Anda di halaman 1dari 4

Tugas Minggu 05

Nama : Kevin Pratama


NIM : 21027124
Dosen Pengampu : Dini Faisal, S.Ds., M.Ds
Defrizal Saputra, S.Ds., M.Sn

Pergerakan Seni Dan Kriya


1.Seni Dan Kriya Pada Zaman Prasejarah

Kebangkitan seni dan kriya di paruh pertengahan abad ke 19, mewujudkan suatu kekayaan tradisi
dan keragaman politik, kepercayaan/ agama dan gagasan estetik yang didapati berbagai ragam
bentuk medianya. Saat ini berkembang adanya dasar-dasar dan keyakinan ketentuan umum
terhadap perkembangan pergerakan pengetahuan Seni dan Kriya secara umum. Kriya kayu Indonesia
berasal dari berbagai daerah etnik, kriya masa lampau merupakan bagian kekayaan etnik tradisi
Nusantara.

Keragaman terlihat melalui hasil-hasil yang tersebar di berbagai daerah. Karakter dan ciri khas
daerah masing-masing tercermin jelas. Berbagai media yang digunakan menghasilkan berbagai jenis
hasil kriya, media yang digunakan antara lain kayu, logam, tanah liat, kulit dan lain-lainnya. Hasil
karya kriya terwujud dalam berbagai bentuk dan gaya, guna memenuhi berbagai kepentingan dan
fungsi-fungsi dalam kehidupan.

Mulai dari Sabang hingga Merauke terhampar berbagai ragam karya kriya Indonesia yang terpadu
dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika (Unity in variety serta unity and diversity). Konsep yang
mencerminkan tekat bangsa untuk menegakkan kesatuan dan persatuan dalam keragaman etnik,
suku, budaya dan religi. Adapun kriya di Indonesia diikat oleh nilai-nilai konsep masing-masing
daerah tidak pernah pudar. Kehadirannya membangkitkan pesona, daya pikat dan keunggulan ko
mparatif, bila dibandingkan dengan karya sejenis dari daerah lain atau Negara lain.

Peta kriya Indonesia sendiri dari bidang seni batik terdapat gaya Yogyakarta, Solo, Banyumasan,
Pekalongan, Lasem, Madura dll. Seni Tenun Troso, Pidan, Sumba, Makasar, Maumene, Ende Maluku
dan Nusa Tenggara Timur. Kriya kayu untuk seni ukir kayu terdapat gaya Asmat, Timor, Nias,
Kalimantan, Toraja, Simalungun, Batak, Minangkabau, Lampung, Bali, Madura, Jepara, Klaten,
Surakarta, Yogyakarta, Cirebon dan lain-lainnya.

Terdapat pada bangunan Percandian, bangunan rumah adat, istana raja, rumah tinggal bangsawan
dan penduduk, perabot mebel dan berbagai unsur interior utilitas umum lainnya. Dibidang aksesoris,
terdapat perangkat busana tari, perangkat upacara keagamaan, perangkat musik tradisi, mainan
anak-anak, benda-benda cinderamata dan masih banyak lagi yang lain. Pada masa pra sejarah
banyak produk kriya dihasilkan, akan tetapi hanya bisa diketahui hasil produk akhir dan dapat
diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan, yaitu: batu, tanah, logam.

Penggunaan masing- masing jenis bahan tersebut tidak terjadi dalam satu masa sekaligus, akan
tetapi dalam masa sesuai tingkat pengetahuan teknologi mereka. Pada tingkat teknologi yang
sederhana, manusia memanfaatkan bahan- bahan yang ditemukan di lingkungan setempat tanpa
adanya pengolahan terlebih dahulu seperti : batu dan kayu. Ini merupakan teknologi awal dalam
kehidupan manusia, pada masa yang bahan utama untuk alat dibuat dari bahan batu ini kemudian
disebut zaman batu.

Ini berlangsung cukup lama, dan mengalami perkembangan teknik yang disebabkan adanya
perkembangan pengetahuan teknologi pengerjaan batu. Masa ini disebut masa paleolitik, kemudian
masa neolitik. Artefak mereka berupa kapak batu yang dipakai untuk mengumpulkan kebutuhan
fisik. Pada masa ini pengetahuan kemudian pengetahuan berkembang, sehingga mereka dapat
membuat benda-benda dari bahan tanah. Tahap ini manusia hidup sebagai penghasil makanan/ food
producing stage, manusia memerlukan suatu wadah untuk makanan.

Kemudian ditemukan teknik pembuatan gerabah, dan tidak lepas dari adanya tenologi api yang
digunakan untuk pembakaran gerabah. Puncak dari zaman peradaban teknologi api adalah dengan
ditemukannya logam, kemudian manusia memasuki zaman logam. Manusia harus mampu
menghasilkan pemanasan tinggi untuk peleburan logam, dalam peradaban Asia Barat teknologi
logam berkembang ditengarainya dengan adanya dominasi bahan logam dari mulai zaman tembaga,
perunggu sampai dengan zaman besi.

Pada sekitar tahun 4000 SM, barulah manusia menemukan tembaga dapat dicampur dengan logam
lain (timah dan arsenik atau timbal) sehingga memperoleh paduan logam yang berkualitas lebih baik
dari pada tembaga. Sekitar tahun 2000 SM, sejalan dengan perkembangan teknologi api baru
manusia menemukan besi. Di Indonesia tidak mengenal sistem pembagian tiga zaman peradaban
manusia (zaman tembaga, zaman perunggu, zaman besi), kebudayaan logam Indonesia langsung
masuk ke zaman perunggu-besi. Pengaruh kebudayaan yang didapat adalah pengaruh kebudayaan
Dongson Vietnam, hasil kriya antara lain nekara, kapak dan perhiasan.

2. Seni Kriya Pada Zaman Sejarah

A. Kriya Zaman Klasik

Pada masa lalu para kriyawan keraton menghasilkan karya seni dengan ketekunan dan konsep
filosofi tinggi serta menghasilkan produk dengan legitimasi seni yang diistimewakan.

Terdapat pola pikir metafisis yang mengandung muatan nilai-nilai spiritual, religius, serta magis
dalam benda kriya. Di samping itu kriya juga didukung oleh tatanan budaya tradisional yang
mencerminkan jiwa zaman. Kriya adalah seni murni yang diagungkan pada zaman klasik. Produk
yang dihasilkan kriya di zaman klasik sendiri sangat beragam, seperti:

- Contoh Kriya Zaman Klasik


- Keris dan Senjata hias lain
- Perhiasan emas dan perak
- Ukiran-ukiran kayu
- Topeng (sebagai hiasan maupun benda pakai untuk upacara)
- Wayang

B. Zaman Madya (Islam)

Pada zaman madya atau zaman Islam di Indonesia, pemanfaatan kriya sudah mulai cenderung
bergeser ke nilai gunanya. Nilai-nilai religius serta magis mulai hilang karena pengaruh Islam. Namun
nilai-nilai spiritual dan tradisi dari budaya nusantara tetap di agungkan. Benda-benda yang dihasilkan
cenderung masih sama seperti pada zaman klasik.

C. Zaman Modern (Kolonial)

Pada era kolonialisasi belanda, kriya semakin bergeser ke benda pakai sehari-hari yang di pandang
sebelah mata nilai artistiknya. Disini pengaruh asing mulai menguat dan kriya kalah bersaing
terhadap cabang seni lain seperti seni lukis yang menjadi media utama di masa itu.
D. Seni Kriya Hari Ini (Kontemporer)

Kriya hari ini kembali di apresiasi dengan sebagaimana mestinya dan tidak dibeda-bedakan seperti
dahulu kala. Bahkan banyak seniman murni lokal maupun internasional dapat bersaing dengan
mengusung kriya sebagai produk karyanya. Selain itu kriya juga dapat bersaing dengan produk yang
diproduksi secara massal. Kriya memiliki nilai lebih dari segi tradisi dan keterampilannya. Misalnya
kriya dapat menjadi oleh-oleh khas daerah tertentu. Kriya juga dapat menjadi produk eksklusif yang
bernilai lebih tinggi karena hanya di produksi dalam jumlah yang terbatas (tidak pasaran). Media
seperti etsy.com juga mewadahi produk kerajinan tangan untuk dapat bersaing di pasar
internasional.

Perkembangan Istilah Desain Grafis


lmu desain grafis belum begitu lama hadir, Istilah graphic design yang berfaedah Desain Grafis
pertama kali diketengahkan oleh William Addison Dwiggins pada tahun 1922, sebenarnya sejak
zaman prasejarah sudah hadir kegiatan manusia untuk membuat seni yang seperti desain grafis,
beberapa ditengahnya yaitu di Gua Lascaux, Kolom Trajan Roma, Manuskrip masa waktu seratus
tahun pertengahan, dan Neon Ginza. Dalam sejarah yang panjang dan seiring perkembangan
komunikasi visual di masa waktu seratus tahun 20 dan 21, Banyak terjadi kesaaman pada seni
periklanan, desain grafis, dan seni rupa.

Selama Dinasti Tang (618-907) selang masa waktu seratus tahun ke-7 dan 9, kayu dipotong sebagai
cetakan untuk mencetak pola pada tekstil dan kemudian untuk mencetak teks agama Budha. Sebuah
kitab agama Buddha yang dicetak pada tahun 868 yaitu buku hasil cetakan pertama di dunia. Sejak
masa waktu seratus tahun ke-11, buku yang semakin tebal dihasilkan memakai pencetakan mekanik,
hal ini membuat buku banyak tersedia selama dinasti Song (960-1279). Pada tahun 1450, mesin
cetak Johann Gutenberg menjadikan buku tersedia di Eropa. Desain buku Aldus Manutius menjadi
landasan desain buku di percetakan Negara-negara barat. Masa ini dinamakan sebagai Era Humanis
atau Era Lama.

Pada kesudahan masa waktu seratus tahun ke 19, di Inggris, muncul pergerakan yang memisahkan
desain grafis dari seni rupa.

Pada tahun , Henry Cole menjadi malu seorang yang sangat berpengaruh dalam pendidikan desain di
Inggris, dia meyakinkan pemerintah tentang pentingnya desain dalam sebuah jurnal yang berjudul
Journal of Design and Manufactures. Dia menyelenggarakan The Great Exhibition sebagai perayaan
atas munculnya teknologi industri modern dan desain bergaya Victoria.

Dari tahun 1891 sampai 1896, Percetakan William Morris Kelmscott mempublikasikan buku karya
desain grafis yang dihasilkan oleh gerakan Arts and Crafts , dan membuat buku dengan desain yang
semakin bagus dan elegan untuk dijual untuk orang-orang kaya. Morris membuktikan keadaan
potensi pasar untuk produk-produk desain grafis. Morris juga mempelopori pemisahan desain grafis
dari seni rupa. Karya –karya Morris dan karya dari pergerakan Private Press secara langsung
mempengaruhi Art Nouveau, dan secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan desain grafis
pada awal masa waktu seratus tahun ke 20.
Kata Desain Grafis pertama kali dipakai pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of
Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer buku
Amerika.

Raffe's Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, diasumsikan sebagai buku pertama yang
memakai istilah Desain Grafis pada judulnya

The signage in the London Underground yaitu contoh desain klasik pada masa waktu seratus tahun
modern yang memakai jenis huruf yang dirancang oleh Edward Johnston pada tahun 1916.

Pada tahun 1920, Arus konstuktivisme di Uni Soviet melihat seni yang berpandangan individu tidak
hadir gunanya untuk Rusia dan membuat sesuatu yang bisa dilaksanakan di dunia nyata. Mereka
merancang kontruksi, perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo, menu, dan lain-lain.

Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip landasan tipografi modern pada tahun 1928 dalam
bukunya yang berjudul New Typography. Tschichold, Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo Moholy-
Nagy, and El Lissitzky yaitu tipografer yang berpengaruh akbar dalam ilmu desain grafis yang kita
kenal sekarang ini. Mereka mempelopori teknik produksi yang dipakai sepanjang masa waktu
seratus tahun ke 20. Pada tahun-tahun berikutnya desain grafis mendapat banyak pengakuan dan
mulai banyak dilaksanakan. Pasca Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis meningkat pesat,
terutama untuk periklanan dan kemasan produk. Perpindahan Sekolah Bauhaus dari Jerman ke
Chicago pada tahun 1937 membawa pengaruh akbar pada desain di Amerika. Nama- nama yang
terkenal ditengahnya Adrian Frutiger(desainer jenis huruf Univers dan Frutiger), Paul Rand(yang dari
kesudahan 1930-an sampai kematiannya pada tahun 1996 memakai prinsip Bauhaus dan
melaksanakannya padaiklan dan desain logo.

Perkembangan industi desain grafis tumbuh seiring dengan perkembangan konsumerisme. Hal ini
menimbulkan kritik dari bermacam komunitas desain yang tertuang dalam First Things First
manifesto yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1964 dan diterbitkan kembali pada tahun 1999
di majalah Émigré. Konsumerisme terus tumbuh, sehingga terus memacu pertumbuhan ilmu desain
grafis. Hal ini menarik para praktisi desain grafis, beberapa ditengahnya adalah : Rudy VanderLans,
Erik Spiekermann, Ellen Lupton and Rick Poynor.

Anda mungkin juga menyukai