Nim : 210104022
1. Pengolahan bahan
Tanah liat yang masih berupa bubuk harus diolah terlebih dahulu dengan cara
disaring dalam kondisi basah. Maksudnya, ketika akan disaring, tanah dicampur
dengan air agar debunya tidak beterbangan sekaligus membuat tanah liat lebih
mudah dibentuk.
Kemudian, tanah dijemur selama satu sampai dua minggu hingga menjadi semakin
liat. Agar tetap lembap dan liat saat dipakai, tanah harus disimpan di dalam plastik
yang terlindung dari cahaya.
2. Pembentukan keramik
Teknik lintingan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun lintingan-
lintingan kecil. Teknik pijitan adalah teknik yang digunakan dengan cara
menyusun keratan lempengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.
Keramik akan dibakar hingga dua kali. Pada tahap pertama, keramik dibakar
selama 9 jam pada suhu 900 derajat celsius. Setelah sampai pada suhu dan waktu
tersebut, keramik tidak boleh langsung diambil. Sebab, keramik akan mengalami
thermal shock (perubahan suhu yang drastis) dari oven yang panas menuju suhu
ruangan.
Jika langsung dikeluarkan, keramik kemungkinan besar akan pecah dan oven bisa
rusak. Oleh karena itu, keramik bisa didiamkan terlebih dahulu hingga oven
mencapai suhu 0 derajat. Biasanya, untuk mencapai suhu tersebut, waktu yang
dibutuhkan mencapai dua hari dua malam.
5. Tahap Finishing
Pada tahap finishing, keramik bisa dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat yang
digunakan untuk menghaluskan biasanya adalah ampelas.
6. Pembakaran kedua
Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik dibakar
kembali untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua ini dilakukan pada suhu
1.220 derajat celsius selama 10 jam.
Setelah pembakaran kedua, keramik sudah siap untuk dijual, dijadikan hiasan, atau
digunakan untuk kegiatan sehari-hari.