Anda di halaman 1dari 3

MEMBUAT GERABAH

Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk setiap
kriyawan. Demikian juga halnya dengan proses pembuatan gerabah yang dipasarkan di Bali,
yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam proses pengolahan bahan dan
proses pembentukan /perwujudan. Perbedaan alat merupakan salah satu faktor penyebab
perbedaan kualitas akhir yang dicapai oleh masing-masing kriyawan. Misalnya dalam proses
pembentukan badan gerabah dengan teknik putar, ada kriyawan yang menggunakan alat
tradisional dengan tenaga gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju
ada menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel). Kelebihan alat yang kedua
dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam pengoperasiannya serta lebih efesien
dalam waktu dan tenaga. Perbedaan alat tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.

Tahapan proses pembuatan gerabah :

1. a. Tahap persiapan

Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :

1). Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur

2). Mempersiapkan bahan campurannya

3). Mempersiapkan alat pengolahan bahan.

1. b. Tahap pengolahan bahan.

Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang dimiliki
kriyawan. Alat pengolahan bahan yang dimiliki masing-masing kriyawan gerabah dewasa ini
banyak yang sudah mengalami kemajuan jika dilihat dari perkembangan teknologi yang
menyertainya. Walaupun masih banyak kriyawan gerabah yang masih bertahan dengan
peralatan tradisi dengan berbagai pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan bahan
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah. Pada
umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gerabah tradisional di
Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini dianggap lebih efektif
dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena waktu, tenaga dan biaya yang
diperlukan lebih lebih sedikit. Sedangkan pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya
dilakukan oleh kriyawan yang telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan
secara basah ini akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan
secara kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan
lain-lain.

Mengolah Tanah Liat / Lempung menjadi Bahan Gerabah / Keramik dengan Teknik Kering

Tanah liat yang digunakan untuk membuat benda keramik harus memenuhi
persyaratan tertentu yaitu: plastis, homogen, bebas gelembung udara dan kotoran. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut, proses pengolahan campuran berbagai jenis tanah liat perlu
dilakukan secara cermat dan tepat karena hasil pengolahan akan berpengaruh pada proses
selanjutnya. Pengolahan tanah liat ada dua macam, yaitu pengolahan dengan teknik basah
dan teknik kering. Pengolahan tanah liat dengan teknik kering merupakan pengolahan yang
sederhana untuk menghasilkan tanah liat siap pakai dalam jumlah kecil. Untuk jumlah yang
besar pengolahan akan lebih efisien apabila menggunakan pengolahan teknik basah.

Proses pengolahan tanah liat kering dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

1. Penjemuran

Bongkahan tanah dipecah-pecah hingga menjadi butir-butir yang lebih kecil, kemudian
dijemur hingga kering secara merata.
Gambar Menumbuk tanah liat dalam jumlah kecil

2. Penumbukan

Bahan tanah liat yang sudah kering ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pestle atau
alat penumbuk. Setelah ditumbuk tanah liat akan menjadi halus seperti tepung.

Gambar menyaring dengan ukuran mesh yang dikehendaki (40-100 mesh)

3. Penyaringan

Hasil penumbukan tanah liat yang sudah halus disaring dengan menggunakan saringan mesh
50 atau jika menghendaki yang lebih halus lagi dapat menggunakan saringan dengan ukuran
70, 80 sampai 100. Butiran kasar yang tidak tersaring dapat ditumbuk dan disaring kembali.

4. Penimbangan

Penimbangan dilakukan untuk masing-masing jenis tanah liat sesuai persentase berat yang
ditentukan. Tiap perbandingan campuran dicatat untk mengetahui perbandingan bahan yang
dibutuhkan. Untuk menyiapkan satu jenis tanah liat, tepung tanah liat ditimbang untuk
menentukan jumlah air yang diperlukan.

Gambar mencampur dengan air yang mendapatkan tanah liat plastis

5. Pencampuran

Tanah liat yang sudah ditimbang dicampur dalam suatu wadah dengan cara diaduk.
Tambahkan air sebanyak 30 – 40 % dari jumlah tanah liat kering. Penambahan air dilakukan
sedikit demi sedikit dan merata sambil diaduk dan diremas-remas, sehingga kandungan air
dalam tanah liat cukup dan siap untuk diuli.

6. Pengulian

Pengulian tanah liat dilakukan agar tanah liat menjadi plastis dan homogen, kemudian
dibentuk menjadi bulatan-bulatan bola tanah liat.

7. Penyimpanan/Pemeraman

Bulatan-bulatan bola tanah liat disimpan dalam kantong plastik dan ditutup rapat selama
kurang lebih 7 hari. Dalam proses ini terjadi proses fermentasi dari unsur-unsur organic yang
dikandungnya, sehingga tanah liat menjadi lebih plastis.

Mempersiapkan Tanah Liat untuk Pengolahan Gerabah / Keramik

1. Persyaratan Tanah Liat

a. Plastisitas

Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal
ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga
tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.

b. Homogen

Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya merata dan tidak
ada yang keras atau lembek.

c. Bebas dari gelembung udara

Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara, jika dalam tanah liat masih terdapat
gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat
menyebabkan retak atau pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
d. Memiliki kemampuan bentuk

Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga
tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses
pembentukan selesai.

Pungulian

Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat keplastisan dan homogenitas merata
serta bebas dari gelembung udara. Proses pengulian dapat dilakukan dengan gerakan spiral
sebagai berikut:

1). Tanah liat diangkat ke atas kemudian ditekan ke bawah menggunakan telapak tangan,
kemudian didorong ke depan.

2). Lakukan proses seperti di atas beberapa kali untuk memastikan bahwa keseluruhan tanah
liat bercampur secara homogen.

3.) Tanah liat diangkat ke atas kemudian ditekan ke bawah menggunakan satu tangan secara
terus menerus, cara ini menunjukkan gerakan pengulian spiral.

4). Pengulian silang merupakan cara terbaik untuk mencampur dua atau lebih tanah liat
warna. Lakukan pengulian silang lapisan tanah liat yang mencampur dua atau lebih bahan
yang berbeda. Lakukan pengulian dua tanah liat yang berbeda warna secara berulang-ulang
hingga tercampur merata.

Setelah proses pengulian, untuk memastikan tanah liat telah homogen dan bebas dari
gelembung udara maka dilakukan proses pengirisan/wedging.

Anda mungkin juga menyukai