Anda di halaman 1dari 3

PRODUKSI KRIYA

ELEMEN 2 : Perkembangan Teknologi Desain


dan Produksi Kriya
C. Produksi Kriya

Seni kriya adalah salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan benda kerajinan (craft) yang
bernilai seni dan membutuhkan keahlian tangan (craftsmanship) yang tinggi untuk membuatnya.

Pengertian kriya berasal dari akar kata “krya” dalam bahasa Sansekerta yang bermakna
“mengerjakan”. Kemudian akar kata tersebut berkembang menjadi kata: karya, kriya, kerja. Sehingga
secara etimologi dapat disimpulkan bahwa kriya berarti suatu kegiatan kreatif untuk membuahkan benda
atau objek. Selain itu hasil benda dari kegiatan kreatifnya sendiri juga dapat disebut seni kriya (Haryono,
2002).

Sejarah Seni Kriya

Kriya merupakan cabang seni rupa yang memiliki akar kuat, yaitu nilai tradisi yang bermutu
tinggi atau bernilai adiluhung. Terutama di zaman klasik, zaman dimana kriya adalah media seni utama di
nusantara. Untuk lebih jelasnya, berikut pemaparan perkembangan sejarah kriya dari masa ke masa.

Kriya Zaman Klasik

Pada masa lalu para kriyawan keraton menghasilkan karya seni dengan ketekunan dan konsep
filosofi tinggi serta menghasilkan produk dengan legitimasi seni yang diistimewakan.

Terdapat pola pikir metafisis yang mengandung muatan nilai-nilai spiritual, religius, serta magis dalam
benda kriya. Di samping itu kriya juga didukung oleh tatanan budaya tradisional yang mencerminkan jiwa
zaman. Kriya adalah seni murni yang diagungkan pada zaman klasik. Produk yang dihasilkan kriya di
zaman klasik sendiri sangat beragam, seperti:
Contoh Kriya Zaman Klasik

1. Keris dan Senjata hias lain


2. Perhiasan emas dan perak
3. Ukiran-ukiran kayu
4. Topeng (sebagai hiasan maupun benda pakai untuk upacara)
5. Wayang

Zaman Madya (Islam)

Pada zaman madya atau zaman Islam di Indonesia, pemanfaatan kriya sudah mulai cenderung bergeser ke
nilai gunanya. Nilai-nilai religius serta magis mulai hilang karena pengaruh Islam. Namun nilai-nilai
spiritual dan tradisi dari budaya nusantara tetap di agungkan. Benda-benda yang dihasilkan cenderung
masih sama seperti pada zaman klasik.

Zaman Modern (Kolonial)

Pada era kolonialisasi belanda, kriya semakin bergeser ke benda pakai sehari-hari yang di pandang
sebelah mata nilai artistiknya. Disini pengaruh asing mulai menguat dan kriya kalah bersaing terhadap
cabang seni lain seperti seni lukis yang menjadi media utama di masa itu.

Seni Kriya Hari Ini (Kontemporer)

Kriya hari ini kembali di apresiasi dengan sebagaimana mestinya dan tidak dibeda-bedakan seperti dahulu
kala. Bahkan banyak seniman murni lokal maupun internasional dapat bersaing dengan mengusung kriya
sebagai produk karyanya.

Selain itu kriya juga dapat bersaing dengan produk yang diproduksi secara massal. Kriya memiliki nilai
lebih dari segi tradisi dan keterampilannya. Misalnya kriya dapat menjadi oleh-oleh khas daerah tertentu.
Kriya juga dapat menjadi produk eksklusif yang bernilai lebih tinggi karena hanya di produksi dalam
jumlah yang terbatas (tidak pasaran). Media seperti etsy.com juga mewadahi produk kerajinan tangan
untuk dapat bersaing di pasar internasional.
A. Tugas Mandiri

Sebelum kita lanjutkan ke dalam produksi kriya lebih jauh, silakan amati dan tiru gambar dibawah ini
semirip mungkin.

Gambar 1.

Gambar 2.

Anda mungkin juga menyukai