahan tegangan input (Vin) terhadap Arus Jangkar (Ia) dan
Putaran Rotor (N)
a) Tegangan input berbanding lurus dengan arus jangkar (Ia), Sahingga
ketika tegangan input dinaikkan maka nilai Ia juga meningkat.
b) Tegangan input (Vin) juga akan berbanding lurus dangan kecepatan
Putaran rotor (N).
2. Karakteristik Perubahan Pembebanan / Torsi Terhadap Arus jangkar (Ia) dan
Putaran Rotor (N)
a) Besar torsi yang diberikan berbanding lurus dengan arus jangkar (Ia).
Sehingga saat T dinaikkan Maka nilai arus Jangkar (Ia) juga meningkat.
b) Besar torsi barbanding terbalik dengan putaran rotor (N). Samakin besar
torsi yang diberikan maka kecepatan Putar rotor (N) akan samakin Manurun
(T-1/N).
3.9 Lampiran
1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC Shunt, jelaskan prinsip
kerjanya!
Jawab :
Sebuah motor listrik adalah sebuah mesin yang merubah energi masukan
listrik menjadi energi output mekanik. Motor listrik bekerja berdasarkan hukum
Lorentz, bila suatu penghantar daliri arus yang ditempatkan dalam suatu medan
magnet maka akan timbul gaya sebesar:
F=B.I.L.sinƟ
Pada Saat rotor berputar, maka kumparan jangkar juga akan ikut berputar
sehingga akan memotong garis gaya magnet, maka pada penghantar tersebut akan
dinduksikan tegangan listrik (back EMF) yarg besarnya adalah:
Eb=ø.ƶ.N.P.A
Tegangan sumber yang diterapkan pada kumparan jangkar Untuk mengatasi
GGL lawan dan untuk mengatasi drop tegangan karena adanya tahanan jangkar.
V=Eb + Ia.Ra
Sedangkan torsi yang dihasilkan motor adalah
T=Pw=Eb.Ia.2ƛ.n=12fi.ø.ƶ.Ia.A
4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor
DC Shunt!
Jawab :
Pada motor DC shunt, motor DC yang kumparan medannya (field)dihubungkan
secara paralel dengan kumparan angker anglmker(amature winding) atau gulungan
medan (medan shunt) disambungkan secara paralel degan gulungan dinamo (A).
Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus
dinamo.
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari model rangkaian berikut!
RANGKAIAN 2
S2
RANGKAIAN 1
S1
S
Jawab :
RANGKAIAN 2
S2
RANGKAIAN 1
S1
S