Anda di halaman 1dari 24

TUGAS M3 KB4: SISTEM AC MOBIL

Nama : AGUSSAMI, S.Pd


Unit Kerja : SMK NEGERI 1 BANDAR DUA PIDIE JAYA
Prodi PPG : TEKNIK OTOMOTIF

TUGAS
KEGIATAN BELAJAR SISTEM AC MOBIL

1. Uraikan cara kerja sistem kelistrikan dari wiring sistem AC berikut!


Jawaban :
Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis menghubungkan
satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan arus listrik. Setiap
komponen mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan
untuk mendukung system secara keseluruhan.
Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di
mana sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem
kelistrikan merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala
atau mati tergantung pada kelistrikan.
Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC
mobil. Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula
yang tidak terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud di
atas yaitu setiap komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen-komponen
tersebut, antara lain:
1. Fan Switch
2. A/C Relay
3. Kabel
4. Main Fuse/Sekring
5. Motor untuk fan evaporator
6. Motor untuk fan kondenser
7. Magnetic clutch/Kopling magnet
8. Thermostat

9. Blower Relay

10. Blower Motor

11. Refrigerant Pressure Switch

12. Air Intake Actuator

Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian sederhana.


Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem pemipaan telah lebih
dahulu diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan sistem pemipaan dapat pula
dilakukan setelah sistem kelistrikan sudah terpasang. Diagram kelistrikan AC mobil
secara sederhana dapat dilihat pada gambar.
Cara kerja dari rangkaian kelistrikan sistem AC gambar di atas adalah
sebagai berikut:

1) Ignition switch ON.

2) Blower switch di ON kan yang mengakibatkan heater relay bekerja mengalirkan


arus listrik ke blower motor sehingga blower motor bekerja.

3) Bila AC switch di ON kan arus listrik mengalir masuk ke amplifier sehingga


amplifier akan bekerja.

4) Amplifier dapat bekerja yaitu mengeluarkan arus ke magnetic clutch (kopling


magnet) relay dan ECU engine jika dual pressure switch bekerja (ON) dimana
tekanan refrigerant pada saat itu berkisar 2 kg/cm2 sampai 32 kg/cm2.

5) Thermistor akan menginformasikan suhu evaporator ke amplifier, apabila suhu


evaporator di bawah 3 oC (pada A/C) atau di bawah 10oC (pada econ) maka
magnetic clutch relay akan off sehingga kompresor berhenti bekerja. Thermistor
biasanya dipasang di kisi-kisi evaporator. Dengan thermistor ini maka temperatur
dari evaporator dapat termonitor dan sistem AC dapat mencegah evaporator
membeku karena suhu yang terlalu dingin.

6) Water temperatur sensor (tidak ada pada gambar) akan bekerja mematikan
magnetic clutch relay apabila suhu mesin di atas 180 oC.

7) Lock sensor pada kompresor (tidak ada pada gambar) akan menginformasikan
putaran kompresor ke amplifier, jika putaran kompresor tidak sama dengan
putaran mesin maka magnetic clutch akan OFF.

8) Saat magnetic clutch bekerja, amplifier akan mengirimkan sinyal ke engine ECU
agar VSV bekerja sehingga putaran mesin akan naik.

9) Ketika kendaraan berakselerasi, ECU engine akan menginformasikan sinyal ke


amplifier sehingga magnetic clutch relay akan OFF yang menyebabkan
kompresor berhenti bekerja.

Alat Kontrol Kelistrikan


Alat kontrol kelistrikan yang alat kontrol yang menggunakan arus listrik dalam
mengontrol kerja komponen sehingga komponen dapat bekerja dengan baik, sesuai
keinginan dan mudah dalam perawatan serta perbaikan. Alat kontrol kelistrikan juga
tidak terlepas dari kerja alat utama dan kerja alat kontrol refrijeran. Semua komponen,
baik alat utama, alat kontrol kelistrikan dan alat kontrol refrijeran saling berhubungan
satu sama lain. Alat kontrol kelistrikan pada AC mobil secara umum ada 4 buah, yaitu
saklar, relay, fuse/sekring, magnetic clutch (kompling pada kompresor)
1. Saklar/Switch
Saklar adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik sehingga
AC mobil dapat bekerja/hidup. Bentuk dan jenis saklar beragam sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Saklar yang biasa digunakan pada AC mobil secara umum
ada dua macam yaitu saklar putar dan saklar geser.
Saklar yang digunakan pada AC mobil pada umumnya ada tiga fungsi yaitu
untuk menghidupkan atau mematikan sistem AC mobil, baik yang diputar ataupun yang
digeser. Saklar untuk menghidupkan, mematikan kipas dan mengatur putaran kipas
evaporator pada dashboard mobil. Saklar untuk mengatur seting temperatur,
menurunkan atau menaikan temperatur ruangan pada thermostat.
Saklar putar banyak digunakan pada AC mobil dengan menggunakan dasar kerja
potensio putar. Saklar ini sudah banyak dipasaran, baik bentuk dan jenisnya beragam
termasuk harganya. Saklar putar biasa bersatu dengan saklar untuk mengatur putaran
kipas atau blower pada evaporator. Biasanya putaran pertama untuk menyalakan AC
mobil dengan putaran kipas atau blower evaporator dengan putaran rendah. Untuk
memperoleh putaran kipas atau blower yang lebih keras maka saklar diputar lagi.
Biasanya menggunakan kode on, 1, 2, 3, dan 4. On untuk menunjukkan AC mobil
bekerja, angka 1 menunjukkan putaran kipas atau blower yan rendah, angka 2 untuk
putaran kipas atau blower yang lebih kencang, angka 3 putaran kipas atau blower yang
lebih kencang lagi dan angka 4 untuk putaran kipas atau blower yang maksimum. Kode
atau angka tersebut pada setiap merek AC mobil atau jenis mobil tertentu berbeda-beda.
Saklar geser pada prinsipnya sama dengan saklar putar cara kerjanya, tetapi
menggunakan basis kerja potensio geser. Pada saklar geser biasanya tidak menggunakan
kode angka tetapi menggunakan lambang yaitu lambang kipas dan lambang garis yang
menaik. Kode atau lambang yang digunakan yaitu:

Gambar 1 Gambar 2
Lambang Untuk Putaran Kipas Lambang Untuk Menaikan Putaran Kipas
Untuk mengatur temperatur di dalam kabin mobil, diperlukan pengaturan
temperatur. Temperatur yang diinginkan diatur dengan menggunakan saklar, baik saklar
putar maupun saklar geser. Saklar ini berfungsi mengatur thermostat yang ada di
evaporator. Biasanya saklar pengaturan temperatur dibuat terpisah dari saklar pengaturan
putaran kipas atau blower dan saklar AC mobil (ada 2 saklar). Untuk saklar putar biasanya
diberi kode angka 1, 2, 3 dan 4, angka tersebut menunjukkan tingkat kedinginan yang
dibutuhkan. Semakin besar angka menunjukkan semakin dingin udara yang keluar dari
evaporator (seperti pada gambar 3)
Sedangkan untuk saklar geser ditunjukkan dengan lambang segitiga panjang,
biasanya berwarna biru. Semakin ke kanan atau kearah lebih tebal semakin dingin udara
yang keluar dari evaporator (seperti pada gambar 2).

2. Relay
Relay adalah alat pengaman listrik yang berfungsi untuk menghubungkan arus
listrik pada tiap komponen. Relay berfungsi pula sebagai pengaman dari kelebihan arus
Listrik pada suatu rangkaian listrik. Relay atau saklar magnetik yaitu alat untuk membuka
dan menutup satu atau lebih kontak untuk menghantarkan arus listrik. Pada keadaan normal,
kontak tersebut pada umumnya terbuka (Normally Open). Relay biasanya digunakan untuk
arus listrik yang kecil sehingga kumparannya juga berukuran kecil. Relay digunakan untuk
menghantarkan arus listrik kurang dari 20 Ampere. Relay banyak digunakan untuk sistem
pendingin, AC mobil atau pemanas, terutama untuk rangkaian kontrol. Relay ada juga yang
dilengkapi dengan pengaturan waktu (Time relay). Relay dapat pula digunakan untuk Pilot
Duty, yaitu alat untuk mengontrol relay dan kontaktor lain.

a. Relay b. Relay dengan NC c. Time Relay

Gambar 4. Relay dan Time Relay

3. Fuse/Sekring
Sekring adalah alat pembatas arus listrik yang berfungsi untuk pengaman apabila
penghantar kelebihan arus atau kenaikan arus. Di setiap sekring pengaman terdapat sutas
kawat yang mempunyai harga arus tertentu, apabila arus tersebut melebihi harga arus kawat
tersebut maka kawat akan terputus. Sekring dalam instalasi kelistrikan biasanya
digambarkan dengan kotak persegi panjang yang diarsir penuh, seperti pada Gambar 5

Gambar 5. Sekring Pengaman

Memilih sebuah sekring pengaman harus disesuaikan dengan pemakaian arus listrik,
dimana sekring harus 20 – 30% lebih kuat dari arus maksimum yang mengalir. Kawat atau
kabel dan sekring pengaman harus disesuaikan dengan kekuatan arus yang mengalir pada
instalasi tersebut. Sekering pengaman bentuk, model dan jenisnya dapat
berbeda-beda sesuai dengan selera pasar dan produsen. Sedangkan untuk kemampuan
sekring pengaman yang banyak ditemui dipasaran antara lain : 2A, 4A, 6A, 10A, 15A, 20A,
25A, 40A, 60A, 80A, 100A, 125A, 150A, 200A dan sekring ukuran khusus.

4. Magnetic clutch (kopling pada kompresor)


Magnetik clutch atau kopling magnet adalah alat untuk menjalankan kompresor
pada AC mobil. Disebut demikian karena menggunakan prinsip magnet dalam
menyambungkan atau memutuskan kopling pada kompresor.
Magnetic clutch mempunyai komponen inti besi yang dililitkan kumparan yang
pasang pada bagian depan kompresor. Prinsip kerja magnetic clucth atau magnet kompling
yaitu apabila lilitan dialiri arus listrik, maka akan terjadimedan magnet disektarnya. Medan
magnet tersebut akan menarik tuas/lempengan logam yang akan dihubungkan ke
kompresor, sehingga kompresor akan berfungsi. Apabila aliran listrik diputuskan maka
medan magnet akan hilang sehingga tuas/lempengan logam akan kembali ke posisi semula
dan tidak terhubung ke kompresor. Skema magnetik clutch atau kopling magnet dapat
dilihat pada gambar berikut:

-
Gambar 6. Skema magnetic clutch
5. Kabel
Kabel merupakan alat untuk menghantarkan listrik (penghantar listrik). Penghantar
listrik yang baik adalah semua logam dan penghantar listrik yang paling baik adalah
tembaga yang sering digunakan untuk alat sistem kelistrikan. Penghantar listrik dari baja
digunakan untuk kawat tegangan tinggi.
Penggunaan kabel harus sesuai dengan kebutuhan, jika kawat terlalu tebal maka
biayanya akan mahal dan bila kawat terlalu kecil/tipis maka akan mudah panas sehingga
akan menimbulkan bahaya kebakaran. Tabel 1 akan memperlihatkan kekuatan maksimum
arus listrik (Ampere) yang bisa diterima kawat tembaga dalam ukuran luas tertentu (mm2).
Tabel. 1. Perbandingan luas penampang kawat dan kekuatan maksimum arus
Luas penampang Maksimum Arus Luas penampang Maksimum
Kawat tembaga (Ampere) Kawat tembaga Arus
(mm2) (mm2) (Ampere)
1 10 16 50
1,5 15 25 80
2,5 20 35 100
4 25 50 125
6 35 70 150
10 50 95 200

Arus yang masuk disebut PHASA dan digambarkan dengan haru lurus penuh.
Sedangkan arus yang keluar disebut PENGHANTAR NOL dan digambarkan dengan garis
terputus-putus. Pada instalasi listrik kabel-kabel ini diberi warna sebagai kode yang sesuai
dengan fungsinya yaitu :
~ Pasha berwarna : Merah, Biru dan Hitam
~ Penghantar nol : Kuning
~ Masa : Kuning bergaris hijau

Merah, Biru, Hitam


Kuning (penghantar nol)
Kuning bergaris hijau (masa)

Gambar 8. Warna kabel dan cara penggambarannya.


Alat Kontrol Refrijeran
Alat kontrol refrijeran yaitu alat kontrol yang berhubungan dengan refrijeran di
dalam sistem dan tidak menggunakan arus listrik dalam operasinya. Alat kontrol refrijeran
berfungsi untuk menjaga agar refrijeran berada dalam bersih dan sesuai dengan kondisi
yang diperlukan.
1. Receiver dan Sighglass
Receiver adalah alat untuk menyaring kotoran yang
mungkin ada di dalam sistem AC Mobil. Receiver
juga berfungsi untuk menjaga agar refrijeran yang
mengalir ke evaporator sudah dalam bentuk uap.
Pada gambar disamping ini, receiver bersatu dengan
sighglass. Receiver harus diganti apabila sudah tidak
lagi dapat menyaring kotoran yang ada di dalam
sistem. Receiver apabila sudah jenuh tidak akan
dapat bekerja dengan baik walaupun masih dapat
mengalurkan refrijeran. Dalam keadaan tertentu
dapat pula receiver sudah penuh sehingga
menyebabkan sistem akan mampet dan dapat
mengganggu komponen yang lain. Gambar 9. Receiver dan Sighglass
Sighglass berfungsi untuk melihat keadaan refrijeran yang mengalir di dalam
sistem AC mobil. Melalui sighglass akan terlihat refrijeran yang mengalir, akan diketahui
banyak atau sedikit. Pemasangan sighglass dapat pula terpisah dengan receiver, namun tetap
pada fungsinya masing-masing.

2. Thermostat
Temperatur dalam beberapa struktur tidak mengenal usia, tempat, dan bentuk;
temperatur dapat dibentuk menjadi tingkat yang nyaman dengan thermostat. Thermostat
didesain dan dibuat dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda untuk digunakan dan
diaplikasikan dalam industri Thermostat merupakan salah satu alat yang penting dari
keseluruhan operasi sistem AC mobil.
a. Penggunaan
Fungsi dasar dari thermostat yaitu untuk merespon perubahan temperatur oleh
membuka dan menutupnya kontak listrik. Terdapat beberapa tipe thermostat yang
digunakan di industri dan berbagai bentuk saklar yang digunakan.
Thermostat digunakan dalam berbagai macam kegunaan. Pada sistem air
conditioning dan heating, thermostat digunakan sebagai alat kontrol temperatur untuk
kenyamanan manusia. Thermostat pada system refrigerasi di desain untuk mengatur
temperatur yang spesifik di dalam ruang refrigerasi, misalnya refrigerator, walkin cooler,
display case, freezer untuk industri. Terdapat beberapa tipe thermostat yang khusus
diaplikasikan untuk industri, seperti : outdoor thermostat dan safety thermostat. Apapun
penggunaan thermostat, yaitu untuk memberi fungsi yang sama, bereaksi dengan
temperatur dengan membuka dan menutup saklar.
Thermostat pada sistem heating menutup pada saat temperatur turun dan membuka
pada saat temperatur naik. Thermostat pada sistem pendinginan menutup pada saat
temperatur naik, dan membukla pada saat temperatur turun. Hal tersebut merupakan
factor yang sangat penting pada waktu menentukan pembelian dan pemasangan
thermostat. Thermostat untuk cooling dan heating dapat digunakan untuk system
penginginan dan pemanas. Thermostat cooling dan heating biasanya dibuat sebagai
saklar untuk sistem pendinginan dan pamanas tanpa posisi tengah-tengah, dengan kata
lain : saklar satu phasa dua arah (single pole double throw). Beberapa thermostat harus
diisolasi dari panas atau dingin, dan harus dipisahkan penggunaanya dari panas atau
dingin. Thermostat moderen mempunyai system switch yang dapat digunakan untuk
system pendingin atau pemanas.

b. Jenis-jenis Thermostat dan Elemen Pengontrol


Ada 2 tipe elemen pengontrol thermostat yang biasa digunakan yaitu bimetal
dan sensor bulb. Element pengontrol thermostat adalah bagian yang dapat bergerak jika
temperatur berubah pada sensor. Thermostat bimetal biasanya digunakan untuk
mengontrol temperatur dalam system pendingin dan pemanas. Sensor bulb thermostat
biasanya digunakan untuk mengontrol temperatur dengan berbagai medium yaitu
cairan, uap dan media lain.
c. Sensor Bulb Thermostat
Elemen penggerak yaitu bulb dan diaprahma yang dihubungkan dengan pipa
kecil. Bulb diisi dengan cairan atau gas kemudian ditutup (seal). Tekanan akan menekan
diaprahma pada tangkai mekanik yang akan membuka dan menutup kontak. Pada saat
temperatur bulb berubah maka tekanan akan menekan diaprahma. Jika temperatur bulb
meningkat akan terjadi peningkatan tekanan, jika temperatur pada bulb menurun juga
akan terjadi penurunan tekanan. Penurunan dan penaikan tekanan menyebabkan kontak
akan membuka dan menutup, begitulah thermostat dibuat.

d. Thermostat Bimetal
Hati dari hampir semua tipe thermostat adalah bimetal. Bimetal digunakan untuk
menggerakan kontak membuka dan menutup. Bimetal merupakan kombinasi dari dua
bagian metal dimana akan memanjang pada temperatur tertentu. Kedua metal tersebut di
las menjadi satu. Setiap metal mempunyai koefisien perpanjangan yang berbeda. Jika
temperatur pada kedua metal tersebut meningkat, maka metal yang satu akan lebih
panjang dari metal yang lain karena perbedaan koefisien perpanjangan. Hal ini
menyebabkan bimetal melengkung (Gambar 13a dan 13b). Jika bimetal tersebut melekat
pada sisi, maka sisi yang satu akan terlepas, hal itu akan bergerak turun dan naik sesuai
dengan temperatur yang mengelilinginya.

(a) dua buah metal dengan


A
koefisien perpanjangan berbeda
B

A (b) Metal A lebih panjang


B dari B karena melengkung

Gambar 10. Bimetal thermostat

Jenis pertama thermostat bimetal dibuat seperti gambar 10. Jenis ini tidak baik
karena tekanan yang tidak stabil dari bimetal sehingga kontak akan menempel bersama-
sama. Jenis ini akan bereaksi (membuka dan menutup) relatif kecil pada perubahan
temperatur ruang yang mengelilingi thermostat.
Thermostat harus mempunyai sambungan yang baik pada kontak. Hal ini,
disempurnakan dengan system kancing (Snap action) thermostat bimetal terhadap

kontaknya. Tipe sebelumnya tidak menerapkan system kancing (snap) pada kontaknya
karena adanya perubahan temperatur yang kecil. Jika magnet permanen ditempelkan
dekat lengan bimetal (Gambar 11), maka akan menimbulkan snap action ketika bimetal
bergerak menutup kontak secara bersamaan.

Magnet
permanen

Kontak Kontak
a. Bimetal tanpa magnet b. Bimetal dengan magnet permanen
permanen untuk membuat snap action
Gambar 11. Bimetal dengan magnet permanen
Ada dua metoda yang biasa digunakan pada thermostat untuk membuat snap action
yaitu dengan magnet permanen dan bulb mercuri. Magnet permanen disimpan dekat
kontak yang akan menarik bimetal dan menguncinya. Metoda ini akan membuat
hubungan kontak lebih baik.
Thermostat bulb mercuri juga membentuk snap action, karena tetesan mercuri
bergerak antara dua sisi sekat didalam tabung gelas.
e. Tegangan Thermostat
Tegangan thermostat dibuat untuk mengoperasikan pada saluran tegangan 120
dan 230 volt. Tegangan thermostat digunakan untuk industri pada air conditioning dan
refrigerasi. Sedangkan thermostat tegangan rendah digunakan untuk alat kontrol dengan
tegangan 12 dan 24 volt. Biasanya thermostat tegangan rendah digunakan untuk
pendingin dan pemanas di rumah-rumah, AC mobil dan beberapa untuk
komersial dan industri. Thermostat tegangan rendah dapat digunakan untuk
mengoperasikan pemanas, pendingin, fan otomatis, fan manual, pemindah otomatis dari
pemanas ke pendingin. Perbedaan tegangan thermostat dan thermostat tegangan rendah
yaitu pada ukuran bimetal. Pada tegangan thermostat lebih banyak memerlukan tekanan
untuk membuka dan menutup kontak dan itu membutuhkan bimetal yang besar.
Thermostat tegangan rendah lebih akurat, murah, diagram pengawatan lebih kecil
dibanding dengan tegangan thermostat.
2. Apakah akibat melakukan pengisian AC pada saluran tekanan rendah dengan posisi
tabung refrigeran dibalik?
Jawaban :
Refrigerant dalam tabung berbentuk sebagian cair dan sebagian gas. Tentunya bagian
yang cair terletak dibawah dan gas terletak diatas. Jika kita mengisi kompressor dalam
keadaan kosong dan pengisiannya membutuhkan beberapa kilo gram, maka dengan mengisi
posisi tabung berdiri akan membutuhkan waktu lama, karena yang masuk berupa gas.
Sedangkan jika tabung terbalik maka yang masuk ke kompressor berupa cairan.
Tentunya volume cairan lebih kecil dibandingkan gas untuk berat yang sama.
Nah, yang menjadi persoalan apakah waktu pengisian mau cepat atau lambat ? Jika kita mau
cepat ya harus dalam keadaan dibalik. Hanya saja pembukaan kran tabung refrigerant harus
singkat (kurang dari 1 detik) dan ditutup kembali sambil di check apakah refrigerant sudah
cukup. Membuka terlalu lama bisa mengakibatkan kebanyakan refrigerant dan dapat
memecahkan pipa/ selang dan kompressor.
Selain itu juga dalam melakukan pengisian AC pada saluran tekanan rendah dengan
posisi tabung refrigeran dibalik dapat menyebabkan refrigerant masuk berbentuk cair
akibatnya kompresor AC akan lebih cepat rusak, untuk itu kita harus melakukan pengisian
AC dengan prosedur yang benar.

Adapun cara pengisian refrigerant yang baik adalah sebagai berikut :


Sebelum pengisian refrigeran, terlebih dahulu sistem AC divakum untuk
menghilangkan/ menghisap uap air yang beredar dalam sistem. Udara yang mengandung uap
air akan mempercepat proses pembekuan refrigeran di dalam sistem akibatnya saluran-
saluran akan tersumbat es.
Pekerjaan ini harus dilakukan pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong/habis,
atau sistem yang baru pertama kali diisi. Lamanya melakukan vakum sistem yaitu 15 menit.
Kran tekanan tinggi dan rendah dibuka, sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari
dalam sistem oleh pompa vakum.
Gambar 1. Proses Melakukan Vakum

Contoh lihat tabel di bawah ini yang menggambarkan titik uap air di dalam kevakuman.
Dengan memperhatikan tabel di bawah, apakah yang terjadi bila dalam sistem AC terdapat uap
air, sedangkan pada saluran hisap kompresor saja temperatur refrigeran sudah - 200C.

Besarnya vakum Titik uap air


mm Hg 0C

723,9 32

741,2 21

753,4 10

755,9 1

758,4 - 12

Pengisian refrigeran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan mengisi pada
saluran tekanan tinggi atau pada tekanan rendah. Penjelasan secara rinci dari kedua metode
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah dan link video berikut
Mengisi pada Saluran Tekanan Tinggi Mengisi pada Saluran Tekanan Rendah

Metode: Metode:
a. Untuk pekerja yang belum begitu a. Pengisian dilakukan pada saluran
berpengalaman, lebih baik mengisi hisap kompresor
refrigeran pada tekanan tinggi, b. Kran tabung refrigeran dibuka, kran
karena selama pengisian kompresor saluran tekanan tinggi ditutup
tidak bekerja menekan refrigeran c. Kran tekanan rendah manometer
berbentuk cair (engine mati). dibuka sedikit/pelan-pelan saja agar
b. Tekanan refrigeran pada tabung refrigeran yang masuk berupa gas,
harus dinaikkandengan cara sesuai dengan keadaan refrigeran
memanaskan refrigeran dalam alat yang masuk pada saluran hisap
pengisian khusus (charging station) kompresor pada waktu sistem bekerja
c. Kran tekanan rendah ditutup, dan normal.
tekanan tinggi dibuka d. Tabung refrigeran tidak boleh dibalik
d. Tabung refrigeran dibalik, agar yang karena tabung yang terbalik
masuk ke dalam sistem adalah menyebabkan refrigeran masuk
refrigeran cair. berbentuk cair akibatnya kompresor
e. Dengan cara ini katup dan bagian lain lebih cepat rusak.
kompresor tidak bekerja berat karena e. Karena tekanan saluran hisap
cairan itu tidak akan kembali ke kompresor cukup rendah, maka
ruangan kompresor tapi terus pengisian pada saluran hisap ini lebih
mengalir ke kondensor. mudah dilakukan, tapi keamanan pada
kompresorkurang terjamin
Dalam melakukan pengisian refrigeran, volume atau berat refrigeran harus sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh sistem. Dimana setiap kendaraan bisa jadi berbeda, untuk
mengetahui penuh atau tidaknya sistem waktu diisi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, dengan
melihat pada gelas/kaca kontrol saringan, dengan melihat tekanan dan mengisi sesuai dengan
berat refrigeran yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual. Penjelasan secara rincinya
adalah sebagai berikut:

a. Melihat kaca kontrol/sight glass pada receiver

Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat
gelembung – gelembung refrigeran pada gelas kontrol. Gelembung – gelembung refrigeran,
yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila dilihat
tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai.

Gambar 2. Sight Glass pada Sistem AC

Pada sistem AC dengan refrigeran R134a pada sight glass/kaca kontrol akan
cenderung terlihat berwarna putih susu sehingga diagnosis dengan menggunakan sight glass
tidak digunakan pada sistem ini. Namun pada sistem AC yang menggunakan R12 hasil
pemeriksaaan pada sight glass dapat digunakan sebagai data tambahan untuk mendiagnosis
sistem. Kemungkinan yang dapat terlihat pada sight glass adalah sebagai berikut.

Gambar 3. (a) Jernih (b) Berbusa/Banyak Gelembung (c) Bergaris-garis (d) Keruh
Interpretasi dari kondisi yang terlihat pada sight glass di sistem AC adalah sebagai
berikut:

1) Sight glass jernih

Kondisi ini dapat diinterpretasikan menjadi beberapa kemungkinan yaitu,


pengisian refrigeran sudah tepat, terlalu banyak atau refrigeran habis total karena
kebocoran pada sistem. Oleh karena itu diperlukan pengecekan tekanan pada
sistem untuk memastikan kondisi sebenarnya.

2) Sight glass berbusa/banyak gelembung

Kondisi ini dapat diinterpretasikan bahwa refrigeran kurang atau terdapatnya


udara yang masuk ke dalam sistem. Namun jika terdapat gelembung pada sight
glass hanya pada saat koping magnet on/off atau saat engine di start maka ini
adalah kondisi yang normal.

3) Sight glass bergaris-garis

Jika oli atau garis-garis muncul pada sight glass maka dapat dimungkinkan dalam
sistem kehabisan refrigeran.

4) Sight glass keruh

Kondisi ini mengindikasikan bahwa desiccant yang terdapat di receiver-drier


rusak dan ikut bersirkulasi di sistem

b. Melihat tekanan

Tekanan refrigeran dalam sistem dapat dilihat dengan manometer. Bila tekanan pada
saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi), dan saluran tekanan
tinggi 14,5 – 15 bar (200 – 213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh. Cara ini,
dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja normal.

Gambar 4. Tekanan Refrigeran Normal


c. Mengisi sesuai berat refrigeran yang masuk

Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat refrigeran yang harus diisikan ke
dalam sistem AC. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan mengukur
berat tabung refrigeran sebelum proses pengisian dilakukan, berat refrigeran yang masuk ke
dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung refrigeran. Salah satu segi
keuntungan dari cara ini yaitu kita dapat memastikan secara langsung harga refrigeran yang
diisikan karena refrigeran yang dijual dari pabrik juga berbentuk satuan berat di dalam
tabung silinder.

Gambar 5. Pengukuran Berat Refrigeran yang Masuk ke Sistem AC

3. Sistem AC pada suatu mobil mengalami permasalahan yaitu dari kisi-kisi AC


dalam kabin keluar butiran-butiran es. Apakah kemungkinan kerusakan yang
terjadi? Jawaban :
Kemungkinan kerusakan yang terjadi pada sistem AC suatu mobil mengalami
permasalahan
yaitu dari kisi-kisi AC dalam kabin keluar butiran-butiran es adalah :
1. Penggunaan Non Stop Dalam Jangka Waktu Lama
Saat kita sedang bepergian jauh keluar kota, sebaiknya sering – seringlah beristirahat.
Selain mengistirahatkan tubuh kita, komponen mobil seperti halnya ac juga perlu
diistirahatkan juga agar kondisinya tetap prima. Apalagi perginya dengan jarak tempuh
ratusan kilometer dan waktu puluhan jam, wajib untuk diistirahatkan terlebih
dahulu. Penggunaan dalam jangka waktu lama dan posisi paling dingin akan
menyebabkan keluarnya butiran es
2. Terjadi Masalah Pada Bagian Evaporator
Penyebab ac mobil keluar es berikutnya ialah karena terjadi masalah pada bagian
evaporator. Biasanya pada bagian saluran khusus sebagai tempat pembuangan di
bagian bawah evaporator terjadi proses penyumbatan dan akhirnya membuat air
menetes mulai dari bagian bawah dashboard mobil. Sehingga secara otomatis akan
membasahi bagian karpet mobil kita. Penyumbatan pada bagian saluran
pembuangan ini bisa dilihat jika air mulai menetes dari bagian kolong mobil saat anda
mulai menghidupkan AC.

Akibat lainnya yang mungkin saja terjadi pada saat AC mobil anda bocor ialah
selang saluran buang pada bagian rumah evap kondisinya terlepas. Beberapa
hal yang menjadi penyebab utama tersumbatnya bagian saluran pembuangan air
kondensasi seperti misalnya evaporator yang kondisinya kotor sering membentuk
menyerupai lendir atau pun gel yang tidak bisa berubah mencair. Gel tersebut yang
memicu penyumbatan pada bagian saluran buang yang terdapat di rumah evaporator
AC mobil kita. Kemudian bisa juga kotoran atau daun kering yang terhisap oleh
blower.
3. Saluran Drain Hose Tersumbat
Penyebab terjadinya ac mobil menjadi meneteskan es biasanya dikarenakan pada bagian
sistem ac mobil, khususnya pada bagian evaporator. Peristiwa kondensasi akan terjadi
pada permukaan evaporator saat ac mulai anda nyalakan sehingga secara terus menerus
akan menghasilkan air.

Jika dibiarkan saja, maka air tersebut akan menggenangi bagian rumah evaporatornya. Hal
ini terjadi karena bagian drain hose (saluran buang kondensasi) mengalami penyumbatan.
Bagian selang pembuangan yang tersumbat tidak akan meneteskan air, melainkan tetesan
air berpindah menetes ke bagian kolong mobil ketika mesin mobil mulaei dinyalakan. Bisa
disimpulkan bahwa air hanya menetes di bagian bawah mobil, apabila bagian drain hose
tidak mengalami penyumbatan (bekerja normal). Baca juga mengenai penyebab freon ac
mobil cepat habis.

Cara Mengatasi Ac Mobil Keluar Embun


Kita wajib mengetahui terlebih dahulu faktor paling berpengaruh yang mendorong
kejadian tersebut. Nah pengetahuan mengenai komponen mobil sangat diperlukan dalam
menangani kasus seperti ini. Untuk itu tidak ada ruginya bukan jika anda mempelajarinya
sejak awal.

Pertama lakukan pemeriksaan pada bagian saluran pembuangan. Cara ini yang memang
masuk akal untuk dilakukan pertama kali. Saluran pembuangan yang tersumbat nantinya
tidak akan terasa hembusan angin pada saat anda menyalakan mesin dan juga blower ac
nya. Selanjutnya kita bisa memanfaatkan lidi atau pun benda lentur lainnya agar bisa
dengan mudah mengikuti kontur selang pembuangan tersebut.

Masukkan lidi ke dalam lubang pembuangan secara perlahan. Jika memang selang
pembuangan mengalami penyumbatan, maka lidi yang dimasukkan akan mengalami
benturan saat terkena kotoran – kotoran penyumbat. Namun jika tidak, maka lidi akan
melalui lubang pembuangan dengan sangat lancar.

Apabila ternyata kita merasakan adanya benturan, kita bisa mencari kawat lentur dan
bengkokkan bagian ujungnya. Hal ini digunakan untuk menarik sumbatan yang ada pada

bagian lubang pembuangan bagian dalam. Masukkan kawat secara perlahan sampai
mentok, kemudian tarik dan lakukan cara tersebut berulang sampai kotoran di
dalamnya benar – benar hilang.

Untuk memaksimalkan pembersihan saluran pembuangan yang sebelumnya tersumbat,


maka kita bisa memanfaatkan vacuum cleaner. Dekatkan selang vacuum cleaner
dengan selang pembuangan. Kemudian nyalakan vacuum cleanernya dan gunakan
sesuai dengan kebutuhan saja. Kita juga tidak boleh memasukkan selang vacuum
cleaner terlalu dalam. Untuk menghindari hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi.

4. Terdapat permasalahan pada sistem AC mobil yaitu AC tidak dingin. Kondisi


lain yang teridentifikasi adalah blower AC bekerja dengan normal, filter AC dalam
kondisi bersih, magnetic clutch bekerja dengan baik dan belt kompresor AC
dalam kondisi baik dengan tegangan sesuai spesifikasi. Uraikan prosedur
pemeriksaan lanjut yang harus dilakukan, kemungkinan kerusakan yang terjadi
dan prosedur perbaikannya! Jawaban :
Prosedur pemeriksaan lanjut yang harus dilakukan dan kemungkinan kerusakan yang
terjadi
serta prosedur perbaikannya :
1. Lakukan pengetesan kebocoran

Pengetesan kebocoran refrigeran pada sistem dapat dilakukan dengan macam –


macam cara diantaranya sebagai berikut:
1) Memakai busa sabun

Pengetesan kebocoran pada sistem AC dapat dilakukan dengan cara yang paling
sederhana yaitu dengan menggunakan busa sabun pada bagian sambungan-
sambungan pada saluran refrigeran sistem AC.

Gambar Tes Kebocoran dengan Busa Sabun

2) Ultraviolet fluorescent system

Pada metode ini, pewarna khusus disuntikkan dan bersirkulasi ke dalam sistem AC
dan, kemudian dengan lampu ultraviolet khusus disinarkan ke komponen atau
sambungan pada sistem AC. Jika ada kebocoran, maka pewarna akan bersinar
terang. Metode ini sangat baik untuk mengidentifikasi kebocoran kecil.

Gambar Test Kebocoran dengan Ultraviolet Fluorescent System

3) Detector kebocoran elektronik

Pemeriksaan kebocoran pada sistem AC dapat dilakukan dengan alat detektor


kebocoran refrigeran. Dimana tingkat kesensitifan alat detektor hanya 5 mm, namun
dalam pemeriksaan jangan sampai ujung dari detektor mengenai komponen. Apabila
terjadi kebocoran maka alat akan mengeluarkan bunyi, sebagai tanda bahwa pada
bagian tersebut terdapat kebocoran.

Gambar Alat Test Kebocoran Elektronik

2. Periksa Kondisi Kerja Kompresor AC Mobil


Kompresor AC mobil terbagi menjadi dua komponen utama yaitu kompresor
dan magnetic clutch
Periksa kondisi fisik kompresor AC, apakah terdapat oli yang menempel pada dinding
kompresor, Jika iya hal tersebut menandakan terjadinya kebocoran pada kompresor,
penting bagi Anda untuk mencari tahu darimana datangnya oli yang menempel tersebut,
apakah muncul dari kompresor ataukah dari mesin. Terdapat beberapa bagian dari
kompresor AC yang menjadi penyebab bocornya freon yang bercampur dengan oli,
diantaranya pada packing antara front cover dan back cover, sambungan pipa AC pada
kompresor baik pipa low maupun pipa high, serta reliev valve atau seal shaft
compressor.Sedangkan pemeriksaan kerja kompressor AC dalam
memompa refrigerant dapat Anda lihat dengan menggunakan manometer gauge AC

3. Periksa Kondensor AC
Secara fisik pemeriksaan kondensor AC dapat dilakukan dengan melihat sirip-sirip pada
kondensor apakah terdapat basahnya oli AC yang menandakan terdapat kebocoran pada
kondensor, serta periksa apakah terdapat sirip yang tertekuk atau kotoran yang dapat
mengurangi pendinginan kondensor.

4. Periksa Pipa-Pipa AC dan Slang Flexible


Penting bagi kita untuk memeriksa pipa AC baik pipa flexible maupun pipa alumunium
dari kemungkinan bocor atau bergesekan dengan bagian mobil lain yang dapat menjadi
penyebab kebocoran. Lakukan pemeriksaan sambungan-sambungan dari kemungkinan
bocor yang ditandai dengan terdapatnya oli AC pada sambungan AC tersebut.
Periksa pula service valve dari kebocoran yang mungkin terjadi, dimana akan terlihat
basah oleh bekas oli di sekitar service valve (pentil pada pipa AC untuk mengisi dan
membuang freon) tersebut.

5. Periksa Receiver Drier


Receiver drier memiliki fungsi untuk menyaring kotoran agar tidak lolos memasuki katup
expansi, untuk mobil AC dengan tipe receiver drier yang terpisah dari kondensor
dilengkapi dengan sight glassdan pressure switch.
Untuk pemeriksaan receive drier tipe terpisah dengan kondensor yang kebanyakan
bertipe T atau L dapat dilakukan dengan memeriksa komponen dari kemungkinan bekas
oli AC di sekitar sambungan in dan out, karena pada bagian tersebut sering juga terjadi
kebocoran freon atau oli AC karena seal yang mengeras ataupun sambungan pipa AC
yang terhubung kurang keras.
Kita juga perlu melihat kondisi freon melalui sight glass yang berada di atas receiver
drier, apakah sight glass terlihat bersih atau hitam. Jika terlihat kehitaman, segera
lakukan penggantian receiver drier dan periksa AC mobil secara keseluruhan di bengkel
servis AC mobil.
Untuk kabel pressure switch, periksalah kondisi soket serta kabel yang terhubung apakah
terlihat dalam kondisi terhubung dengan baik atau tidak.

6. Periksa Expansi Valve


Expansi valve atau katup ekspansi ac mobil memilki beberapa jenis, jenis expansi
valve yang bisa diperiksa kondisinya dari luar ialah katup ekspansi yang berbentuk kotak.
Walaupun ekspansi berbentuk kotak inipun ada juga yang ditempatkan di dalam rumah
evaporator, tergantung konstruksi evaporator.
Pemeriksaan secara mudah dapat dilakukan dengan memeriksa kondisi secara fisik
apakah terdapat bekas oli AC yang berada di sekitar katup ekspansi tersebut yang
menandakan telah terjadi kebocoran pada seal sambungan pipa AC. Untuk tipe katup
ekspansi yang terletak di dalam rumah evaporator, Anda tidak bisa melihat kondisinya
secara fisik, namun dapat dilihat cara kerjanya dari tekanan yang diukur.
7. Periksa Evaporator
Pemeriksaan kondisi evaporator dapat dilakukan dengan merasakan hembusan angin
melalui grill AC. Anda dapat melakukan pembersihan evaporator jika merasa angin yang
dihembuskan kurang kencang atau kurang dingin.
8. Periksa Fan Kondensor
Fan kondensor juga penting untuk diperiksa, lakukan pemeriksaan mulai dari
kecepatan hembusan angin, arah hembusan angin, serta kondisi soket kabel
pada fan kondensor tersebut. Fan kondensor akan mati jika tidak berada dalam
kondisi yang prima, hal ini dapat berdampak pada naiknya temperatur mesin
ketika AC dihidupkan.

9. Periksa Jumlah Freon pada AC Mobil


Pemeriksaan jumlah freon pada AC mobil dapat dilakukan secara manual melalui
sight glass yang terdapat pada receiver drier, jika sistem AC menggunakan
receiver drier yang menjadi satu dengan kondensor, maka sight glass ini terletak
pada saluran pipa tekanan tinggi.
Cara memeriksa jumlah freon AC mobil melalui sight
glass :

 Hidupkan mesin mobil. Jika terlihat gelembung warna putih ketika idle
kemudian
 berbubah menjadi bening ketika digas, kondisi freon terbilang
cukup.

 Jika terlihat gelembung warna putih baik saat mesin idle atau saat mesin digas
berarti freon kurang, freon yang kurang memiliki dua kemungkinan yaitu
memang freon kurang atau freon tidak bisa masuk lebih banyak karena di
dalam sistem terlalu banyak oli.

 Apabila di dalam sight glass terlihat bening baik saat idle atau mesin digas
berarti di dalam sistem terlampau banyak freon.

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan tekanan freon yang benar dan akurat, kita
dapat menggunakan manometer gauge sebagai alat servis ac mobil atau mesin
AC R3 untuk memeriksa jumlah freon yang terdapat pada sistem AC.

Anda mungkin juga menyukai