TEOREMA RANGKAIAN
Ide dasar superposisi terdapat pada sifat linear. Teorema superposisi menyatakan bahwa
tegangan pada (atau arus yang melalui) sebuah elemen dalam rangkaian linear adalah penjumlahan
dari tegangan pada (atau arus yang melalui) sebuah elemen untuk tiap sumber tegangan yang aktif
sendiri.
Prinsip teorema superposisi membantu kita untuk menganalisa rangkaian linear dengan
lebih dari satu sumber bebas dengan menghitung kontribusi tiap sumber bebas secara terpisah.
Bagaimanapun, untuk menggunakan teorema superposisi, kita harus ingat bahwa:
• Kita menggunakan satu sumber bebas pada satu waktu dan menonaktifkan sumber bebas
lain. Ini berarti kita menggantikan setiap sumber tegangan dengan 0V (atau short circuit),
dan tiap sumber arus dengan 0A (atau open circuit). Dengan ini kita memperoleh rangkaian
yang lebih sederhana.
• Sumber tak bebas dibiarkan aktif karena dikendalikan oleh variabel rangkaian.
Dengan kedua hal ini kita menggunakan teorema superposisi dalam tiga langkah:
1. Matikan semua sumber bebas, sisakan satu sumber. Temukan keluaran (tegangan atau arus)
sesuai sumber aktif menggunakan teknik pada penjelasan sebelumnya.
2. Ulangi langkah 1 untuk tiap sumber bebas.
3. Tentukan total keluaran dengan penjumlahan aljabar tiap keluaran sesuai sumber bebas.
k=konstanta
x=variabel
Untuk tiap rangkaian linear dengan beberapa sumber tegangan atau sumber arus dapat
dianalisa menggunakan:
Penjumlahan aljabar tegangan atau arus yang dihasilkan untuk tiap sumber bebas yang aktif
sendirian, ketika sumber bebas lain digantikan oleh impedansi internalnya.
Jika terdapat n sumber bebas dalam sebuah rangkaian maka kita akan
memiliki n persamaan berdasarkan sumber bebas yang aktif dalam satu waktu. Pada akhirnya
semua persamaan untuk tiap kondisi rangkaian akan dijumlahkan. Meskipun terdapat sumber tak
bebas, teorema superposisi hanya akan fokus pada n sumber bebas.
Rangkaian linear dibentuk dari sumber bebas, sumber tak bebas, dan elemen pasif (resistor,
induktor, kapasitor).
Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan cara membuat
suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan secara seri dengan
sebuah resistansi yang ekivalen. Teorema Thevenin ini sangat bermanfaat apabila diaplikasikan
pada analisis rangkaian yang berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan rangkaian interkoneksi
yang dapat mempengaruhi satu rangkaian dengan rangkaian lainnya. Teorema Thevenin ini
ditemukan oleh seorang insinyur yang berasal dari Perancis yaitu M.L. Thevenin.
berikut ini adalah langkah-langkah untuk menganalisis dan menghitung suatu rangkaian
linear dengan menggunakan Teorema Thevenin.
Teorema Norton (Norton Theorem) adalah salah satu Teori atau alat analisis yang dapat
digunakan untuk menyerderhanakan suatu rangkaian linear yang rumit menjadi rangkaian yang
lebih sederhana. Berbeda dengan Teorema Thevenin yang penyederhanaannya menggunakan
sumber tegangan (Voltage Source) ekivalen dengan merangkai resistor ekivalen secara seri,
Teorema Norton menyederhanakannya dengan menggunakan sumber Arus (Current Source)
ekivalen dan perangkaian resistor ekivalen secara paralel.
“Setiap jaringan listrik linear atau rangkaian rumit tertentu dapat digantikan oleh rangkaian
sederhana yang hanya terdiri dari sebuah Arus sumber (IN) dan sebuah Resistor yang diparalelkan
(RN).”
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menganalisis dan menghitung suatu rangkaian linear
dengan menggunakan Teorema Norton.
- Pada saat sumber Vs = 6V aktif maka sumber tegangan 17V diganti dengan tahanan
dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit dengan sumber arus 2A diganti
dengan tahanan dalamnya sehingga menjadi open circuit.
- Pda saat sumber Is = 2A aktif maka sumber tegangan 17V diganti dengan tahanan
di dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber tegangan 6V diganti
dengan tahanan di dalamnya yaitu nol atau short circuit.
Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan multisim dan juga perhitungan manual,
kami mendapatkan hasil yang sama dari kedua percobaan, yaitu 3A. Berikut adalah table hasil
percobaan dengan menggunakan multisim dan perhitungan manual
Element Hasil Multisim (A) Hasil Manual (A)
i 3 3
Tabel 4.3.1.1 Hasil Simulasi Percobaan 4.2
Pada percobaan kali ini, dalam mencari i kami akan melakukan percobaan menggunakan
aplikasi multisim dan dengan perhitungan manual. Pada perhitungan manual kali ini, kami
menggunakan teorema Thevenin dalam menentukan nilai i.
Berikut ini adalah proses perhitungan secara manual :
- Tentukan titik a-b pada R dimana parameter I yang ditanyakan, hitung tegangan di
titik a-b pada saat terbuka
- Analisis Node
- Tinjau node tengangan V1
- Mencari RTH Ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (Setelah diganti tahanand
dalamnya) dilihat dari titik a-b
𝑹𝑵= 𝑽𝒐𝒄𝒊𝑵
- Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
pada titik tersebut (Vab = Voc).
- Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan multisim dan juga perhitungan manual,
kami mendapatkan hasil yang sama dari kedua percobaan, yaitu 8V. Berikut adalah table hasil
percobaan dengan menggunakan multisim dan perhitungan manual
Element Hasil Multisim (V) Hasil Manual (V)
v 8 8
Tabel 4.3.3.1 Hasil Simulasi Percobaan 4.6
4.4 Kesimpulan
Pada Praktikum Sistem Instrumentasi yang keempat kali ini, kami menggunakan aplikasi
multisim dan juga perhitungan manual. Kami menggunakan teorema superposisi, Thevenin,
dan juga Norton dalam melakukan percobaan dalam perhitungan manual.
Dari ketiga percobaan yang kami lakukan, kami menemukan hasil yang sama pada semua
percobaan. Pada percobaan pertama, hasil yang kami dapatkan di multisim dan perhitungan
manual adalah 3V. Pada percobaan yang kedua, kami mendapatkan hasil yang sama pada
multisim dan perhitungan menual, yaitu 2A. Sama halnya dengan percobaan yang terakhir,
kami mendapatkan hasil 8V pada percobaan menggunakan multisim dan perhitungan manual.
4.5 Daftar Pustaka
• Dr. Nelly Safitri, M.Eng Sc, dkk. 2021. Analisa Rangkain Listrik. Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Aceh
• Ramdhani Mohamad, ST. 2005. Rangkain Listrik. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom.
Bandung
• WILIAM H. HAYT, JR., KEMMERLY, JACK E., dan DURBIN, STEVEN M.,
Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta, 2005.
• AMIRUDDIN, ARHAM. 2008. Pengetahuan dasar Listrik. Jakarta: Erlangga.
• SANTOSO, DJOKO, dan H. HERU SETIANTO, RAHMADI. (2009). Teori Dasar
Rangkaian Listrik. Yogyakarta: LaksBang Mediatama.