Oleh:
201403019
i
SKRIPSI
Oleh:
201403019
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : jellyssela@yahoo.com
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Jarak Pemukiman Terhadap Tingkat Kebisingan Pada Jalur
Kereta Api Jenis Ekonomi Di Wilayah Kelurahan Winongo Kota Madiun”.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang
Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini :
1. Bapak Sudrajat Sudiono, S.Sos, selaku Lurah Winongo Kota Madiun.
2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku
pembimbing 2 yang telah memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes, selaku Dewan Penguji yang telah
memberikan masukan dalam skripsi ini.
5. Bapak Beny Suyanto, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis serta orang-orang yang peduli dengan
dunia kesehatan masyarakat pada khususnya.
Madiun, 11 Agustus 2018
Penyusun
vii
Halaman Persembahan
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Berkat Rahmat Nya telah
memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu dan pikiran sehingga mampu
menyelesaikan karya kecilku ini. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada
kemudahan. Seiring rasa syukurku dengan segala kerendahan hati dan
mengharapkan ridhoMu Ya Allah. Kupersembahkan karya kecil ini keharibaan
yang tercinta, terima kasih untuk :
viii
ABSTRAK
Pemukiman di sepanjang rel kereta api syarat akan paparan bising tinggi
dari aktifitas kereta api. Prevalensi nasional penduduk Indonesia menderita
dampak kebisingan sebesar 8-12%. Di Jawa Timur hingga jarak ± 50 meter
tingkat kebisingan sebesar 70,01 dBA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh jarak pemukiman terhadap tingkat kebisingan pada jalur
kereta api jenis ekonomi di wilayah Kelurahan Winongo Kota Madiun.
Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat RT 20 dan RT 11 Kelurahan Winongo
Kota Madiun sebanyak 32 kepala keluarga. Teknik sampling yang digunakan
adalah total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan
bivariat menggunakan uji korelasi pearson product moment.
Nilai kekuatan hubungan pada penelitian ini yaitu r = -0,957. Dan p-value
sebesar < 0,000. Yang berarti ada pengaruh antara variabel terikat dan variabel
bebas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak terdekat 15,3 meter terjauh 62,4
meter, jarak rumah responden dengan rel kereta memenuhi standar PP RI N0. 56,
2009 = 6 meter, terdekat 15,3 meter terjauh 62,4 meter. Dan tingkat kebisingan di
rumah responden melebihi baku mutu KepMenLH No. 48, 1996 = 55 dBA,
tertinggi 86,2 dBA dan terendah 66,65 dBA. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh antara jarak pemukiman terhadap tingkat kebisingan pada
jalur kereta api jenis ekonomi di wilayah Kelurahan Winongo Kota Madiun.
Masyarakat diharapkan dapat menanam tananman vegetasi di depan rumah,
contohnya pohon nangka, pucuk merah dan pohon jambu bol, karena tanaman
tersebut dapat menjadi peredam kebisingan.
ix
First Degree of Public Health Study Program
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRACT
Background: Settlement along the railway conditions will exposure to high noise
from rail activities. The national prevalence of Indonesia's population suffers
from noise impact of 8-12%. In East Java up to a distance of ± 50 meters noise
level of 70.01 dBA. The purpose of this research was to know the influence of
residential distance to the noise level in economic railway type in Winongo sub-
district of Madiun.
The methods of this research: The type of this research was correlation with
cross sectional approach. The population of this research is the community of RT
20 and RT 11 Winongo urban village of Madiun as much as 32 head of family.
The sampling technique was using total sampling. Data analysis was using
univariate and bivariate analysis using pearson product moment correlation test.
The result: The value of the relation in this study is r = -0,957 and p-value is <
0,000. That means is influence between the dependent variable and the
independent variable.
Analysis: Result of research indicated that distance nearest15,3 meter farway
62,4 meter, distance of respondent house with rail fulfilled standard of PP RI N0.
56, 2009 = 6 meter. And the noise level at respondent house exceed quality
standard. KepMenLH48, 1996 = 55 dBA, hinghest 86,2 dBA and lowlest 66,65
dBA. The result of statistical test showed that there was influence between
residential distance to the noise level in economic railway type in Winongo sub-
district of Madiun.
Discus and conclusion: Peoples expected to plant vegetation in front of the
house, for example jackfruit tree, pucuk merah tree and bamboo tree, because the
plant could be a noise damper.
Keywords : Residential distance, Noise level, Railway
Reference : 39 (1995 – 2017)
x
DAFTAR ISI
xi
2.5 A- Weighted Decibels (dBA) ......................................................... 17
2.6 Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan .................................... 19
2.7 Baku Mutu Kebisingan ................................................................... 22
2.8 Pemukiman ..................................................................................... 24
2.9 Pengukuran Kebisingan .................................................................. 26
2.10Tanaman Vegetasi Peredam Kebisingan ........................................ 29
Bab 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 31
3.2 Hipotesa Penelitian ......................................................................... 32
Bab 4. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 33
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi .............................................................................. 33
4.2.2 Sampel ................................................................................. 34
4.2.3 Kriteria Sampel ................................................................... 35
4.3 Teknik Sampling ............................................................................. 36
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 36
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian .............................................................. 38
4.5.2 Definisi Operasional ........................................................... 38
4.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 39
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 41
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................41
4.9 Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
4.10Analisis Data ................................................................................... 44
4.11Etika Penelitian ............................................................................... 46
Bab 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 48
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 49
5.3 Pembahasan .................................................................................... 54
5.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 63
xii
Bab 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 64
6.1 Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Ha : Hektar
Hz : Herz
KA : Kereta Api
Km : Kilo Meter
M : Meter
NR : noise rating
RI : Republik Indonesia
RT : Rukun Tetangga
UU : Undang-Undang
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
publik seperti jalan raya, sekitar rel kereta api maupun bandara merupakan
jalur jalur yang digunakan alat transportasi untuk berlalu lalang setiap harinya
Salah satu jenis transportasi darat yang saat ini diminati masyarakat dan
namanya lagi naik daun adalah kereta api. Kereta api sering di jadikan
kereta api dapat menghindari kemancetan, bisa lebih cepat mencapai tujuan,
setiap hari terpapar suara kereta api yaitu berupa kebisingan pada masyarakat
yang di hasilkan oleh bunyi pada kereta api saat melintas (Mustar, 2009).
1
Bising dapat berasal dari alam misalnya suara gunung meletus dan juga
bisa berasal dari buatan manusia misalnya suara mesin pabrik, transportasi,
dan lain-lain. Semua bising dapat berdampak buruk pada kesehatan yaitu
(Maskur A, 2009).
tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%) penduduk dunia mengalami gangguan
Serikat terdapat sekisar 5-6 juta orang terancam menderita tuli akibat bising.
sekitar 0,2%, di Canada dan Swedia masing-masing sekitar 0,3% dari seluruh
populasi. Dan sekitar 75-140 juta (50%) di Asia Tenggara, dalam hal
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
2
Depkes RI (1995), menyatakan bahwa 8 – 12% penduduk Indonesia
angka tersebut terus akan meningkat, dan pada tahun 2001 diperkirakan 120
dengan P-value telingan kanan 0,029 dan telinga kiri 0.019 (Sri L, 2012).
menjelaskan bahwa batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rel yang
terletak pada permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri dan kanan
ruang manfaat jalur kereta api, yang lebarnya paling sedikit 6 meter (PP RI,
3
jalur kereta api yang dapat menganggu pandangan bebas dan membahayakan
bahwa intensitas kebisingan masih di atas nilai ambang batas hingga jarak 50
meter yaitu 70,01 dBA. Tingkat kebisingan kereta api berpengaruh terhadap
tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan
penyakit akibat kebisingan cukup banyak. Dia melakukan penelitian pada 100
orang yang tinggal di pinggir rel kereta api (jarak antara rumah dan rel rata-
pencernaan, 59% mengalami gangguan psikologis dan hasil akhir adalah 79%
Kelurahan Winongo adalah wilayah yang dekat dengan Stasiun kereta api
Madiun dan sebagian rumah penduduk dekat dengan pinggiran rel kereta api.
jenis kereta api. Beberapa jenis kereta api tersebut adalah kereta api jenis
eksekutif, kereta bisnis, kereta ekonomi dan kereta barang. Serta sebanyak 18
4
warga yang paling dekat dengan rel kereta api terletak pada RT 20 dan RT 11
50%, gangguan konsentrasi 75%. Dan pada jalur sebelah kiri di gang ke 2
vegetasi, contohnya pohon nangka dan jambu bol karena tanaman tersebut
merupakan jenis vegetasi yang memiliki daun tebal dan kaku, serta kerapatan
daun yang tinggi, dapat mengurangi tingkat kebisingan atau menjadi peredam
5
1.2 Rumusan Masalah
Kota Madiun.
1.3 Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
Madiun.
Kota Madiun
6
1.4 Manfaat
7
1.5 Keaslian Penelitian
1. Sri Lujeng Pengaruh Intensitas Kelurahan Kuantitatif Variabel Bebas: Ada Pengaruh Pengaruh Intensitas
Agustini Kebisingan Kereta Tegalharjo, Observasional Intensitas Kebisingan Kereta Api Terhadap
(2012). Api Terhadap yang tinggal analitik Cross Kebisingan Gangguan Pendengaran pada
Gangguan di pinggiran Sectional. Variabel Masyarakat Tegalharjo yang Tinggal
Pendengaran pada rel kereta api Terikat: di Pinggiran Rel Kereta Api
Masyarakat RT 2, 4, 7, 8. Gangguan
Tegalharjo yang Pendengaran
Tinggal di Pinggiran
Rel Kereta Api.
2. Novi Dwi Analisis Pengaruh Pemukiman Obsevasional Variabel Bebas: 1. Tingkat kebisingan kereta api
Ira Suryani Tingkat Kebisingan Pinggiran Rel Komparatif Tingkat berpengaruh terhadap tekanan
(2015) dan Getaran Kereta Api Cross Sectional. Kebisingan dan darah ibu rumah tangga di
Terhadap Tekanan Jalan Getaran pemukiman pinggiran rel kereta
Darah Ibu Rumah Ambengan Terikat: api Jalan Ambengan Surabaya.
Tangga di Surabaya. Tekanan Darah 2. Tingkat getaran tidak berpengaruh
Pemukiman Ibu Rumah terhadap tekanan darah ibu rumah
Pinggiran Rel Kereta Tangga tangga di pemukiman pinggiran rel
Api Jalan Ambengan Variabel. kereta api Jalan Ambengan
Surabaya. Surabaya.
8
3. Fina Violita Gambaran Tingkat Pemukiman Deskriptif Variabel Bebas: Bising yang ada di pemukiman telah
Christi Bising dan Gangguan sepanjang rel Observasional Tingkat Bising melebihi baku mutu yang di tentukan
(2016). Non Auditori Ngagel Cross Sectional. Variabel serta gangguan non auditori yang
Penduduk Sepanjang Surabaya, Terikat: dialami responden hanya sebagian
Rel Kereta Api Jalan Mustika Gangguan Non kecil saja. Beberapa faktor yang
Ngagel Rejo RT 09 dan Audiotori. mempengaruhi adalah usia, lama
Surabaya. RT 10RW tinggal, kemampuan adaptasi, dan
01. persepsi.
Perbedaan dengan peneliti sebelumnya dengan peneliti yang telah dilakukan adalah :
4. Metode Penelitian : Menggunakan metode kuanitatif dengan menggunakan korelasi Product Moment.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kebisingan, kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dari usaha atau
No.48/MENLH/11/1996).
getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat
melalui media udara atau penghantar lainnya dan manakala bunyi atau
manusia.
bersumber dari kegiatan operasional kereta api yang dalam tingkat dan
10
Masyarakat yang tinggal dekat dengan rel kereta api memiliki
intensitas tertentu dalam mendengar lalu lintas kereta api. Setiap harinya
1. Bising intermiten
kereta api.
pendengaran anak SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong
11
yang kurang dari 3 dBA. Contohnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh
terjadinya stres kerja dengan nilai p-value sebesar 0,019 < α = 5% dan
3. Bising Fluktuasi
tingkat di antara intensitas yang tinggi dengan yang rendah lebih dari 3
dBA.
4. Bising Implus
yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat seperti tembakan senjata
5. Bising bersela
12
daripada jenis bunyi di atas, contohnya kebisingan berterusan dan
Kebisingan Mesin Dengan Stres Kerja (Studi Kasus : Mesin Two For
hasil tingkat kebisingan mesin TFO dengan stres kerja operator mesin
13
pendengaran anak SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong
14
Diperkuat penelitian yang berjudul Analisis Tingkat
15
2.4 Tingkat Kebisingan
dinyatakan dalam jumlah getaran per detik dengan satuan Herz (Hz),
frekuensi tertentu yang merupakan ciri khas dari benda tersebut. Biasanya
yaitu kekuatan bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang tepat didengar oleh
yang lebih keras pada frekuensi yang lebih rendah dibanding pada
analisis pita oktaf yang dianjurkan pada berbagai situasi. Kurva bising
16
Menurut SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
sebagai berikut :
pengukuran.
atau L-95.
untuk mengukur tekanan suara, dan intensitas suara. Desibel hampir sama
dengan derajat kecil dari perbedaan kekerasan yang biasa dideteksi oleh
17
telinga manusia. Pada skala desibel, 1 mewakili suara lemah yang
Skala desibel adalah skala logaritmik. Maka dari itu, nilai ini tidak
lebih dari dua tingkat desibel, dua tingkat yang paling tinggi harus
Penting untuk kita sadari bahwa suara-suara dari tekanan suara yang
sama mungkin bukan suara dengan kekerasan yang sama. Pada tekanan
mendekati 100 desibel, frekuensi antara 20 dan 1000 putaran per sekon
suara dengan kekerasan yang sama. Pada tingkat tekanan suara yang
18
2.6 Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan
pendengaran tetap.
Cara yang paling umum adalah bila energy suara dihantarkan ketingkat
melalui tengkorak.
19
Pada rute yang paling umum, telinga tengah berperan sebagai alat
20
4. Gangguan tidur (Sleep interference).
terganggu tidurnya pada intensitas suara 33-38 dBA dan keluhan ini
F, 2012).
5. Stress
yang menetap.
21
6. Gangguan Fisiologis
merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima oleh manusia tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu yang cukup
bahwa di dalam menetapkan standar NAB pada suatu level atau intensitas
tertentu, tidak akan menjamin bahwa semua orang yang terpapar pada
22
level tersebut secara terus menerus akan terbebas dari gangguan
23
Tabel 2.1: baku mutu tingkat kebisingan.
2.8 Pemukiman
1) Pemukiman Sehat
24
dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau datangnya tiba-tiba seperti
tersebut. Rumah sehat adalah sebuah rumah yang bisa terhindar dari
2009).
1. Batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rel yang terletak pada
permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri dan kanan
(enam) meter.
2. Batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rel yang terletak di
bawah permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri dan
kanan serta bagian bawah dan atas ruang manfaat jalur kereta api,
3. Batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rel yang terletak di
atas permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri dan
kanan ruang manfaat jalur kereta api, yang lebarnya paling sedikit
6 (enam) meter.
25
4. Dalam hal jalan rel yang terletak di atas permukaan tanah berada di
atas atau berhimpit dengan jalan, batas ruang milik jalur kereta api
pengukuran pada suatu saat dengan standar atau Nilai Ambang Batas
26
dilaksanakan di tempat dimana masyarakat/ pekerja menghabiskan
adalah alat khusus untuk mengukur tingkat suara atau khusus untuk
berbentuk kecil, terdapat cahaya dan klip untuk pada sabuk seseorang
27
Sound Level Meter ini terdiri dari mikrofon, sirkuit elektronika
4) Geser tombol slow pada respons bila ingin mengukur metode 100
kali
menggunakan listrik
28
10) Waktu pengukuran “Sound Lever Meter” di pasang pada
(Anizar,2009).
membentuk massa, bermassa daun rapat kaku, dan terdiri dari berbagai
mulai dari pangkal batang dan memiliki lebih dari satu batang utama.
Contoh jenis tanaman peredam kebisingan adalah pohon nangka dan jambu
suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif
untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang
berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi
29
Pengendalian pada media kebisingan dapat dilakukan dengan cara
kebisingan adalah lalu lintas/ sumber dari kereta api maka rumah/gedung
pembuatan pagar atau tembok, pembuatan jalur hijau, dan lain sebagainya
(Liesa A, 2001).
30
BAB 3
Keterangan :
: Diteliti
: Berhubungan
31
3.2 Hipotesa Penelitian
Madiun.
32
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
dan terikat) dilakukan satu kali dan secara bersamaan. Penelitian ini
sisi kanan dan sisi kiri jalur kereta api untuk jenis kereta ekonomi.
4.2.1 Populasi
33
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang
4.2.2 Sampel
Total 32 rumah
34
4.2.3 Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
(Nursalam, 2013).
bambu)
responden
2. Kriteria Ekslusi
35
b. Tidak bersedia menjadi responden
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti akan memilih sampel yang
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
36
Jenis Penelitian / Desain Penelitian
Korelasi/ Cross Sectional
Populasi
Seluruh rumah yang berada di pinggiran rel kereta sebanyak 32 rumah
Sampel
Jumlah semua rumah sebanyak 32 rumah
Sampling
Total Sampling
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating
Analisa Data
37
4.5 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel
38
Tabel 4.2: Definisi Operasional
39
3) Max Hold untuk sumber suara yang terputus-putus
(Anizar,2009).
permanen.
40
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
2018.
Operasional 7 Madiun.
Kota Madiun.
41
5. Memberikan surat ijin dari Kecamatan Manghunarjo ke Kelurahan
bernama meteran
putus
42
h) Setiap area pengukuran dilakukan kurang lebih 6 kali
pembacaan (Anizar,2009).
1. Editing
2. Entry Data
3. Cleaning
43
4. Tabulating
tabel.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
44
melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak. Dengan
ini Korelasi Pearson (data normal) dan Spearmen Rank (data tidak
yaitu:
2. Jika nilai sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
normal
2. Spearmen Rank
45
Spearmen Rank, yaitu sebagai berikut:
tidak normal
variabel B
variabel B
46
1) Prinsip manfaat
objek penelitian.
3) Prinsip keadilan
1) Informed consent
mengetahui dampaknya.
47
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur. Kata Winongo berasal dari bahasa
waktu itu sebagai pelabuhan ikan yang besar. Kelurahan Winongo terdiri dari
Boboran, Brengosan.
48
1. Sebelah Utara : Kelurahan Sogaten/Kelurahan Ngegong
yaitu sebesar 7.590 jiwa terdiri dari laki-laki 3.670 jiwa dan perempuan
3.920 jiwa. Moto dari Kelurahan Winongo Kota Madiun yaitu “kami siap
49
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa
(34,4%).
50
5.2.2 Data Khusus
Data khusus akan menyajikan data karakteristik responden yang
(tingkat kebisingan).
Perkeretaapian yaitu batas paling luar sisi kiri dan kanan ruang
51
(100,0%) mengalami tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang
jarak pemukiman terhadap tingkat kebisingan pada jalur kereta api jenis
52
variabel normal, digunakan uji korelasi pearson. Maka dilihat dari
moment.
version 16.0.
53
bahwa semakin pendek jarak pemukiman maka semakin tinggi
5.3 Pembahasan
rumah responden yang paling dekat dengan rel kereta dalam penelitian
batas ruang milik kereta api untuk jalan rel diukur dari batas paling luar
sisi kiri dan kanan lebarnya paling sedikit 6 meter. Jadi jarak rumah
54
membuat tembok, pagar, tanggul, atau menempatkan barang pada jalur
masyarakat dengan rel kereta api memang sudah sesuai, namun disisi
yang di akibatkan oleh kereta api dalam setiap harinya. Perlu dilakukan
dengan judul Analisa Tingkat Kebisingan Pada Jalan Tol Ruas Waru-
yaitu terletak pada sumber bising. Pada Tirta Djusman Arief (2015)
sumber bising pada jalan tol sedangan dalam penelitian ini sumber
55
5.3.2 Tingkat Kebisingan
bahwa jarak rumah yang paling dekat dengan rel kereta (15,3 m) tingkat
kebisingannya yaitu 86,3 dBA dan jarak rumah yang paling jauh
Tahun 1996.
yang bersumber dari kegiatan operasional kereta api dalam tingkat dan
kenyamanan lingkungan.
56
gangguan komunikasi atau pembicaraan, gangguan konsentrasi,
masih belum paham akibat apa saja yang ditimbulkan akibat dari
paparan kebisingan.
yang memiliki ciri-ciri daun yang kaku dan tebal serta kerapatan daun
yang tinggi contohnya pohon nangka, pucuk merah dan jambu bol
57
value < 0,05 yaitu nilai p-value pada penelitian ini sebesar < 0,000.
korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat. Maka dapat
Dalam penelitian ini di dapatkan hasil jarak paling dekat dengan rel
jarak paling jauh yaitu 62,4 m tingkat kebisingannya 66,65 dBA. Hal
58
Sedangakan rel kereta api sendiri sudah ada sejak jaman Belanda, jadi
bising tersebut.
Cara yang paling umum adalah bila energi suara dihantarkan ketingkat
59
kondisi tulang bila energy suara dihantarkan menuju telinga dalam
melalui tengkorak.
selain jarak rumah yang terlalu dekat dengan rel kereta juga disebabkan
melebihi nilai ambang batas ini, seperti rumah tanpa adanya peredam
berlanjut pada tingkat yang lebih parah lagi, dan kejadian ini akan
api terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman piggiran rel
60
kereta api, yaitu menyebutkan hingga jarak ± 50 m tingkat
memiliki tekanan darah tinggi dengan p-value < 0,05 (Novi D, 2015).
dengan rel kereta api kibisingan di atas baku mutu KepMenLH tahun
pendengaran ringan.
61
Menurut Wahit I (2009) rumah sehat adalah sebuah rumah yang
suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling
strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan,
62
hias daripada tanaman vegetasi untuk peredam kebisingan. Menurut
menanam tanaman vegetasi yang memiliki ciri-ciri daun yang tebal dan
responden.
63
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Jarak rumah dengan rel kereta api di Wilayah Kelurahan Winongo Kota
tinggal pada jarak rel dengan rumah 15,3 m – 20,1 m (40,3 %) responden
3. Diperoleh nilai p-value < 0,05 yaitu nilai p-value pada penelitian ini
sebesari 0,000 yang menunjukkan korelasi antara skor jarak dan tingkat
terhadap tingkat kebisingan pada jalur kereta api jenis ekonomi di wilayah
sebaliknya.
64
6.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
pohon nangka, pucuk merah dan jambu bol karena tanaman tersebut
merupakan jenis vegetasi yang memiliki daun tebal dan kaku, serta kerapat
tentang kebisingan.
masyarakat sekitar rel kereta api akibat dari paparan kebisingan yang
dihasilkan oleh kereta api dalam setiap harinya. Atau dapat dilakukan
NAB.
4. Bagi Pemerintah
rumah dari rel kereta api dengan dampak kebisingan yang di hasilkan oleh
kereta.
65
DAFTAR PUSTAKA
Addina, Shita dan Soedjajadi Keman. (2015). Hubungan Kebisingan Lalu Lintas
Dengan Peningkatan Tekanan Darah Pada Tukang Becak Di Sekitar
Terminal Purabaya Surabaya. Surabaya: Departemen Kesehatan
Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Di
akses pada https://e-journal.unair.ac.id pada tanggal 13 Februari 2018,
pukul 10:13 WIB.
66
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Indah, Sri, Kusumaningrum, dkk. (2007). Hubungan Antara Tingkat Kebisingan
Dengan Gangguan Stres Masyarakat Di Pemukiman Sekitar Rel Kereta
Api Srago. Klaten: Stikes Muhammadiyah Klaten. Di akses pada
https://ejournal.stikesmukla.ac.id pada tanggal 14 Februari 2018, pukul
08:07 WIB
Iqbal, Mubarak, Wahit & Nurul Cahyati. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Iqbal, Khusni, Muhammad. (2016). Pengaruh Bising Terhadap Gangguan
Nonauditory Pada Siswa Slta Di Daerah Tangerang Selatan Tahun 2016.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di akses pada
https://ejournal.uinjk.ac.id pada tanggal 2 Maret 2018, pukul 17:53 WIB
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan: Menteri Negara Lingkungan Hidup
Liesa A. (2015). Peranan Vegetasi Dalam Mereduksi Kebisingan Jalan Raya.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor. Di akses pada https://e-journal.ipb.ac.id pada tanggal 17 Februari
2018, pukul 13:32 WIB
Lita, Dewi, Rusmaira. (2012). Pengaruh Kebisingan Terhadap Tekanan Darah
Tinggi (Hipertensi) Pada Pekerja Pembuat Gamelan Daerah Bekanong
Sukoharjo. Surakarta: FK Universitas Sebelas Maret. Di akses pada
https://digilib.uns.ac.id pada tanggal 14 Februari, pukul 14:27 WIB
Maskur, A. (2012). Persepsi Masyarakat Mengenai Gangguan Non-Auditory
Terhadap Tingkat Kebisingan di Kawasan Pemukiman di Sekitar Bandara
Internasional Soekarno-Hatta Pada Tahun 2012. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Di akses pada
https://lib.ui.ac.id pada tanggal 4 Maret, pukul 10:48 WIB
Mieng, Nova, Sutopo, dkk. (2007). Hubungan Antara Intensitas Kebisingan
Aktivitas Penerbangan Di Bandara Adi Sucipto Dengan Nilai Ambang
Pendengaran Pada Anak. Yogyakarta: Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
UGM. Di akses pada https://journal.ugm.ac.id pada tanggal 17 Februari
2018, pukul 13:22 WIB
Muchson. (2017). Metode Riset Akuntansi. Jakarta: ECG
Nursalam. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis,
Jakarta: Rineka Cipta
67
Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:
Rineka Cipta
Novi, D. I. S. (2016). Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta
Api Terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga di Pemukiman
Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya. Surabaya:
Universitas Airlangga. Di akses pada https://e-journal.unair.ac.id pada
tanggal 15 Februari, pukul 12:03 WIB
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 Tahun 2009 Tentang
Penyelengaraan Perkeretaapian: Presiden Republik Indonesia
Putri, O. S. D. (2013). Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Penurunan
Daya Dengar Pada Pekerja Di Pg. Poerwodadie Magetan. Surakarta:
Fakultas Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta. Di akses pada
https://eprins.ums.ac.id pada tanggal 14 Februari, pukul 13:24 WIB
Ratna, Sari. (2011). Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Tingkat Stres Kerja
Pada Pegawai Di Pt Kereta Api Indonesia ( Persero ) Daop Iv Semarang
Tahun 2010. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Di akses pada
https://lib.unnes.ac.id pada tanggal 3 Maret 2018, pukul 07:41 WIB
Rusli, Mustar. (2009). Tesis. Pengaruh Kebisingan Dan Getaran Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Masyarakat Yang Tinggal Di Pinggiran Rel
Kereta Api Lingkungan Xiv Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan
Denai Tahun 2008. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Medan. Di akses pada https://ejournal.unsum.go.id pada tanggal 13
Februari 2018, pukul 11:38 WIB
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Sri, Lujeng, Agustiani. (2012). Pengaruh Intensitas Kebisingan Kereta Api
Terhadap Gangguan Pendengaran Pada Masyarakat Tegalharjo yang
tinggal di Pinggiran Rel Kereta Api. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Di akses pada https://digilib.uns.ac.id pada tanggal 15 Februari 2018,
pukul 10:23 WIB
Subaris, Heru, &Haryono. (2011). Hygiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Mitra
Cendekia Press
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suma'mur. (2009). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Jakarta: Sagung Seto
68
Sumarni, dkk. (2014). Analisis Tingkat Kebisingan Pada Kawasan Permukiman
Sekitar Bandara Sultan Hasanuddin Dan Dampaknya Terhadap
Lingkungan. Makasar: Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Di akses pada
https://repository.unhas.ac.id pada tanggal 10 Maret 2018, pukul 06:24
WIB
Tambunan, Sihar Tigor Benjamin. (2005). Kebisingan Tempat Kerja (Occupatioal
Noise). Yogyakarta: ANDI
Tirta, Djusman, Arief. (2015). Analisa Kebisingan Lalu Lintas Pada Jalan Tol
Ruas Waru- Sidoarjo. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga. Di akses pada https://e-journal.unair.ac.id pada
tanggal 13 Februari 2018, pukul 16:34 WIB
Tri Budiyono & Erza Yanti Pratiwi. (2010). Hubungan Kebisingan Dan Massa
Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun
”Agung Saputra Tex” Piyungan Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Di akses pada
https://journal.uad.ac.id pada tanggal 13 Februari, pukul 13:06 WIB
Violita, Vina, Christi. (2016). Gambaran Tingkat Bising Dan Gangguan Non
Auditori Penduduk Sepanjang Rel Kereta Api Ngagel Rejo Surabaya.
Surabaya: FKM Universitas Airlangga. diakses pada
https://jurnalpesawat.unair.go.id pada tanggal 4 April 2018, pukul 09:32
WIB
WHO. (2016). Guidelines for Community Noise. Geneva: World Health
Organisation. Di akses pada https://www.who.int pada tanggal 16 Februari
2018, pukul 08:22 WIB
Wiwik Budiawan, Ema Amalia Ulfa & Pertiwi Andarani. (2016). Analisis
Hubungan Kebisingan Mesin Dengan Stres Kerja (Studi Kasus : Mesin
Two For One Twister (Tfo) Pt. Xyz). Semarang: Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Di akses pada
https://ejornal.undip.ac.id pada tanggal 16 Februari, pukul 11:21 WIB
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Kereta Api Jenis Ekonomi di Wilayah Kelurahan Winongo Kota Madiun” saya
telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak merugikan saya dan
tujuan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi saya maupun bagi dunia
kesehatan.
Demikian saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksa dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini dan dijamin kerahasiaannya.
Responden
71
Lampiran 2
PERNYATAAN KESEDIAAN
Nama :
Usia :
Alamat :
Responden
72
Lampiran 3
Form Pengukuran Kebisingan
“Pengaruh Jarak Pemukiman Terhadap Tingkat Kebisingan Pada
Jalur Kereta Api Jenis Ekonomi Di Wilayah Kelurahan Winongo
Kota Madiun”
73
Form Pengukuran Kebisingan
“Pengaruh Jarak Pemukiman Terhadap Tingkat Kebisingan Pada
Jalur Kereta Api Jenis Ekonomi Di Wilayah Kelurahan Winongo
Kota Madiun”
74
Form Pengukuran Kebisingan
“Pengaruh Jarak Pemukiman Terhadap Tingkat Kebisingan Pada
Jalur Kereta Api Jenis Ekonomi Di Wilayah Kelurahan Winongo
Kota Madiun”
75
Lampiran 4. Rekomendasi Penelitian Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
76
Lampiran 5. Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Kota Madiun
77
Lampiran 6. Rekomendasi Penelitian Kecamatan Manghunarjo Kota
Madiun
78
Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian dari Kelurahan
79
Lampiran 8. Dokumentasi
80
Gambar 11.4 : Pengukuran jarak rumah dengan rel kereta api
81
Gambar 11.7 : Pemberian souvenir kepada responden
82
Gambar 11.10 : Pengisian lembar informend consen oleh responden
1. Univariat
Jarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
83
Valid 15.3 1 3.1 3.1 3.1
84
62.4 1 3.1 3.1 100.0
tingkat_kebisingan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
85
80.65 1 3.1 3.1 81.2
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
86
58 1 3.1 3.1 75.0
Alamat
valid Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
3. Bivariat
Correlations
tingkat_kebising
jarak an
**
Jarak Pearson Correlation 1 -.957
87
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**
tingkat_kebisingan Pearson Correlation -.957 1
N 32 32
88
Lampiran 11. Lembar Bimbingan
89
90
91
92