Anda di halaman 1dari 6

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat

yang dibentuk, kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia,
biasanya berbentuk wadah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gerabah adalah alat dapur (untuk
masak-memasak dan sebagainya) yang dibuat dari tanah liat yang dibakar (misalnya kendi, belanga).

Sementara itu, Kamus dan Ensiklopedi mendefinisikan gerabah adalah suatu hasil seni dan teknologi
untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti, genteng, porselin, dan sebagainya.
Gerabah telah dikenal sejak zaman prasejarah, dan biasanya digunakan sebagai alat rumah tangga.

Dalam ilmu arkeologi, istilah lain gerabah adalah kereweng, pottry, terracotta dan tembikar. Istilah
tersebut dipergunakan untuk menyebut pecahan-pecahan periuk dan alat lainnya yang dibuat dari tanah
liat dan ditemukan di tempat-tempat pemakaman zaman prasejarah. Barang-barang dari tanah bakar
yang ditemukan di luar sarkopagus (peti mati dari batu) berupa jembung, piring-piring kecil, periuk-
periuk kecil, stupa-stupa kecil dan sebaginya.

Mengutip buku Sejarah Nasional Indonesia II Zaman Kuno oleh Tim Nasional Penulisan Sejarah
Indonesia, gerabah atau tembikar di Indonesia sudah ada sejak zaman Neolitikum yang ditemukan
dibeberapa tempat di Indonesia. Sisa-sisa gerabah dari sejak bercocok tanam telah ditemukan di
Banyuwangi (Jawa Timur), Kelapa Dua Bogor (Jawa Barat), Kalumpang dan Minanga Sipakka (Sulawesi),
dan disekitar danau Bandung (Jawa Barat).

Teknik pembuatan gerabah dari masa tersebut masih sangat sederhana, yaitu dengan teknik tangan dan
pembakaran tradisional. Pembakaran tradisional adalah pembakaran secara terbuka, dalam lubang
dangkal beralas tanah liat dengan api rerumputan menyala. Teknik pembuatan gerabah seperti itu masih
digunakan sampai sekarang oleh sebagian perajin keramik di Indonesia.
Untuk mendapatkan gerabah yang menarik, maka salah satu yang dilakukan oleh pembuat gerabah
adalah dengan memberikan motif hias pada gerabah. Pada gerabah yang digunakan untuk rumah tangga
biasanya bermorif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya
memerlukan motif yang lebih menarik.Gerabah adalah kerajinan yang telah diproduksi secara turun
temurun selama beberapa periode. Fungsi gerabah yang paling utama tentunya adalah untuk dijadikan
wadah penyimpanan makanan atau minuman. Namun, sekarang ini fungsi gerabah berkembang lebih
dari sekadar menjadi wadah makanan.

Fungsi gerabah adalah sebagai berikut:

- Alat untuk upacara keagamaan. Gerabah, biasanya yang berbentuk cawan atau kendi, digunakan
sebagai sarana-sarana upacara seperti misalnya sebagai sarana meletakan air suci, dan lain sebagainya.

- Alat rumah tangga. Dalam fungsinya sebagai alat-alat rumah tangga, gerabah antara lain digunakan
sebagai alat memasak ataupun wadah-wadah seperti kendi untuk menampung air, mangkuk untuk
wadah makanan, gelas untuk wadah minuman, tungku untuk memasak, dan sebagainya.

- Perhiasan dan penanda status. Pada masa Jawa Kuno, gerabah keramik digunakan sebagai penanda
status. Pada masa itu, keramik-keramik asing adalah barang mewah yang hanya bisa dimiliki kaum-kaum
bangsawan tertentu seperti raja. Indikasi dari hal ini antara lain terlihat dari penggambaran guci Cina
pada arca-arca dari masa Singasari dan Majapahit.Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan
produksi barang kerajinan gerabah adalah tanah liat. Selain itu, ada juga bahan tambahan lain seperti
pasir, kayu bakar, simir, kiolin, semen warna, minyak tanah dan cat. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam proses produksi adalah unit pengelolaan bahan baku, tungku pembakaran, alat putar,
pompa air, kuas dan pisau gores.

Berikut ini penjelasan mengenai proses pembuatan gerabah secara umum:

1. Persiapan Tanah Liat

Menurut pengrajin gerabah, tanah liat terbaik adalah tanah liat yang berasal dari lapisan dalam tanah
yang terletak pinggir bukit-bukit kecil. Warna tanah liat merupakan salah satu dasar dalam
mengklasifikasikan jenis gerabah yang dihasilkan. Warna dasar tanah liat akan menghasilkan warna yang
berbeda pada gerabah ketika melalui tahap pembakaran

2. Proses Pembentukan Gerabah

Tanah liat terlebih dahulu mengalami proses perendaman selama 2-3 hari. Proses perendaman itu
disebut sebagai sistem basah. Proses ini berguna untuk menyaring tanah liat dari kerikil-kerikil kecil yang
masih menempel pada tanah liat.
Sementara menunggu rendaman tanah liat selesai, pasir disaring utuk mengasilkan pasir yang benar-
benar halus. Setelah proses perendaman selesai dan pasir telah disaring, kedua bahan tersebut
dicampurkan hingga menghasilkan bahan dasar gerabah yang mudah di bentuk sesuai dengan desain
yang diinginkan.

Gerabah biasanya di bentuk dengan tangan dan permukaannya dihaluskan menggunakan sepotong
bambu atau kayu dan sebilah sabit bekas hingga pori-pori permukaan gerabah benar-benar halus.
Setelah di gosok, gerabah lalu dibiarkan kering selama 5-7 hari sampai benar-benar kering dan siap
untuk pembakaran.

3. Pembakaran Gerabah

Secara teknis, proses pembakaran gerabah baru akan dapat dilakukan jika gerabah dalam kondisi benar-
benar kering. Proses pembakaran membutuhkan bahan-bahan seperti kayu bakar, serabut kulit kelapa,
jerami, daun bambu kering, minyak tanah dan batu bata yang sudah pecah sebagai alas untuk
meletakkan gerabah. Proses pembakaran gerabah biasanya berlangsung sekitar 3-4 jam. Sambil proses
permbakaran berlangsung, proses pewarnaan juga dilakukan oleh pengrajin.

4. Penyelesaian

Tahap ini merupakan tahap penting untuk mengubah tampilan gerabah yang masih polos dan kasar
menjadi gerabah yang menarik dan bernilai seni. Oleh karena itu, biasanya para pengrajin secara kreatif
melakukan inovasi-inovasi dalam ornamen-ornamen gerabah. Adapun beberapa teknik ornamen adalah
ornamen ukir kerik, ornamen tempel kulit telur, ornamen tempel pasir, ornamen anyaman rotan, dan
ornamen tempel kain/batik.

SEJARAH KERAJINAN KAYU

Perkembangan yang terjadi tidak lepas dari adanya suatu perubahan khususnya kerajinan dinegara
indonesia,Perubahan dan perkembangan merupakan proses perjalanan yang mengalir bergerak menuju
titik yang ditujumelalui ketrampilan tangan, biasa mengandung unsur seni, Pertumbuhan kerajinan kayu
di indonesia khususnya Desa Singakerta berangkat dari bentuk-bentuk seni tradisi yang merupakan
kekayaan budaya sebagai landasannya. Dalam buku yang berjudul Seni Hias Damar Kurungmembahas
tentang seni tradisi. Seni Tradisi dijelaskan merupakan kekayaan budaya yang dipergunakan sebagai
landasan pertumbuhan seni daerah yang tumbuh dengan subur sejak jaman dulu menjadi kekuatan
lokal, Penjelasan buku tersebut sangat penting artinya dalam penelitian ini karena terkait dengan
pembahasan tentang bentuk-bentuk seni tradisi yang berkaitan dengan landasan seni kerajinan yang
berkembang di Singakerta.

seperti yang dikatakan oleh Gustami dalam bukunya Seni Kerajinan Mebel Jepara menjelaskan tentang
bentuk-bentuk seni ukir yang dipergunakan pada mebel yang diambil dari bentuk tradisi atau seni hias
tradisi (Gustami, 2000, 273).

KERAJINAN KAYU

Kerajinan kayu artinya pembuatan barang-barang bahan kayu yang dihasilkan melalui ketrampilan
tangan manusia. Terkait dengan penelitian ini adalah pembuatan barang-barang bahan kayu yang
berupa relief dan patung dengan motif bentuk binatang kaki empat dan binatang laut yang dihasilkan
melalui ketrampilan tangan manusia.

Selain pengertian diatas juga membutuhkan teori sebagai pendekatan masalah agar sasaran yang
diinginkan dapat tercapai. Penggunaan beberapa teori selalu ada kaitannya dengan sasaran yang telah
ditentukan,bahan kayu yang bagus adalah kayu jati

Kerajinan kayu indonesia seperti kerajinan khas kalimantan yang sangat unik dan kreatif. Ada
diantaranya berupa patung, anyaman tas, dan kerajinan lain.Telisik demi telisik menurut keterangan
warga setempat, kerajinan kayu dan barang kerajinan ini bersifat sekunder. Artinya pembuatannya
merupakan pekerjaan sambilan dan membutuhkan waktu yang lama. Secara otomatis harga jualnya pun
juga ikut mahal.

Bahan kerajinan kayu dan barang kerajinan yang diambil dari kerajinan tangan indonesia khususnya
daerah kalimantan berasal dari hutan adat,Pengambilannya tidak secara masal, namun sesuai
kebutuhan adat. Dan hal inilah yang menjadi faktor pengaruh masih lestarinya hutan adat di kalimantan.
Lain halnya kerajinan kayu di ngawi

Bertepatan musim liburan di negara lain, sentra kerajinan kayu tradisional ikut kecipratan rejeki. Pusat-
pusat kerajinan kayu jadi jujugan turis asing yang melintasi ngawi. Seperti di sentra penjualan kerajinan
kayu di wilayah kedunggalar yang berada di sekitar monumen soeryo dan banjarejo sering menerima
tamu dari mancanegara yang berminat akan kerajinan ini.

Bentuk pajangan yang unik dan lucu atau kerajinan tangan miniatur binatang adalah yang laris dibeli
para turis ini. Rata-rata pengrajin kerajinan dan pengrajin barang kerajinan mematok harga yang
berbeda untuk pelancong dari manca ini. “perbedaan harga antara 20 hingga 25 persen.

Minat turis pada barang kerajinan kayu jati dari indonesia khususnya daerah ngawi dan jepara membuat
pedagang bersemangat. Apalagi menjelang lebaran para pedagang bisa mendapat penghasilan
tambahan.

JENIS KERAJINAN KAYU

-ukir kayu

-patung kayu

-hiasan kayu

-almari

-meja

-kursi
KEUNGGULAN KERAJIAN KAYU

-bentuknya bagus-bagus

-memili banyak sekali motif yang bagus

-harganya relatif murah tergantung tingkat kesulitan dalam pembuatannya

-tahan lama karena sudah di lapisi atau di finishing dengan bahan yang bagus

-terbuat dari bahan yang bagus diantaranya yaitu kayu jati

MACAM_MACAM GAMBAR DARI KERAJINAN KAYU

Anda mungkin juga menyukai