Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan
sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada
saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada
masa di mana terdapat kehidupan di muka bumi dimana manusia mulai hidup. Batas
antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini
menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya
tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman
prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama,
tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Semakin berkembangnya zaman, semakin
maju juga pemikiran manusianya.
Dan pemikiran tersebut menyebabkan perbedaan peradaban suatu bangsa dan
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk pula ilmu
fisika. Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung
secara tiba-tiba, melainkan melalui proses bertahap dan evolutif. Karenanya, untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau
klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu
pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis
senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Terjadi perkembangan ilmu
pengetahuan di setiap periode dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami
perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasionil. Manusia menjadi lebih proaktif dan
kreatif menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan sejarah fisika menurut para ilmuan !
2. Jelaskan perkembangan pengetahuan pada Yunani Kuno !

i
3. Jelaskan sumbangsi Yunani Kuno !
C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat mengetahui sejarah fisika menurut para ilmuan
2. Dapat mengetahui perkembangan pengetahuan pada Yunani Kuno
3. Kita dapat mengetahui sumbangsi Yunani Kuno

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH FISIKA DI ZAMAN YUNANI KUNO

1. Thales (629-555 SM)


Thales dari Miletus adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia adalah
tokoh yang pertama yang mengembangkan konsep-konsep kosmologi (paham
tentang struktur alam semesta). Thales berhasil mengembangkan metode survei dan
trigonometri dari Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk
benda-benda langit. Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta tersusun dari air dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan gas).
Dan dia juga mengusulkan bahwa alam semesta adalah sebuah bola air raksasa
tempat bumi berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas permukaan air,
dan di atas bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber datangnya hujan yang
menimpa bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air alam semesta dan
bergerak sebagaimana dalam pengamatan.
2. Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan. Pemikiran terpentingnya
dalammazhab Pythagorean yaitu bilangan adalah segalanya. Pythagoras percaya
bahwa angka enam adalah bilangan yang sempurna (bilangan yang apabila faktor-
faktornya dijumlahkan akan menghasilkan bilangan itu sendiri) dan mengandung
nilai mistis sehingga dipercaya sebagai simbol keseimbangan.Pengaruh pemikiran
mistis Pythagoras dapat dijumpai dalam karya Saint Augustine dalam bukunya The
City Of God demikian (354:430) :Six is a number perfect in itself, and not because
god created all things in six days; rather, the converse is true. God created all
things in six days because is number is perfect.Selain dikenal sebagai ahli filsafat
Pythagoras juga dikenal sebagai penemu hukum geometri yaitu panjang sisi miring
(hipotenusa) pada segitiga siku-siku pada theorema Pythagoras ditentukan oleh
perhitungan akar dari penjumlahan hasil kuadart dari kedua sisi yang lain.
Pythagoras adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan bahwa alam
semesta mengikuti hokum-hukum yang kuantitatif. Dia menyatakan bahwa masing-
masing benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada

i
bola-bola kosentris (sepusat) yang berpusat mengitari pusat alam semesta (api
pusat).Menurut Pythagoras, keberaturan alam semesta mirip dengan keteraturan
tangga nada pada dawai lira. Keteraturan dalam hal ini keteraturan numerik seperti
pada perbandingan panjang dawai lira yang merupakan prinsip utama dala konsep
alam semesta Pythagoras.
3. Democritus (460-370 SM)
Pemikira Yunani lain yang begitu berpengaruh dalam sejarah perkembangan fiika
adalah teori atom Yunani. Teori atom Yunani dikemukakan oleh Democritus dan
sekolah filsafatnya, khususnya guru democritus yang bernama Lucretus. Democritus
mengajukan hipotesa yang sangat menarik bahwa seluruh materi terdiri atas
partikel-partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Dengan kata lain, apabila bijih
besi dipecah-pecah lagimaka akan sampai pada satu titik dimana bijih besi itu tidak
dapat dipecah lagi. Titik terakhir inilah yang disebut atom.
4. Euclid (325-265 SM)
Euclid merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori
geometri. Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai geometri
bidang datar atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia fisika ratusan
tahun lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini benar untuk
memformulasikan hukum alam. Namun pembuktian geometri Euclid ternyata
kurang akurat untuk menjelaskan bagian tertentu dari fenomena alam baru
terjadiketika sejumlah ahli geometrio abad 19 M menbuktikan kelemahan teori
tersebut. Dan kemudian dikenal geometri-Non Euclid. Namun geometri Euclid
masih tetap dominan pengaruhnya
5. Archimedes (287-212 SM)
Archimedes lahir di Syracuse, ia adalah putra dari ahli astronomi Phidias dan ketika
dewasa menjadi sahabat baik Raja Hieron. Archimedes adalah orang yang dikenal
menemukan hukum apung atau lazim dikenal dengan prinsip Archimedes, yang
menyatakanGaya apung (gaya ke atas) yang dialami oleh sebuah benda yang
dicelupkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.Selain dikenal
sebagai penemu hukum terapungnya di juga menemukan skrup air.
6. Plato
Plato adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan kosmologi
Yunani kuno. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah bentuk geometri
paling sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa semua benda langit bergerak

i
dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka semua diciptakan oleh makhluk
yang paling sempurna, Tuhan. Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari
bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.
7. Eudoxus
Eudoxus adalah salah satu murid Plato. Dia mengembangkan teorinya berdasarkan
pengamatan benda-benda langit. Mungkin dia adalah orang pertama yang
mengembaangkan teorinya tentang alam semeta berdasarkan pengamatan. Menurut
Eudoxus, setiap planet terletak pada bola-bola kosentris, dan pergerakan planet
disebabkan rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi
bola-bola ini berbeda-beda, efeknya adalah terjadinya gerak retrograde (gerak maju
mundur) Mars.
8. Aristotle (384-322 SM)
Aristotle merupakan murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah pusat
alam semesta. Aristotle mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum yang
mengajarkan berbagai bidang ilmu khususnya biologi dan ilmu pengetahuan alam.
Dia adalah orang yang pertama kali melakukan klasifikasi terhadap binatang dan
tumbuhan.Aristotle mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola
sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini
masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang
ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati
pada Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan orbit Mars yang terletak di luar
orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola ini merupakan kedudukan bintang
yang tetap diam.Dalam konsep gerak Aristotle membagi kedalam tiga kelompok
gerak, yaitu gerak kuantitatif, gerak kualitatif, dan gerak spasial. Gerak spasial
dibagi dalam dua kelompok yaitu gerak spasial alam semesta bagian atas dan gerak
spasial alam semesta bagian bawah. Pada alam smesta bagian bawah, yakni dalam
alam yamg disebuit lingkaran sulunr, gerak alamiah adalah gerak yang mengarah
langsung ke pusat bumi. Bumi menurut Aristotle adalah pusat jagat raya atau lam
semesta (geosentris). Sedangkan gerak alamiah di langit (alam semesta bagian atas)
adalah gerak melingkar, sempurna, kontinue, dan tidak terbatas.Aristotle
berpendapat bahwabenda dapat bergerak hanya jika benda tersebut berhubungan
langsung dengan penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi berhubungan dengan
benda yang digerakkan, maka benda akan berhenti.
9. Aristarchus (310-230 SM)

i
Aristarchus lahir di Samos, dia adalah orang pertama yang berbeda pandangan
mengenai pusat jagat raya. Menurut Aristarchus, pusat jagat raya bukan bumi, tetapi
mataharilah sebagai titik pusatnya (heliosentris). Bumi hanyalah salah satu dari
beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran.
Namun hipotesis Aristarchus di tolak oleh Aristotle dan Ptolomy yang tetap
berpegang pada geosentris.
10. Eratosthenes (276-194 SM)
Eratosthenes adalah teman dari Archimedes. Pemikiran terpenting dari Eratosthenes
adalah mengenai keliling lingkaran bumi. Eratosthenes melakukan pengukuran
keliling bumi dari duakota: Alexandria dan Syene, yang berjarak 787 km. pada
misim panas di Alexandria sinar matahari jatuh tegak li\urus pada tengah hari,
sedangkan di Syene, sinar matahari membentuk sudut 7,2º. Dari data ini
Eratosthenes menghitung bahwa keliling bumi adalah 46.250 km. Pengukuran
Eratosthenes ini didasarkan pada asumsi bahwa bumi berbentuk bulat, tidak datar.
Eratosthenes juga berhasil mengukur jarak bumi-matahari dan jarak bumi bulan.
11. Appolonius (262-190)
Appolonius adalah ahli matematikawan Yunani yang menghabiskan waktunya di
Mesir, untuk mengembangkan geometri gerakretrograde planet-planet yang
menjadi inpirasi teori geosentri Ptolomy.
12. Claudius Ptolomeus atau Ptolomy
Ptolomy hidup di Alexandria, Mesir. Teorinya sama dengan Aristotle yang
meletakkan bumi di alam semesta. Dia memberi penjelasan yang lengkap tentang
konsep geoentrisnya dalam buku utamanya, Almagest. Ptolomy menjelaskan bahwa
semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan benda ini disebut
episikel. Episikel dalam lingkaran lebih besar yang disebut deferent. Bumi bukan
merupakan pusat deferent, melainkan terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent,
yakni pada titik yang disebutequant.Hipotesis Ptolomy bertahan cukup lama dan
dianggap sebagai model standar alam semesta hamper 15 abad. Hal ini tidak terlalu
mengherankan karena melalui pengamatan sekilas yang dilakukan manusia. Selain
itu juga untuk memuaskan ego manusia karena bumi diletakkan pada pusat alam
semesta. Ini mengisyaratkan bahwa manusia adalah pusat alam semesta.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN YUNANI KUNO

i
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah. Era ini berlangsung sekitar empat juta
tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM. Pada zaman ini
telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat
sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak,
dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif
menggunakan sistem trial and error (mencoba-coba dan salah) kemudian bisa
berkembang menjadi know how.
Pada zaman batu tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia
purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara
jelas adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah
peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.

b. Zaman Batu Muda


Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100 sampai 20
SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat
signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol),
kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan menghitung.
Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, dan hukum.
Pada zaman batu muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam
mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India ,
dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip),
segitiga dengan unit 3, 4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar,
perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic
Writing), dan zodiac .

c. Zaman Logam.

i
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman ini
pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan
masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan
Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa
ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi
dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya fenomenal pada masanya,
bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir, seperti patung
istri raja Fir’aun (Neferitti).
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih
15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan manusia
berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung.
Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir
di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di
Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka .

d. Zaman Yunani Kuno

Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu
mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani
secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahun di
Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian
bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya. Zaman ini berlangsung dari abad 6
SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan tidak
menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap
menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya .

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MESIR KUNO

i
1. Perkembangan Pengetahuan di daerah Mesir
Peradaban Mesir kuno, misalnya, mewariskan peninggalan-peninggalan
bermutu tinggi seperti piramida, kuil, dan sistem penatanan kota. Peninggalan-
peninggalan ini tidak mungkin ada tanpa adanya ilmu yang mereka miliki. Proses
pembangunan piramida yang menjulang tinggi dan tersusun dari batu-batu besar
pilihan tak bisa lepas dari matematika dan arsitektur. Begitu pula dengan proses
pembangunan kuil megah mereka. Sementara itu, sistem penataan kota
membutuhkan arsitektur dan administrasi pemerintahan. Dengan kata lain,
peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut menunjukkan adanya ilmu-ilmu
tertentu yang mereka miliki sehingga mereka bisa mewujudkan impian mereka
menjadi kenyataan. Menurut Haekal, Mesir adalah pusat yang paling menonjol
membawa peradaban pertama ke Yunani atau Rumawi. Sementara itu, menurut
Betrand Russell, pada masa Babilonia lahir beberapa hal yang tergolong ilmu
pengetahuan: pembagian hari menjadi dua puluh empat jam, lingkaran menjadi 360
derajat, penemuan siklus gerhana yang memungkinkan terjadinya gerhana bulan
bisa diramal dengan tepat dan gerhana matahari dengan beberapa perkiraan.
Pengetahuan bangsa Babilonia ini sampai ke tangan Thales , filosof Yunani.

Kira – kira tahun 3000 SM di daerah Mesopotamia , yaitu di lembah sungai


Tigris dan Euphart orang telah mulai bertani dengan jumlah besar . Mereka telah
menggunakan binatang dan bajak untuk membajak tanah serta memiliki perahu dan
kendaraan peroda untuk keperluan transportasi . Pada masa itu pula mereka
memperoleh kemajuan besar dalam mengolah serta memanfaatkan perunggu
sebagai alat dalam kehidupan sehari – hari . Selain itu mereka telah mampu
membuat barang – barang keramik .Pada tahun 2500 SM bangsa Sumer yang
mendiami daerah Mesopotamia telah mengenal matematika dalam arti mempunyai
kemampuan berhitung dan menuliskan lambang bilangan – bilangan sera membuat
penjumlahan , pengurangan dan perkalian bilangan – bilangan tersebut .
Kebudayaan Mesir pada zaman kuno sudah lebih maju . Dalam bidang transportasi
orang Mesir telah berhasil menemukan kereta beroda dan perahu layar . Disamping

i
itu mereka juga telah mengenal timbangan yang memungkinkan mereka mengetahui
berat suatu benda .

Adanya banjir yang terjadi pada sungai Nil di jadikan patokan permulaan
tahun oleh orang Mesir dan dengan demikian mereka membuat kalender dengan
membagi satu tahun dalam 360 hari .Banjir yang terjadi tiap tahun pada sungai Nil
menghapus batas tanah pertanian yang terdapat pada lembah sungai Nil . Oleh
karena itu mereka mengembangkan cara – cara menghitung panjang dan lebar tanah
pertanian serta menghitung luas suatu bentuk segitiga , segiempat berdasarkan
panjang sisi – sisinya .

Pada tahun 2500 SM di Mesir telah dibangun suatu piramida yang sisi –
sisinya telah menghadap arah barat , timur , utara dan selatan . Dalam membangun
suatu piramida tidak saja sisi – sisinya harus menghadap ke arah mata angin tetapi
alasnya harus berbentuk bujursangkar yaitu segiempat yang bersisi sama psnjsng
dan bersudut siku – siku . Untuk membentuk sudut 90 orang Mesir menggunakan
tali . Tiga utas tali masing – masing berukuran panjang 3 , 4 dan 5 satuan diikatkan
satu dengan lainnya dan direnggangkan pada simpul – simpul tersebut sehingga
terbentuk segitiga siku – siku .

Matematika yang dikenal orang Mesir , digunakan untuk menghitung isi


gudang , membagi bahan makanan sesuai dengan jumlah penduduk dan binatang
pada suatu periode tertentu , menghitung sudut elevasi piramida dan penyelesaian
suatu persamaan dengan suatu bilangan yang tak diketahui .
Dalam bidang pengolahan logam orang Mesir telah lama mengenal cara – cara
pemurnian emas , pengolahan besi serta biji logam lain . Hal ini di ketahui dengan
di temukannya benda – benda dari logam yang berupa perhiasan atau senjata .Emas
, perak dan tembaga di perkirakan telah ada pada tahun 3000 SM . Ada
kemungkinan tembaga dibuat dari mineral malakhit yang di bakar dengan arang .
Perunggu telah di pergunakan orang pada tahun 2500 SM dan waktu itu besi dan
timbal di temukan orang .

i
Raksa mulai di kenal orang pada tahun 1500 SM . Besi merupakan logam
yang di sukai dan di hargai , akan tetapi karena mudah maka logam ini tidak
banyak di pakai dalam upacara keagamaan ataupun untuk hiasan . Timbal terdapat
sebagai biji timal sulfida di suatu tempat dekat Laut Merah .

Selain logam , orang Mesir telah menggunakan alat yang berupa roda yang
berputar pada sumbu tegak untuk memberi bentuk kepada tanah liat yang digunakan
, misalnya bentuk suatu bejana , kemudian dibakar dalam sebuah tungku atau tanur
tinggi yang tertutup . Pembuatan gelas secara besar – besaran baru di lakukan pada
tahun 1370 SM dengan menggunakan netron yang di leburkan bersama kwarsa .
Senyawa – senyawa tembaga di pakai untuk memberi warna hijau atau biru pada
gelas . Kira – kira pada tahun 4000 SM orang – orang Mesir telah mengenal zat
warna indigo yang di gunakan untuk memberi warna pada tekstil .

2. Perkembangan Pengetahuan pada Babilonia


Dalam astronomi Babilonia, catatan pergerakan dari bintang, planet, dan
bulan berada dalam ribuan papan tanah liat diciptakan oleh para ahli tulis. Bahkan
saat ini, periode astronomi yang diidentifikasi oleh para ilmuwan Mesopotamia
masih banyak digunakan dalam kalender Barat seperti tahun matahari dan bulan
lunar. Menggunakan data ini mereka mengembangkan metode aritmetika untuk
menghitung panjang perubahan siang hari di sepanjang tahun dan untuk
memprediksi muncul dan hilangnya Bulan dan planet-planet dan gerhana Matahari
dan Bulan. Hanya beberapa nama astronom yang dikenal, seperti Kidinnu, seorang
astronom dan ahli matematika dari Dinasti Chaldean. Nilai Kiddinu untuk tahun
surya digunakan untuk kalender masa sekarang. Astronomi Babilonia adalah "upaya
pertama dan sangat sukses untuk memberikan deskripsi pengolahan matematis dari
fenomena astronomi". Menurut sejarawan A. Aaboe, "semua varietas dari astronomi
ilmiah, di dunia Helenistik, di India, dalam Islam, dan di Barat -- jika memang
bukan semua usaha selanjutnya dalam ilmu eksakta -- bergantung pada astronomi
Babilonia dengan cara-cara yang fundamental dan pasti ” .

i
Menjelang tahun 2000 SM bangsa Sumer ditaklukan oleh orang – orang
Semit dan di bawah dinasti Hammurabi kerajaan Babilonia mengalami kemajuan
kebudayaan . Banyak sekolah didirikan untuk memberikan latihan bagi para
pemuka agama . Matematika makin berkembang dan geometri juga telah menjadi
pengetahuan yang berguna bagi orang Babilonia , misalnya dalam melaksanakan
pengukuran panjang . Selain satuan ukuran panjang mereka memliki pula satuan
ukuran berat dengan menggunakan logam tembaga dan perak .
Orang Babilonia telah mengenal waktu . Dengan memperhatikan pergantian
musim yang dikaitkan dengan bercocok tanam , mereka membagi waktu dalam
satuan waktu yaitu hari . Pengamatan terhadap perubahan bentuk bulan yang
mereka lakukan menimbulkan satuan waktu yang lebih lama , yaitu bulan .
Pergantian musim mereka hitung dalam jumlah bulan dan pada kira – kira tahun
2000 SM , mereka telah mampu membagi hari dalam jam serta menyatakan bahwa
satu tahun terdiri dari 365 hari . Dalam bidang astronomi orang Babilonia ternyata
lebih maju dari pada orang Mesir , sebab orang Babilonia lebih tekun dan
mempunyai kegemaran melakukan pengamatan atas benda – benda angkasa .

D. SUMBANGSI YUNANI DAN MESIR KUNO


Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada
permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan
beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk
mengerti keadaan dunia. Masa manusia purba dikenal juga dengan masa pra-
sejarah. Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang
lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan
manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan
berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu,
yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya
dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka.
Meski agak berbeda dengan pendapat tersebut, Muhammad Husain Haekal (1888-
1956) berpendapat lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam

i
ribu tahun yang lalu (berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu
dimasukkan orang ke dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan
sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai permulaan zaman pra-sejarah
dan zaman sejarah, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu lahir seiring dengan
adanya manusia di muka bumi hanya saja penamaan ilmu-ilmu itu biasanya muncul
belakangan. Penekanan terhadap kegunaan dan aplikasi cenderung lebih diutamakan
daripada penamaannya. Teori ini berlaku secara umum terhadap beberapa – untuk
tidak dikatakan semua– disiplin ilmu dari generasi ke generasi. Berbekal otak,
pengalaman, dan pengamatan terhadap gejala-gejala alam, manusia purba sudah
barang tentu memiliki seperangkat pengetahuan yang dapat membantu mereka
mengarungi kehidupan. Seperangkat pengetahuan tersebut semakin lama akan
semakin tersusun rapi karena inilah karakteristik dasar ilmu.
Selanjutnya Mouly menyebutkan bukti-bukti secara berurutan terhadap
pernyataannya sebagai berikut: Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat
dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir, di mana banjir sungai Nil
yang terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak,
geometri, dan kegiatan survei. Keberhasilan ini kemudian diikuti oleh bangsa
Babilonia dan Hindu yang memberikan sumbangan-sumbangan yang berharga
meskipun tidak seinsentif kegiatan bangsa Mesir.
Setelah itu muncul bangsa Yunani yang menitikberatkan pada
pengorganisasian ilmu di mana mereka bukan saja menyumbang perkembangan
ilmu dengan astronomi, kedokteran, dan sistem klasifikasi Aristoteles, namun juga
silogisme yang menjadi dasar bagi penjabaran secara deduktif pengalaman-
pengalaman manusia.Fisika pada zaman Yunani Kuno merupakan periode sangat
penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan-
perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi ilogosentris. Pola pikir
mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak

i
dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyakan
kepalanya.
Namun, ketika filsafat diperkenalkan ,fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aktifitas dewa, tetapi aktifitas alam yang terjadi secara kausalitas.
Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak
sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan
dieksploitasi. Pada zaman ini fisika disebut sebagai filsafat alam (sekitarabad18).
Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhyul, tetapi lama
kelamaan, terutama setelah mereka mampu membedakan yang riil dengan yang
ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar
pengetahuan ilmiah. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti
dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh
misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu. Lalu timbul pertanyaan
dalam pikirannya; dari mana datangnya alam ini, bagaimana kejadiannya,
bagaimana kemajuaannya dan kemana tujuannya? Pertanyaan semacam inilah yang
selalu menjadi pertanyaan dikalangan filosof Yunani, sehingga tidak heran
kemudian mereka juga disebut dengan filosof alam karena perhatian yang begitu
besar pada alam. Para filosof alam ini juga disebut para filosof pra Sokrates,
sedangkan Sokrates dan setelahnya disebut para filosof pasca Sokrates yang tidak
hanya mengkaji tentang alam, tetapi manusia dan perilakunya. Ilmuwan Fisika pada
zaman Yunani Kuno. Pada masa Yunani kuno, Orang-orang yang senantiasa
berfikir tentang alam dan begitu perhatian terhadap alam disebut filosof alam.
Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah Thales
(624-546 SM), setelah itu Anaximandros (610-540 SM), Heraklitos (540-480 SM),
Parmenides (515-440 SM), dan Phytagoras (580-500). Thales, yang dijuluki bapak
filsafat, berpendapat bahwa asal alam adalah air. Menurut Anaximandros substansi
pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya yang dinamakan
apeiron, bukan air atau tanah. Heraklitos melihat alam semesta selalu dalam
keadaan berubah. Baginya yang mendasar dalam alam semesta adalah bukan

i
bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya yaitu api. Bertolak belakang dengan
Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa realitas merupakan keseluruhan yang
bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Phytagoras berpendapat bahwa bilangan
adalah unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran.

i
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

a. Dari pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa hasil pemikiran dari para
fisikawan pada zaman Yunani Kuno sudah memberikan kontribusi yang banyak bagi
dunia ini, hingga sekarang hasil pemikiran para fisikawan tersebut masih digunakan
sebagi acuan dalam sebuah pembelajaran. Banyak dari hasil pemikiran para fisikawan
pada zaman Yunani Kuno dijadikan sebagi acuan bagi para Fisikwan periode-periode
selanjutnya, seperti teori yang diungkapkan oleh Phytagoras, menjadikan inspirasi bagi
Einstein tentang teori relativitas umum. Archimedes menurunkan banyak deskripsi
kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
b. Pada era perkembangan pengetahuan fisika pada Yunani Kuno, secara umum terbagi
tiga fase yaitu zaman batu tua, zaman batu muda, dan zaman logam. Perkembangan
pengetahuan dari zaman kezaman mengalami perkembangan secara signifikan. Dari
mulai menggunakan batu dan tulang sampai dengan menggunakan logam sebagai alat
sehari-hari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejara Fisika Di Zaman Yunani Kuno ……............................................. 3


2.2 Perkembangan Pengetahuan Pada Yunani................................................ 7
2.3 sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mesir kuno……….................... 9
2.4 sumbangsi yunani dan mesir kuno ............................................................12

BAB III PENUTUP .........................................................................................16

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “ SUMBANGSI YUNANI
DAN MASA KUNO ”.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan , baik dari cara
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat
berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang .

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.

Majene, 22 September 2017

Penulis

Anda mungkin juga menyukai