Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah lapagan angkatan 2018 yang secara rutin dilaksanakan untuk setiap
mahasiswa semester 3,diadakan pada 24 januari 2020 dengan tujuan UPTD
litbang keramik plered dan ukm telur asin desa Megarsari, Purwakarta. Bertujuan
untuk memberikan wawasan dan pengalaman berinteraksi bagi mahasiswa secara
langsung dengan pelaku usaha untuk memulai bisnis wirausaha baik dari aspek
produksi, pemasaran sampai distribusi produksi.

1.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan diadakannya kegiatan Kuliah Lapangan ini adalah :

1. Membantu untuk mempelajari secara langsung kepada mahasiswa tentang


penerapan bisnis dan jiwa kewirausahaan yang terdapat dalam UMKM UTPD
keramik Plered.
2. Mengetahui hubungan antara teori dalam mata kuliah yang sudah diajarkan
dikampus dan implementasinya di dalam dunia kerja.
3. Memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia lapangan kerja bisnis dan
kewirausahaan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam prospek kerja dalam struktiur
bisnis dan kewirausahaan.
5. Mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti praktek kerja didunia bisnis
1.3 Jadwal atau Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan kuliah lapangan yang dilaksanakan di UPTD Litbang Keramik
Plered dapat dilihat pada tabel

Tabel
Rincian Kegiatan Kuliah Lapangan
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
2.1 Profil atau Sejarah UMKM
Staf UPTD Litbang keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Pak
Jujun Junaedi menceritakan bahwa pertama masuk keramik ke Plered pada tahun
1904. Pada waktu itu warga membuat segumpal tanah agar dapat difungsikan. Dulu
saat pertama masuk bahan keramiknya itu tanah putih, namun setelah dilakukan
penelitian dan lainnya ternyata tanah liat di Plered juga bisa digunakan, dari situlah
tanah liat berwarna cokelat asal plered menjadi bahan baku gerabah keramik Plered.
Gedung yang digunakan sebagai tempat produksi gerabah keramik tersebut
diresmikan pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden RI pertama, Mochammad Hatta.
Gedung tersebut merupakan Gedung bersejarah atas perkembangan keramik di
Plered, pengelolaan Gedung itu dibawah Provinsi Jawa Barat dan para pengrajin
masih tetap mempertahankan membuat gerabah keramik secara manual. Salah
satunyya membuat gentong dan jolang besar berukuran tinggi 170cm dan diameter
150cm untuk dikirim ke Jakarta pada momen Game of The New Emerging Force
yang digagas Presiden RI pertama, Ir Soekarno pada 1963. Hingga saat ini gerabah
keramik semakin dikenal hingga ke mancanegara. Gerabah keramik ini sebagian
besar mata pencaharian warga Desa Anjun.

2.2 Visi dan Misi

2.3 Lokasi Usaha


UPTD Litbang keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta dan UKM
Telur Asin Desa Megarsari, Purwakarta.

2.4 Kapasitas Produksi


 Kapasitas produksi untuk telur asin berkisar 300 butir telur asin untuk 1x
produksi.
 Kapasitas produksi untuk keramik minimal 1000 buah dalam 1x pembakaran.

2.5 Teknologi yang digunakan


 Teknologi yang digunakan untuk membuat telur asin ini memakai metode
manual yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Pilihlah telur yang berkualitas baik & layak untuk dikonsumsi
3) Cuci bersih menggunakan amplas lalu bersihkan & keringkan
4) Setelah bersih lanjut proses pengasinan, balut telur bebek dengan
adonan abu yang sudah dicampur dengan biang garam.
5) Lalu diamkan selama 7-10 hari
6) Jika sudah didiamkan selama 10 hari bersihkan telur hingga mulus
kembali lalu kukus atau rebus telur.
7) Cek telur ada yg bau busuk atau tidak untuk memastikan bahwa telur
tersebut aman untuk dikonsumsi.
 Teknologi yang digunakan untuk membuat Keramik ini memakai metode
gerabah yaitu dengan cara sebagai berikut:
Gerabah dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan
mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar, dan masih berpori. Agar kedap
air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya.
Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan
keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi,
gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.

2.6 Kendala Produksi


2.7 Cara Pemasaran
2.8 Perkembangan Pemasaran
KERAMIK:
 Minggu, tanggal 24 Agustus 2004, 13 negara yang tergabung dalam GC (Goverrning
Council) CIRDAP (Centre on Integrative Rural Development for Asia and the Pasific)
mengadakan kunjungan ke Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. Di Desa Anjun
Kecamatan Plered, ke 13 delegasi yang melihat pameran mini hasil kerajinan
masyarakat sangat terkesan dan menarik perhatiannya. Bahkan, beberapa anggota
delegasi sempat mencoba alat pembuat keramik sederhana. Bupati Purwakarta Drs.
H. Lily Hambali yang selalu mendampingi para delegasi banyak ditanyai oleh para
delegasi tentang hasil-hasil yang dipamerkan. Direktur Jenderal CIRDAP Dr. Mya
Maung sangat terkesan setelah melihat langsung bagaimana Kabupaten Purwakarta
mampu mengembangkan kegiatan pembuatan keramik oleh masyarakat desanya.
Peninjauan ini sangat bermanfaat dan nantinya akan dijadikan bahan informasi dan
pengalaman yang akan dibahas pada sidang GC CIRDAP ke 14 di Jakarta.
Momen seperti di atas memberikan arti bahwa keramik Plered memang telah diakui
oleh manca negara. Hal ini salah satunya disebabkan karakteristik produk kerajinan
keramik Plered ini mempunyai keunikan tersendiri, berbeda dari daerah penghasil
keramik lainnya yang ada di Indonesia. Dalam hal ini bisa dilihat dari ragam bentuk
desain keramik yang dikembangkan oleh para pengrajin keramik hias Plered yang
selalu mengikuti trend pasar dunia, berani menampilkan gagasan yang bebas tanpa
menghiraukan patron-patron keramik secara akademis sehingga acapkali
mengundang kontoversi di dunia perkeramikan. Akan tetapi justru dengan
keberanian menampilkan gagasan segar dalam beragam teknik, malah banyak
permintaan pasar untuk eksport.

 Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UPTD Litbang Keramik Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Purwakarta pada tahun 2002,
diketahui jumlah unit usaha yang berada pada sentra industri kecil keramik Plered,
terutama di Desa Anjun, sebanyak 127 unit usaha dan mempekerjakan 1.400 orang.
Nilai ekspor produk keramik pada tahun 2001 mencapai Rp. 1,2 milyar atau 26.7%
dari nilai total produksi sebesar Rp. 4,5 milyar. Sementara itu data pada tahun
2003 – 2004 di Desa Anjun Plered, jumlah pengusaha kerajinan keramik sebesar 264
unit dan melibatkan lebih dari 30 karyawan dengan nilai produksi untuk ekspor
berkisar 8,5 milyar. Sampai sampai saat ini mulai dari tahun 1999 setiap tahunnya
lebih dari 60 kontainer yang dikirimkan ke manca negara Amerika Serikat dan Eropa
serta sebagian negara Asia dan Autralia. Negara tujuan ekspor keramik ini antara
lain Jepang, Taiwan, Korea, Australia, New Zealand, Belanda, Kanada, Saudi,
Arabia, Amerika Serikat dan Latin, Inggris, Spanyol, Italia, dan manca negara
lainnya.
Jenis produk pada sentra keramik ini meliputi produk-produk terracotta/ gerabah,
stoneware dan porselen. Bahan baku yang diperlukan didatangkan dari Desa Citeko
yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari lokasi sentra industri kecil keramik
tersebut. Beberapa BUMN yang pernah membantu pemodalan industri kecil keramik
di Plered antara lain PT BRI, PT BNI 46, PT Sucofindo, PT Pupuk Kujang, Perum
Otorita Jatiluhur, PT Jasa Marga dan PT Semen Cibinong. Selain sentra industri
kecil keramik, di Kecamatan Plered juga terdapat sentra industri kecil bata dan
genteng yang berpusat di Desa Citeko dan Desa Pamayonan. Pada tahun 2001,
jumlah unit usaha Industri kecil bata dan genteng keramik mencapai 313 unit dan
mempekerjakan 116.850 orang. Nilai produksi industri genteng keramik pada tahun
tersebut mencapai Rp. 44,9 milyar.
TELUR ASIN:
 Awal nya kita jual keliling keliling dan sekarang hanya diwarung atau dipasar
dan bisa pesan langsung ataupun bisa pesan lewat social media.
2.9 Luas Area Distribusi
KERAMIK:
 Keramik plered sudah mempunyai luas area distribusi ke manca negara Amerika
Serikat dan Eropa serta sebagian negara Asia dan Autralia. Negara tujuan ekspor
keramik ini antara lain Jepang, Taiwan, Korea, Australia, New Zealand, Belanda,
Kanada, Saudi, Arabia, Amerika Serikat dan Latin, Inggris, Spanyol, Italia, dan
manca negara lainnya.

 Keramik plered sendiri yang di lam negri luas distribusinya sudah di daereh
Cirebon, Brebes, Klampok, Malang, Yogyakarta, dan Surabaya.
 Keramik plered juga utama di distribusikan di daerah purwakarta menuju bandung.
TELUR ASIN:
 Warung
 Pasar
 Social media
2.10 Daerah Pemasaran
KERAMIK:
 Keramik Plered biasa dijual di toko-toko sekitaran daerah tempat produksi
atau di daerah purwakarta, biasanya perajin keramik ini mempunyai toko
sendiri atau bisnis keluarga secara turun menurun. Pemasaran keramik Plered
juga dijual ke beberapa kota lain, termasuk Jakarta. Sebagian bahkan
menembus pasar ekspor ke sejumlah negara di daratan China, maupun Eropa,
seperti Belanda dan Rusia. Terobosan agar jumlah ekspor meningkat pada
2020 ini, perajin mulai mengikuti pameran keramik tingkat nasional
disamping itu mereka juga gencar melakukan promosi melalui media sosial
atau web resmi.
TELUR ASIN:
 Daerah Pemasaran untuk Telur Asin adalah di warung-warung sekitaran
tempat produksi, selain itu telur asin juga dijual di pasar-pasar yang ada di
Purwakarta dan bahkan juga dipasarkan di luar daerah Purwakarta atau diluar
provinsi hingga pulau.
2.11 Kendala Pemasaran
KERAMIK:
 Kendala Pemasaran yang ada pada UMKM Keramik Plered ini adalah
lemahnya manajemen dan pengetahuan masyarakat atau perajin keramik
untuk tetap bisa memasarkan Keramik. Di Plered, para perajinnya terbagi dua,
yaitu yang berorientasi ekspor dan domestik. Namun, karena terjadi
penurunan order dari luar, perajin yang berorientasi ekspor mulai merambah
ke pasaran domestik sehingga semakin ketat persaingan di antara mereka.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan membuat pusat
penelitian dan pengembangan (Litbang) Keramik yang secara rutin
mendatangkan ahli-ahli desain dari ITB, guna memberikan bimbingan.
TELUR ASIN:
 Kendala Pemasaran yang ada pada Industri Telur Asin adalah harga bahan
baku yang meningkat setiap saat manakala terjadi kegagalan panen padi.
Lonjakan harga bahan baku memaksa produsen untuk menaikkan harga, akan
tetapi kenaikan harga dapat menyebabkan konsumen beralih ke produk
pangan lain.
2.12 Perkembangan Omzet
KERAMIK:
 Harga Keramik Plered yang dijual ini bergantung pada bentuk keramik dan
tingkat kerumitan pembuatannya. Biasanya keramik-keramik yang dijual di
Plered dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga ratusan juta rupiah. Dalam
sebulan setiap perajin mendapat omzet yang berbeda-beda, bergantung pada
banyaknya pembeli pada bulan tersebut namun umumnya perajin bisa
mendapat omzet dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya
dalam usaha keramik ini.
TELUR ASIN:
 Pendapatan yang didapat pada Telur Asin per butir telur umumnya adalah Rp
2.000. Setiap harinya satu penjual bisa menjual telur asin sebanyak 300 butir.
Sehingga Pendapatan atau omzet perbulan dalam usaha Telur Asin adalah bisa
mencapai puluhan juta rupiah, namun hal ini tidak mungkin sama setiap
bulannya atau tidak menutup kemungkinan juga penjual bisa mengalami
kerugian, hal tersebut bergantung pada kondisi telur, cuaca pada bulan
tersebut dan juga banyaknya pembeli serta pesaing.
2.13 Jumlah Karyawan
 Karyawan yang dipekerjakan dalam membuat produk keramik ada sekitar 6 –
10 orang pengrajin
 Dalam ukm telor asin ada sekitar 2-5 orang untuk membuat telor asin tersebut.
2.14 Kendala Umum Usaha
 Kendala usaha keramik adalah dari sumber-sumber pemerintah Kabupaten
Purwakarta diperoleh informasi bahwa upaya peningkatan mutu, kualitas dan
nilai tambah produk keramik telah banyak dilakukan, mulai dari penyuluh
baik secara langsung maupun tidak langsung, maupun melalui program-
program percontohan. Dinas Perindustrian dan Penanaman Modal Kabupaten
Purwakarta telah memberikan bantuan teknis cara-cara pengolahan bahan
mentah menjadi bahan baku (tanah super) yang baik agar diperoleh hasil tanah
dengan kualitas yang benar-benar super, juga cara-cara melakukan
pemrosesan tanah tersebut hingga menjadi genteng atau keramik. Tetapi
karena Etos Kerja dan Kultur Budaya para pengusaha kecil yang ingin kerja
cepat dan serba murah, akhirnya cara-cara tersebut banyak diabaikan.
Misalnya proses pengolahan tanah yang membutuhkan 20% campuran silika
(Si02) dan kapur (CaCO3) hanya diberikan 12 – 15% saja. Atau proses
pengeringan serta proses pembakaran terkadang dilakukan dengan terburu-
buru sehingga banyak tanah yang rusak atau produk yang pecah. Banyak
pengusaha kecil keramik dan genteng yang merasa sok tahu karena industri
yang dijalankannya merupakan industri yang cukup tua dan telah diusahakan
secara turun-temurun, sehingga meeka cenderung tidak mau mempehatikan
penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan. Selain itu, para pengusaha keramik
dan genteng di Plered juga menghadapi kendala akibat kepercayaan pelanggan
yang rendah karena para pengusaha tersebut sulit memenuhi tenggat waktu
(delivery time) produksi, serta sulit untuk mempertahankan kualitas produk
yang dikirimkan dalam skala besar agar tetap bagus (terkadang sebagian
bagus dan sebagian lagi buruk).
 Kendala usaha yang dihadapi oleh industri telur asin adalah harga bahan baku
yang meningkat setiap saat manakala terjadi kegagalan panen padi. Lonjakan
harga bahan baku memaksa produsen untuk menaikkan harga, akan tetapi
kenaikan harga dapat menyebabkan konsumen beralih ke produk pangan lain.
Selain masalah harga kendala pemasaran yang lain adalah persepsi
masyarakat akan bahaya dari konsumsi garam yang berlebihan. Telur asin
yang memiliki kandungan garam yang cukup tinggi menjadi makanan yang
cukup dijauhi oleh mereka yang ingin mengurangi konsumsi garamnya.

2.15 Kiat-Kiat Usaha

 Para pengrajin keramik di purwakarta lebih mementingkan kualitas dan


kepentingan pelanggan. Selain itu mempersiapkan usaha dan memperkirakan
tingkat keberhasilan, wirausaha harus siap untuk menghadapi resiko kegagalan
dalam menjalankan usahanya serta bagaimana cara mengatasinya yaitu dengan
menyikapi setiap kendala yang timbul dalam usahanya dengan sikap dan cara
yang bijak sekaligus menikmati proses sampai menemukan titik terang dan
berhasil menemukan kiat untuk keluar dari kendala tersebut, oleh karena itu
sikap inilah yang paling pentung dimiliki oleh pengrajin di Sentra Industri
Keramik Plered sebagai seorang wirausahawan, hal ini dikarenakan keberhasilan
suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha
tersebut. Selanjutnya sikap ini diaplikasikan dalam suatu tindakan yang lazimnya
kita sebut sebagai perilaku.
 Upaya yang harus dilakukan pengusaha adalah menjaga mutu sehingga
pelanggan puas dan tidak pindah ke pengusaha lain. Persaingan yang mungkin
akan terjadi adalah persaingan untuk mendapatkan bahan baku yang murah,
dimana petani itik petelur dapat saja memilih untuk menetaskan telur
dibandingkan menjual telur tawar kepada produsen telur asin.

Anda mungkin juga menyukai