Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Gedung DI Lantai 1, Kampus Bukit Jimbaran
Telepon: (0361) 703315
http://www.ee.unud.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TENAGA LISTRIK
ILS Field collar

12,1 a
D-axis
PLA =
VLA C' S
VLY =
5600 B'

b c

A'
Q-axis
Damper bars

DISUSUN OLEH :
Komang Aldi Rae Gunawan NIM.2005541144 Kelas E
I Nyoman Adyaksa Arifandhi NIM.2005541152 Kelas E
Ardya Ajeng Pramesti E. W NIM.2005541164 Kelas E

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDY TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM REGULER
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JUNI 2021
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Gedung DI Lantai 1, Kampus Bukit Jimbaran
Telepon: (0361) 703315
http://www.ee.unud.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TENAGA LISTRIK
ILS Field collar

12,1 a
D-axis
PLA =
VLA C' S
VLY =
5600 B'

b c

A'
Q-axis
Damper bars

KELOMPOK : 7 (Tujuh)
PERCOBAAN : 3 (Motor DC Shunt)
TGL. PERCOBAAN : 20 mei 2021
PLP/ASISTEN : -

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
PERCOBAAN III
MOTOR DC SHUNT

1.1 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC Shunt dan prinsip kerja dari motor DC
Shunt
b. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC
Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia)
dan putaran rotor (Nr)).
c. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC
Shunt (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

1.2 Alat Ukur dan Bahan


3.2.1 Alat Ukur
1. Volt Meter (1 Unit)
2. Ampere Meter (1 Unit)
3.2.2 Bahan
1. Shunt wound machine (1 Buah)
2. Control unit 0.3 (1 Buah)
3. Magnetik Power Brake (1 Buah)
4. Extra low/Low Voltage (2 Buah)
5. Starter (1 Buah)
6. field regulator (1 Buah)
7. Pengaman 2 A (1 Buah)

3.3 Dasar Teori


3.3.1 Pengertian Motor Dc
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu dari motor DC. Mesin
arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Generator DC alat yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC
dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat
difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar)
dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada
kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan 8 (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan
tegangan bolak-balik.
Prinsip dari arus searah adalah membalik phasa negatif dari gelombang
sinusoidal menjadi gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan
komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar
yang berputar dalam medan magnet,dihasilkan tegangan (GGL) seperti yang
terlihat pada Gambar dibawah ini sebagai berikut :

gambar 3.3.1.1 Prinsip arus searah

Bagian-Bagian yang penting dari Motor DC

Gambar 3.3.1.2 Bagian Motor DC

1. Badan Mesin Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks
magnet yang dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan
ferromagnetik.Fungsi lainnnya adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan
mengelilingi bagian-bagian dari mesin, sehingga harus terbuat dari bahan yang
benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet Inti kutub magnet dan belitan
penguat magnet ini berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi
proses elektromagnetik. Adapun aliran fluks magnet dari kutub utara melalui
celah udara yang melewati badan mesin.
3. Sikat-sikat Sikat – sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar
dengan bebas, dan juga memegang peranan penting untuk terjadinya proses
komutasi.
4. Komutator Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan
dipakai bersama-sama dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa
sehingga komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.
5. Jangkar Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar
kumparan jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar
ggl induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.
6. Belitan jangkar Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin
arus searah, 10 berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.

3.3.2 Komponen Utama Motor DC


 Kutub medan.
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukan diantara kutub-kutub dari
utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu
atau lebih elektromagnet.Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar
sebagai penyedia struktur medan.
 Dinamo.
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-
kutub utara dan selatan dinamo.
 Commutator.
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu
dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

3.3.3 Beban Beban Umum Motor DC


 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak
bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary
kilns, dan pompa displacement konstan.

 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang


bervariasi dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan
variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kuadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan
permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan
kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-
peralatan mesin.

3.3.4 Jenis-Jenis Motor DC

Gambar 3.3.4.1 Jenis-Jenis Motor DC


3.3.4.1 Motor Arus Searah Penguat Terpisah
Motor jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber tersendiri
dan terpisah dengan sumber arus ke rotor. Sehingga arus yang diberikan untuk
jangkar dengan arus yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat antara satu
dengan lainnya secara kelistrikan.

Gambar 3.3.4.2 Arus Searah Penguat Terpisah


3.3.4.2 Motor Arus Searah dengan penguat sendiri
Motor jenis ini yaitu jika arus penguat magnet diperoleh dari motor itu
sendiri. Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar
motor DC dengan penguat sendiri dapat dibedakan :
Gambar 3.3.4.3 arus searah dengan penguat sendiri

3.3.4.3 Motor Shunt


Motor ini dinamakan motor DC shunt karena cara pengkabelan motor ini
yang parallel (shunt) dengan kumparan armature. Motor DC shunt berbeda dengan
motor yang sejenis terutama pada gulungan kawat yang terkoneksi parallel dengan
medan armature. Kita harus ingat bahawa teori elektronika dasar bahwa sebuah
sirkuit yang parallel juga disebut sebagai shunt. Karena gulungan kawat diparalel
dengan armature, maka disebut sebagai shunt winding dan motornya disebut shunt
motor. Motor DC shunt memiliki skema berikut:

Gambar 3.3.4.4 Skema Motor DC shunt


Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
i. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
ii. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada
arus medan (kecepatan bertambah).

Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan
putaran seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel
mempunyai torsi awal yang lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik,
resistansi yang tinggi pada kumparan parallel menjaga arus mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor
seri dan menggunakan arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat
untuk membuat kumparan armature memulai putaran. Dalam industry, motor shunt
digunakan pada Mesin bubut, Drills, Boring Mills, pembentuk, dan Spinning.
Berikut adalah contoh boring mills yang sering digunakan pada industry.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit
konstan, motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi
perubahan beban. Perubahan kecepatan hanya sekitar 10%. Misalnya untuk
pemakaian kipas angin, blower, pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin
cetak, dan juga untuk pengerjaan kayu dan logam.

Tabel 3.3.4.5 Torque dan Kecepatan Motor Shunt


3.3.4.4 Motor Seri
Motor ini dipasang secara seri dengan kumparan armature. Motor ini,
kurang stabil. Pada torsi yang tinggi kecepatannya menurun dan sebaliknya.
Namun, pada saat tidak terdapat beban motor ini akan cenderung menghasilkan
kecepatan yang sangat tinggi. Tenaga putaran yang besar ini dibutuhkan pada
elevator dan Electric Traction. Kecepatan ini juga dibutuhkan 19 pada mesin jahit.
Motor DC disusun dengan skema berikut:
Gambar 3.3.4.6 Skema motor DC
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus
dinamo. Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
iii. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
iv. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Karena kumparan medan terseri dengan kumparan armature, motor DC seri


membutuhkan jumlah arus yang sama dengan arus yang mengalir melalui
kumparan armature.Pengoperasian dari motor ini sangat mudah untuk dimengerti.
Kita tahu, bahwa kumparan medan terkoneksi secara seri dengan kumparan
armature. Hal ini berarti bahwa power akan teraplikasi pada salah satu ujung dari
kumparan medan yang seri dan ujung lain dari kumparan armature yang terkoneksi
dengan brush.
Ketika voltase diberikan, arus mulai mengalir dari terminal power supply
yang negative ke kumparan yang seri dan kumparan armature. Kumparan armature
tidak berputar ketika tegangan pertama kali diberikan dan satusatunya hambatan
pada sirkuit berasal dari konduktor yang digunakan pada armature dan kumparan
penguat medan. Kerena konduktor ini sangat besar, maka konduktor ini hanya akan
memiliki hambatan yang kecil.
Hal ini menyebabkan motor mengambil arus yang besar dari power supply.
Ketika arus yang besar mulai mengalir ke kumparan penguat medan dan kumparan
armature maka akan terbentuk medan magnetic yang cukup kuat. Karena arusnya
amat besar, hal ini menyebabkan kumparan menjadi jenuh, yang akan memproduksi
medan magnet yang amat kuat.
Dalam industri, motor ini digunakan sebagai electric traction, elevator,
kompresor udara, penyedot debu, dan pengering rambut. Contoh yang nyata, dapat
kita temui pada mesin mobil. Ketika pada saat pertama kali dihidupkan, mobil
memerlukan tenaga putaran yang kuat untuk membuat mesin dalam mobil hidup.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal
yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.
Tabel 3.3.4.7. Speed dan Torque Motor DC Seri

3.3.4.5 Motor Kompon


Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan gulungan dinamo (A). Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan
awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.. Dalam industri,
motor ini digunakan untuk pekerjaan apa saja yang membutuhkan torsi besar dan
kecepatan yang constant.

Tabel 3.3.4.8 Speed dan Torque Motor DC Kompon


Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor ini.
Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan
seri dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan
seperti gambar dibawah disebut motor kompon shunt panjang.
Gambar 3.3.4.10 Motor Kompon Shunt Panjang
Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar dibawah disebut
motor kompon shunt pendek

Gambar 3.3.4.11 Motor Kompon Shunt Pendek

3.3.5 Applikasi Motor DC


1. Aplikasi motor DC sebagai penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem
monitoring ruangan penyimpanan database menggunakan PLC omron
CPM1A I/O 30. Penggerak pintu pada sistem penggerak pintu geser pada
otomatisasi sistem monitoring penyimpanan database menggunakan PLC
omron CPM1A I/O 20 yang digunakan adalah motor DC. Untuk
menggerakkan motor DC diperlukan driver motor DC yaitu driver H-Bridge
yang digunakan untuk mengatur motor agar dapat berputar dalam dua arah
yaitu forward (searah jarum jam) dan Reverse(berlawanan arah jarum jam).
Berputarnya motor DC juga dipengaruhi oleh terhalang tidaknya sensor IR
pada pintu. Ketika sensor IR terhalangi maka motor akan membalik
putarannya sehingga akan membuka pintu. Jika pintu dibuka secara paksa
maka alarm akan menyala dikarenakan sensor IR terhalangi oleh benda.

2. Aplikasi motor DC menggunakan paralel port dalam rangkaian robot


sederhana. Motor DC dapat dikendalikan komputer (PC) melalui paralel
port. Untuk dapat mengendalikannya, motor DC perlu dihubungkan
sedemikian rupa dengan relay, transistor, dan resistor. Pengembangan dari
rangkaian pengendali motor DC ini dapat berupa sebuah robot berjalan.
Pada robot ini digunakan dua buah motor DC dan empat buah roda, dua roda
untuk sisi, dimana tiap motor DC dihubungkan dengan roda depan.
Sehingga roda penggeraknya berada di roda depan.

3. Aplikasi penyearah Thyristor gelombang penuh satu phasa pada


pengendalian arah putaran motor DC untuk membalik arah putaran
kekanan dan putaran ke kiri adalah sebagai berikut, terdapat dua
kelompok penyearah Thyristor yaitu penyearah 1 dan penyearah 2.
Penyearah 1 jika dijalankan, maka motor DC akan berputar kekanan. dan
ketika penyearah 2 dijalankan, maka motor DC akan berputar ke kiri.
Sedangkan untuk mengatur kecepatan motor DC tersebut, dapat dilakukan
dengan mengatur besarnya tegangan yang masuk ke terminal motor DC

3.3.6 Prinsip Kerja pada Motor DC


jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus
mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran
arus pada konduktor. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3.6.1 Aliran arus pada konduktor


Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet
disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai
tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 3.3.6.2 Tempat Penyimpanan Energi
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna,
maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan
reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh
medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan
kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub
utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar
yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari.
Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F. Prinsip motor adalah
aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan
menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika
arus yang melalui penghantar bertambah besar.

3.4 Cara Kerja


3.4.1 Rangkaian dasar/basic Motor DC Shunt
Mulailah percobaan dengan merakit rangkaian dasar/basic motor DC Shunt
sesuai dengan gambar (1.1)! peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai ! , pahami
rangkaian yg diuji !, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk
dari asisten. Sehingga nantinya Mengetahui prinsip kontruksi motor DC Shunt dan
prinsip kerja dari motor DC Shunt.
R
A

A1
R1
R2

E2 V
M
E1

3 ~

A2

B2 B1
A1 A2

R
A

+
=
3 ~
-
R 2

R 1

Gambar 3.4.1.1 Rangkaian basic machine dari Motor DC Shunt

3.4.2 Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan


Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor
(Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor DC
Shunt seperti pada gambar (3.13)! ,arus medan Shunt (If) model eksitasi terpisah.
+

DC 0 - 250 V
-
47 

STARTER

+
A
DC 0 - 250 V
-

1B 1

A
1B 2
E1
A1 n

0,25 A
TG MPB
MSh

E2
A2
2B 1

2B
2

Gambar 3.4.2.1 Line Diagram Pengujian Motor DC Shunt


Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian
sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan tabel 1.1!, Hidupkanlah sumber
daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji, catat hasilnya pada tabel
1.1!.
Tabel 3.4
Vin(DC)
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia
(Amper)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami rangkaian


yg diuji !, periksa data yg didapat diskusikan dengan anggota kelompok, Bila ada
yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari asisten. sehingga pada akhir
kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan karakteristik akibat perubahan
tegangan input motor tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar
(Ia) dan putaran rotor (Nr)).

3.4.3 Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (pengaruh perubahan


pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan
putaran rotor (Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor DC
Shunt seperti pada gambar (1.3)!, arus medan Shunt (If) model eksitasi terpisah.
+

DC 0 - 250 V
-
47 

STARTER

+
A
DC 0 - 250 V
-

1B 1

A
1B 2
E1
A1 n

0,25 A
TG MPB
MSh

E2
A2
2B 1

2B
2

Gambar 3.4.3.1 Diagram Pengujian Motor DC Shunt Berbeban


Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian
sudah benar . Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan gambar rangkaian 3.14!,
Hidupkanlah sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji
sesuai tabel 3.5 dan catat hasilnya pada tabel 3.5 yg tersedia!.
Tabel 3.5
Torsi(T)
0 0,05 0,1 0,15 0,2
(Newton)
Ia (Amper)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami rangkaian


yg diuji !, periksa data yg didapat!, diskusikan dengan anggota kelompok !, Bila
ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari asisten. sehingga pada
akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan karakteristik akibat
pembebanan tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik motor DC
Shunt (pengaruh perubahan pembebanan ke rotor(T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan
putaran rotor (Nr)).

3.5 Data Hasil Percobaan


3.5.1 Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (Pengaruh tegangan input
(Vin) Terhadap arus jangkar (Ia) dari putaran rotor (N)
Tabel 3.6 pengaruh perubahan tegangan input (Vin) terhadap arus jangkar
(Ia)dan putaran rotor (N)
Vin(DC)
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia 0,21 0,24 0,25 0,26 0,27 0,29 0,30 0,31 0,32 0,33
(Amper)
530 570 825 1150 1400 1420 1700 1980 2200 2480
n (rpm)

3.5.2 Pengujian karakteristik Motor DC Shunt (Pengaruh perubahan


pembebanan/torsi ke rotor (T) Terhadap arus jangkar (Ia) dan
putaran rotor (N)
Tabel 3.7 pengaruh perubahan Pembebanan/torsi ke rotor (I) Terhadap arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (N)
Torsi(T)
0,01 0,02 0,03 0,04
(Newton)
I (Amper) 0,25
a
0,30 0,35 0,4

2120 2100 2000 1890


n (rpm)

3.6 Analisa Hasil Percobaan


3.6.1 Analisa rangkaian dasar motor DC shunt

Analisa Rangkaian Dasar Motor DC Shunt Motor DC shunt Marupakan motor


DC dengan kumparan Jangkarnya diparalelkan dangan kumparan Medan. Pada
motor ini arus total akan terbagi menjadi arus jangkar (Ia) dan arus Madan (s).
Sehingga arus jangkar lebih kecil di bandingkan dengan arus totalnya. Hal tersebut
yang manjadi pembeda antara Motor DC Seri dangan Dc shunt.

3.6.2 Analisa Pengaruh farubahan Tagangan Input (vin)

Tarhadap Arus Jangkar (In) dan Putaran Rolor (1) Pada Motor Dc Shunt.
Pada Motor DC Shunt barlaku Persamaan sabagai berikut:

Vin = Ea + Ia . Ra
Vin = Ish . Rsh
Katerangan :
Vin : Tagangan input (volt)
Ea : GGL Induvet Pada kumparan Jangkar (V)
Ia : Arus Jangkar (A)
Ra : Tahanan Jangkar (Ω)
Ish : Arus Penguat Shunt (A)
Rsh Tahanan Panguat Shunt (Ω).
Katika Ea dan Ra dianggap konstan, maka persamaan diatas tagangan input akan
berbanding lurus dangan arus Jangkar.

Vin ~ Ia

Sahingga ketika Vin meningkat maka Ia akan meningkat. Berikut merupakan tabel
data hasil percobaan Parubahan tegangan input (vin) terhadap arus jangkar.
Tabel 3.8 Pengaruh perubahan Tegangan Input (Vin) Terhadap arus Jangkar
(Ia)
Vin (volt) 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Ia
0,21 0,24 0,25 0,26 0,27 0,29 0,30 0,31 0,32 0,33
(Ampere)

Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut

Gambar 3.6.2.1
Berdasarkan grafik diatas arus jangkar (Ia) berbanding lurus dengan
tegangan input (Vin), saat tegangan input dinaikan, maka arus jangkar akan
meningkat. Tarlihat dari grafik, didapatkan nilai Peningkatan yang belum sampurna
di Karanakan beberapa foutor, saparti katalition Pambacaan maupun Prasisi alat
ukur yang berkurang.
Hubungan dari lagangan inpul dangan Putaran rotor dapat ditunjukan dalam
Persamaan berikut:

Vin = Ea+Ia.Ra
Ea = K.N.∅

Keterangan :
K: Konstanta
N : Putaran Totor (rpm)
∅ : Fluks Magnetik
Dari persamaan diatas jika K dan ∅ diasumsikan konstan, maka GGL
induksi pada kumparan jangkar akan berbanding lurus dengan putaran.
Ea ~ N
Ketika Ia dan Ra dianggap konstan, maka Vin akan barbanding lurus dangan
Ea (vin :Ea). Dari dua Persamaan diatas maka dapat diasumsikan bahwa tegangan
input (vin) akan berbanding lurus dangan Putaran rotor (N).
Vin~ N
Berikut ini merupakan tabel pangujian karakteristik Motor DC Shunt, akibat
perubahan tegangan input (Vin) tarhadap putaran rotor (N).

Tabel 3.9Pengaruh perubahan tegangan input (vin) tarhadap putaran rotor


(N)
Vin (volt) 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Ia (Ampere) 530 670 825 1156 1400 1420 1700 1980 2200 2480

Dari table diatas dapat digambarkan dalam grafik seperti berikut:

Gambar 3.6.2.2
Bardasarkan grafik yang telah digambarkan dapat dilihat bahwa tegangan
input (Vin) ini akan berbanding lurus dengan putaran motor, ini bararti apabila saat
tegangan input (vin) dinaikkan, maka Putaran rotor akan samakin capat sehingga
percobaan yang dilakukan telah sesuai terhadap teori dan persamaan yang ada.

3.6.3 Analisa Karakteristik Motor DC shunt ( Pengaruh perubahan torsi ke


rotor terhadap Arus jangkar dan putaran rotor).

Pada Motor Dc shunt, barlaku Persamaan sebagai berikut:

T= K. ∅. Ia
Dan Pada motor De shunt medan fluks (d) barnilai Konctan, Sehingga tersi akan
berbanding lurus dengan arus jangkar
T ~ Ia
Berikut merupakan tabel hasil perubahan torsi ke rotor terhadap arus jangkar (Ia)
Pangaruh perubahan torsi terhadap Arus Jangkar (Ia).

Tabel 3.10 pengaruh perubahan torsi terhadap arus jangkar (Ia)


Torsi (N) 0,01 0,02 0,03 0,04
Ia (amp) 0,25 0,30 0,35 0,40

Dari table diatas dapat digambarkan dala grafik sebagai berikut

Gambar 3.6.3.1
Berdasarkan grafik diatas dapat dibuktikan bahwa torsi berbanding lurus
dengan arus jangkar terlihat pada saat torsi dinaikkan besaranya, maka nilai arus
jangkar juga ikut naik.
Hubungan torsi dan putaran rotor dapat ditunjukan oleh hubungan
persamaan berikut.
Ea = Vin.Ia.Ra
Maka
𝑉𝑖𝑛 − 𝐼𝑎. 𝑅𝑎
=𝑁
𝐾. ∅
Berdasarkan persamaan tersebut, arus jangkar akan barbanding terbalik dangan
putaran rotor.
Ia ~ 1/N

Pada Motor DC shunt. torsi barbanding lurus dangan arus jangkar dan arus
jangkar barbanding kerbalik dangan putaran rotor (N). Sahingga didapatkan
hubungan torsi berbanding terbalik dengan putaran rotor.

T ~ 1/N

Berikut ini merupakan label dari hasil Parcobaan Pengaruh torsi terhadap
putaran rotor. Pangaruh Perubahan Pambabanan (Torsi Terhadap Putaron Rotor).

Tabel 3.11 Pengaruh perubahan pembebanan/torsi terhadap putaran rotor


Torsi (N) 0,01 0,02 0,03 0,04
N (rmp) 2120 2100 2000 1890

Dari table diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut

Gambar 3.6.3.2
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat dilihat ketika torsi dinaikkan maka
putaran rotor semakin menurun. Berdasarkan teori, Jika torsi meningkat putaran
rotor akan menurun Sehingga percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori
yang ada. Namun garis Penurunan Pada grafik belum sampurna. Hal ini
dikarenakan oleh kurangnya ketelitian Praktikum dalam pengukuran dan presisi alat
ukur yang digunakan sudah semakin menurun.

3.7 Pertanyaan
1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC Shunt, jelaskan prinsip kerjanya!
2. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan tegangan input pada motor DC
Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
3. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan pembebanan pada motor DC
Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan karakteristik
tersebut!
4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor DC
Shunt!
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari model rangkaian berikut!
RANGKAIAN 2

S2

RANGKAIAN 1
S1
S

V nominal motor MSh V nominal motor MSh

3.8 Kesimpulan
1. Karakteristik perubahan tegangan input (Vin) terhadap Arus Jangkar (Ia) dan
Putaran Rotor (N)
a) Tegangan input berbanding lurus dengan arus jangkar (Ia), Sahingga
ketika tegangan input dinaikkan maka nilai Ia juga meningkat.
b) Tegangan input (Vin) juga akan berbanding lurus dangan kecepatan
Putaran rotor (N).
2. Karakteristik Perubahan Pembebanan / Torsi Terhadap Arus jangkar (Ia) dan
Putaran Rotor (N)
a) Besar torsi yang diberikan berbanding lurus dengan arus jangkar (Ia).
Sehingga saat T dinaikkan Maka nilai arus Jangkar (Ia) juga meningkat.
b) Besar torsi barbanding terbalik dengan putaran rotor (N). Samakin besar
torsi yang diberikan maka kecepatan Putar rotor (N) akan samakin Manurun
(T-1/N).

3.9 Lampiran
1. Gambarkan rangkaian sederhana motor DC Shunt, jelaskan prinsip
kerjanya!
Jawab :
Sebuah motor listrik adalah sebuah mesin yang merubah energi masukan
listrik menjadi energi output mekanik. Motor listrik bekerja berdasarkan hukum
Lorentz, bila suatu penghantar daliri arus yang ditempatkan dalam suatu medan
magnet maka akan timbul gaya sebesar:
F=B.I.L.sinƟ
Pada Saat rotor berputar, maka kumparan jangkar juga akan ikut berputar
sehingga akan memotong garis gaya magnet, maka pada penghantar tersebut akan
dinduksikan tegangan listrik (back EMF) yarg besarnya adalah:
Eb=ø.ƶ.N.P.A
Tegangan sumber yang diterapkan pada kumparan jangkar Untuk mengatasi
GGL lawan dan untuk mengatasi drop tegangan karena adanya tahanan jangkar.
V=Eb + Ia.Ra
Sedangkan torsi yang dihasilkan motor adalah
T=Pw=Eb.Ia.2ƛ.n=12fi.ø.ƶ.Ia.A

Gambar GGL lawan

Berikut rangkaian sederhana motor DC shunt

2. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan tegangan input pada


motor DC Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan
karakteristik tersebut!
Jawab :
Merupakan tegangan konstan tapi apabila arus mengalami peningkatan
maka tegangan mengalami penurunan

3. Gambarkan karakteristik pengaruh perubahan pembebanan pada motor


DC Shunt terhadap arus jangkar dan putaran rotornya!, jelaskan
karakteristik tersebut!
Jawab :

Disimpulkan bahwa dengan bertambahnya beban, maka bila beban


bertambah besar, akan diikuti oleh semakin besarnya arus jangkar (Ia), dalam hal
ini hanya (Ia)semakin besar dengan bertambah nya kenaikan tegangan input (IA).
kenaikan Ia akan membuat semakin besar jangkar (T)
ketika beban besar maka kecepatan akan mengalami penurunan.

4. Jelaskan proses perubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor
DC Shunt!
Jawab :
Pada motor DC shunt, motor DC yang kumparan medannya (field)dihubungkan
secara paralel dengan kumparan angker anglmker(amature winding) atau gulungan
medan (medan shunt) disambungkan secara paralel degan gulungan dinamo (A).
Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus
dinamo.
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari model rangkaian berikut!

RANGKAIAN 2

S2

RANGKAIAN 1
S1
S

V nominal motor MSh V nominal motor MSh

Jawab :
RANGKAIAN 2

S2

RANGKAIAN 1
S1
S

V nominal motor MSh V nominal motor MSh

Pada rangkalan (a) merupakan rangkaian pengereman motor DC dinamis,


Sedangkan rangkaian (b) merupakan pengereman plugging. Pada rangkaian (a)
memiliki kesederhanaan komparatif pengereman dinamis yang menjadikan lebih
Populer di sebagian besar aplikasi. Namun, kecepatan pengereman dinamis yang
digunakan masih 15 persen dari nilai aslinya pada saat ini. Sedangkan pada
rangkaian(b), kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat.

3.10 Daftar Pustaka


3.11 Daftar Pustaka
Abdurrahman, S., n.d. ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI LISTRIK AKIBAT
MENURUNNYA PERFORMA TRAFO DISTRIBUSI SATU PHASA DI PT.PLN
SEMARANG SELATAN. Repository.usm.ac.id. Tersedia pada:
https://repository.usm.ac.id/files/journalmhs/C.411.16.0001 20200908121706.pdf
(Diakses pada tanggal 22 December 2020).
Agung, F., 2016. ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA
TRANSFORMATOR TIGA FASADI PT X. Media.neliti.com. Tersedia pada:
https://media.neliti.com/media/publications/publications/141465-ID-none.pdf
(Diakses pada tanggal 22 December 2020).
Eprints.polsri.ac.id. n.d. Available at:
http://eprints.polsri.ac.id/1736/3/BAB%20II.pdf
(Diakses pada tanggal 22 December 2020).
Repository.unimus.ac.id. 2017. ANALISA BEBAN ARUS PADA INVERTER DAN
TRAFO PADA WAKTU PEMAKAIAN DAN PENGISISAN AKI. Tersedia pada:
http://repository.unimus.ac.id/2884/8/jurnal.pdf
(Diakses pada tanggal 22 December 2020).
Indrakoesoema, K. and Ansryanto, Y., 2013. Pengaruh Kapasitor Bank Pada
Busbar BHA, BHB Dan BHC Di Pusat Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.
Google.com. Tersedia pada:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2a
hUKEwjiyL755dbtAhVQ8XMBHT1-
AFsQFjAAegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fjurnal.batan.go.id%2Findex.php%
2Fjfn%2Farticle%2Fdownload%2F3453%2F3042&usg=AOvVaw3wPuw6keNm
KmZfGJ2adR2N
(Diakses pada tanggal 22 December 2020).
Mukti, W., 2017. JURNAL ANALISIS PENGARUH BEBAN PUNCAK
FEEDERTERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR 31,5 MVA DAN 60 MVA.
Repository.unimus.ac.id. Tersedia pada:
http://repository.unimus.ac.id/2873/8/JURNAL.pdf
(Diakses pada tanggal 22 December 2020)

Anda mungkin juga menyukai