Petunjuk Servis
Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali mudah rusak, karenanya selalulah
berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis.
Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat
merugikan.
Peringatan:
Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian enerji tinggi dan system pengisian bahan
bakar tidak diaktifkan.
Pencegahan:
Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang
memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat
menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan
kode sebelum melepaskan baterai mobil.
* Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.
* Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol jelajah.
Catatan:
Perangkan pengaman memori tersedia.
Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.
- Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-
terminalnya longgar.
- Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya
berkarat.
- Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
- Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal
rusak atau porosnya aus.
- Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-elektrodanya terbakar.
- Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.
Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis
dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa
dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis
tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat
percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting.
Peringatan:
Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal.
Pengamatan-pengamatan dan pengukuran-pengukuran yang dapat anda peroleh dari scope dan meter
tergantung pada sinyal-sinyal listrik Penganalisa dari engine. Sinyal-sinyal ini ditangkap dan dikirimkan
ke Penganalisa oleh sejumlah probe atau kabel-kabel test yang masing-masing dihubungkan ke point
khusus dalam system pengapian.
Osiloskop
Osiloskop adalah piranti mirip dengan layar televisi atau tabung sinar katoda (CRD) yang digunakan pada
ahli ilmu pengetahuan dan insinyur sebagai instrumen ilmiah.
Osiloskop Engine Analyzer melaporkan cara kerja engine secara terus menerus, akurat dan langsung
pada saat engine tersebut hidup dengan cara memonitor kinerja rangkaian primer dan sekunder system
pengapian.
Apa yang dilakukan osiloskop ini cukup sederhana: mengukur tegangan berkenaan dengan waktu.
Karena layar scopenya datar atau permukaannya 2 dimensi, ini dapat digunakan untuk mengukur kedua
kuantitas pada waktu yang bersamaan. Tegangan diukur pada layar vertical; waktu diukur pada layar
horizontal.
Merupakan kemampuan unit scope untuk dapat menggambar perubahan tegangan melampaui perioda
waktu yang dapat dikontrol yang memungkinkannya sangat bermanfaat dalam mengetest kinerja system
pengapian pada engine otomotif.
Sistem pengapian mobil direncanakan untuk menghasilkan fluktuasi tegangan yang luas. Masing-masing
fluktuasi dimaksudkan untuk alasan khusus atau mengerjakan tujuan khusus. Besaran tegangan ini dapat
mencapai 40.000 volt. Waktu yang tepat, bila masing-masing fluktuasi ini harus terjadi, merupakan hal
yang sangat penting bagi para insinyur yang merancang engine dan system pengapiannya.
2. Tegangan Pengapian
Dengan dibantu oleh kondensor, bidang magnetis jatuh dan pulsa bertegangan tinggi diproduksi
dalam lilitan sekunder. Bandul/Beban yang dihubungkan ke lilitan sekunder adalah busi.
Sebenarnya sebuah celah percikan bunga api dimana di atasnya percikan bunga api harus terpercik.
Celah percikan ini mulanya secara kelistrikan tidak menghantarkan listrik, sehingga pada saat
pertama lilitan sekunder tidak dibebani dan tegangan sekunder meningkat pada tingkat yang tinggi.
Tegangan sekunder meningkat sampai cukup untuk percikan bunga api terpercik. Hanya sekarang
apakah arus listrik (percikan bunga api) dan tegangan sekunder jatuh akibat beban (arus) ini.
Tegangan sekunder maksimum sebelum percikan terpercik, yang dapat dilihat sebagai puncak
vertical pada pola, dikenal sebagai tegangan pengapian. Hal tersebut tergantung pada banyak
factor, seperti celah elektroda, kompresi, formasi campuran, kondisi system pengapian, dsb.
4. Garis Percikan
Setelah tegangan pengapian berada pada puncak pola sekunder, percikan terjadi hampir seperti
garis horizontal, yang pada pemeriksaan lebih lanjut terlihat terlapisi oleh pulsa-pulsa kecil pendek
(garis-garis percikan). Jarak garis ini dari garis nol skala osiloskop merupakan ukuran tegangan
selama percikan terpercik. Tegangan ini juga disebut tegangan percikan.
a. Setelah pulsa primer dari tegangan primer induksi diri pertama tinggi, tegangan primer dengan
cepat lenyap, dengan menghasilkan osilasi tegangan pada arah baik positif maupun negatif
selama perioda waktu percikan bunga api.
b. Begitu percikan bunga api sekunder berhenti enerji yang tersisa di lilitan koil primer dan plat-plat
kondensor berkurang selama proses decay.
c. Kontak point tertutup arus primer dihubungkan.
Gambar 14. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola sekunder.
1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell)
Gambar 15. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola primer.
1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell)
Dalam hal ini yang berbeda hanyalah bahwa selain mengatakan kontak pointnya terbuka atau tetutup,
transistornya berada dalam keadaan menghantar atau tidak menghantar listrik.
Gambar 16. Pola Primer dan sekunder untuk system pengapian elektronik.
1. Transistor tidak menghubung.
2. Primer: Tegangan Zener, Sekunder: tegangan pembakaran
3. Transistor menghubung
Pola primer pada sekilas pandang ini menggambarkan bahwa pola ini secara substansial berbeda
dengan pola system pengapian coil yang dipicu point. Osilasi mentyusut pada awal bagian yang terbuka,
hasil dari interaksi kondensor pengapian dan lilitan primer dari koil pengapian hampir seluruhnya tidak
muncul (absen).
Sensor Hall
Sinyal output sensor hall adalah pulsa yang berbentuk segi empat. Tegangannya tergantung pada
spesifikasi pabriknya. Ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan frekuensi dari
gelombang segi empatnya. Setiap distorsi sinyal menunjukkan bahwa sensornya gagal.
Sensor Optik
Pola output sensor optik juga merupakan gelombang segi empat mirip dengan sensor hall. Variasi system
akan muncul untuk membentuk gelombang dan tegangan sinyal tergantung pada spesifikasi pabriknya.
Generator Pulsa
Generator pulsa magnetik membangkitkan bentuk gelombang AC dari bermacam-macam tegangan dan
frekuensi yang tergantung pada pengoperasian RPM.
Bentuk gelombang output dikarakterisasikan dengan lengkungan yang lambat yang dihasilkan dari
perubahan tegangan negatif ke tegangan positif dengan penurunan yang hampir langsung dari positif ke
negatif pada saat pengapian.
Fluktuasi negatif akan memicu percikan bunga api sekunder pengapian, yang menyebabkan masalah
timing utama bagi engine.
Diagnosa Kesalahan
Osiloskop analyzer engine memiliki fungsi test khusus. Kabel sensor dapat diperiksa pada penghubung-
penghubung lilitannya. Bila dihubungkan sebagaimana sesuai dengan spesifikasi pabriknya osiloskop
akan menghasilkan gambaran output sensor yang akurat.
Pola scope (bidang) berubah dari normal dengan ketidakberfungsian pada system pengapian.
Kondensor yang bocor, busi-busi yang kotor, koil yang pendek, point-point yang berlubang ….. ini semua
dan tempat (spots) yang bermasalah menghasilkan pola-pola dengan karakteristiknya sendiri yang
berbeda dari normalnya.
Scopenya tidak akan menunjukkan tempat dan memberi label bila setiap system pengapian mendapat
masalah.
Sebenarnya, yang hanya dapat dilakukan scope adalah menunjukkan pola gambaran listrik
pengoperasian system pengapian. Anda, sebagai pendiagnosa, harus menterjemahkan pola tsb. dan
dalam beberapa hal membuktikan atau menunjukkan masalah khusus yang digambarkan scope dengan
tepat.
Dengan kata lain, scope adalah alat – alat bantu yang penting – tetapi bukan pendiagnosa yang terampil.
Di tangan teknisi yang terampil, Analyser dapat melakukan diagnosa permasalahan yang terjadi di
keseluruhan system engine dengan cepat dan akurat. Alat tersebut dapat merespon kegagalan
pemakaian pada:
Kondensor
Coil
Point distributor
Rotor
Cap/tutup
Sinyal generator
Unit Kontrol Pengapian Elektronik
Busi
Lilitan
Saklar-saklar dan relay
Baterai
Alternator
Regulator
Sebagai tambahan, scope dapat mengarahkan anda ke sumber-sumber permasalahan mekanis seperti:
Poros distributor yang aus
Rantai timing yang aus
System bahan bakar yang gagal berfungsi
dan banyak lagi kegagalan engine atau kinerja yang buruk lainnya.
Engine Analyser dibuat oleh banyak pabrik. Banyak perbedaan diantara Analyser yang dibuat, tetapi
semua tujuan penggunaan Analyser tersebut persis sama.
Analyser Kontrol
Pengujian yang akurat dan efisien diperlukan dimana anda harus membiasakan diri dalam penggunaan
Engine Analyser dan setiap fungsinya. Buku manual penggunaan akan memberikan rincian lengkap
tentang prosedur penggunaannya.
Pola system pengapian dapat ditampilkan dalam bentuk-bentuk yang berbeda untuk memungkinkan
pemeriksaan dan pembandingan dari pola pengapian yang dihasilkan pada setiap silinder.
Pola silinder menumpuk memungkinkan pembandingan yang cepat terhadap setiap pola untuk
mengidentifikasi perubahan yang halus pada setiap silinder.
Pola Kesalahan Pengapian yang Umum
Pola Sekunder
Kesalahan 1
Kesalahan 2.
Kesalahan 3.
Kesalahan 4.
Kesalahan 5.
Kesalahan 6.
Kesalahan 7.
Catatan:
Pola primer dan sekunder system pengapian elektronik sedikit berbeda dengan pola kontak point
dalam program ini. Selalulah menggunakan spesifikasi pabrik bila mendiagnosa kesalahan pada
semua system pengapian.
Alat ukur engine analyzer digunakan bergabung dengan osiloskop untuk membantu mendiagnosa
kesalahan. Setiap alat ukur (meter) juga dapat digunakan terpisah dari peralatan uji lainnya. Penjelasan
berikut ini dapat diterapkan pada engine analyzer yang terintegrasi ataupun yang berdiri sendiri.
TUGAS
Pertanyaan 1.
Pada gambar di bawah ini identifikasilah instrumen dan alat kontrol yang ada pada engine analyzer.
Jawaban :
Pertanyaan 2.
Analisalah gambar pola pengapian sekunder di bawah ini. Untuk setiap nomor yang ada, jelaskan
dengan singkat kerja pengapian pada waktu itu.
Jawaban :
Nomor 1. ……………………………………………………………………………………………………………
Nomor 2. ……………………………………………………………………………………………………………
Nomor 3. ……………………………………………………………………………………………………………
Bidang B: ……………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 3.
Analisalah gambar pola pengapian primer di bawah ini. Untuk setiap nomor yang ada, jelaskan dengan
singkat kerja pengapian pada waktu itu.
Jawaban :
Nomor 1. ……………………………………………………………………………………………………………
Nomor 2. ……………………………………………………………………………………………………………
Nomor a. ……………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 4.
Jelaskan arti sudut dwell dan jelaskan pengaruhnya terhadap system pengapian.
Jawaban :
…………………………………………..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..…………………………
Pertanyaan 5.
Jelaskan tujuan perbedaan tampilan format osilasi.
Jawaban :
…………………………………………..………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..…………………………
Pertanyaan 6.
Identifikasilah gangguan dan penyebabnya pada setiap gambar pola osilasi di bawah ini.
a)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..
b)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..
c)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..
d)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..
e)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..
f)
Gangguan: ……………………………………………………………………………………………..……………..
Penyebab:
………………………………………………………………………………………………………..…..
……………………………………………………………………………………………………..……..