Anda di halaman 1dari 2

Cara Membuat Keramik dari Tanah Liat seperti Ahlinya

Keramik adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat yang dibakar kemudian dicampur
dengan bahan mineral tertentu. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang berupa patung,
miniatur, perkakas, hiasan dinding, cenderamata, hingga perabotan. Tidak heran, kerajinan ini
sangat digemari oleh berbagai kalangan terutama untuk memperindah tampilan desain
rumah miliknya.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat keramik terdiri dari :

1. Tanah liat, syarat-syarat tanah yang baik meliputi bebas dari kotoran, butiran
tanahnya halus, teksturnya plastis, dan daya susutnya kurang dari 10 persen.
2. Kayu bulat sebagai penggiling untuk membentuk tanah menjadi lempengan.
3. Meja putar berguna untuk membuat bentuk keramik yang berpenampang lingkaran
atau silinder.
4. Tali pemotong dipakai untuk memotong tanah liat serta mengambil keramik mentah
dari meja putar.
5. Cetakan bermanfaat untuk mempermudah pembentukan tanah sesuai dengan
modelnya. Cetakan ini biasanya terbuat dari bahan gips.
6. Butsir berfungsi untuk membantu pembentukan tanah melalui pencongkelan.
7. Pisau pahat berguna untuk memahat tanah agar tampilan keramik terlihat lebih
dekoratif.
8. Sudip digunakan untuk membuat hiasan pada bahan keramik yang mentah.
9. Tungku pembakaran dipakai untuk membakar tanah yang sudah dijemur hingga
kering.

Cara Membuat

Berikut ini rangkaian langkah-langkah dalam pembuatan keramik mulai dari pengolahan
bahan baku hingga pengglasiran keramik.

Langkah 1 : Pengolahan Tanah Liat

Bahan baku keramik berupa tanah liat perlu diolah sedemikian rupa terlebih dahulu sebelum
digunakan. Tujuannya untuk memperbaiki karakteristik tanah liat sehingga dapat
menghasilkan keramik yang berkualitas unggulan. Proses-prosesnya antara lain pengurangan
ukuran butiran, penyaringan, pencampuran, pengadukan, dan pengurangan kadar air.

Setelah didapatkan butiran tanah yang berukuran 60-100 mesh, tanah tersebut lantas
dicampur dan diaduk supaya menjadi homogen. Setelah itu, kadar air yang terkandung di
dalam tanah dikurangi sehingga teksturnya plastis. Berikutnya tanah melewati proses
pengulian untuk membuang gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalamnya.

Langkah 2 : Pembentukan Tanah

Pembentukan dilakukan dengan mengubah bentuk tanah dari yang semula berupa bongkahan
menjadi wujud yang diinginkan. Proses pembentukan ini bisa dikerjakan melalui 3 metode
yaitu pembentukan dengan tangan, pembentukan dengan teknik putar, dan pembentukan
dengan teknik cetak.

Pembentuk tanah dengan tangan kosong bisa dilaksanakan menggunakan teknik pemijatan,
teknik pemilinan, dan teknik lempengan. Sedangkan teknik putar dikerjakan di atas meja
putar, baik manual ataupun elektronik. Dan pembentukan tanah melalui teknik cetak
dilakukan dengan mencetak tanah di cetakan yang biasanya terbuat dari gips atau silikon.

Langkah 3 : Pengeringan Keramik Basah

Tanah liat yang sudah selesai dibentuk menjadi keramik basah lalu dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terjebak di dalamnya. Proses-proses yang terjadi selama pengeringan
yaitu air di lapisan antar-partikel tanah mendifusi ke permukaan, kemudian air di dalam pori-
pori tanah menguap, dan terakhir air di permukaan tanah menghilang.

Proses pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan air menghilang secara tiba-tiba tanpa
diimbangi penataan partikel tanah dengan sempurna sehingga terjadilah penyusutan
mendadak. Akibatnya bahan keramik mentah pun mengalami keretakan bahkan pecah. Paling
baik, pengeringan dilaksanakan dengan memanfaatkan angin sepoi-sepoi dan suhu ruangan.

Langkah 4 : Pembakaran Keramik Mentah

Proses pembakaran dimaksudkan untuk mengubah massa keramik yang semula rapuh
menjadi padat, keras, dan kuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembakaran di
antaranya suhu matang, atmosfer tungku, dan mineral yang terlibat. Bahan-bahan keramik
mentah kemudian dimasukkan ke dalam tungku pembakaran lalu dibakar memakai suhu
sekitar 700-1.000 derajat celcius.

Langkah 5 : Pengglasiran Keramik

Tujuan pengglasiran ialah untuk melindungi keramik, memperkuat struktur, dan


memperindah tampilannya. Penerapan bahan glasir ini dapat dilakukan dengan cara dicelup,
disemprot, dituang, atau dikuaskan ke permukaan keramik secara merata. Terakhir, keramik-
keramik yang telah diglasir ini perlu melewati tahapan pembakaran glasir terlebih dahulu
untuk menyempurnakan hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai