Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam
makalah ini akan membahas tentang “Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting
Kelistrikan Sistem AC”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat di harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Medan, Maret 2015

Penulis

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC i|


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Prinsip Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil.......................................................................2

B. Komponen Kelistrikan Pada Sistem AC Mobil..................................................................4

C. Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC Mobil................................................................17

BAB III PENUTUP..................................................................................................................22

A. Kesimpulan...................................................................................................................22

B. Saran..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC ii |


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis menghubungkan satu


komponen dengan komponen lain dengan menggunakan arus listrik. Setiap komponen
mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan untuk mendukung
system secara keseluruhan.

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik.

Dan sering dijumpai masalah masalah kecil pada sistem AC, yang dimana kita sendiri
bisa memperbaiki masalah tersebut. Namun karena kita belum paham bagaimana cara
troubleshooting nya, kebanyakan para pengguna mobil membawa nya ke bengkel atau tukang
servise AC. Oleh karena itu kita sangat perlu mengetahui bagaimana troubleshooting yang
benar dan tepat untuk sistem AC.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dan untuk lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana prinsip kerja kelistrikan
sistem AC dan troubleshootingnya dan khususnya untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Sistem AC yaitu bapak Suherman, MT.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC iii |


BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil

Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis menghubungkan satu


komponen dengan komponen lain dengan menggunakan arus listrik. Setiap komponen
mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan untuk mendukung
system secara keseluruhan.

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen-komponen tersebut, antara lain:

1. Saklar

2. Relay

3. Kabel

4. Fuse/Sekring

5. Motor untuk fan evaporator (blower)

6. Motor untuk fan kondensor

7. Magnetic clutch/Kopling magnet

8. Thermostat

9. Thermistor

10. Preasure Switch

11. Amplifier

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC iv |


Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian sederhana.
Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem pemipaan telah lebih dahulu
diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan sistem pemipaan dapat pula dilakukan
setelah sistem kelistrikan sudah terpasang. Diagram kelistrikan AC mobil secara sederhana
dapat dilihat pada gambar.

Gambar 1. Diagram Kelistrikan Sistem AC Mobil

Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil

Secara umum cara kerja sistem kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Pertama kali kunci kontak dinyalakan dan mobil telah hidup, relay pertama akan
menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC v|


 Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse atau
sekring pengaman. Alistrik rus sudah stand by di ujung kabel saklar AC.
 Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan menyala adalah
thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch (kopling magnet) dan kipas
evaporator.
 Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator (blower) akan
bekerja dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R1
dan R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada
posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada posisi 3. Fungsi fan evaporator (blower)
yaitu untuk mensirkulasikan udara dingin ke seluruh kabin mobil.
 Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan bekerja
sesuai dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat disetting dengan memutar
atau menggeser saklarnya yang ada di dashboard dekat dengan saklar AC. Thermostat
akan memutuskan arus listrik pada magnetic clutch, ketika setting temperatur ruangan
kabin telah tercapai. Dan akan menghubungkan kembali jika temperatur ruangan kabin
kembali naik.
 Setelah dari thermostat, arus listrik akan mengalir pula pada relay kedua untuk
menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga kompresor bekerja
dan motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser berfungsi untuk mempercepat
proses kondensasi, yaitu mengubah wujud refrijeran dari uap menjadi cairan.

B. Komponen Kelistrikan Pada Sistem AC Mobil

Alat kontrol AC mobil adalah alat yang membantu kelancaran kerja alat utama sistem
AC mobil secara keseluruhan agar dapat bekerja dengan optimal. Alat kontrol berfungsi
untuk mengatur kinerja sistim AC mobil agar mudah dioperasikan, mudah dalam
pemeliharaan dan servis.

Secara umum alat kontrol AC mobil terbagi ke dalam dua kelompok yaitu alat kontrol
kelistrikan dan alat kontrol refrijeran. Pada dasarnya alat kontrol tersebut untuk mengontrol
sistem agar berjalan dengan baik.

Alat kontrol kelistrikan adalah alat kontrol yang menggunakan arus listrik dalam
mengontrol kerja komponen sehingga komponen dapat bekerja dengan baik, sesuai keinginan
dan mudah dalam perawatan serta perbaikan.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC vi |


Alat kontrol kelistrikan juga tidak terlepas dari kerja alat utama dan kerja alat kontrol
refrijeran. Semua komponen, baik alat utama, alat kontrol kelistrikan dan alat kontrol
refrijeran saling berhubungan satu sama lain.

1. Saklar/Switch

Saklar adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik sehingga AC
mobil dapat bekerja/hidup. Bentuk dan jenis saklar beragam sesuai dengan fungsinya. Saklar
yang biasa digunakan pada AC mobil secara umum ada dua macam yaitu saklar putar dan
saklar geser.

Saklar yang digunakan pada AC mobil pada umumnya ada tiga fungsi yaitu :

 Menghidupkan atau mematikan sistem AC mobil, baik yang diputar ataupun yang
digeser.
 Saklar untuk menghidupkan, mematikan kipas dan mengatur putaran kipas evaporator
pada dashboard mobil.
 Saklar untuk mengatur setting temperatur, menurunkan atau menaikan temperatur
ruangan pada thermostat.

Gambar 2. Saklar Putar

Saklar putar banyak digunakan pada AC mobil dengan menggunakan dasar kerja
potensio putar. Saklar ini sudah banyak dipasaran, baik bentuk dan jenisnya beragam
termasuk harganya. Saklar putar biasa bersatu dengan saklar untuk mengatur putaran kipas
atau blower pada evaporator. Biasanya putaran pertama untuk menyalakan AC mobil dengan

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC vii |


putaran kipas atau blower evaporator dengan putaran rendah. Untuk memperoleh putaran
kipas atau blower yang lebih keras maka saklar diputar lagi. Biasanya menggunakan kode on,
1, 2, 3, dan 4. On untuk menunjukkan AC mobil bekerja, angka 1 menunjukkan putaran kipas
atau blower yan rendah, angka 2 untuk putaran kipas atau blower yang lebih kencang, angka
3 putaran kipas atau blower yang lebih kencang lagi dan angka 4 untuk putaran kipas atau
blower yang maksimum. Kode atau angka tersebut pada setiap merek AC mobil atau jenis
mobil tertentu berbeda-beda.

Gambar 3. Saklar Geser

Saklar geser pada prinsipnya sama dengan saklar putar cara kerjanya, tetapi
menggunakan basis kerja potensio geser. Pada saklar geser biasanya tidak menggunakan kode
angka tetapi menggunakan lambang yaitu lambang kipas dan lambang garis yang menaik.

Untuk mengatur temperatur di dalam kabin mobil, diperlukan pengaturan temperatur.


Temperatur yang diinginkan diatur dengan menggunakan saklar, baik saklar putar maupun
saklar geser. Saklar ini berfungsi mengatur thermostat yang ada di evaporator. Biasanya
saklar pengaturan temperatur dibuat terpisah dari saklar pengaturan putaran kipas atau blower
dan saklar AC mobil (ada 2 saklar). Untuk saklar putar biasanya diberi kode angka 1, 2, 3 dan
4, angka tersebut menunjukkan tingkat kedinginan yang dibutuhkan. Semakin besar angka
menunjukkan semakin dingin udara yang keluar dari evaporator.

Sedangkan untuk saklar geser ditunjukkan dengan lambang segitiga panjang, biasanya
berwarna biru. Semakin ke kanan atau kearah lebih tebal semakin dingin udara yang keluar
dari evaporator.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC viii |


2. Kopling Magnet(Magnetic Clutch)

Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan


penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena
dihubungkan oleh belt dengan putaran mesin. Dalam hal ini, kompresor tidak dapat bekerja
sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Ketika sistem AC mobil di hidupkan, amplifier
memberikan arus listrik yang cukup ke coil stator. Selain itu akan timbul medan
elektromagnet dan akan menarik pressure plate dan menekan permukaan gesek pulley. Hal
ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran pulley, akibatnya kompresor akan
berputar.

Tiga bagian magnetic clutch sebagai berikut.

 Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing
kompresor.
 Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft (poros) mesin
dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam dari rotor dan front
housing dari kompresor terpasang bearing.
 Pressure Plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros)
kompresor.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC ix |


Gambar 4. Magnetic Clutch

3. Motor Blower
Fungsi blower pada ac mobil adalah untuk mensirkulasikan udara didalam kabin
melewati evaporator yang dingin saat ac hidup.
Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator (blower) akan
bekerja dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R1 dan R2),
untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada posisi 2 dan untuk
putaran maksimum pada posisi 3.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC x|


Gambar 5. Blower Operation

4. Extra Fan (Kipas Kondensor)

Extra fan adalah komponen ac mobil berupa fan tambahan pada sistem pendingin mesin
dan atau ac mobil berupa motor listrik dan di gerakan oleh tegangan listrik.Ektra fan pada ac
mobil berfungsi untuk membantu pendinginan kondensor saat ac mobil bekerja, agar proses
kondensasi di dalam kondensor bekerja dengan baik.

Bekerjanya motor extra fan bersamaan dengan hidup ac mobil atau berdasarkan
temperatur air radiator.Dimana untuk extra fan yang bekerja berdasar temperatur air radiator,
terdapat sensor untuk mengatur bekerjanya extra fan yang tertanam di radiator.

Untuk mengetahui dengan mudah apakah kendaraan menggunakan extra fan atau tidak
adalah dengan melihat kipas yang ada di sekitar radiator.Kalau hanya terdapat satu kipas atau
satu fan artinya kendaraan tidak menggunakan kipas yang di sebut extra fan.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xi |


Gambar 6. Extra Fan

5. Thermostat (Thermoswitch)

Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperatur kabin kompresor secara
otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada evaporator.
Apabila thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak
berfungsi. Tanda-tanda kerusakannya antara lain dapat diketahui dengan keluarnya asap dari
kisi-kisi AC, serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator. Selain
mengatur temperatur, fungsi thermostat pada AC mobil adalah sebagai pengatur proses kerja
kompresor AC. Sistem kerja thermostat menggunakan tabung indra panas yang di dalamnya
berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu (mempunyai koefisien mulai yang
tinggi). Tabung indra panas ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar.

Kerja kompresor terjadi bila suhu disekitar tabung meningkat lebih tinggi daripada suhu
yang telah diatur sebelumnya. Ketika suhu penguapan refrigerant cair di dalam evaporator
naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai danmendorong alas diafragma ke atas.
Dengan demikian, sakelar yang berhubungan dengan magnetic clutch akan mendapatkan
supply listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin keluar
di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas akan ‘menciut’.
Alas diafragma yang sebelumnya terdorong dengan tekanan muai gas akan kembali ke bawah
karena tarikan pegas, sehingga sakelar memutuskan arus listrik yang menuju ke magnetic
clutch, akibatnya kompresor pun akan berhenti.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xii |


Gambar 7. Thermostat

6. Pengatur Suhu Elektronik(Thermistor)

Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal negatif pada
sistem AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah suhunya, semakin tinggi
resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan semakin rendah pula resistensinya.
Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada
suhu tinggi dan resistansi thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan
arus listrik dari bateray ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi
pendinginan. Namun pada saat suhu rendah, resistansi thermistor tinggi, sehingga amplifier
akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch dan kompresor tidak bekerja.
Dengan adanya thermistor, pengaruh buruk akibat terlalu rendahnya suhu terhadap
kenyamanan ruang dan keamanan komponen unit pendingin dapat dihindarkan.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xiii |


Gambar 8. Thermistor

7. Pressure Switch

Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan pada sistem
AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran
listrrik yang menuju ke kompresor. Pada sistem AC terdapat berbagai jenis pressure switch,
tetapi yang paling sering digunakan adalah dual pressure switch. Pressure switch terpasang
pada pipa yang berisi cairan di antara receiver dan katub ekspansi. Alat ini mampu
mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam sistem dan akan memutuskan kopling magnet
jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor pun berhenti
bekerja. Komponen-komponen sistem AC mobil akan mengalami kerusakan jika tekanan
pada sistem terlalu tinggi. Pada tekanan 448 Psi untuk 134a dan 378 Psi untuk R-12, pressure
switch akan bekerja dan mematikan kopling magnet.

Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antarkomponen, sehingga
tekanan dalam sistem cukup rendah, sekitar 28 Psi(R-134a) dan 30 Psi(R-12), pressure switch
akan bekerja dan mematikan kopling magnet. Apabila tekanan refrigerant keluar dari batas
normal, akan mengakibatkan kerusakan pada sistem AC keseluruhan. Tekanan refrigerant
yang terlalu tinggi juga akan memecahkan pipa-pipa (hose) dan merusak kompresor atau
shaft seal kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan tinggi(high
pressure switch). High pressure swicth akan memutuskan arus listrik dari baterai ke magnetic
clutch, jika tekanan refrigerant disisi tekanan tinggi mencapai 280-350 Psi.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xiv |


Gambar 9. Preasure Switch

Jika terjadi kebocoran sirkulasi AC, refrigerant dan minyak pelumas kompresor akan
ikut terbuang, akibatnya pelumas kompresor pun akan berkurang. Kekurangan minyak
pelumas akan mengakibatkan kerusakan kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang
sakelar tekanan rendah (low pressure switch), sehingga terjadi pada kebocoran, low pressure
switch akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Dengan sendirinya
kompresor akan berhenti bekerja dan mencegah kerusakan. Low pressure switch akan bekerja
pada tekanan 30 ± 3 Psi.

8. Relay

Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor, dan ke peralatan
lainnya pada sistem AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay pengaman diperlukan
untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik tidak bisa langsung dari battery
ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui kunci kontak, sehingga titik-titik
kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke
coil relay, sudah bisa mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari battery ke magnetik
clutch ataupun ke blower motor melaui kontaktif relay. Jika kunci kontak memutuskan arus
listrik ke coil relay, maka kontaktif relay akan terbawa secara otomatis, sehingga arus listrik
dari batterai ke magnetic clutch ataupun ke blower motor terputus.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xv |


Gambar 10. Relay A/C

9. Fuse (Sekring)

Sekring adalah alat pembatas arus listrik yang berfungsi untuk pengaman apabila
penghantar kelebihan arus atau kenaikan arus. Di setiap sekring pengaman terdapat seutas
kawat yang mempunyai harga arus tertentu, apabila arus tersebut melebihi harga arus kawat
tersebut maka kawat akan terputus. Sekring dalam instalasi kelistrikan biasanya digambarkan
dengan kotak persegi panjang yang diarsir penuh.

Memilih sebuah sekring pengaman harus disesuaikan dengan pemakaian arus listrik,
dimana sekring harus 20 – 30% lebih kuat dari arus maksimum yang mengalir. Kawat atau
kabel dan sekring pengaman harus disesuaikan dengan kekuatan arus yang mengalir pada
instalasi tersebut. Sekring pengaman bentuk, model dan jenisnya dapat berbeda-beda sesuai
dengan selera pasar dan produsen. Sedangkan untuk kemampuan sekring pengaman yang
banyak ditemui dipasaran antara lain : 2A, 4A, 6A, 10A, 15A, 20A, 25A, 40A, 60A, 80A,
100A, 125A, 150A, 200A dan sekring ukuran khusus.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xvi |


Gambar 11. Jenis Fuse (Sekring)

10. Kabel

Kabel merupakan alat untuk menghantarkan listrik (penghantar listrik). Penghantar


listrik yang baik adalah semua logam dan penghantar listrik yang paling baik adalah tembaga
yang sering digunakan untuk alat sistem kelistrikan. Penghantar listrik dari baja digunakan
untuk kawat tegangan tinggi. Sementara itu, bahan seperti : karet, busa, plastik, kayu, gabus
digunakan sebagai bahan penyekat atau isolasi. Penampang kabel listrik dapat dilihat pada
gambar dibawah.

Gambar 12. Penampang Kabel

Penggunaan kabel harus sesuai dengan kebutuhan, jika kawat terlalu tebal maka
biayanya akan mahal dan bila kawat terlalu kecil/tipis maka akan mudah panas sehingga akan
menimbulkan bahaya kebakaran. Tabel dibawah akan memperlihatkan kekuatan maksimum
arus listrik (Ampere) yang bisa diterima kawat tembaga dalam ukuran luas tertentu (mm 2).

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xvii |


Arus yang masuk disebut PHASA dan digambarkan dengan haru lurus penuh.
Sedangkan arus yang keluar disebut PENGHANTAR NOL dan digambarkan dengan garis
terputus-putus. Pada instalasi listrik kabel-kabel ini diberi warna sebagai kode yang sesuai
dengan fungsinya yaitu :

 Pasha berwarna : Merah, Biru dan Hitam


 Penghantar nol : Kuning
 Massa : Kuning bergaris hijau

Gambar 13. Warna kabel dan cara menggambarkannya

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xviii |


11. Amplifier

Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC nobil,


agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai.Pada prinsipnya,
amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutuskan aliran listrik
dari baterai yang menuju ke magnetic clutch.

Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil yaitu temperature control
amplifier (pengatur suhu) dan temperatur control idling stabilizer amplifier.

Gambar 14. Amplifier Sistem AC

a. Pengatur Suhu (Temperature Control)

Jenis amplifier temperature control bekerja mengatur suhu dari ruangan yang
didinginkan, sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperatur control adalah
thermistor dan temperature control resistor. Mengenai thermistor sudah diuraikan
sebelumnya, sedangkan temperature control resistor adalah suatu variabel resistor yang nilai
resistensinya dapat diubah-ubah secara manual. Jika variabel resistor ditetapkan pada nilai
tertentu, berarti sama saja dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-
batas tertentu.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, nilai resistensinya dari resistensinya dari


thermistor sesuai dengan perubahan suhu. Dengan sifatnya tersebut, thermistor pada
rangkaian temperature control berfungsi sebagai sensor suhu berdasarkan perubahan nilai
resistensi thermistor digabungkan dengan nilai resistensinya temperature control resistor.
Hasilnya, dikirim ke amplifier sebagai suatu sinyal listrik. Namun pada amplifier sensor,
suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontraktif
relay di amplifier.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xix |


b. Idling Stabilizer Amplifier

Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja
pada batas minimal putaran mobil. Hal ini dimaksudkan agar pada saat putaran rendah, mesin
tidak mengalami kelebihan beban (overload) karena sistem AC bekerja. Sumber sensor
putaran minimal mesin diambil dari sistem pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal
listrik yang didapat, kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya
dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier. Selanjutnya, sinyal listrik yang
menghubungkan baterai dengan magnetic clutch diatur, agar hanya bekerja mengalirkan arus
listrik dari battery ke magnetic clutch pada batas putaran minimal (umumnya 850-1.050 rpm)

Gambar 15. Idling Stabilizer Amplifier

C. Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC Mobil

1. Switch A/C ON, tetapi Blower Tidak Bekerja

Jika anda menemukan kasus seperti ini, lakukan langkah-langkah berikut.

 Periksa komponen motor blower evaporator . Jika motor blower tidak bekerja, segera
perbaiki atau ganti motor blower.
 Periksa aliran listrik yang menuju blower evaporator. Segera perbaiki jika terdapat
kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay rusak.
 Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat kecepatan
(low,med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower rusak.
 Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester . Perbaiki bagian
sekring yang putus atau ganti dengan yang baru.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xx |


 Periksa relay motor blower menggunakan multitester pada bagian terminalnya. Ganti
relay jika rusak.

2. AC Bekerja, tetapi Tidak Dingin

Seringkali kita menemukan kasus AC mobil yang tidak dingin, padahal sistem AC
bekerja. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah berikut.

 Periksa sekring (fuse)


 Periksa tekanan refrigerant , apakah ada kebocoran refrigerant. Cari lokasi kebocoran
dan perbaiki. Setelah itu, lakukan vacum, tambah oli pelumas, dan isi kembali dengan
refrigerant baru.
 Periksa kompresor. Perbaiki atau ganti kompresor jika rusak.
 Bersihkan evaporator dari kotoran, sebab dapat menyebabkan pembekuan pada
evaporator. Setelah itu, periksa kondisi thermostat dan thermistor. Ganti thermostat
dan thermistor jika rusak.
 Periksa kondisi magnetic cluth. Kerusakan magnetic cluth dapat menyebabkan AC
tidak dingin. Perbaiki atau ganti jika rusak.
 Filter Dryer tersumbat. Caranya, bersihkan dengan cara meniupnya. Ganti filter dryer
dengan yang baru.
 Pressure switch tidak normal. Periksa kondisi pressure switch apakah masih bekerja
dengan baik atau tidak. Segera ganti jika rusak.
 Blower tidak berputar, sehingga sirkulasi udara kabin dari evaporator tidak
sempurna. Periksa kondisi motor blower, apakah masih bekerja dengan baik atau
tidak. Perbaiki jika rusak.

3. AC Mobil Kurang Dingin

AC mobil yang kurang dingin disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah pada
thermostat, evaporator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut langkah-langkah
pengecekan pada Ac mobil yang kurang dingin.

 Periksa stelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih bekerja dengan
baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian.
 Bersihkan evaporator dari kotoran yang menenmpel.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxi |


 Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di permukaannya,
sehingga kondensor tidak mampu melepaskan panas refrigerant dari kompresor.
Bersihkan kotoran dan benda lain yang menempel. Jika diperlukan, beri kipas
tambahan untuk proses pendinginan.
 Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari luar ikut
masuk dan bercampur dengan udara dingin dalam kabin.

4. Angin Tidak Berembus dari Grill Kabin

Ketika dinyalakan, AC mobil yang normal akan mengembuskan udara dingin dari grill
kabin. Jika tidak, berarti terdapat maslah pada beberapa komponen, seperti blower, sistem
kelistrikan, dan relay motor blower.

Berikut langkah-langkah pengecekannya.

 Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan tangan.
Jika putaran tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor blower dan ganti jika
rusak.
 Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, dan putus.
 Periksa switch blower. Ganti jika relay sudah rusak.
 Jika langkah diatas sudah dilakukan dan masih dalam kondisi baik, segera periksa
kondisi motor blower. Perbaiki atau ganti jika perlu.

5. Kecepatan Putaran Blower Tidak dapat Diubah

Untuk mendapatkan kenyamanan, terkadang kita perlu mengatur kecepatan putaran


blower (Low, Medium, High). Namun, jika putaran blower tidak dapat di ubah, berarti
terdapat masalah pada beberapa komponen, terutama pada switch blower dan sistem
kelistrikan. Berikut langkah-langkah pemeriksaannya.

 Periksa switch blower satu per satu dengan cara memindahkan switch pada tingkatan
yang berbeda(blower off) atau kecepatan embusan angin tidak berubah, segera ganti
switch blower.
 Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel , dan konektor kelistrikan blower . Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau terputus.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxii |


6. Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak bekerja

Jika kondensor yang tidak bekerja dapat mengakibatkan sistem AC tidak normal atau
dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor dengan bantuan extra fan menjadi tidak
maksimal. Terlebih jika kendaraan berhenti atau saat terjebak kemacetan, meskipun saat
melaju, kondensor mendapatkan sirkulasi angin dari depan. Oleh sebab itu, agar sistem AC
dapat bekerja maksimal perlu kipas kondensor yang baik. Berikut penanganan kipas
kondensor yang tidak bekerja.

 Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan. Jika
dirasakan tidak lancar atau seret, langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi
bearing motor kipas. Ganti jika sudah rusak.
 Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau putus.
 Periksa relay motor kipas, ganti jika relay sudah rusak.
 Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir adalah mengecek kondisi
motor kipas.

7. Kerusakan pada Komponen

a. Kompresor

Seperti telah disebutkan sebelumnya, alat ini berfungsi menekan refrigerant ke


kondensor, layaknya jantung pada manusia. Refrigerant yang seharusnya dipompakan ke
semua komponen AC tiba-tiba bermasalah. Kerusakan pada kompresor ditandai dengan
munculnya suara berisik saat AC dalam kondisi ON. Biasanya, kerusakan pada kompresor
akan menimbulkan beberapa masalah sebagai berikut.

 Gangguan pada magnetic clutch. Saat Ac tidak bekerja, otomatis kompresor juga
tidak dapat bekerja, sebab daya dari mesin yang melalui pulley dan belt tidak dapat
diteruskan ke kompresor. Jika yang terjadi sebaliknya, perlu dilakukan pemeriksaan
tegangan baterai (bisa tegangannya kurang), stelan amplifier kurang tepat, masa
(ground) yang kurang baik. Jika semua gangguan tersebut tidak terjadi, dapat
dipastikan magnetic clutch yang rusak.
 Suara dari sekitar kompresor tidak normal (timbul suara berisik). Periksa buat
pengikat kompresor pada bracketnya atau baut pengikat bracket dengan mesin(bisa

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxiii |


kendor), bearing idle pulley dn bearing idle pulley dan bearing magnetic clutch aus,
dan baut-baut pengikat crank shaft puli kendor.
 Suara dari dalam kompresor tidak normal atau berisik. Ini dapat disebabkan bearing-
bearing dalam kompresor aus, minyak pelumas kurang, atau cleareance dari bagian
yang bergerak melampaui batas standarnya. Perbaiki kompresor dan bagian-
bagiannya, jika perlu lakukan overhaul kompresor
 Gasket dan seal kompresor rusak, sehingga mengakibatkan kebocoran refrigerant dan
minyak pelumas. Jika ini terjadi, akanmenyebabkan kompresor cepat panas dan
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

b. Magnetic Clutch

Magnetic clutch merupakan alat yang berfungsi meneruskan tenaga dari mesin. Tanpa
adanya magnetic clutch atau kondisi magnetic clutch yang rusak, kompresor tidak dapat
bekerja. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi pada magnetic clutch dan cara
mengatasinya.

 Saat AC dihidupkan, magnetic clutch terkadang slip, sehingga tidak mampu memutar
kompresor. Periksa permukaan pressure plate-nya, apakah terdapat minyak atau benda
lain yang menempel. Sebaiknya bersihkan permukaan pressure plate. Selain itu dapat
juga disebabkan tegangan dari baterai ke magnetic clutch kurang. Periksa kabel-kabel
dan saluran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Charge baterai atau perbaiki sistem
kelistrikannya.
 Saat AC dihidupkan, pressure plate tidak mau menempel. Periksa kondisi stator coil,
apakah putus atau terbakar. Perbaiki atau ganti stator coil jika rusak atau terbakar.
Periksa juga saluran kabel dari batterai yang menuju ke magnetic clutch apakah
terdapat gangguan atau tidak. Selain itu periksa juga bagian switch ON/OFF dan
thermostat AC. Langkah terakhir, periksa jarak atau kerenggangan antara rotor dan
pressure plate. Perbaiki jika jaraknya terlalu renggang.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxiv |


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen-komponen tersebut, antara lain:

1. Saklar 7. Magnetic clutch/Kopling magnet

2. Relay 8. Thermostat

3. Kabel 9. Thermistor

4. Fuse/Sekring 10. Preasure Switch

5. Blower 11. Amplifier

6. Motor untuk fan kondensor

Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian sederhana.


Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem pemipaan telah lebih dahulu
diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan sistem pemipaan dapat pula dilakukan
setelah sistem kelistrikan sudah terpasang.

Pada sistem kellistrikan AC mobil sering dijumpai masalah-masalah pada komponen.


Baik itu masalah karena pemakaian maupun karena umur dari komponen tersebut. Oleh
karena itu troubleshooting yang baik dan benar perlu dilakukan agar menjaga sistem AC
tersebut bekerja dengan baik dan nyaman dipakai oleh pengendara.

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxv |


B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Air Conditioning and Refrigeration Institute. (1987). Refrigeration and Air Conditioning 2nd
Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Crouse, William H., & Anglin, Donald L. (1977). Automotive Air Conditioning. New York:
McGraw-Hill Inc.

Dwiggins, Boyce H., (1983). Automotive Air Conditioning 5th Edition. New York: Delmar
Publishers Inc.

http://www.omegaacmobil.com/indikasi-kerusakan.php

http://www.omegaacmobil.com/komponen-ac-mobil.php

Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC xxvi |

Anda mungkin juga menyukai