Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN SPEKTRUM GARIS ATOM

Mansur1), Rudi Muh Thahir2), Hijriana Ali MS 3), Astuti4), Ninda5)


Ummu Kalsum, S.Pd., M.Si.
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas FKIP, Universitas Sulawesi Barat
Jln,prof. Baharuddin Lopa Talumung,Majene Tlp/fax(0422)2259 Kode Pos 91413
Email : alfaridzi.mansur.aj@gmail.com

ABSTRAK; Telah dilakukan oleh Niels Bohr. Pada tahun 1900, J.J
eksperimendengan judul “Spektrum Thomson mengajukan model atom
Berbagai Jenis Atom (Teori Atom yang menyerupai roti kismis. Menurut
Bohr)”. Eksperimen ini bertujuan untuk Thomson, atom terdiri dari materi
menentukan panjang gelombang bermuatan positif dan didalamnya
spektrum garis atom gas mulia dan tersebar elektron bagaikan kismis
logam.Eksperimen ini dilakukan dalam rotikismis.
dengan menggunakan satu spektrum Ernest Rutherford telah dapat
lampu, yaitu gas helium (He)yaitu menunjukkan bahwa atom terdiri dari
mengukur spektrum garis He. Cahaya sebentuk awan
yang dipancarkan oleh lampu yang difus elektron bermuatan negatif
berisi atom yang diletakkan lurus pada mengelilingi inti yang kecil, padat, dan
celah spektrometer dan melewati celah bermuatan positif dengan elektron-
kisi sehingga akan terurai dan terlihat elektron mengorbit inti seperti layaknya
dalam teleskop spektrum-spektrum planet mengorbit matahari. Namun
warna dari atom tersebut. Berdasarkan demikian, model sistem keplanetan
eksperimen yang telah dilakukan untuk atom menemui beberapa
setelah dianalisis diperoleh hasil pada kesulitan. Pada tahun 1913, Niels Bohr,
kegiatan pertama spektrum warna yang fisikawan berkebangsaan Swedia,
memiliki panjang gelombang mengikuti jejak Einstein menerapkan
terpanjang sampai panjang gelombang teori kuantum untuk menerangkan hasil
terpendek secara berturut-turut adalah studinya mengenai spektrum atom
merah, jingga, kuning, hijau, dan ungu. hidrogen. Bohr mengemukakan teori
baru mengenai struktur dan sifat-sifat
atom. Teori atom Bohr ini pada
KATA KUNCI: panjang
prinsipnya menggabungkan teori
gelombang, spektrum garis atom, teori kuantum Planck dan teori atom dari
Ernest Rutherford yang dikemukakan
atom Bohr
pada tahun.
Jika sebuah gas diletakkan di dalam
tabung kemudian arus listrik dialirkan
ke dalam tabung, gas akan
memancarkan cahaya. Cahaya yang
I. PANDAHULUAN dipancarkan oleh setiap gas berbeda-
Spektrum emisi yang dapat beda dan merupakan karakterisktik gas
dihasilkan suatu atom dapat diamati tersebut. Cahaya dipancarkan dalam
dengan bentuk spektrum garis dan bukan
menggunakan alat spektrometer, Spektr spektrum yang kontinyu. Kenyataan
um garis membentuk suatu deretan bahwa gas memancarkan cahaya dalam
warna cahaya dengan panjang bentuk spektrum garis diyakini
gelombang berbeda. Adanya spektrum berkaitan erat dengan struktur atom.
garis yang dihasilkan setiap unsur yang Dengan demikian, spektrum garis
terdiri atas deretan warna dengan atomik dapat digunakan untuk menguji
panjang gelombang yang berbeda-beda kebenaran dari sebuah model atom.
pertama kali diamati pada gas hidrogen
Spektrum garis membentuk suatu lain selain deret Balmer sehingga
deretan warna cahaya dengan panjang dikenal adanya deret Lyman, deret
gelombang berbeda. Untuk gas Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola
hidrogen yang merupakan atom yang deret-deret ini ternyata serupa dan dapat
paling sederhana, deret panjang dirangkum dalam satu persamaan.
gelombang ini ternyata mempunyai Persamaan ini disebut deret spektrum
pola tertentu yang dapat dinyatakan hidrogen.
dalam bentuk persamaan
matematis. Jika sebuah gas diletakkan
di dalam tabung kemudian arus listrik atombohr 02
dialirkan ke dalam tabung, gas akan Dimana R adalah konstanta Rydberg
memancarkan cahaya. Cahaya yang yang nilainya 1,097 × 107 m−1.
dipancarkan oleh setiap gas berbeda- – Deret Lyman (m = 1)
beda dan merupakan karakteristik gas
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam
bentuk spektrum garis dan bukan
atombohr 03 dengan n = 2, 3, 4, ….
spektrum yang kontinu.[1]
– Deret Balmer (m = 2)

Kisi digunakan untuk memisahkan


garis spektrum. Cahaya
terdifraksidikisi, panjang gelombang
yang sama mengalami superposisi dan
menghasilkan intensitas maksimum.
Hubungan antara difraksi dan panjang
gelombang adalah linear (sin α ~ λ)
pada spektrum normal. Kita dapat
menentukan panjang gelombang yang
datang dari suatu cahaya yang melalui
kisi dengan menggunakan
Gambar 1.1 spektrum garis atom spektrometer. Persamaan untuk
Spektrum garis membentuk suatu menentukan panjang gelombang
deretan warna cahaya dengan panjang spektrum garis adalah
gelombang berbeda. Untuk gas
hidrogen yang merupakan atom yang Δα
paling sederhana, deret panjang sin
λ 2 (0.1)
gelombang ini ternyata mempunyai
pola tertentu yang dapat dinyatakan n.N
dalam bentuk persamaan matematis.
Seorang guru matematika Swiss Dengan : n = Orde Spektrum, Δα =
bernama Balmer menyatakan deret jumlahsudut antara garis spektrum
untuk gas hidrogen sebagai persamaan kanan dan kiri, N = jumlah gariskisi
berikut ini. selanjutnya, deret ini yang digunakan, dan λ = panjang
disebut deret Balmer. gelombang.

Dimana panjang gelombang


dinyatakan dalam satuan nanometer
(nm). Beberapa orang yang lain
kemudian menemukan deret-deret yang
terlihat di dalam teleskop dengan
benang vertikal pada teleskop dan
mengatur meja optik sehingga pada
posisi ini skala putar dan skala nonius
pada meja optik yang berimpit
menunjukkan angka nol. Setelah itu,
memutar teleskop ke satu arah (kanan)
dan memastikan teramati spektrum
garis. Begitu juga dengan arah yang
berlawanan (kiri). Selanjutnya
GAMBAR 1.2 Skema diagram untuk
kembalikan teleskop ke posisi normal.
defenisisudut Δα
Putar kembali ke arah kanan secara
perlahan sehingga teramati garis warna
pertama pada orde 1 (n = 1). Kemudian
II. METODE EKSPERIMEN
mengimpitkan tanda benang vertikal
Pada eksperimen ini digunakan
pada teleskop dengan garis warna
beberapa alat dan bahan seperti
pertama dan membaca penunjukan
Spektrometer optik, Kisi Rowland,
skala pada spektrometer sebagai θ
Spektrum lampu He, Ne, dan Na. Dan
kanan , dengan prosedur kerja yang
Universal Choke, 230 V, 50 Hz.
sama mengamati garisgaris warna
berikutnya pada orde yang sama dan
garis-garis warna berikutnya pada orde
2 (n=2), serta mencatat setiap
penunjukan skalanya sebagai θ kanan .
kemudian memutar teleskop pada
spektrometer optik secara perlahan ke
arah kiri dan mengulangi prosedur kerja
yang sama seperti pada pembacaan θ
kanan serta membaca masing-masing
penunjukan skala pada spektrometer
Gambar 2.1 perangkat percobaan
sebagai θ kiri ,.
spektrum garis.

Sebelum melakukan pengamatan


terlebih dahulu melakukan pengaturan
pada spektrometer optik dengan cara
memasang spektrum lampu He pada
tabung, kemudian on-kan, kemudian
luruskan teleskop dan kollimator, lalu
melihat teleskop dan memastikan garis
cahaya vertikal dalam teleskop terlihat.
Setelah itu, meletakkan kisi di atas meja
prisma dan menyelaraskan dengan
teleskop sehingga cahaya melalui celah
melewati kisi dan spektrum dapat
diamati dalam teleskop.
Pada percobaan ini dilakukan
pengamatan untuk menentukan
spektrum garis He, yang ditempuh
dengan beberapa tahapan, yaitu;
pertama luruskan posisi kolimator dan
teleskop spektrometer optik. Kemudian
mengimpitkan garis cahaya yang
III. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

Hasil Pengamatan
𝑁𝑆𝑇 𝑆𝑝𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,0167°
𝑁 = 600 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑚𝑚
= 6 𝑥 10−4𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
Orde Spektrum Warna
𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 ∆𝛼(𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 )
Spektrum
Ungu 15,6670 15,8340 31,5010
Biru 16,8340 16,7004 33,5344
Hijau Gelap 17,2004 17,4008 34,6012
1
Hijau Terang 19,6002 17,7672 37,3674
Jingga 20,7505 20,9175 41,6680
Merah 24,4676 23,8674 48,3350
Ungu 32,1002 32,8674 64,9676
Biru 35,4175 34,0451 69,4626
Hijau Terang 36,5501 36,7004 73,2505
2
Hijau Gelap 37,7505 37,5000 75,2505
Jingga 45,6336 45,4175 91,0511
Merah 54,8173 54,0000 108,8173
Analisis data  Biru
Δ𝛼 Δ𝛼
𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛
2 2
𝜆= 𝜆=
𝑛. 𝑁 𝑛. 𝑁
Ketidakpastian panjang gelombang
𝛿𝜆 𝜆 = 1453,3 𝑛𝑚
Δ𝜆 = | Δ𝜃 |
𝛿𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 Menghitung Kesalahan Relatif
𝛿𝜆
+| Δ𝜃 | 1 θ +𝜃
𝛿𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑖𝑟𝑖 |2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝜆 = | θ +𝜃

1 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
Δ𝜆 = | cos Δ𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 |
2 2
1 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 Δ𝜆 = 6,81 nm
+ | cos Δ𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 | 6,81
2 2 KR= × 100% = 0,46%
1453,3

Karena, Δ𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = Δ𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 = Δ𝜃 DK = 100% − 𝐾𝑅


1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 𝐷𝐾 = 100% − 0,46% = 99,53%
Δ𝜆 = | cos ( ) Δ𝜃| 𝜆 = |1453,3 ± 6,81|𝑛𝑚
2 2
1 θ +𝜃  Hijau gelap
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| Δ𝛼
Δ𝜆 = | |λ 𝑠𝑖𝑛
θ +𝜃 2
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) 𝜆=
2 𝑛. 𝑁
𝜆 = 1666,2692 𝑛𝑚
Δ𝜆
𝐾𝑅 = 𝑥100% Menghitung Kesalahan Relatif
𝜆
1 θ +𝜃
DK = 100% − 𝐾𝑅 |2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
𝜆 = |𝜆 ± Δ𝜆|𝑛𝑚 Δ𝜆 = | θ +𝜃

sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
Gas Helium
Orde 1 Δ𝜆 = 0,303921 nm
 Ungu
Δ𝛼 0,303921
𝑠𝑖𝑛 KR= × 100% =
2 1666,26
𝜆=
𝑛. 𝑁 0,01824%
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝜆 = 70,8732 𝑛𝑚 𝐷𝐾 = 100% − 0,01824%
= 99,98%
Menghitung Kesalahan Relatif 𝜆 = |1666,26 ± 0,303921|𝑛𝑚
1 θ +𝜃
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|  Hijau terang
Δ𝜆 = | θ +𝜃
|λ Δ𝛼
𝑠𝑖𝑛 2
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) 𝜆=
𝑛. 𝑁
Δ𝜆 = 13,90 nm
13,90 𝜆 = 275,161 𝑛𝑚
KR= 70,8732 × 100% = 19,61%
DK = 100% − 𝐾𝑅 Menghitung Kesalahan Relatif
𝐷𝐾 = 100% − 19,61%
1 θ +𝜃
= 80,38% |2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
𝜆 = |70,87 ± 13,90|𝑛𝑚 Δ𝜆 = | θ +𝜃

sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
Δ𝜆 = 13,72743 nm Orde 2
13,72743
KR= 275,16 × 100% =  Ungu
Δ𝛼
4,98887% 𝑠𝑖𝑛
2
𝜆=
DK = 100% − 𝐾𝑅 𝑛. 𝑁
𝐷𝐾 = 100% − 4,98887% 𝜆 = 730,1479 𝑛𝑚
= 95,01113%
𝜆 = |275.161 ± 13,72743|𝑛𝑚 Menghitung Kesalahan Relatif

1 θ +𝜃
 Jingga |2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝛼 Δ𝜆 = | |λ
𝑠𝑖𝑛 2 θ +𝜃
𝜆= sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝑛. 𝑁

𝜆 = 1526,101 𝑛𝑚
Δ𝜆 = 4,453978 nm
4,453978
Menghitung Kesalahan Relatif KR= 730,1479 × 100% =
0,61001%
1 θ +𝜃
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| DK = 100% − 𝐾𝑅
Δ𝜆 = | θ +𝜃
|λ 𝐷𝐾 = 100% − 0,61001%
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) = 99,38999%
𝜆 = |730,1479 ± 4,453978|𝑛𝑚
Δ𝜆 = 8,478963 nm  Biru
8,478963 Δ𝛼
KR= 1526,101 × 100% = 𝑠𝑖𝑛 2
𝜆=
0,555596% 𝑛. 𝑁
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 0,555596% 𝜆 = 288,836 𝑛𝑚
= 99,4444%
𝜆= |1526,101 ± 8,478963|𝑛𝑚 Menghitung Kesalahan Relatif

1 θ +𝜃
 Merah |2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝛼 Δ𝜆 = | |λ
𝑠𝑖𝑛 θ +𝜃
𝜆= 2 sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝑛. 𝑁

𝜆 = 1370,31 𝑛𝑚 Δ𝜆 = 13,70821 nm
13,70821
Menghitung Kesalahan Relatif KR= 288,836 × 100% =
4,74602%
1 θ +𝜃
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| DK = 100% − 𝐾𝑅
Δ𝜆 = | θ +𝜃
|λ 𝐷𝐾 = 100% − 4,74602%
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) = 95,25398%
𝜆 = |288,836 ± 13,70821|𝑛𝑚
Δ𝜆 = 9,471977 nm
 Hijau terang
9,471977 Δ𝛼
KR= 1370,31
× 100% = 𝑠𝑖𝑛 2
𝜆=
0,69123% 𝑛. 𝑁
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 0,69123% 𝜆 = 1465,05 𝑛𝑚
= 99,30877%
𝜆 = |1370,31 ± 9,471977|𝑛𝑚
Menghitung Kesalahan Relatif 7,523648
KR= 1666,035 × 100% =
1 θ +𝜃 0,45159%
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝜆 = | θ +𝜃
| DK = 100% − 𝐾𝑅
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝐷𝐾 = 100% − 0,45159%
= 99,54841 %
Δ𝜆 = 8,877226 nm 𝜆 = |1666,035 ± 7,523648|𝑛𝑚
8,877226
 Merah
KR= × 100% = Δ𝛼
1465,08 𝑠𝑖𝑛 2
0,60592% 𝜆=
𝑛. 𝑁
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 0,60592% 𝜆 = 582,18 𝑛𝑚
= 99,39408% Menghitung Kesalahan Relatif
𝜆= |1465,08 ± 8,877226|𝑛𝑚
1 θ +𝜃
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
 Hijau 2 Δ𝜆 = | |λ
Δ𝛼 θ +𝜃
𝑠𝑖𝑛 2 sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝜆=
𝑛. 𝑁
𝜆 = 122,991 𝑛𝑚 Δ𝜆 = 13,07624 nm
Menghitung Kesalahan Relatif
13,07624
KR= 582,18
× 100% =
1 θ +𝜃
|2 cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| 2,24608%
Δ𝜆 = | θ +𝜃

sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 2,24608%
= 97,75392%
Δ𝜆 = 13,87879 nm 𝜆 = |582,18 ± 13,07624|𝑛
13,87879
KR= × 100% =
122,991
11,2844%

DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 11,2844%
= 88,71562%
𝜆= |122,991 ± 13,87879|𝑛𝑚

 Jingga
Δ𝛼
𝑠𝑖𝑛 2
𝜆=
𝑛. 𝑁

𝜆 = 1666,035 𝑛𝑚

Menghitung Kesalahan Relatif

1 θ +𝜃
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝜆 = | 2 θ +𝜃

sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛2 𝑘𝑖𝑟𝑖 )

Δ𝜆 = 7,523648 nm
IV. PEMBAHASAN V. KESIMPULAN
Percobaan yang dilakukan memiliki
beberapaa tujuan pertama: Berdasarkan eksperimen yang
menunjukkan adanya spektrum telah dilakukan dapat disimpulkan
diskrit/garis hidrogen/gas mulia dan bahwa spektrum warna yang memiliki
logam laiannya. Berdasarkan hasil panjang gelombang terpanjang sampai
percobaan dan analisis data panjang gelombang terpendek secara
menunjukkan bahwa garis atom atau berturut-turut adalah merah, jingga,
spektrum diskrit dari garis atom hijau, nila dan ungu.
hidrogen terlihat yang ditunjukkan
dengan adanya verbagai jenis warna UCAPAN TERIMA KASIH
yang diamati. Kedua menentukan
panjang gelombang spektrum atom gas Dengan rampungnya percobaan
mulia dan logam. Berdasarkan data spektrum garis berbagai jenis atom dan
percobaan dan hasil analisis data jurnal ini, penulis mengucapkan terima
diketahuai bahwa panjang gelombang kasih kepada:
terbesar pada orde pertama dan orde 1. Orang tua tersayang yang selalu
kedua yaitu panjang gelombang mendukung dan mendoakan penulis.
spektrum warna. Setelah analisis data 2. Ibu Ummu Kalsum, S.Pd., M.Si.
dilakukan terlihat panjang gelombang selaku dosen pengampuh matakuliah
untuk setiap warna yang diamati. praktek Fisika Modern, yang telah
Terdapat kekeliruan dalam penelitian memberikan saran dan nasihat
yang disebabkan karena pada saat dalam pembuatan jurnal ini.
menentukan warna yang diamati yang 3. Kakak-kakak Nur Arizkah, selaku
menyebabkan data percobaan yang asisten laboratorium UNM, yang
diperoleh kutang tepat. Selain itu telah membimbing Kami selama
karena pengamat berganti-gantian. percobaan berlangsung.
Dalam percobaan ini menggunakan kisi 4. Pihak kampus Universitas Negeri
Rowland yang berfungsi sebagai alat Makassar, yang telah mengizinkan
untuk mendifraksikan pancaran cahaya Kami melakukan percobaan untuk
dari gas mulia dan uap logam atau pengambilan data di Laboratorium
dengan kata lain digunakan untuk Fisika Modern. Serta pihak-pihak
memisahkan garis spektrum dari gas yang ikut serta dalam serta dalam
mulia maupun logam yang digunakan. suksesnya praktek Fisika modern
Percobaan spektrum garis berbagai tahun 2018 ini, yang tidak bisa kami
jenis atom yang mengacu pada teori sebutkan satu persatu.
atom Bohr, dimana atom He, yang
digunakan bertekanan rendah di bawah
tekanan atmosfer dieksitasi, kemudian
radiasi yang dipancarkan mempunyai
spektrum yang dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Prinsip
dasar eksperimen ini adalah cahaya
yang dipancarkan oleh lampu yang
berisi atom yang diletakkan lurus pada
celah spektrometer dan melewati celah
kisi sehingga akan terurai dan terlihat
dalam teleskop spektrum-spektrum
warna dari atom tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Serway, A. Raymond. 2010. Fisika Edisi Keenam. Buku 3. Salemba Teknika:
Jakarta
[2]. Subaer, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I Unit
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM
LAMPIRAN

Δ𝜆
1 31,501
Analisis data | cos ( ) 0,0167|
Δ𝛼 2 2
𝑠𝑖𝑛 =| 31,501
| 70,8732 nm
2 sin ( )
𝜆= 2
𝑛. 𝑁

Ketidakpastian panjang gelombang Δ𝜆


1
| cos(15,7505) 0,0167|
=|2 | 70,8732 nm
𝛿𝜆 𝛿𝜆 sin(15,7505)
Δ𝜆 = | Δ𝜃 |+| Δ𝜃 |
𝛿𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝛿𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑖𝑟𝑖
Δ𝜆
1 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 1
| (0,9991) 0,0167|
Δ𝜆 = | cos Δ𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 |
2 2 =|2 | 70,8732 nm
1 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 0,04252
+ | cos Δ𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 |
2 2 0,00834
Δ𝜆 = | | 70,8732 nm
0,04252
Karena, Δ𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = Δ𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 = Δ𝜃 Δ𝜆 = |0,196183| 70,8732 nm
1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
Δ𝜆 = | cos ( ) Δ𝜃| Δ𝜆 = 13,90 nm
2 2 13,90
KR= × 100% = 19,61%
70,8732
1
| cos (
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
) Δ𝜃| DK = 100% − 𝐾𝑅
2 2 𝐷𝐾 = 100% − 19,61% = 80,38%
Δ𝜆 = | θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖

sin ( ) 𝜆 = |70,87 ± 13,90|𝑛𝑚
2
 Biru
Δ𝛼
Δ𝜆 𝑠𝑖𝑛
𝐾𝑅 = 𝑥100% 𝜆= 2
𝜆 𝑛. 𝑁
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
DK = 100% − 𝐾𝑅 𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
𝜆 = |𝜆 ± Δ𝜆|𝑛𝑚 𝑠𝑖𝑛
33,5344
2
𝜆=
Gas Helium 1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
Orde 1 0,87198
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
 Ungu 6 × 10−4
Δ𝛼 𝑛𝑚
𝑠𝑖𝑛 𝜆 = 1453,3 𝑛𝑚
2
𝜆=
𝑛. 𝑁
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Menghitung Kesalahan Relatif
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
31,501 1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝑠𝑖𝑛
2
| cos ( ) Δ𝜃|
2 2
𝜆= Δ𝜆 = | |λ
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚 sin (
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
)
0,04252 2
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
6 × 10−4
𝑛𝑚
𝜆 = 70,8732 𝑛𝑚 Δ𝜆
1 33,5344
| cos ( ) 0,0167|
2 2
Menghitung Kesalahan Relatif =| 33,5344
| 1453,3 nm
sin ( )
2
1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
| cos ( ) Δ𝜃|
2 2
Δ𝜆 = | θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
|λ Δ𝜆
sin ( ) 1
2 | cos(16,7672) 0,0167|
=|2 | 1453,3 nm
sin(16,7672)
Δ𝜆 (𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
1 𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
| (0,48954) 0,0167| 2
37,3674
=|2 | 1453,3 nm 𝑠𝑖𝑛
0,87198 𝜆= 2
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
0,00409 0,1651
Δ𝜆 = | | 1453,3nm 𝜆 =
0,87198 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
Δ𝜆 = |0,004688| 1453,3 nm 6 × 10−4
𝑛𝑚
Δ𝜆 = 6,81 nm 𝜆 = 275,161 𝑛𝑚
6,81
KR= × 100% = 0,46%
1453,3
DK = 100% − 𝐾𝑅 Menghitung Kesalahan Relatif
𝐷𝐾 = 100% − 0,46% = 99,53%
𝜆 = |1453,3 ± 6,81|𝑛𝑚 1 θ +𝜃
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
 Hijau 1 Δ𝜆 = | 2 2

Δ𝛼 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝑠𝑖𝑛 sin ( )
2 2
𝜆=
𝑛. 𝑁
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜆
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1 1 37,3674
2 | cos ( ) 0,0167|
34,6012 2 2
𝑠𝑖𝑛 =| 37,3674
| 275,161 nm
𝜆= 2 sin ( )
2
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
0,9998
𝜆 =
6 × 10−4
𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠 Δ𝜆
𝑛𝑚 1
| cos(18,6837) 0,0167|
𝜆 = 1666,2692 𝑛𝑚 =| 2
| 275,161 nm
Menghitung Kesalahan Relatif sin(18,6837)

1 θ +𝜃
Δ𝜆
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| 1
| (0,986402) 0,0167|
Δ𝜆 = | 2 2
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
|λ =|2 | 275,161nm
sin ( ) 0,1651
2
0,008236
Δ𝜆 = | | 275,1 6 nm
Δ𝜆 0,1651
1 34,6012 Δ𝜆 = |0,04989| 275,16 nm
| cos ( ) 0,0167|
=| 2 2
| 1666,26 nm Δ𝜆 = 13,72743 nm
34,6012 13,72743
sin ( ) KR= × 100% = 4,98887%
2 275,16
DK = 100% − 𝐾𝑅
Δ𝜆 𝐷𝐾 = 100% − 4,98887%
1 = 95,01113%
| cos(13,3006) 0,0167|
=| 2
| 1666,26 nm 𝜆 = |275.161 ± 13,72743|𝑛𝑚
sin(13,3006)
Δ𝜆  Jingga
Δ𝛼
1
| (0,0218) 0,0167| 𝑠𝑖𝑛
2
2 𝜆=
=| | 1666,26 nm 𝑛. 𝑁
0,9998 (𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
0,0002 2
Δ𝜆 = | | 1666,26 nm 𝑠𝑖𝑛
41,668
0,9998 2
Δ𝜆 = |0,00018| 1666,26 nm 𝜆=
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
Δ𝜆 = 0,303921 nm 0,915661
KR=
0,303921
× 100% = 0,01824% 𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
1666,26 6 × 10−4
𝑛𝑚
DK = 100% − 𝐾𝑅 𝜆 = 1526,101 𝑛𝑚
𝐷𝐾 = 100% − 0,01824% = 99,98% Menghitung Kesalahan Relatif
𝜆 = |1666,26 ± 0,303921|𝑛𝑚
 Hijau 2 1 θ +𝜃
Δ𝛼 | cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
𝑠𝑖𝑛 Δ𝜆 = | 2 2

2 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝜆= sin ( )
𝑛. 𝑁 2
0,005683
Δ𝜆 Δ𝜆 = | | 1370,31 nm
1 41,668
6,82219
| cos (
2
) 0,0167|
2
Δ𝜆 = |0,00691| 1657,5 nm
=| 41,668
| 1526,101 nm Δ𝜆 = 9,471977 nm
sin ( ) 9,471977
2
KR= × 100% = 0,69123%
1370,31
DK = 100% − 𝐾𝑅
Δ𝜆 𝐷𝐾 = 100% − 0,69123%
1
| cos(20,834) 0,0167|
2
= 99,30877%
=| | 1526,101 nm 𝜆 = |1370,31 ± 9,471977|𝑛𝑚
sin(20,834)
Δ𝜆 Orde 2
1
| (0,609267) 0,0167|  Ungu
=|2 | 1526,101 nm 𝑠𝑖𝑛
Δ𝛼
0,915661 2
𝜆=
0,005087 𝑛. 𝑁
Δ𝜆 = | | 1526,101 nm (𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
0,915661 𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
Δ𝜆 = |0,005556| 1526,101 nm 64,9676
𝑠𝑖𝑛
Δ𝜆 = 8,478963 nm 𝜆= 2

KR=
8,478963
× 100% = 0,555596% 1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
1526,101 0,876178
DK = 100% − 𝐾𝑅 𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
𝐷𝐾 = 100% − 0,555596% 6 × 10−4
𝑛𝑚
= 99,4444% 𝜆 = 730,1479 𝑛𝑚
𝜆 = |1526,101 ± 8,478963|𝑛𝑚
Menghitung Kesalahan Relatif
 Merah
Δ𝛼 1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝑠𝑖𝑛 | cos ( ) Δ𝜃|
2 2 2
𝜆= Δ𝜆 = | θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖

𝑛. 𝑁 sin ( )
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ) 2
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
48,335
𝑠𝑖𝑛 Δ𝜆
2
𝜆= 1 64,9676
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚 | cos (
2 2
) 0,0167|
0,82219 =| 64,9676
| 730,1479 nm
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
sin (
2
)
6 × 10−4
𝑛𝑚
𝜆 = 1370,31 𝑛𝑚
Δ𝜆
1
Menghitung Kesalahan Relatif | cos(32,4838) 0,0167|
=|2 | 730,1479 nm
sin(32,4838)
1 θ +𝜃
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
Δ𝜆 = | 2 2
|λ Δ𝜆
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 1
sin ( ) | (0,640093) 0,0167|
2 2
=| | 730,1479 nm
0,876178
Δ𝜆
1 48,335 0,005345
| cos ( ) 0,0167|
=| 2 2
| 1370,31 nm Δ𝜆 = | | 730,1479 nm
48,335 0,876178
sin ( )
2 Δ𝜆 = |0,0061| 795,37 nm
Δ𝜆 = 4,453978 nm
1
| cos(24,1675) 0,0167| 4,453978
Δ𝜆 = | 2
| 1370,31 nm KR= × 100% = 0,61001%
730,1479
sin(24,1675)
DK = 100% − 𝐾𝑅
Δλ 𝐷𝐾 = 100% − 0,61001%
1 = 99,38999%
| (0,680621) 0,0167|
2
=| | 1370,31 nm 𝜆 = |730,1479 ± 4,453978|𝑛𝑚
6,82219
 Biru
Δ𝛼 1 θ +𝜃
𝑠𝑖𝑛
2
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃|
𝜆= Δ𝜆 = | 2 2
|
𝑛. 𝑁 sin (
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
)
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ) 2
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
69,4634 Δ𝜆
𝑠𝑖𝑛 1 73,2505
2 | cos ( ) 0,0167|
𝜆 = 2 2
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚 =| 73,2505
| 1465,08 nm
0,1733 sin ( )
2
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
6 × 10−4
𝑛𝑚
𝜆 = 288,836 𝑛𝑚 Δ𝜆
1
| cos(36,62525) 0,0167|
2
Menghitung Kesalahan Relatif =| | 1465,08 nm
sin(36,62525)
1 θ +𝜃
| cos ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜃| Δ𝜆
Δ𝜆 = | 2 θ
2
+𝜃
|λ 1
| (0,637885) 0,0167|
sin ( 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 ) =| 2
| 1465,08 nm
2
0,87905
0,005326
Δ𝜆 Δ𝜆 = | | 1465,08 nm
1 69,4634 0,87905
| cos ( ) 0,0167| Δ𝜆 = |0,00606| 1465,08 nm
2 2
=| | 288,836 nm
sin (
69,4634
) Δ𝜆 = 8,877226 nm
2 8,877226
KR= × 100% = 0,60592%
1465,08
DK = 100% − 𝐾𝑅
Δ𝜆
1
𝐷𝐾 = 100% − 0,60592%
| cos(34,7317) 0,0167| = 99,39408%
=|2 | 288,836 nm
sin(34,7317) 𝜆 = |1465,08 ± 8,877226|𝑛𝑚
Δ𝜆
1
 Hijau 2
| (0,985021) 0,0167| 𝑠𝑖𝑛
Δ𝛼
2
=| | 288,836 nm 𝜆= 2
0,1733 𝑛. 𝑁
0,008225 (𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
Δ𝜆 = | | 288,836 nm 𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
0,1733 2
75,2505
Δ𝜆 = |0,04746| 288,836 nm 𝑠𝑖𝑛
2
𝜆=
Δ𝜆 = 13,70821 nm 1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
13,70821 0,07379
KR= × 100% = 4,74602% 𝜆 =
288,836
𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
DK = 100% − 𝐾𝑅 6 × 10−4
𝑛𝑚
𝐷𝐾 = 100% − 4,74602% 𝜆 = 122,991 𝑛𝑚
= 95,25398%
𝜆 = |288,836 ± 13,70821|𝑛𝑚 Menghitung Kesalahan Relatif

 Hijau 1 1
| cos (
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
) Δ𝜃|
Δ𝛼 2 2
𝑠𝑖𝑛
2
Δ𝜆 = | θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖

𝜆= sin ( )
𝑛. 𝑁 2
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2
73,2505 Δ𝜆
𝑠𝑖𝑛 1 75,2505
2 | cos ( ) 0,0167|
𝜆= 2 2
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚 =| 75,2505
| 122,991 nm
0,87905 sin ( )
2
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
6 × 10−4
𝑛𝑚
𝜆 = 1465,05 𝑛𝑚 Δ𝜆
1
| cos(37,62525) 0,0167|
Menghitung Kesalahan Relatif =|2 | 122,991 nm
sin(37,62525)
Δ𝜆  Merah
1 Δ𝛼
| (0,997278) 0,0167| 𝑠𝑖𝑛
2
=|2 | 122,991 nm 𝜆=
0,07379 𝑛. 𝑁
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 )
0,008327 𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
Δ𝜆 = | | 122,991 nm 2
99,8173
0,07379 𝑠𝑖𝑛
2
Δ𝜆 = |0,11284| 122,991 nm 𝜆=
Δ𝜆 = 13,87879 nm 1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚
13,87879 0,34931
KR= × 100% = 11,2844% 𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
122,991
6 × 10−4
DK = 100% − 𝐾𝑅 𝑛𝑚
𝐷𝐾 = 100% − 11,2844% 𝜆 = 582,18 𝑛𝑚
= 88,71562%
𝜆 = |122,991 ± 13,87879|𝑛𝑚 Menghitung Kesalahan Relatif

1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
 Jingga | cos ( ) Δ𝜃|
2 2
Δ𝛼 Δ𝜆 = | |λ
𝑠𝑖𝑛 sin (
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
)
2
𝜆= 2
𝑛. 𝑁
(𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ) Δ𝜆
𝜆 = 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1
2 1
| cos (
99,8173
) 0,0167|
91,0511 2 2
𝑠𝑖𝑛 =| 99,8173
| 582,18 nm
2
𝜆= sin ( )
1 × 6 × 10−4 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠/𝑛𝑚 2
0,999621
𝜆 = 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠
6 × 10−4 Δ𝜆
𝑛𝑚
1
𝜆 = 1666,035 𝑛𝑚 | cos(49,90865) 0,0167|
2
=| | 582,18 nm
sin(49,90865)
Menghitung Kesalahan Relatif
Δ𝜆
1 θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 +𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 1
| cos ( ) Δ𝜃| | (0,93961) 0,0167|
Δ𝜆 = | 2 2
|λ =|2 | 582,18 nm
θ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 0,34931
sin ( )
2
Δ𝜆 0,007846
1 91,0511
Δ𝜆 = | | 582,18 nm
| cos ( ) 0,0167| 0,34931
2 2
=| 91,0511
| 1666,035 nm Δ𝜆 = |0,02246| 582,18 nm
sin ( ) Δ𝜆 = 13,07624 nm
2
13,07624
KR= × 100% = 2,24608%
582,18
Δ𝜆 DK = 100% − 𝐾𝑅
1
| cos(45,52555) 0,0167| 𝐷𝐾 = 100% − 2,24608%
=|2 | 1666,035 nm = 97,75392%
sin(45,52555) 𝜆 = |582,18 ± 13,07624|𝑛𝑚
Δ𝜆
1
| (0,540621) 0,0167|
2
=| | 1666,035 nm
0,999621
0,004514
Δ𝜆 = | | 1666,035 nm
0,999621
Δ𝜆 = |0,004516| 1666,035 nm
Δ𝜆 = 7,523648 nm
7,523648
KR= × 100% = 0,45159%
1666,035
DK = 100% − 𝐾𝑅
𝐷𝐾 = 100% − 0,45159%
= 99,54841 %
𝜆 = |1666,035 ± 7,523648|𝑛𝑚

Anda mungkin juga menyukai