Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INTRUMENTASI

Dosen Penampu: Najmudin, ST.,MT.

Disusun oleh:

Anjar Wijaya (1441177006010)

Iksanudin (1441177006009)

Mega Apriadi (1441177006021)

Muhammad Sirodjuddin Al-Afgani(1510631160090)

Saipul (1441177006032)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017
BAB I

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
Pengaruh kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan di Indonesi, diantaranya dunia industry yang mulai memasuki
era otomasi, dimana memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan yang
menggunaakanya, salah satu faktor pendukung sistem otomasi itu adalah sistem
mikrokontroler, dengan menggunakan sistem ini robot-robot dapat berkerja 24
jam tanpa henti, dengan sistem ini perusahaan dapat menekan jumlah pekerja
dan jumlah eror yang disebakan manusia. Salah satu faktor penting dalam
otomasi industri adalah mikrokontroler, dimana mikrokontroler memegang
peranan sentral dalam sebuah alat otomatis itu sendiri. Mikrokontroler itu
sendiri merupakan alat berukuran kecil yang bertugas untuk memproses
informasi-informasi yang diterima, mejadi sebauh keluaran yang dapat
dikerjakan oleh alat lainya.
Di Indonesia sendiri banyak merk-merk mikroprosessor dipasaran, sebut
saja ATMega, Arduino, Rasberry dll. Belakangan ini Arduino menjadi merk
mikrokontroler yang paling banyak digunakan, ini dikarenakan, keunggulan
Arduino yang sudah dilengakapi sistem minimum dan programmer, selain itu
Arduino juga menggukan bahasa pemograman assembly, dimana bahasa
pemograman ini dianggap paling mudah untuk dihapal. Faktor-faktor inilah
yang membuat Arduino lebih populer digunakan dalam sebuah alat otomasi
sederhana.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sketch program Arduino dan bentuk rangkaian lampu flip-flop
menggunakan Arduino?
2. Bagaimana bentuk rangkaian dan sketch program Arduino pada rangkaian
LCD menggunakan Arduino?
3. Bagaimana bentuk rangkaian dan sketch program Arduino pada rangkaian
sensor LM35?
4. Bagaimana bentuk rangkaian dan sketch program Arduino pada rangkaian
ADC?
5. Bagaimana bentuk rangkaian dan sketch program Arduino pada rangkaian
phototransistor?
6. Bagaimana bentuk rangkaian dan sketch program Arduino pada rangkaian
sensor ultrasonic?
1.3. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian lampu flip flop.
2. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian LCD.
3. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian sensor LM35.
4. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian ADC.
5. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian phototransistor.
6. Mahasiswa mampu merangkai dan membuat sketch program Arduino pada
rangkaian sensor ultrasonic.
1.4. Manfaat Penelitian
Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar pemogroman menggunakan
Bahasa yang ada pada Arduino, dan juga dapat membuat rangkaian sederhana
menggunakan sensor-sensor yang ada, serta dapat menganalisanya.
BAB II
Dasar Teori
2.1. Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat
populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan
elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula,
para hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi
elektronik menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan
assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan
bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan
proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam
kelebihan antara lain:
A. Murah – Papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah
(antara 125ribu hingga 400ribuan rupiah saja) dibandingkan dengan
platform mikrokontroler pro lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa
dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua sumber daya
untuk membuat sendiri Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan
di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk
Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.
B. Sederhana dan mudah pemrogramannya – Perlu diketahui bahwa
lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan
cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen,
Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika
mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan Processing tentu saja
akan mudah menggunakan Arduino.
C. Perangkat lunaknya Open Source – Perangkat lunak Arduino IDE
dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram
berpengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Bahasanya bisa
dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka-pustaka C++ yang berbasis pada
Bahasa C untuk AVR.
D. Perangkat kerasnya Open Source – Perangkat keras Arduino berbasis
mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328 dan
ATMEGA1280 (yang terbaru ATMEGA2560). Dengan demikian siapa saja
bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino
ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat lunak Arduino IDE-
nya. Bisa juga menggunakan breadoard untuk membuat perangkat Arduino
beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.

Kelebihan Arduino

Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada


bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer.
Sudah memiliki sarana komunikasi USB, Sehingga pengguna laptop yang
tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya.
Memiliki modul siap pakai ( Shield ) yang bisa ditancapkan pada board
arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll.

Bagian-bagian Arduino :

a. Soket USB
Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer
atau laptop. Yang berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan
juga sebagai port komunikasi serial.
b. Input dan Ouput analog dan digital

Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk menghubungkan
arduino dengan komponen atau rangkaian digital. contohnya , jika ingin
membuat LED berkedip, LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin
input atau output digital dan ground. komponen lain yang menghasilkan
output digital atau menerima input digital bisa disambungkan ke pin pin ini.
Input analog atau analog pin adalah pin pin yang berfungsi untuk menerima
sinyal dari komponen atau rangkaian analog. contohnya , potensiometer,
sensor suhu, sensor cahaya, dll.

c. Catu daya

Pin pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk
komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan arduino. Pada bagian
catu daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk memberikan tegangan
langsung kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor,
sedangkan Reset adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol
atau rangkaian eksternal.

d. Batrai dan Adaptor

Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan


tegangan dari baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak
disambungkan kekomputer. Jika arduino sedang disambungkan kekomputer
dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak
perlu memasang baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.

2.2. Lampu LED


Lampu LED (Light Emittig Diode) adalah suatu lampu indikator dalam
perangkat elektronika yag biasanya memiliki fungsi menunjukan status dari
perangkat elektrionik tersebut.
Misalnya pada komputer, terdapat lampu LED untuk indikator power,
indikator prosessor dan power dan power saving pada monitor. Lampu LED
terbuat dari plastic dan diode semikonduktor yang dapat menyala bila dialiri
listrik bertenganan rendah (sekitar 1,5Volt DC). Lampu LED memiliki
beraneka ragam bentuk dan warna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pemakaian.
2.3. LCD
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu komponen yang berfungsi
menampilkan suatu data, baik berbentuk huruf, karakter maupun grafik. LCD
dibuat dengan menggunakan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan
tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada disekitarnya
terhadap front lit atau mentransmisikan cahaya dari back lit.
2.4. Sensor LM35
Adalah sebuah IC yang diproduksi oleh National Semiconductor yang
berfungsi mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk
besaran elektrik. Atau dapat juga didefinisikan sebagai komponen elektronika
yang berfungsi merubah perubahan suhu atau temperature yang diterima
menjadi besaran elektrik. Sensor LM35 dapat merubah perubahan besaran
suhu atau temperature menjadi perubahan tegangan pada outputnya, sensor
suhu LM35 membutuhkan tegangan DC sebesar 5 volt dan konsumsi arus
sebesar 60 mikro Ampere.
2.5. Sensor HC-SR04
Sensor HC-SR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang
ultrasonik. Prinsip kerja sesnsor ini pirip dengan radar ultrasonik. Gelombang
ultrasonik di pancarkan kemudian di terima balik oleh receiver ultrasonik.
Jarak antara waktu pancar dan waktu terima adalah representasi dari jarak
objek. Sensor ini cocok untuk aplikasi elektronik yang memerlukan deteksi
jarak termasuk untuk sensor pada robot.
2.6. ADC (Analaog to Digital Converter)
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri,
komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan
sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal
digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS).
2.7. Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa digunakan
sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light
Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elekrtroda pada permukaannya.
Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam
keadaan terang sebesar 1 k atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti cadmium sulfide. Dengan bahan ini energy dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy listrik.
Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang
menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup
lambat, LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah
secara drastis. Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada
perubahan tingkat kecerahan cahaya.
BAB III

Rangkaian Percobaan

1. Percobaan LED
a. Alat dan bahan
1. Lampu LED 4 buah
2. Projectboard 1 buah
3. Arduino uno 1 buah
4. Laptop
5. Resistor 330 kilo Ohm 4 buah
b. Langkah kerja
1. Rangkai led dan resistor secara parallel pada projectboard.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
Int ledPin=10;
Void setup() {
pinMode(ledPin,OUTPUT);
}
Void loop () {
;digitalWrite (ledPin,HIGH)
;delay (1000)
;digitalWrite(ledPin,LOW)
;delay (1000);
}
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.
c. Pembahasan
Pada percobaan ini, mahasiswa bertugas membuat rangkaian
menggunakan lampu LED dan resistor, selanjutnya mahasiswa bertugas
membuat lampu LED menyala secara bergantian, lalu juga membuat
LED berkedip dalam waktu yang berbeda-beda dengan meggunakan
perintah delay.
2. Percobaan LCD
a. Alat dan bahan
1. LCD 1 buah
2. Potensiometer 10 kilo Ohm 1 buah
3. Arduino uno 1 buah
4. Laptop 1 buah
b. Langkah kerja
1. Rangkai LCD dan potensiometer pada projectboard.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
Void setup() {
Lcd.begin(16, 2);
Int i;
Lcd.setCursor(0, 0);
Lcd.print(“Teknik Elektro Unsika);
For (I = 0 ; I < 16; I ++);
Lcd.scrollDisplayLeft();
Delay(4000);
}
}
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.

c. Pembahasan
Pada percobaan ini, mahasiswa menggunakan LCD sebagai media dalam
membuat running text, mahasiswa dapat membuat kalimat sesuai dengan
yang dinginkanya dengan menggunakan perintah, Lcd.print(“Teknik
Elektro Unsika);. Mahasiswa juga dapat mengatur arah datangnya
kalimat dengan menggunakan perintah lcd.scrollDisplay , dan terakhir
kita dapat mengatur lamanya running text muncul dalam LCD dengan
menggunakan perintah delay(satuandetik);
3. Percobaan ADC
a. Alat dan bahan
1. LCD 1 buah
2. Potensiometer 10 kilo Ohm 1 buah
3. Potensiometer 50 kilo Ohm 1 buah
4. Arduino uno 1 buah
5. Laptop
b. Langkah kerja
1. Rangkai LCD dan kedua potensiometer pada projectboard.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
#include <LiquidCrystal.h>
liquidCrystal lcd(2. 3. 4, 5, 6, 7,);
int adc;
void setup()
{
Lcd.begin(16, 2);
Lcd.print(“ADC channel 0”);
Lcd.setCursor(0, 1);
Lcd.print(“ADC0=”);
}
Void loop ()
{
Adc0 = analogRead(0);
Lcd.setCursor(5,1);
Lcd.print(adc0);
Lcd.print(“ “);
Delay(1000);
}
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.
6. Putar potensio, dan amati perubahan yang terjadi pada layer LCD
c. Pembahasan
Pada percobaan ini mahasiwa menggunakan rangkaian LCD yang
sebelumnya dibuat, dengan menggunakan potensio sebagai
tambahanya, potensio dalam rangkaian berfungsi megatur tegangan
yang masuk dalam rangkaian, sehingga bila potensio diputar tingkat
kecerahan LCD juga ikut berubah sesuai dengan naik dan turunya arus
yang diatur oleh potensiometer.
4. Percobaan LDR
a. Alat dan bahan
1. Arduino Uno 1 buah
2. LCD 1 buah
3. LED 1 buah
4. Sensor LDR 1 buah
5. Potensiometer 10 kilo Ohm 2 buah
6. Resistor 330 Ohm 1 buah
7. Kabel pelangi secukupnya
8. Projectbord 1 buah
b. Langkah Kerja
1. Rangkai LCD, resistor dan kedua potensiometer pada projectboard.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
#include<LiquidCrystal.h>
LiqiudCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7 );
Float adc0;
Float volt;
Void setup()
{
Pinmode (9, OUTPUT);
Lcd.begin (16, 2);
Lcd.print(“V=”);
}
Void loop ()
{
Ad0 = analogRead (0);
Volt = (adc0*5)/1023;
If (volt>2,5)
{digitalWrite(9, 1);
Lcd.setCursor(5,1);
Lcd.print(“Gelap”)😉
If(volt<=2,5) {
digitalWrite(9,0);
lcd.setCursor(5,1);}
lcd.print(“Terang”);}
lcd.setCursor(3,0);
lcd.print(volt);
lcd.print(“volt”);
lcd.print(“ “);
delay(1000);
}
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.
6. Putar kedua potensio yang ada
7. Terangi LED amati perubahan nilai pada LCD
8. Tutup LED dan amati perubahan nilai pada LCD

c. Pembahasan
Pada percobaan ini, rangkaian LCD yang ada mengalami
penambahan dengan ditambahkan sensor LDR. Bisa dilihat ketika
sensor LDR diterangi cahaya senter maka otomatis Arduino akan
menampilkan kata terang, selain itu juga akan ditampilkan tegangan
yang diperoleh ketika sensor diterangi cahaya senter. Sebaliknya jika
sensor LDR tidak diterangi cahaya senter secara langsung, maka LDR
akan membacanya sebagai “gelap” Karena tegangan yang diterima dari
cahaya yang kecil, lalu sensor LDR akan meneruskan informasi tersebut
kepada Arduino untuk selanjutnya Arduino menampilkan kata “gelap”
sebagai indikator bahwa sensor tidak menerima cahaya secara langsung,
juga menampilkan nilai teganganan yang lebih besar dari yang diterima
pada saat keadaan “terang”.
5. Percobaan sensor suhu LM35
a. Alat dan bahan
1. LCD 1 buah
2. Kabel pelangi secukupnya
3. Arduino uno
4. Laptop
5. Projectboard
6. Sensor LM35
b.
c. Langkah kerja
1. Rangkai LCD dan LM35 menggunakan kabel pada projectboard.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
Int adc0,temp;
Void setup()
{
Lcd.begin(16,2);
Lcd.print(“suhu LM35”);
Lcd.setCursor(0,1);
Lcd.print(“temp”);
}
Void loop ()
{
Adc0=analogRead(0);
Temp=(adc0);
Lcd.setCursor (5,1);
Lcd.print(temp);
Lcd.print(“ “);
Delay(1000);
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.
6. Amati nilai suhu yang muncul pada LCD, dan bandingkan dengan
nilai suhu yang ditangkap thermometer ruangan
7. Hitung perbandingan nya
d. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, rangkaian LCD ditambahkan komponen
sensor suhu, yaitu LM35, sensor ini akan mendeteksi suhu ruangan atau
benda disekitarnya. Dimana ketika didalam ruangan sensor membaca
suhu sebesar 28 derajat celcius kemudian nilai tersebut diteruskan
kepada Arduino, untuk selanjutnya ditampilkan oleh LCD.
6. Percobaan sensor HC-SR04
a. Alat dan bahan
1. Arduino Uno
2. Laptop
3. LCD
4. Kabel pelangi
5. Projectboard
6. Sensor HC-SR04
7. Pengaris
b. Rangkaian percobaan
1. Rangkai LCD dan sensor HC-SR01 pada projectboard
menggunakan kabel pelangi.
2. Hubungkan Arduino dengan rangkaian pada projectboard, lalu
hubungkan Arduino pada laptop.
3. Tulis sketch program Arduino berikut ini:
#define ECHOPIN 9
#define TRIGPIN 8
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
Void setup () ;
{
Lcd.begin(16, 2);
Lcd.print(“Range Finder”);
Lcd.setCursor(0, 1);
Lcd.print(“Range”);
pinMode (ECHOPIN, INPUT);
pinMode(TRIGPIN, OUTPUT);
delay(1000);
}
Void loop();
{
digitalWrite(ECHOPIN, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(TRIGPIN, HIGH);
delayMicrosecond(10);
digitalWrite(TRIGPIN, LOW);
int distance = pulseIn (ECHOPIN, HIGH);
distance= distance;
lcd.setCursor(6, 1);
lcd.print(distance);
lcd.print(“ cm “);
delay(1000);
}
4. Upload program yang sudah dibuat kedalam Arduino.
5. Ambil gambar rangkaian yang sudah berjalan.
6. Letakan benda didepan sensor, ukur jaraknya menggunakan
penggaris, dan amati nilai yang ditampilkan
7. Ulangi peletakan benda sebanyak 5 kali dengan penambahan jarak
pada setiap pengulangan, amati dan catat nilai yang ditunjukan LCD
c. Pembahasan
Pada percobaan terakhir, ragkaian LCD ditambahkan sensor
ultrasonic yaitu HCSR04 dimana sensor ini akan menembakan
gelombang ultrasonic dan menghitung kecepatan gelombang dari
ditembakan hingga memantul ketika dihadang oleh benda padat.
Selanjutnya kecepatan itu dikonversi menjadi jarak dalam satuan cm,
semakin jauh benda yang memantulkan, semakin lama waktu yang
diperlukan gelombang ultrasonic untuk kembali. Selanjutnya jarak yang
sudah diterima akan diteruskan pada Arduino untuk selanjutnya
ditampilkan pada layer LCD.
BAB IV
Kesimpulan

Arduino adalah sebuah modulkit mikroprosessor yang dapat menjalankan


perintah-perintah dari yang sederhana hingga yang kompleks, Arduino memiliki
Bahasa pemogramanya sendiri yang dinilai lebih mudah untuk diingat dan dikuasai
daripada Bahasa pemograman yang dipakai mikroprosessor lainya. Selain itu
Arduino juga memiliki downloader sendiri sehingga kita tidak perlu mencari lagi
downloader yang sesuai denganya. Arduino dapat dirangkai menggunakan berbagai
macam sensor sebagai inputnya, dan juga berbagai macam komponen sebagai
outputnya. Masalah yang dihadapi ketika praktikum adalah ketidaktahuan tentang
sistem pengkabelan sebagai konektor I/O sehingga sering terjadi kesalahan
pemasagan, yang berakibat output yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diharapkan, selain itu kita juga perlu menambahkan library untuk komponen-
komponen yang library nya tidak dimasukan kedalam standar library pada Arduino.
Atas hal-hal tersebut Arduino bisa dinilai sebagai sistem mikroprosessor yang lebih
mudah dalam pemogramanya, mudah dihubungkan pada rangkaian I/O, dan juga
lebih mudah untuk dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai