Gerabah di Indonesia
Disusun Oleh
Nama : Alfina Damayanti
Kelas : XI AP 2
No Absen: 2 (Dua)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat serta karunia Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktu-Nya yang
berjudul :Perkembangan Kebudayaan Gerabah di Indonesia
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir Kata ,saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah
ini dari awal sampai akhir,semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II - PEMBAHASAN
1. Sejarah
2. Jenis-Jenis
3. Perkembangan
Gerabah di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BAB I Pendahuluan
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang di bentuk
kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan
manusia.
Proses pembuatan keramik atau gerabah dibagi menjadi dua bagian, yaitu
dengan cara dicetak apabila untuk pembuatan dalam jumlah yang banyak, atau
dikerjakan dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan tangan pada keramik
yang berbentuk silinder seperti jambangan, pot atau guci, yang dilakukan dengan
cara menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat di atas tempat yang dapat
diputar, salah satu tangan perajin akan berada di sisi dalam sementara lainnya
berada di luar. dengan proses memutar alat tersebut maka akan menjadikan tanah
berbentuk silinder.
BAB II Pembahasan
Usia keramik tertua dikenal dari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu.
Sedangkan menurut Malcolm G. McLaren dalam Encyclopedia Americana 1996
disebutkan keramik adalah suatu istilah yang sejak semula diterapkan pada karya
yang terbuat dari tanah liat alami dan telah melalui perlakuan pemanasan pada
suhu tinggi. Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah
satunya terkenal dengan teori keranjang.
Gerabah dibuat dari satu atau dua jenis tanah liat yang dicampur.
Warnanya tidak bening, berpori, dan bersifat menyerap air. Campuran yang
digunakan terdiri dari pasir kasar atau pasir halus, dan pembakarannya antara
1000-1150 derajat Celcius. Kadang-kadang lebih rendah dari itu.
Diduga gerabah pertama kali dikenal pada masa neolitik (kira-kira 10.000
tahun SM) di daratan Eropa dan mungkin pula sekitar akhir masa paleolitik (kira-
kira 25.000 tahun SM) di daerah Timur Dekat. Menurut para ahli kebudayaan,
gerabah merupakan kebudayaan yang universal (menyeluruh), artinya gerabah
ditemukan di mana-mana, hampir di seluruh bagian dunia. Gerabah muncul
pertama kali pada waktu suatu bangsa mengalami masa foodgathering
(mengumpulkan makanan). Pada masa ini masyarakat hidup secara nomaden,
senantiasa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam corak
hidup seperti itu wadah gerabah dapat digunakan secara efektif karena gerabah
merupakan benda yang ringan dan mudah dibawa-bawa. Selain itu gerabah juga
merupakan benda yang kuat, paling tidak lebih kuat daripada yang dibuat dari
bahan lain, seperti kayu, bambu atau kulit binatang.
2. Jenis-jenis Gerabah
Bentuk dan kegunaan gerabah sangat beraneka ragam, mulai sekedar
barang hiasan ruangan, peralatan rumah tangga hingga souvenir dengan ukuran
yang sangat beragam. Menurut bentuk dan kegunaannya, gerabah dapat dipilah
menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Fungsi Gerabah
Berdasarkan fungsinya, gerabah dapat digolongan menjadi :
a. Fungsional : gerabah yang dapat memberikan manfaat secara langsung
kepada penggunanya. Bentuk gerabah fungsional antara lain : pot bunga, tempat
payung, tempayan, kendi, asbak, tempat lilin dan peralatan dapur;
b. Non Fungsional : gerabah dengan golongan ini lebih diutamakan sebagai
barang-barang hiasan ruang, seperti guci.
2) Ukuran Gerabah
Berdasarkan ukurannya, gerabah dapat digolongkan menjadi :
a. Gerabah Besar : gerabah jenis ini berukuran antara 60 150 cm.
b. Gerabah Sedang : gerabah dengan ukuran < 60 cm
c. Gerabah Kecil : gerabah jenis ini diutamakan sebagai barangbarang
hiasan dan souvenir, seperti asbak, tempat lilin, patung kecil.
( Kendi ) ( Asbak )
( Guci )
b. Jawa Barat
Situs penemuan Kalapadua terletak di atas daratan di tebing kananSungai
Ciliwung. Sebagian gerabah yang ditemukan di tempat ini berada di permukaan
tanah.
a.Periuk
Temuan-temuan gerabah pada umumnya fragmentaris itu, kita kenal dua macam
jenis periuk yang memiliki tepian melekuk dan melipat keluar.
b.Cawan
Setelah di kumpulkan dan dikategorikan ternyata jenis cawan ada tiga
macam,yaitu:
Cawan beralas bulat dengan tepian langsung yang agak melengkung ke dalam.
Cawan beralas rata dengan tepian langsung
Cawan yang sama dengan yang pertama namun perbedaannya terletak pada
diberi kaki sehingga bentuknya seperti pedupaan.
Ketiga jenis cawan tersebut tidak memiliki hias. Yang menarik dari cawan-cawan
tersebut ialah cawan jenis ketiga yang mirip dengan pedupaan. Kaki dibuat
terpisah dari badannya. Bekas-bekas sambungannya masih tampak dan sering kali
kedua bagian ini ditemukan dalam keadaan terpisah. Untuk memperkuat
sambungan itu, dibuat goresan pendek sedalam -1 mm pada bagian yang akan
disambungkan dengan badan yang telah disiapkan terlebih dahulu.
c. Sulawesi Tengah
Peninggalan gerabah yang ditemukan di Sulawesi Tengah diperkirakan
berasal dari masa bercocok tanam, karena ditemukan bersama unsur-unsur beliung
dan kapak yang diupam. Situs penemun yang ada di Sulawesi Tenggara yaitu di
daerah Minanga Sipakka yang terletak di pinggir Sungai Karama.
Stein Callenfels yang pernah mengadakan penggalian di bukit Kamasi
mengatakan bahwa diantara gerabah yang ditemukan itu ada yang berasal dari
masa protoneolitik, jadi menjelang masa bercocok tanam. Heekeren membedakan
gerabah kelumpang atas periode, yaitu periode bercocok tanam ialah kereweng-
kereweng polos dan beberapa kereweng berhias bergores dengan pola garis
pendek sejajar dan pola lingkaran. Kereweng yang berpola geometris digolongkan
ke dalam masa perundagian yang banyak persamaannya dengan gerabah komplek
Sayunh di Vietnam.
Gerabah ternyata tidak hanya berupa alat-alat dapur seperti cobek atau
kendi tetapi juga berupa vas bunga, celengan, asbak dan aneka macam bentuk
yang terbuat dari tanah liat. Dalam pembuatan gerabah dapat dibagi menjadi 6
bagian yaitu Persiapan tanah liat, Proses pembentukan, Penjemuran, Pembakaran,
serta proses Pengambilan dan Penyempurnaan hasil tanah liat.
http://hurahura.wordpress.com/2010/03/24/gerabah-sejarah-dan-peranannya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tembikar
http://www.isi-dps.ac.id/berita/pengertian-gerabah
http://rainbownettalaga.blogspot.com/2012/11/makalah-gerabah.html
http://www.aktual.co/jalanjajan/104847gerabah-kasongan-mendunia
http://www.galerikerajinanindonesia.com/content/uploads/mtoc/product_images/p
ot-bunga-besar-gl.jpg
http://nimadesriandani.files.wordpress.com/2011/08/kendi-air.jpg
http://nimadesriandani.files.wordpress.com/2011/08/gerabah-jawa-tengah.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-
yqyPspyY77E/UTGU5a3LHrI/AAAAAAAAAIU/i3TxJpVUsH4/s200/guci+batik
+tulis.JPG
http://kampungbatikwiradesa.com/foto_produk/21Guci%20batik%20B.JPG
http://www.wacananusantara.org/2/561/gerabah:-peninggalan-kebudayaan-
masyarakat-prasejarah