LANDASAN 2
LANDASAN TEORI
c) Menurut kelandaian,
3
4
a) Sepur standar (standard gauge), lebar sepurnya ialah 1435 mm atau 4 feet 8,5
inch.
b) Sepur lebar (broad gauge), lebar sepurnya lebih besar dari 1435 mm, dan
c) Sepur sempit (narrow gauge), lebar sepurnya kurang dari 1435 mm.
Lebar Sepur
Digunakan di negara Kelompok
(mm)
1067 Indonesia, Jepang, Australia, Afrika
Sepur Sempit
Selatan
1435 Amerika, Jepang, beberapa negara Eropa,
Sepur Standar
Turki, Iran
1672 Spanyol, Portugal, Argentina Sepur Lebar
1676 India Sepur Lebar
1524 Rusia Finlandia Sepur Lebar
762 India Sepur Sempit
1000 Myanmar, Thailand, Malaysia, India Sepur Sempit
Catatan : 1. Lebar sepur 1000 mm disebut juga dengan Metre Gauge
2. Lebar sepur 1067 mm dikenal juga dengan Cape Gauge.
Sumber : Utomo, 2006
V perancangan = V maksimum
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Lintas Jalan Rel Menurut
Kelandaian
dibatasi supaya :
1. Kereta api yang dalam keadaan berhenti di emplasmen tidak “berjalan sendiri”
akibat berat sendiri, tiupan angin, dan atau dorongan lainnya.
6
2. Lokomotif yang pada saat mulai berjalan memerlukan tenaga besar untuk
melawan tahanan yang besar, tidak terbebani lagi dengan tenaga yang
diperlukan untuk mengatasi tanjakkan
Pengelompokkan Menurut Jumlah Jalur
Jumlah jalaur yang dimaksud di dalam pengelompokkan ini adalah jumlah
jalur pada lintas bebas. Sesuai dengan jumlah jalur yang dimaksudkan di atas,
pengelompokkannya ialah sebagai berikut :
a) Jalur tunggal (single track) : jumlah jalur pada lintas bebas hanya satu dan
b) Jalur ganda (double track) : Jumlah jalur pada lintas bebas dua buah; masing-
masing jalur hanya digunakan untuk melayani arus kereta api dari satu arah
saja.
a) Perpindahan kereta api, baik kereta api penumpang maupun barang dari satu
sepur ke sepur yang lainnya yang kelasnya lebih rendah, dapat dilakukan tanpa
Oleh karena beban gandar ditetapkan sama untuk setiap kelas, maka
klasifikasi jalan rel hanya didasarkan atas kapasitas angkut lintas dan atau
kecepatan maksimum. Kapaasitas angkut lintas yang dimaksud ialah jumlah
angkutan anggapan yang melewati suatu lalu lintas dalam jangka waktu satu tahun,
dengan satuan ton/tahun.
7
T = 360 x S x TE
dengan :
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Standar jalan rel Indonesia
Jenis
Bantalan
Daya Angkut Lalu V maks P maks Tebal
Kelas Jenis Lebar Bahu
Lintas gandar Tipe Rel Jarak Antar Balas Atas
Jalan Penambat Balas (cm)
(ton/tahun) (km/jam) (ton) Sumbu (cm)
Bantalan
(cm)
Beton Elastis 50
I >20.106 120 18 R.60/R.54 30
600 Ganda
Beton/Kayu Elastis
II 10.106 – 20.106 110 18 R.54/R.50 30 50
600 Ganda
Beton/Kayu/
R54./R.50/ Baja Elastis
III 5.10 – 10.10
6 6
100 18 30 40
R.42 Ganda
600
Beton/Kayu/ Elastis
R.54/R.50/
IV 2,5.10 – 5.10
6 6
90 18 Baja Ganda/Elasti 25 40
R.42
600 s Tunggal
Kayu/Baja Elastis
V < 2,5.106 80 18 R.42 25 35
600 Tunggal
Sumber : PD 10 Perencanaan Rel Kereta Api
10
Lebar Sepur
Di Indonesia menggunakan lebar sepur (track) 1067 mm yang tergolong
dalam sepur sempit. Lebar sepur adalah jarak terpendek antara kedua kepala rel,
diukur dari sisi dalam kepala rel yang satu sampai sisi dalam kepala rel lainnya.
Hubungan antara lebbar sepur, ukuran dan posisi roda di atas kepala rel ialah
sebagai berikut :
S = r + 2.f + 2.c
dengan :
Lebar sepur 1067 mm dan hubungan tersebut adalah untuk jalur lurus dan
besarannya tetap, tidak tergantung pada jenis dan dimensi rel yang digunakan. Pada
lengkung horizontal, diperlukan pelebaran lebar jalan rel yang tergantung dari jari-
jari lengkung horizontalnya.
Lengkung Horisontal
Pada saat kereta api melewati lengkung horizontal maka akan timbul gaya
sentrifugal kearah luar yang akan berakibat rel luar mendapat tekanan yang lebih
besar dibandingkan dengan rel dalam dan keausan rel luar akan lebih banyak
dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam serta dapat mengakibatkan
tergulingnya kereta api.
Lengkung Lingkaran
Pada saat kereta api melalui lengkung horizontal kedudukan
kereta/gerbong/lokomotif, gaya berat kereta, gaya sentrifugal yang timbul dan
dukungan komponen struktur jalan rel, dapat dilihat pada Gambar.
12
Gaya sentrifugal kereta api pada tikungan. Untuk berbagai kecepatan rencana besar
jari-jari minimum yang diijinkan ditinjau dari kondisi:
a) Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat saja,
Gaya sentrifugal yang timbul :
𝑚.𝑉²
C=
𝑅
dengan :
C : gaya sentrifugal,
𝐺
m = massa =
𝑔
𝑚.𝑉²
G sin α = cos α
𝑅
𝐺.𝑉²
G sin α = cos α
𝑔.𝑅
sin α 𝑉²
= tan α =
cos α 𝑔.𝑅
ℎ
tan α =
𝑤
𝑤.𝑉²
h=
𝑔.𝑅
8,8.𝑉²
h=
𝑅
sehingga :
8,8.𝑉²
R=
ℎ
Dengan peninggian maksimum, hmaks = 110 mm, maka :
14
8,8.𝑉²
R=
110
Atau :
R = 0,08 V2
Dengan demikian maka jari-jari minimum langkung lingkaran pada kondisi ini
adalah :
Rminimum = 0,08 V2
Dengan :
Rminium : Jari-jari minimum (meter yang diperlukan pada kondisi gaya sentrifugal
yang timbul diimbangi oleh gaya berat saja, dan menggunakan peninggian
maksimum,
a) Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan
adalah kemampuan dukung total yang dapat diberikan oleh komponen struktur
jalan rel, yaitu rel, sambungan rel, penambat rel, bantalan dan balas.
Pada gambar gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat
𝑚𝑉²
cos α = G sin α + D cos α
𝑅
𝑚𝑉²
G sin α = ( – D ) cos α
𝑅
15
𝑚𝑉²
G tan α = –D
𝑅
Besarnya dukungan komponen struktur jalan rel tergantung pada massa dan
D=m.a
dengan :
a : percepatan sentrifugal
m : massa.
Oleh karena :
ℎ
Tan α = 𝑤
Maka :
ℎ 𝐺 𝑉² 𝐺
G= = . - .a
𝑤 𝑔 𝑅 𝑔
ℎ 𝑉² 𝑎
= -
𝑤 𝑔.𝑅 𝑔
𝑎 𝑉² ℎ
= -
𝑔 𝑔.𝑅 𝑤
𝑉² ℎ
a =( - )g
𝑔.𝑅 𝑤
Karena dalam satuan km/jam, maka perlu diubah ke dalam satuan m/detik,
sehingga:
𝑉² ℎ
a = 0,077 -g𝑤
𝑅
atau :
16
𝑉² ℎ
a= -g𝑤
13𝑅
ℎ 𝑉²
a+g =
𝑤 13𝑅
𝑉²
13R = ℎ
a+g
𝑤
𝑉²
13R = ℎ
0,0478g + g
𝑤
dengan w yang merupakan jarak antara kedua titik kontak roda dan rel, yaitu
𝑉²
13R = ℎ
0,0478g + g
1120
𝑉²
13R = 110
0,0478g + g 1120
R = 0,0537 V2
R = 0,054 V2
Sehingga digunakan :
Rminimum = 0,054 V2
Dengan :
17
Rminium : Jari-jari minimum (meter) yang diperlukan pada kondisi gaya sentrifugal
yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan dukung komponen
R = 0,164 V2
Lengkung Transisi
Pengurangan pengaruh perubahan gaya sentrifugal sehingga penumpang
kereta api tidak terganggu kenyamanannya dapat digunakan lengkung peralihan.
Oleh karena itu maka panjang lengkung peralihan yang diperlukan menggunakan
Persamaan di bawah ini.
Lh = 0,01 . h . V
dengan:
Salah satu bentuk lengkung transisi adalah Cubic Parabola (parabola pangkat
tiga), seperti yang diuraikan berikut.
Diagram kelengkungan pada lengkung transisi adalah seperti Gambar di bawah ini:
𝑥³
y=
6.𝑅.𝐿
dengan;
y = koordinat arah y,
19
x = koordinat arah x,
R = jari-jari lengkung (m), dan
L = panjang lengkung (m).
Pada Gambar di bawah dapat dilihat letak lengkung peralihan dan lengkung
p = L/2 – R. sin α
k = L – R . sin α
q = L²/(6.R) + R . cos α – R
Dengan lengkung transisi seperti tersebut di atas terjadi pergeseran letak lengkung,
yaitu dari letak lengkung semula (original curve) yang tanpa lengkung transisi, ke
letak lengkung yang bergeser (shifted curve) karena menggunakan lengkung
transisi.
20
Lengkung S
Pada dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah lengkungnya terletak
bersambungan, akan membentuk suatu lengkung membalik (reverse curve) dengan
huruf S, sehingga dikenal sebagai “lengkung S”. Antara kedua lengkung yang
berbeda arah sehingga membentuk huruf S ini harus diberi bagian lurus minimum
20 meter diluar lengkung transisi, seperti pada gambar.
Percepatan Sentrifugal
Pada saat kereta api berjalan melintasi lengkung horisontal terjadi gaya
sentrifugal ke arah luar. Gaya sentrifugal adalah fungsi dari massa benda dan
percepatan sentrifugal. Percepatan sentrifugal adalah fungsi dari kecepatan dan jari-
𝑉²
a=
𝑅
dengan :
a : percepatan sentrifugal
V : kecepatan rencana,
R : jari-jari lengkung.
Percepatan sentrifugal yang timbul akan berpengaruh pada :
dan
c) Gaya sentrifugal yang berpengaruh pada keausan rel dan bahaya tergulingnya
kereta api.
langkah berikut :
amaksimum = 0.0478 . g
dengan :
Peninggian Rel
Peninggian Normal
Peniggian normal berdasarkan padakondisi komponen jalan rel tidak ikut
menahan gaya sentrifugal. Pada kondisi ini gaya sentrifugal sepenuhnya diimbangi
oleh gaya berat saja. Perhitungan peninggian normal digunakan persamaan :
dengan :
Peninggian Minimum
Peninggian minimum berdasar pada kondisi gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh komponen jalan rel dan kenyamanan penumpang kereta api.
Perhitungan peninggian minimum digunakan rumus :
dengan :
Peninggian Maksimum
Peninggian maksimum ditentukan berdasarkan pada stabilitas kereta api pada
saat berhenti di bagian lengkung horisontal dengan pembatasan kemiringan
maksimum sebesar 10%. Apabila kemiringan melebihi 10% maka benda-benda
yang terletak pada lantai kereta api dapat bergeser ke arah sisi dalam. Dengan
digunakan kemiringan maksimum 10% peninggian rel maksimum yang digunakan
adalah 110 mm.
𝑤
SF x G x sin α x y = G x cos α x
2
𝑤
tan α =
𝑆𝐹 𝑥 2 𝑥 𝑦
padahal :
23
ℎ
tan α =
𝑤
sehingga :
ℎ 𝑤
=
𝑤 𝑆𝐹 𝑥 2 𝑥 𝑦
atau :
𝑤
𝑆𝐹 =
𝑆𝐹 𝑥 2 𝑥 𝑦
SF = 3,35
Dengan demikian maka faktor keamanan terhadap bahaya guling saat berhenti di
bagian lengkung horisontal dengan hmaks sebesar 110 mm adalah sebesar 3,3.
hmaksimum = 110 mm
dicapai dengan cara menempatkan rel-dalam tetap pada elevasinya dan rel-luar
ditinggikan. Hal ini dipilih karena pekerjaan meninggikan elevasi rel relatif lebih
mudah dbandingkan dengan menurunkan elevasi rel.
Ph = 0,01 . h. V
dengan :
250 - - - - - - 90
300 - - - - - 100 75
350 - - - - 110 85 65
400 - - - - 100 75 55
450 - - - 110 85 65 50
500 - - - 100 80 60 45
550 - - 110 90 70 55 40
600 - - 100 85 65 50 40
650 - - 95 75 60 50 35
700 - 105 85 70 55 45 35
750 - 100 80 65 55 40 30
800 110 90 75 65 50 40 30
850 105 85 70 60 45 35 30
900 100 80 70 55 45 35 25
950 95 80 65 55 45 35 25
1000 90 75 60 50 40 30 25
1100 80 70 55 45 35 30 20
1200 75 60 55 45 35 25 20
1300 70 60 50 40 30 25 20
1400 65 55 45 35 30 25 20
1500 60 50 40 35 30 20 15
1600 55 45 40 35 25 20 15
1700 55 45 35 30 25 20 15
1800 50 40 35 30 25 20 15
1900 50 40 35 30 25 20 15
2000 45 40 30 25 20 15 15
2500 35 30 25 20 20 15 10
3000 30 25 20 20 15 10 10
3500 25 25 20 15 15 10 10
4000 25 20 15 15 10 10 10
Pelebaran Sepur
Analisa pelebaran sepur didasarkan pada kereta/gerbong yang
menggunakan dua gandar. Dua gandar tersebut yaitu gandar depan dan gandar
belakang merupakan satu kesatuan, sehingga disebut sebagai Gandar Teguh (right
wheel base). Karena merupakan kesatuan yang teguh itu maka gandar belakang
akan tetap sejajar dengan gandar depan, sehingga pada waktu kereta dengan gandar
26
teguh melalui suatu lengkung, akan terdapat 4 kemungkinan posisi, yaitu sebagai
berikut :
a) Posisi 1 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang pada posisi bebas
di antara rel dalam dan rel luar. Posisi seperti ini disebut sebagai Jalan
Bebas.
b) Posisi 2 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang menempel pada
rel dalam tetapi tidak menekan, dan gandar belakang posisinya radial
terhadap pusat lengkung horizontal.
c) Posisi 3 : gandar depan menempel pada rel luar, gandar belakang menempel
dan menekan rel dalam. Baik gandar depan maupun gandar belakang tidak
pada posisi radial terhadap pusat lengkung horisontal, dan
d) Posisi 4 : gandar depan dan gandar belakang menempel pada rel luar. Posisi
ini dapat terjadi pada kereta/gerbong dengan kecepatan yang tinggi. Posisi
4 ini disebut Jalan Tali Busur.
Kelandaian
Landai Penentu
Landai penentu adalah suatu kelandaian (Pendakian) yang terbesar yang ada
pada suatu lintas lurus. Besar landai penentu terutama berpengaruh pada kombinasi
daya tarik lok dan rangkaian yang dioprasikan. Untuk masing-masing kelas jalan
rel, besar landai penentu adalah seperti yang tercantum dalam tabel.
Landai Curam
Dalam keadaan tertentu, misalnya pada lintas yang melalui pegunungan,
kelandaian (tanjakan) pada suatu lintasan lurus kadang terpaksa melebihi landai
penentu. Kelandaian yang melebihi landai penentu tersebut disebut Landai Curam
(Sc).
lc = (Vk^2-Vp²)/(2.g.(Sp-Sc))
dengan :
Lengkung vertikal
Alinyemen vertikal yang merupakan proyeksi sumbu jalan rel pada bidang
vertikal yang melalui sumbu jalan rel dimaksud, terdiri atas :
b) Lengkung vertikal.
a) Lengkung cembung,
b) Lengkung cekung.
Lengkung Cembung
Lengkung cembung adalah lengkung vertikal yang kecembungannya
(convexity) ke atas. Lengkung vertikal seperti ini di beberapa negara dikenal
dengan summit curve atau spur curve. Secara umum, pada dasarnya lengkung
cembung dibuat pada kondisi tanjakkan bertemu dengan turunan, atau tanjakkan
bertemu dengan tanjakkan lain dengan kelandaian yang lebih kecil, atau tanjakkna
dengam jalan datar.
30
8.
9. Tabel Error! No text of specified style in document..10 Jari-jari
minimum lengkung vertikal
φ : perbedaan landai
OA = 0,5 L
xm = R/2 φ
ym = R/8 φ2
Dengan demikian apabila jari-jari lengkung vertikal (R) sudah ditetapkan dan
perbedaan landai (φ) dapat dihitung, maka xm dan ym dapat dihitung.
Lengkung Cekung
Lengkung cekung adalah lengkung vertikal yang kecekungannya (concavity)
ke bawah. Lengkung vertikal berbentuk cekung seperti ini di beberapa negara
dikenal dengan valley curve atau sag curve. Seperti halnnya pada lengkug cembung,
pada dasarnya lengkung cekung dibuat pada kondisi turunan bertemu dengan
32
tanjakkan, atau turunan bertemu dengan turunan lain dengan kelandaian yang lebih
kecil, atau turunan bertemu dengan jalan datar.
L = (G1-G2)/r
Dengan :
peralihan harus dibuat bagian mendatar yang panjangnya tidak boleh kurang dari
kereta api terpanjang yang melalui jalan rel tersebut”. Seperti pada Gambar
dibawah ini.
Sistem drainase, yaitu sistem pengaliran pembuangan air disuatu daerah jalan
rel agar tidak sampai terjadi penggenangan. Ukuran penampang saluran harus
cukup besar sehingga mampu membuang debit air hujan yang menuju padanya
(strom water runoff). Bila dinyatakan dengan rumus, maka :
Q2 > 1,20 Q1
Keterangan:
Keterangan:
c. Metode Isohyet
35
Metode Isohyet adalah cara rasional yang terbaik jika garis-garis isohyet
dapat digambar dengan teliti.
n
Ii + Ii + 2
A i
2
R= i =1
n
A
i =1
atau
I1 + I 2 I +I I +I
A1 + A2 2 3 +,..., An n n +1
R= 2 2 2
A1 + A2 +,..., An
Keterangan:
R = Hujan rata-rata suatu DAS
I = garis isohyet
A = Luas area dibatasi poligon, (km2)
36
Analisis Frekuensi
Tujuan analisis frekuensi data hidrologi berkaitan dengan besaran peristiwa-
peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan
distribusi kemungkinan.
Analisis frekuensi ini berdasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah
lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan dimasa yang akan datang masih
sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
a. Distribusi Gumble
Y − Yn
X T = X + Tr .S X
sn
X T = X + K .S X
T
YTr = − ln ln r
Tr − 1
Keterangan:
37
X T = X + KT .S X
Keterangan:
XT = CH/intensitas hujan pada periode Tr
X = Nilai rata-rata hitung varian
SX = Deviasi standar nilai varian
KT = Variabel reduksi gauss. Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.12
c. Distribusi Log Pearson Tipe III
X T = 10(log( X )+ K .STDEV )
Keterangan:
XT = CH/intensitas hujan pada Tr
K = Variabel standar bergantung Cs dan G, terdapat pada Tabel 2.15
SX = Deviasi standar nilai varian
Tr = Tahun ulangan (2 tahun, 5 tahun, dst)
d. Distribusi Log Normal
log ( X T ) = log( X ) + K.S X
X T = 10(log( X )+ K .SX )
Keterangan:
XT = CH/intensitas hujan pada TR
K = Variabel reduksi gauss, terdapat pada Tabel 2.12
38
(O − Ef )
2
n
2=
f
Chi
i =1 Ef
K = 1 + 2, 322.log( n)
Dk = K − ( p + 1)
Keterangan:
Chi2 = Parameter chi-kuadrat terhitung
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya
Of = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
n = Jumlah sub-kelompok
Dk = Derajat kebebasan
p = Banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2
K = Jumlah kelas distribusi
Jika Chi 2terhitung Chi 2 kritis , maka metode distribusi dapat diterima.
Harga kritis Chi-square terdapat pada Tabel 2.16.
b. Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov dilakukan dengan membandingkan
probabilitas untuk setiap variabel dari distribusi empiris dan teoritis didapat
berbeda (D). perbedaan maksimum yang dihitung (Dmaks) dibandingkan
degan perbedaan kritis (Dcr) untuk satu derajat nyata dan banyaknya varian
tertentu.
m
P= 100%
n +1
40
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,51 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,522
20 0,5225 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,532 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,538 0,5388 0,5402 0,5402 0,541 0,5418 0,5424 0,5432
40 0,5436 0,5422 0,5448 0,5453 0,5463 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5504 0,5504 0,5508 0,5511 0,5519 0,5518
60 0,5521 0,5534 0,5527 0,553 0,5535 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5552 0,5555 0,5555 0,5561 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,557 0,5572 0,5574 0,558 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5595 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
Sumber: Desain Drainase dan Bangunan Pelengkap
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 0,0628 1,0696 1,0696 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1086
30 0,1124 1,1159 1,1159 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 0,1413 1,1436 1,1436 1,148 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,159
50 0,1607 1,1623 1,1623 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
41
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
60 0,1747 1,1759 1,1759 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 0,1859 1,1866 1,1863 1,1881 1,189 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,193
80 0,1938 1,1945 1,1945 1,1959 1,1967 1,1973 1,198 1,1987 1,1994 1,2001
90 0,2007 1,2013 1,202 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,206
Sumber : Desain Drainase dan Bangunan Pelengkap
Tabel Error! No text of specified style in document..15 Distribusi Log Person Tipe III untuk Koefisien Skewness (Cs)
α derajat kepercayaan
dk
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,0000393 0,0001570 0,0009820 0,0039300 3,8410000 5,0240000 6,6350000 7,8790000
2 0,0100000 0,0201000 0,0506000 0,1030000 5,9910000 7,3780000 9,2100000 10,5970000
3 0,0717000 0,1150000 0,2160000 0,3520000 7,8150000 9,3480000 11,3450000 12,8380000
4 0,2070000 0,2970000 0,4840000 0,7110000 9,4880000 11,1430000 13,2770000 14,8600000
5 0,4120000 0,5540000 0,8310000 1,1450000 11,0700000 12,8320000 15,0860000 16,7500000
6 0,6760000 0,8720000 1,2370000 1,6350000 12,5920000 14,4490000 16,8120000 18,5480000
7 0,9890000 1,2390000 1,6900000 2,1670000 14,0670000 16,0130000 18,4750000 20,2780000
8 1,3440000 1,6460000 2,1800000 2,7330000 15,5070000 17,5350000 20,0900000 21,9550000
44
α derajat kepercayaan
dk
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
9 1,7350000 2,0880000 2,7000000 3,3250000 16,9190000 19,0230000 21,6660000 23,5890000
10 2,1560000 2,5580000 3,2470000 3,9400000 18,3070000 20,4830000 23,2090000 25,1880000
11 2,6030000 3,0530000 3,8160000 4,5750000 19,6750000 21,9200000 24,7250000 26,7570000
12 3,0740000 3,5710000 4,4040000 5,2260000 21,0260000 23,3370000 26,2170000 28,3000000
13 3,5650000 4,1070000 5,0090000 5,8920000 22,3620000 24,7360000 27,3880000 29,8190000
14 4,0750000 4,6600000 5,6290000 6,5710000 23,6850000 26,1190000 29,1410000 31,3190000
15 4,6010000 5,2290000 6,2620000 7,2610000 24,9960000 27,4480000 30,5780000 32,8010000
16 5,1420000 5,8120000 6,9080000 7,9620000 26,2960000 28,8450000 32,0000000 34,2670000
17 5,6970000 6,4080000 7,5640000 8,6720000 27,5870000 30,1910000 33,4090000 35,7180000
18 6,6250000 7,0150000 8,2310000 9,3900000 28,8690000 31,5260000 34,8050000 37,1560000
19 6,8440000 7,6330000 8,9070000 10,1170000 30,1140000 32,8520000 36,1910000 38,5820000
20 7,4340000 8,2600000 9,5910000 10,8510000 31,1400000 34,1700000 37,5660000 39,9970000
21 8,0340000 8,8970000 10,2830000 11,5910000 32,6710000 35,4790000 38,9320000 41,4010000
22 8,6430000 9,5420000 10,9820000 12,3380000 33,9240000 36,7810000 40,2890000 42,7960000
23 9,2600000 10,1960000 11,6890000 13,0910000 36,1720000 38,0760000 41,6380000 44,1810000
24 9,8860000 10,8560000 12,4010000 13,8480000 36,4150000 39,3640000 42,9800000 45,5580000
25 10,5200000 11,5240000 13,1200000 14,6110000 37,6520000 40,6460000 44,3140000 46,9280000
26 11,1600000 12,1980000 13,8440000 15,3790000 38,8850000 41,9230000 45,6420000 48,2900000
27 11,8080000 12,8790000 14,5730000 16,1510000 40,1130000 43,1940000 46,9630000 49,6450000
28 12,4610000 13,5650000 15,3080000 16,9280000 41,3370000 44,4610000 48,2780000 50,9930000
29 13,1210000 14,2560000 16,0470000 17,7080000 42,5570000 45,7220000 49,5880000 52,3360000
30 13,7870000 14,9530000 16,7910000 18,4930000 43,7330000 46,9790000 50,8920000 53,6720000
45