DI Susun Oleh :
Mula-mula kita definisikan elemen linear sebagai sebuah elemen pasif yang
mempunyai hubungan arus-tegangan linear. Dengan “hubungan tegangan-arus linear”
kita maksudkan bahwa perkalian dari arus (yang berubah terhadap waktu melalui elemen)
dengan sebuah konstanta K mengakibatkan perkalian tegangan (yang berubah terhadap
waktu) dengan sebuah konstanta K. Pada waktu ini, hanya satu elemen pasif yang telah
didefinisikan, yakni tahanan, dan hubungan arus tegangan
v(t) = Ri(t)
jelas adalah linear. Kenyataannya, jika v(t) digambarkan sebagai fungsi i(t), hasilnya
adalah sebuah garis lurus. Akan kita lihat bahwa persamaan yang mendefinisikan
tegangan–arus untuk induktansi dan kapasitansi adalah juga hubungan linear, demikian
pula persamaan yang mendefinisikan induktansi bersama.
Kita harus juga mendefinisikan sumber tak bebas linear sebagai sumber tegangan
atau sumber arus tak bebas yang tegangan atau keluarannya adalah sebanding: dengan
pangkat pertama dari variabel arus atau variabel tegangan dalam rangkaian atau, dengan
jumlah kuantitas-kuantitas seperti itu. Yakni, sebuah sumber tegangan tak bebas,
, adalah linear, tetapi dan tidak linear.
Prinsip Superposisi
Jadi jika ada N sumber bebas, maka kita lakukan N percobaan. Setiap sumber
bebas adalah aktif hanya dalam satu eksperimen. Sebuah sumber tegangan yang tak
aktif adalah identik dengan sebuah hubungan pendek, dan sebuah sumber arus bebas
yang tak aktif adalah sebuah rangkaian terbuka. Perhatikan bahwa sumber-sumber tak
bebas pada umumnya adalah aktif dalam setiap percobaan.
6
ix
+ iS
υS −
9
=2
=3V
sama dengan nol dan didapat bagian i yang ditimbulkan oleh sumber tegangan
x
sebesar 0,2 A. Selanjutnya jika kita biarkan sumber tegangan sama dengan nol dan
memakai pembagian arus, maka bagian sisa dari i terlihat sama dengan 0,8 A. kita
x
sehingga
Kita dapatkan
dan, jadi,
Biasanya ternyata bahwa hanya sedikit, kalau pun ada, waktu yang dihemat dalam
menganalisis sebuah rangkaian yang mengandung satu atau lebih sumber-sumber tak bebas
dengan menggunakan prinsip superposisi, karena harus selalu ada paling sedikit dua sumber
yang beroperasi; sebuah sumber bebas dan semua sumber yang tak bebas.
Kita harus terus menerus sadar akan batasan superposisi. Ini hanya dapat dipakai untuk
respons liner, jadi respons nonlinear yang paling umum-daya-tidak memenuhi superposisi.
Misalnya, tinjaulah dua batere 1-V yang seri dengan sebuah tahanan 1-. Daya yang
diberikan kepada tahanan jelaslah 4 W, tetapi jika kita secara salah menggunakan superposisi
mungkin kita akan mengatakan bahwa setiap batere memberi 1 W sehingga daya total 2 W.
Ini tak benar.
PSPice
PSpice (singkatan Personal Simulation Program with Integrated Circuit Emphasis) adalah
perangkat lunak simulasi untuk proses perancangan rangkaian elektronika analog dan logika
digital yang dibuat oleh perusahaan MicroSim. Perusahaan ini kemudian dibeli oleh
perusahaan OrCAD, yang selanjutnya dibeli oleh perusahaan Cadence Design Systems.
PSpice versi pertama yang dipakai di UC Berkeley pada tahun 1984 berjalan pada komputer
pribadi IBM.
OrCAD (singkatan: Oregon + CAD) adalah perangkat lunak simulasi untuk otomasi
perancangan rangkaian elektronika yang sekarang menjadi milik dari perusahaan Cadence
Design Systems. OrCAD ini banyak dipakai oleh para ahli teknik untuk membuat rangkaian
elektronika (termasuk komponen pasif, IC, komponen analog maupun digital) pada papan
rangkaian tercetak (Printed Circuit Board, PCB). Sebelum dicetak pada PCB, diagram
rangkaiannya ditest dahulu keakuratannya melalui proses simulasi.
PSPICE dapat mengerjakan beberapa analisis rangkaian, di antaranya yang penting adalah:
• Non-linear DC analysis: menunjukkan kurva DC transfer
• Non-linear transient and Fourier analysis: memperlihatkan kurva tegangan dan arus
sebagai fungsi waktu
• Fourier analysis: memperlihatkan spectrum frekuensi
• Linear AC Analysis: memperlihatkan grafik sebagai fungsi frekuensi
• Noise analysis
• Parametric analysis
• Monte Carlo Analysis
Semua analisis di atas dapat dilakukan pada beberapa temperature yang berbeda.
Temperature secara default adalah 300K.
Di dalam simulator PSPICE ini tersedia library analog and digital untuk komponen-komponen
standard, seperti NAND, NOR, flip-flops, MUXes, FPGA, PLDs dan sebagianya. Hal ini
membuat
Pilih library yang sesuai dengan komponen yang kita inginkan. Sebagai contoh adalah
komponen R (resistor). Library-nya adalah Analog, kemudian scroll (gulung ke bawah) pada
Part list sampai ditemukan komponen R. Maka dialog akan tampak seperti Gambar 6.2
Place Part di atas. Jika library pada gambar 8 masih kosong, maka anda perlu
menambahkan library pada PSpice. Caranya, klik Add Library, kemudian untuk mudahnya
tambahkan semua library yang disediakan (bawaan) oleh PSpice ini. Ada beberapa library di
sana, yaitu (dalam versi PSpice yang berbeda mungkin library bawaan berbeda pula, namun
secara garis besar adalah sama), semua library ini disediakan oleh PSPICE secara default,
dan terletak di subdirektori;
C:\Program Files\OrCAD_Demo\Capture\Library\Pspice
Klik OK, komponen R akan terbawa oleh kursor untuk siap ditempatkan di dalam jendela
skematik. Klik kursor di posisi komponen R ingin ditempatkan.
2. Untuk mengubah nilai R, double klik pada nilainya (yang bertuliskan 1k). Akan muncul
layar Display Properties seperti Gambar 6.3 Display Properties. Ubah nilainya sesuai
dengan yang diinginkan (10k).
3. Tambahkan komponen - komponen yang lain dengan cara yang sama. Komponen
resistor dan kapasitor berada di dalam library ANALOG, sumber tegangan DC dan
sumber arus DC berada di library SOURCE. Pada PSpice klik kiri dan kanan mempunyai
arti yang berbeda, jika ingin menambahkan komponen yang sama anda bisa meng-klik
kiri, jika anda ingin berganti komponen yang lain lagi, cukup tekan ESC.
4. Setelah semua komponen dimasukkan ke dalam skema, sambungkan masing-masing
komponen itu dengan kabel. Pilih dan klik icon Place wire, lalu sambungkan semua kaki-
kaki komponen sebagaimana skema yang diinginkan. Tekan tombol ESC untuk
mengakhiri.
5. Tambahkan Ground ke dalam rangkaian. Pilih dan klik icon Place ground, maka akan di
ikuti layar Place ground, pilih GND/CAPSYM dan berilah nilai “0” pada isian Name.
Jangan lupa meng-nol-kan. Jika tidak PSpice akan memunculkan peringatan kesalahan
ketika simulasi rangkaian dijalankan atau muncul peringatan “Floating Node”. Ini terjadi
karena PSpice memerlukan terminal ground sebagai titik referensi yaitu “0” pada ground.
Gambar 6.4
Place Ground
6. Bila alur langkah di atas sudah anda lakukan secara sistematis, maka skema dari
rangkaian yang anda buat adalah seperti Gambar 6.1 Contoh rangkaian.
PSpice dengan OrCAD dapat menampilkan rangkaian elektronika secara visual. Hal
ini sangat mempermudah untuk mengetahui cara kerja rangkaian. Namun demikian,
awal mulai spice yang berupa text untuk netlist-nya masih diperlukan, kadang untuk
melacak jika ada kesalahan. Demikian juga untuk melacak arah arus. PSpice
menyediakan menu untuk melacak/membuat text file, klik menu Pspice > Create
Netlist. Dari menu PSpice maka text file dari rangkaian akan dibuatkan. Untuk melihat
rangkaian dalam bentuk text tersebut, cukup dengan memilih View Netlist. Gambar 7.1
di bawah memperlihatkan Create netlist dan View netlist. Sedangkan gambar 7.2
memperlihatkan sebuah rangkaian dengan text netlist-nya.
Gambar 7.1
Create Netlist
Gambar 7.2 Rangkaian serta keterangannya
PSpice memberi kemudahkan kita untuk men-simulasikan sebuah rangkaian misalnya
analisis DC bias, DC sweep, Transient, AC analysis, Montecarlo, Temperature sweep dan
Parameter sweep.
Dalam tutorial kali ini akan dijelaskan analisis yang sering dipakai pada simulasi PSpice, yaitu
DC bias, DC sweep, AC analysis, dan Transient.
Menunjukkan model sumber tegangan dan sumber arus praktis; sumber ini disebut
praktis karena mereka lebih mendekati keadaan nyata dibandingkan dengan model
sumber ideal.
Rs i i
+
+ v
_ v
Rp +
Penyelesaian :
Rangkaian sumber praktis terdiri dari sumber ideal vi dan resistansi sebesar 4 .
Tegangan sumber praktis adalah vs dan tegangan ini sama dengan tegangan pada
beban.
Jika daya dan arus pada beban adalah 100 W dan 2,5 A, maka tegangan sumber
adalah
p 100
vs 40 V
i 2.5
Karena hanya ada satu beban yang dilayani oleh sumber praktis, maka arus yang
keluar dari sumber sama dengan arus beban yaitu 2,5 A. Arus ini pula yang keluar
dari sumber tegangan ideal vi dan mengalir melalui Ri. Bagi sumber tegangan ideal
vi, daya yang diserap oleh resistansi Ri ikut menjadi bebannya, yaitu
pRi i2 Ri (2.5)2 4 25 W
vi 125/ 2,5 50 V .
Tegangan inilah yang akan terlihat pada sumber praktis, vs, apabila ia tidak
dibebani, karena pada saat tanpa beban tidak ada arus yang mengalir sehingga
tidak ada tegangan pada Ri.
Pemahaman :
Dalam contoh di atas, sumber praktis yang merupakan sumber tegangan konstan,
mempunyai resistansi Ri yang kita sebut resistansi internal. Resistansi inilah yang
menyebabkan terjadinya perbedaan nilai tegangan sumber praktis pada saat
berbeban dan pada saat tidak berbeban. Pada sumber praktis yang bukan
tegangan konstan, misalnya tegangan sinus, tidak hanya terdapat resistansi
internal saja tetapi mungkin juga induktansi internal.
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalennya
pada dua terminal yang diamati.
c. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur
pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan
tahanan dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short
circuit, apabila sumber arus bebas maka diganti dengan rangkaian open circuit).
Diperoleh:
6Ω .4Ω
RN = 6 Ω + 4 Ω
24 Ω
= 10 Ω = 2,4 Ω
e. Kemudian titik a-b dihubungkan singkat sehingga tidak ada arus yang melewati R2.
Atau dengan kata lain, I2 = 0. Sehingga besar IN dapat dicari dengan :
Gambar 2.5. Titik a-b dihubung singkat sehingga I3=0
V
IN = R
1
Sehingga diperoleh:
10 V
IN = 6Ω
2
= 13A
Rangkaian
aktif
g. Kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang
ditanyakan.
Gambar 2.7. komponen yg dilepas dipasang kembali
Dari Gambar 2.7, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR2, yaitu:
R
IR2 = N . IN
RN + R2
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2) yaitu:
2,4 Ω 2
IR2 = .1 A
2,4 Ω +3,6 Ω 3
2,4 Ω 10 2
= 6Ω . 6 A = 3
A
Gambar 2.7. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan
Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
a. Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6
titik terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan
diganti dengan titik a-b.
b. Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari
tahanan Nortonnya.
Gambar 2.9. Sumber tegangan di short
IN = I1 + I 2
Sehingga diperoleh
V V
IN = R1 + R2
1 3
28 V 7V
= 4Ω
+ 1Ω
=7A+7A
= 14 A
e. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya (rangkaian aktif), kemudian
pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang
ditanyakan.
Rangkaian
aktif
Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
RN
IR2 = R . IN
N + R2
0,8 Ω
= 0,8 Ω +2 Ω
. 14 A
0,8 Ω
IR2 = 2,8 Ω
. 14 A = 4 A
Teorema Thevenin
Langkah-langkahTeoremaThevenin :
VTH ITh IL
DC ROPEN
R1
V1 DC R2 RL
IL
Buka kedua ujung tahanan RL sehingga rangkaian RL dalam kondisi OPEN SIRCUIT (OC)
seperti gambar berikut.
R1 R1
V1
V1 DC R2 RL OPEN DC R2 VTH = VRL
R3
VR3 = * V1 , dimana VTH = VR3
R1 R3
Hubung singkat sumber V1 sehingga yang menjadi sumber tegangan adalah VTH.
R1
R2 VTH
Tentukan tahanan pengganti Thevenin (RTh) dengan memandang rangkaian dari arah VTh
seperti gambar 2.7.
RTh = R1//R2
R1 * R2
=
R1 R2
VTH ITh IL
DC RL
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai
resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang
paralel dengan sumber arus.
Teorema daya yang sangat berguna dapat dikembangkan dengan referensi pada
tegangan praktis atau sumber arus. Untuk sumber tegangan praktis, maka daya yang
diberikan pada beban R adalah
L
Untuk mencari nilai R yang menyerap daya maksimum dari sumber praktis yang diberikan,
L
Atau
dan karena kita telah mengembangkan ekivalensi di antara tegangan praktis dan sumber
arus, maka telah membuktikan teorema pemindahan daya maksimum berikut
Sebuah sumber tegangan bebas yang seri dengan sebuah tahanan RS atau sebuah sumber
arus bebas yang pararel dengan sebuah tahanan RS, memberi daya maksimum kepada
tahanan beban RL bilamana RL = RS.
Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata
bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang
atau rangkaian tipe Y, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe
∆, maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya.
RA - C = R1 + R3 = RA // (RB + RC)
𝑹𝑨 .(𝑹𝑩 +𝑹𝑪 )
RA - C = atau
𝑹𝑨 + (𝑹𝑩 +𝑹𝑪 )
𝑹𝑨 .𝑹𝑩 − 𝑹𝑨 .𝑹𝑪
RA - C = 𝑹𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪 )
...................... (Pers.1)
Dengan cara yang sama, perhatikan titik B - C.
RB - C = R2 + R3 = RB // (RA + RC)
𝑹 .(𝑹 +𝑹𝑪 )
RB - C = 𝑹 𝑩+ (𝑹𝑨 ....................... (Pers.2)
𝑩 𝑨 +𝑹𝑪 )
RA - B = R1 + R2 = RC // (RA + RB)
𝑹 .(𝑹 +𝑹 )
RA - B = 𝑹 𝑩+ (𝑹𝑨 +𝑹𝑩 ) ....................... (Pers.3)
𝑩 𝑨 𝑩
Sehingga dapat disimpulkan, rumus untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian
resistor star adalah sebagai berikut :
𝑹𝑨 𝑹𝑪
R1 =
𝑹𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
𝑹𝑩 𝑹𝑪
R2 =
𝑹𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
𝑹𝑩 𝑹𝑪
R3 =
𝑹𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
Berikut cara mencari resistor pengganti untuk transformasi dari rangkaian star ke delta.
Dari transformasi delta ke star didapat :
𝑹𝑨 𝑹𝑪
R1 = 𝑹 ………… (Pers. 5)
𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
𝑹𝑩 𝑹𝑪
R2 = 𝑹 ………… (Pers. 6)
𝑨 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
+
𝑹𝑩 𝑹𝑪
R3 = 𝑹𝑨 + 𝑹𝑩 +𝑹𝑪
………… (Pers. 7)
𝐑𝐁𝐑𝐂
𝐑𝟑 𝐑 𝐀 + 𝐑 𝐁 +𝐑 𝐂 𝐑𝐁 𝐑 𝟑 𝐑𝐜
= 𝐑𝐀𝐑𝐂 = atau RB = ……………. (Pers.8)
𝐑𝟏 𝐑𝐂 𝐑𝟏
𝐑 𝐀 + 𝐑 𝐁 +𝐑 𝐂
𝐑𝐁𝐑𝐂
𝐑𝟑 𝐑 𝐀 + 𝐑 𝐁 +𝐑 𝐂 𝐑 𝐑 𝟑 𝐑𝐜
𝐑𝟐
= 𝐑𝐁𝐑𝐂 = 𝐑𝐀 atau RA = 𝐑𝟐
……………. (Pers.9)
𝐂
𝐑 𝐀 + 𝐑 𝐁 +𝐑 𝐂
𝐑 𝐑
( 𝐂 𝟑 ) 𝑹𝑪
𝐑𝟏
R2 = 𝐑𝟑 𝐑𝐜 𝐑 𝐑 Dibagi dengan Rc
+ 𝟑 𝐜 +𝑹𝑪
𝐑𝟐 𝐑𝟏
𝐑𝟑
( ) 𝑹𝑪
𝐑𝟏
R2 = 𝐑𝟑 𝐑𝟑
+ +𝟏
𝐑𝟐 𝐑𝟏
𝐑 𝐑
( 𝐜 𝟑)
𝐑𝟏
R2 = 𝐑 𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑+ 𝐑 𝐑
𝟐 𝟑
𝐑 𝟏𝐑 𝟐
𝐑 𝟐 . 𝐑𝟑 . 𝐑𝐂
R2 = 𝐑
𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑 + 𝐑 𝟐 𝐑 𝟑
𝐑 𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑 + 𝐑 𝟐 𝐑 𝟑
RC = …………… (Pers.10)
𝐑𝟑
Sehingga dapat disimpulkan, rumus untuk mengubah dari rangkaian star/wye ke rangkaian
resistor delta adalah sebagai berikut :
𝐑 𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑 + 𝐑 𝟐 𝐑 𝟑
RA =
𝐑𝟐
𝐑 𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑 + 𝐑 𝟐 𝐑 𝟑
RB =
𝐑𝟏
𝐑 𝟏 𝐑 𝟐 +𝐑 𝟏 𝐑 𝟑 + 𝐑 𝟐 𝐑 𝟑
RC =
𝐑𝟑
Contoh :
Carilah nilai I ?
Jawab:
Bila kita melihat resistor R1, R2, dan R3 sebagai suatu rangkaian Δ (pada rumus berturut-
turut Rab, Rac, dan Rbc) dan ingin menggantinya dengan rangkaian Y, kita bisa mengubah
rangkaian jembatan ini menjadi rangkaian yang lebih sederhana yaitu rangkaian seri-paralel:
Setelah
konversi Δ-Y
R1 R2
RA = R
1 + R2 +R3
12 . 18
= 12+18+6
𝟐𝟏𝟔
RA = 𝟑𝟔
=6Ω
R1 R3
RB =
R1 + R2 +R3
12 . 6
= 12+18+6
𝟕𝟐
RB = 𝟑𝟔 = 2 Ω
R2 R3
RC = R
1 R2 +R3
+
18 . 6
= 12+18+6
𝟏𝟎𝟖
RC = 𝟑𝟔 = 3 Ω
Sekarang kita telah mendapatkan rangkaian yang lebih sederhana. Kita bisa menganalisa
rangkaian ini menggunakan aturan seri-paralel:
RS1 = RB + R4
= 2Ω + 3Ω = 5 Ω
RS2 = RC + R5
= 3Ω + 12Ω = 15 Ω
R .R
RS1// RS2 = RP = R S1+ RS2
S1 S2
5 .15 75
Rp = 5+15
= 25
=3Ω
Solusi:
Konversikan “Y” menjadi “Δ” ekivalensinya, karena resistor yang tersambung “Y” memiliki
nilai-nilai yang sama. Ekivalen “Δ” nya akan memiliki nilai-nilai resistor sebesar
R Δ = 3 (10 Ω) = 30 Ω
Selanjutnya, kita paralel kan 30Ω // 30Ω, 60Ω // 30Ω serta 30Ω // 90Ω
Kita lihat bahwa sisi yang dihasilkan “Δ” adalah susunan paralel, sehingga nilai total
resistansinya dapat dihitung dengan mudah
15Ω . 42.5Ω
RT = 15+42,5Ω
637,5Ω
RT =
5,75Ω
RT = 11,08 Ω
𝐕 𝟑𝟎
I= =I= = 2,7 Ampere
𝐑𝐓 𝟏𝟏,𝟎𝟖
Dalam Bab 3 kita sudah diperkenalkan Hukum Arus Kirchhoff (KCL) dan Hukum Tegangan
Kirchhoff (KVL). Kedua hokum dapat diterapkan di semua rangkaian. Alasannya karena
menggunakan prinsip kekekalan energi dan muatan. Dengan berbasiskan KCL, kita dapat
mendapat membangun metode yang disebut sebagai analisi Nodal. Teknik serupa yang
berbasiskan KVL dikenal sebagai analisi mesh.
Rangkaian yang kita kaji merupakan system linier adalah teraplikasikannya system prinsip
superposisi. Jika beberapa sumber bebas bekerja pada rangkaian. Kita dapat menjumlahkan
kontribusi dari masing masing sumber ini secara bebas atau tidak terkait dengan sumber
sumber yang lain. Teknik ini berlaku pada seluruh Teknik atau rekayasa. Pada banyak situasi
kita dapat menjumpai bahwa walaupun sumber bekerja secara simultan pada system, secara
tipikal satu diantara sumber akan mendominasi tanggapan system. Teori superposisi dapat
mengidentifikasi sumber dominan ini.
Analisis Nodal dan Mesh merupakan langkah yang lebih tepat dan singkat. Alasannya jika kita
menggunakan prinsip superposisi terhadap rangkaian yang memiliki misalnya 12 sumber
bebas, makan kita disyaratkan harus menggambar ulang rangkaian awal sebanyak 12 kali. Dan
harus mengaplikasikan analisis nodal dan mesh pada masing masing rangkaian.
Transformasi sumber juga menjadi alat yang berguna.dalam menganalisis rangkaian. Kita dapat
mengkonsolidasikan resistor atau sumber rangkaian yang tidak berada dalam rangkaian seri
atau pararel pada rangkaian awal. Kita juga dapat mengkonversi semua atau sebagian sumber
dengan tipe sama, sehingga analisi nodal dan mesh dapat diterapkan langsung untuk mencari
solusi yang diinginkan.
Teori Thevenin untuk alasan tertentu merupakan metode yang ampuh. Pada rangkaian
elektronik kita selalu peduli pada resistansinya, terutama tesistansi masukan dan pengeluaran
dari tingkatan penguat. Alasannya karena resistansi yang berada dalam kondisi yang cocok
merupakan rute terbaik untuk mengoptimasi unjuk kerja dari rangkaian. Dalam terminology
analisis rangkaian sehari hari, kiata temukan bahwa pengkonversian suatu bagian rangkaian
menjadi rangkaian ekivalen Thevenin atau Norton nya merupakan pekerjaan yang hampir sama
dengan pekerjaan menganalisis rangkaian secara lengkap. Oleh karena itu seperti dalam kasus
superposisi, teorema Thevenin dan Norton secara tipikal dapat diterapkan apabila kita
memerlukan informasi kusus dari suatu bagian rangkaian.
Prinsip superposisi menyatakan bahwa suatu rangkaian linier dapat diperoleh dengan
cara menjumlahkan masing masing tanggapan rangkaian yang diakibatkan oleh sumber
sumber bebas rangkaian yang bekerja sendiri sendiri secara terpisah.
Prinsip superposisi akan sering digunakan apabila kita perlu menentukan kontribusi
individual dari masing masing sumber terhadap suatu tanggapan tertentu rangkaian.
Model praktis untuk sebuah sumber tegangan riil adalah sebuah resistor yang terhubung
seri dengan sebuah sumber tegangan bebas. Adapun model praktis untuk sebuah
sumber arus riil adalah sebuah resistor yang terhubung pararel dengan sebuah sumber
arus bebas.
Transformasi sumber memungkinkan kita untuk menkonversi sebuah sumber tegangan
praktis menjadi sebuah sumber arus praktis, juga sebaliknya.
Transformasi sumber yang dilakukan secara berulang ulang dapat menyederhanakan
analisis suatu rangkaian melalui kombinasi resistor dan sumber.
Rangkaian ekivalen Thevenin dari suatu rangkaian adalah resistor yang terhubung seri
dengan sebuah sumber tegangan bebas. Rangkaian ekivalen Norton adalah resisitor
yang sama yang terhubung pararel dengan sebuah sumber arus bebas.
Terdapat berbagai macam cara untuk mendapatkan resistansi ekivalen Thevenin
tergantung pada terdapat atau tidaknya sumber tak bebas di dalam rangkaian yang
dikaji
Transfer daya maksimum terjadi saat resistor beban memiliki nilai yang cocok dengan
resistansi ekivalen Thevenin dari rangkaian dimana resistor tersebut dihubungkan.