Anda di halaman 1dari 4

Roy Sam Retraubun

2018-11-222
ANALISA MODUL I : SINGLE LINE DIAGRAM

Pada pertemuan minggu pertama dari Praktikum Analisa Sistem Tenaga Listrik, kita
membahas modul 1 yang berjudul Diagram Saluran Tunggal. Sebelum melangkah lebih jauh,
alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu ETAP. ETAP atau Electric Transient
Analysis Program adalah salah satu perangkat atau software yang fungsinya untuk membantu
sistem tenaga listrik. Adapun fungsi dari software ETAP ini ada enam. Pertama, menggambarkan
data-data beban pada jaringan. Kedua, Mensetting atau mengatur data-data beban pada jaringan.
Ketiga, merancang diagram satu garis. Keempat, menganalisis aliran daya. Kelima, menghitung
gangguan hubung singkat. Dan keenam, menganalisis motor starting serta kestabilan transient.
Standar dari ETAP itu ada dua, yakni IEC dan ANSI. IEC atau International Electrotechnical
Commission ini adalah standar dari nilai frekuensi yang digunakan yakni sebesar 50 Hz.
Sementara itu, untuk ANSI atau American National Standards Institute adalah standar dari nilai
frekuensi yang digunakan sebesar 60 Hz. Untuk percobaan kita menggunakan IEC karena di
Indonesia sendiri frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz.

Tujuan dari percobaan Diagram Saluran Tunggal ini adalah mempelajari fungsi ETAP
dalam sistem tenaga listrik, Bisa memahami cara penggunaan program pada software ETAP, serta
mampu menggambar diagram saluran tunggal sistem tenaga listrik dan mengatur sejumlah
komponennya dengan menggunakan software ETAP. Yang dimaksud dengan diagram saluran
tunggal atau single line diagram itu adalah sebuah notasi yang sudah disederhanakan untuk sebuah
sistem jaringan tenaga listrik tiga fasa atau kata lainnya diagram satu fasa yang merepresentasikan
tiga fasa. Tujuan digunakannya single line diagram ini adalah untuk mempermudah kita dalam
membuat dan ketika membaca diagram, serta ketika menganalisa rangkaian karena jika kita
menggunakan diagram tiga fasa itu akan lebih rumit. Adapun sejumlah komponen-komponen yang
digunakan dalam software etap ini meliputi komponen AC dan juga komponen DC. Sejumlah
komponen AC yang digunakan adalah Power grid, Transformator, Busbar, dan Beban (Static load,
Motor, dan Lumped Load). Sejumlah komponen-komponen AC yang digunakan diantaranya
adalah Power grid yang merupakan sumber tegangan yang dapat mensuplai daya dengan nilai
tegangan yang tetap meskipun daya yang diserap lumayan besar.

Komponen AC yang kedua adalah Transformator atau trafo yang mana ialah sebuah
peralatan listrik yang fungsinya itu untuk menaikkan ataupun menurunkan tegangan pada sistem
tergantung jenis trafonya apakah step up atau step down, Busbar yang mana ialah tempat
penyambungan/bertemunya sejumlah komponen sistem tenaga listrik, dan beban yang

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Roy Sam Retraubun
2018-11-222
pengertiannya ialah peralatan listrik yang menyerap daya dari jaringan. Beban ini dibedakan
menjadi tiga, yakni beban statis (static load), beban motor (motor load), dan beban gabungan
(lumped load). Pengertian dari beban statis (static load) itu adalah beban yang sedikit mengandung
motor jadi tidak terlalu berpengaruh ke tegangan sistem. Beban Motor (Motor Load) itu adalah
beban yang menyerap daya reaktif. Sedangkan Lumped Load itu adalah gabungan dari beban statis
dan juga beban motor. Adapun komponen DC yang terdapat dalam software ETAP diantaranya
adalah DC circuit breaker, DC static load, baterai, DC cable, serta inverter. Namun saya hanya
dapat menyebutkan saja karena belum mengetahui pengertian dari masing-masing komponen
diatas.

Sistem tenaga listrik terbagi menjadi tiga bagian, yakni pembangkitan, transmisi, dan
distribusi. Pembangkit itu adalah daerah yang mengkonversi energi mekanik dari turbin menjadi
energi listrik. Dengan kata lain pembangkit itu menghasilkan energi listrik yang akan disuplai
sampai kepada beban atau konsumen. Pembangkit itu bisa dikelompokkan menjadi dua yakni
pembangkit skala kecil dan pembangkit skala besar. Untuk pembangkit skala kecil itu contohnya
adalah panel surya atau plts. Untuk pembangkit skala besar itu seperti PLTU, PLTG, PLTMG,
PLTA dan sebagainya. Setelah dari pembangkit, ada namanya transmisi. Transmisi itu adalah
menyalurkan daya dari gardu induk satu ke gardu induk lainnya. Pada transmisi ini, tegangan yang
dihasilkan akan dinaikkan misalnya sebesar 500 kV dengan menggunakan trafo step up. Tujuan
dari dinaikkannya tegangan ini adalah guna mengurangi rugi-rugi pada jaringan karena kalau jarak
dari pembangkit hingga ke suatu daerah beban itu sangat jauh maka harus dinaikkan tegangannya
untuk mengurangi rugi-rugi. Tapi kalau misalnya jarak dari pembangkit ke daerah beban tidak
terlalu jauh, maka tidak perlu dinaikkan tegangannya.

Yang selanjutnya, adalah distribusi. Yang dimaksud dengan jaringan distribusi itu adalah
jaringan yang dipergunakan untuk membawa energi listrik dari sistem transmisi hingga sampai ke
beban atau konsumen. Distribusi juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni distribusi primer
dan distribusi sekunder. Distribusi primer ini adalah keluaran dari gardu induk yang tidak masuk
ke trafo. Jadi, nilai tegangannya itu 20 kV. Sementara itu, distribusi sekunder ini adalah keluaran
dari gardu induk yang masuk ke trafo. Jadi, tegangan yang tadinya 20 kV diturunkan menjadi 220
v dengan menggunakan trafo step down untuk disuplai ke rumah-rumah pelanggan atau beban.
Dalam praktikum ini, pada PLTU unit 1 dan unit 2 mode operasi yang digunakan adalah PF
Control. Yang dimaksud dengan generator dengan mode PF control ini adalah generator yang
mengatur keluaran faktor dayanya. Sedangkan untuk PLTU unit 3 mode operasi yang digunakan
adalah Mvar Control. Yang dimaksud dengan Mvar control ini adalah mengatur keluaran daya
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik
Institut Teknologi PLN
Roy Sam Retraubun
2018-11-222
reaktif dari generator. Untuk mode operasi voltage control ini adalah mengatur tegangan keluaran
dari generator. Sedangkan untuk mode operasi swing ini yang bisa diatur adalah nilai tegangan
dan juga sudutnya karena mode swing ini dia menyesuakan tegangan dengan kebutuhan beban.

Misalkan satu generator mensuplai 3 MW sementara bebannya memerlukan 5 MW jadi


selisihnya masih ada 2 MW. Selisih inilah yang akan disuplai oleh generator dengan mode operasi
swing tersebut. Hal ini hanya berlaku pada kondisi steady state saja. Untuk mode PF control dan
Mvar control biasanya digunakan pada PLTU, PLTG, dan PLTGU. Sedangkan untuk mode
operasi swing biasa digunakan pada PLTA. Beda antara cable dan transmission line adalah kalau
transmission line itu adalah suatu kawat penghantar yang tidak memiliki isolasi sedangkan cable
itu adalah penghantar yang memiliki isolasi. Alasan digunakannya cable pada tegangan 20 kV ke
bawah adalah sebagai faktor pengaman atau keselamatan untuk pelanggan. Dalam rangkaian
modul satu ini terdapat network dan CMTR. Fungsi dari keduanya itu sama yakni sama-sama
untuk menyederhanakan rangkaian. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan, yakni kalau pada
network kita bisa menambahkan semua komponen sedangkan pada CMTR kita hanya bisa
memasukkan beban-beban saja jadi transformator, transmission line, dll tidak bisa digunakan.

Konfigurasi jaringan dibedakan menjadi empat, yakni konfigurasi jaringan radial,


konfigurasi jaringan loop, konfigurasi jaringan spindel, dan konfigurasi jaringan tie line. Untuk
konfigurasi jaringan radial, hanya berupa satu jalur yang terdiri dari banyak cabang ke beban.
Kelebihan dari konfigurasi jaringan radial ini adalah biayanya yang murah sedangkan
kekurangannya adalah jika terjadi gangguan pada suatu titik, maka daerah yang berada setelah titik
gangguan tidak dapat disuplai dan paada ujungnya pasti terjadi drop tegangan. Untuk konfigurasu
jaringan loop, berupa dua buah jaringan radial yang saling terhubung. Kelebihannya adalah apabila
daerah satu mengalami gangguan, maka akan disuplai oleh daerah lain. Kekurangannya adalah
biayanya lebih mahal dari radial dan pada daerah yang menjadi ujung akan mengalami jatuh
tegangan juga.

Untuk konfigurasi spindel, sama seperti loop hanya saja penyulangnya lebih banyak dan
terdapat penyulang langsung (express feeder) yang ditempatkan dalam tanah untuk menghindari
gangguan-gangguan. Kelebihannya adalah apabila salah satu daerah mengalami gangguan akan
langsung di suplai dengan penyulang langsung jadi kualitas tegangannya lebih baik karena
bebannya lebih sedikit. Untuk konfigurasi jaringan tie line, digunakan banyak penyulang untuk
menyuplai satu gardu yang mana tiap penyulangnya tidak terdapat beban. Kelebihannya adalah
kehandalannya tinggi karena satu gardu disuplai oleh banyak penyulang. Kekurangannya adalah

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Roy Sam Retraubun
2018-11-222
biayanya yang paling mahal dibandingkan konfigurasi jaringan yang lain. Konfigurasi jaringan tie
line ini biasa digunakan pada tempat-tempat penting seperti istana presiden, bandara, rumah sakit.
Rangkaian dari modul 1 ini menggunakan konfigurasi radial.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai