Kelas : X OTO
No : 03
29.agustus.2019
Penulis
KATA PENGANTAR
puju syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
Dlam laporan ini kami mencoba melaporkan hasil yang kami buat, semoga dapat dimaklumi apabila ada
kesalahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita khususnya bagi para pengrajin dari bahan
lunak.
Penulis
Dafar Isi
A. Kesimpulan ……………………………………………… 7
B. Saran ……………………………………………………….7
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kami membuat laporan ini karnah merupakan tugas dari guru, dan kami ingin membuat sesuatu yang
bermanfaat nantinya apabila kami tidak skolah diluar sana atau apabila kami ingin usaha dari bahan
dasar tanah liat
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:
1. Lokasi dan Sejarah Berdirinya monas dan tentang tanah liat sekaligus sejarahnya
3. Cara pembuatannya
C. Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat laporan ini untuk mendapatkan nilai yang bagus dan juga kami ingin membagikan
pengetahuan kami tentang tanah liat, dan semoga dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang tanah liat bagi pembacanya, karnah disini, kami membahas tentang tanah liat.
BAB 2
PEMBAHASAN
Produk kerajinan dari Bahan Dasar Tanah Liat sering dikenal orang dengan kerajinan kramik. Kerajinan
Kramik adalah karya kerajinan yang menggunakan Bahan baku dari tanah liat yang melalui proses
sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau
menghasilkan benda pakai atau benda hias yang indah
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen
peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan
rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno
dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran
emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat
di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Tanah Liat memiliki sejarah yang panjang, selain itu peran tanah liat juga sangat penting bagi masyarakat
sejak dulu hingga kini.
Sebagian ahli purbakala berpendapat bahwa tanah liat telah digunakan sebagai bahan keramik selama
kurun waktu kurang lebih 15.000 tahun. Jadi tak mengherankan jika ada potongan atau pecahan
jambangan tanah liat yang setelah diteliti ternayata berasal dari zaman neolithikum. Fakta ini bahwa
potongan tanah liat tersebut telah berumur 10.000
Peradaban manusia sejak 5000 silam telah memanfaatkan api untuk menjadikan benda dari tanah liat
lebih kuat dan tidak mudah dirembesi air. Manusia saat itu pun menyadari bahwa dengan membakarnya,
maka sifat-sifat tanah liat akan sepenuhnya berubah.
Lukisan dan gambar pada dinding dari peradaban pada mesir sekitar 5000 tahun lalu menunjukkan
bagaimana para pengerajin tembikar sedang mengolah tanah liat menjadi batu bata atau jambangan.
Penggunaan tanah liat dari waktu ke waktu semakin beraneka ragam, mulai dari sebagai bahan-bahan
untuk bendaibenda kecil hingga sebagai bahan bangunan. Batu bata dan ubin dari tanah liat adalah salah
satunya.
Beberapa peninggalan benda tembikar berumur ribuan tahun telah dapat dikatakan bernilai seni tinggi.
Semakin pandai seseorang dalam mengolah tanah liat, maka semakin halus dan indah benda-benda yang
dihasilkannya.
Dari waktu ke waktu, penggunaan tanah liat sebagai bahan bagunan masih terus mengalami
perkembangan. Bahkan saat ini pun benda-benda keramik masih menjadi salah satu sektor industri besar
di dunia.
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di
Yogyakarta pada tahun 1950, menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai merencanakan pembangunan sebuah Monumen
Nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan
Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi
kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus
bangsa.
Pada tanggal 17 Agustus 1954, sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen
Nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang
dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain
menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua
digelar pada tahun 1960 tetapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua
juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno
kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban
kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan
Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran
negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih
kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian
meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17,
8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam
rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80
hektare. Tugu ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus
1961.
Piring
Kendi
Tempayan
Anglo
Kuali
Celengan
Pot
Gerabah hiasan
Disini saya akan membahas cara pembuatan vas bunga dari bahan dasar tanah liat karnah, kami
membuat karya berbahan tanah liat tersebut dengan bentuk tugu monas
Siapkan :
ù Papan Landasan
ù Air
ù bahan bakar yang mudah terbakar, disini saya menggunakan daun kelapa dan batang bambu
ù Amplas
Langkah-Langkah Pembuatan
ù Bersihkan tanah liat dari ranting pohon, akar pohon, pelastik dan lain lain
ù Rapikan dengan tangan dan oleskan dengan air agar hasil karya nantinya halus
ù Setelah benar – benar kering, bakar karya kerajinan tersebut dengan batang
ù Cat sesuai selera dan biarkan karya kerajinan menjadi kering, dan, selesai
BAB 3
PENUTUP
A. kesimpulan
1. Karya kerajinan tangan berbahan dasar tanah liat sangat mudah dibuat dan mudah ditemukan,
asalkan ada kemauan dan mempunyai nilai seni bagi si pencipta kerajinan
2. Bahan bahan dalam pengerjaan karya kerajinan tanah liat sangat mudah ditemukan karnah itu
merupakan bahan bahan yang sering dijumpai di kehidupan sehari hari
B. Saran
1.Untuk tetap melestarikan karya seni kerajinan dari bahan dasar tanah liat dan hendaknya dibentuk
sebuah lembaga desa yang bisa memasarkan hasil produksi karya kerajinan
2. Bagi para pengrajin hendaknya berusaha lebih kreatif lagi dalam membuat kerajinan
Dafar Pustaka
Class A Negsago '14 Tugas PKK Kerajinan 'Membuat asbak dari tanah liat'.htm
CONTOH MACAM-MACAM KERAJINAN TANGAN YANG TERBUAT DARI BAHAN ALAM _ Saiin _西院.htm