Anda di halaman 1dari 101

DESAIN SISTEM PERMESINAN I

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah Tugas Desain sistem permesinan kapal I ini. Tidak sedikit kendala yang
menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugas ini, namun berkat rahmat dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan
salah satu mata kuliah di Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas
Hasanuddin.

Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi pada


Departemen Teknik Sistem Perkapalan – Universitas Hasanuddin dan merupakan
mata kuliah bersyarat untuk bisa memprogramkan mata kuliah Desain sistem
Permesinan Kapal I di semester berikutnya.

Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan
dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas
Rencana Umum ini, serta penyusun berharap masukan dan saran agar ke
depannya penyusun dapat lebih baik lagi dalam menyusun tugas.

Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi


penyusun secara pribadi serta pada pembaca yang menjadikan laporan ini sebagai
acuan atau pedoman dalam pembelajaran ataupun dalam menyusun laporan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kita
semua. Amin.

Gowa, Juni 2021

Penyusun

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

DAFTAR ISI

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setelah perencanaan garis pada kapal (lines plan) maka selanjutnya


yaitu perencanaan umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang
dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar
mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan
atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan
dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara
garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok
pertama adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan
yang kedua adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.
Selain perencanaan umum dikenal pula layout Kamar mesin
(engine room). Kamar mesin (engine room) pada suatu kapal merupakan
pusat dari semua instalasi yang ada pada kapal. Yang harus kita ketahui
adalah bahwa ruangan yang ada diatas kapal terbatas dan sangat berguna,
sehingga pengaturan dan pemanfaatan ruang yang efisien sangat
diharapkan.
Perencanaan tata letak kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap
peralatan (equipment) yang diperlukan tepat pada tempatnya.

I.2 Rumusan masalah

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang


perlu dijadikan pertimbangan yakni :

 Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar


mesin sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih
besar.
 Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar
mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,
pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal
dipelabuhan saat sedang bongkar muat.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan


kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi
dan keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan
bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.
 Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin
dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang
optimal.

I.3 Tahap Pengerjaan Tugas

a. Rencana umum

Metode dari sistem bongkar muat.

1. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type
mesin dan dimensi mesin.
2. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki
untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.
3. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan
standar akomodasi.
4. Penentuan pembagian sekat melintang.
5. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
6. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya
b. layout kamar mesin
Pada gambar lay out kamar mesin, ada 3 bagian yang bisa ditentukan:
1. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume
ruangan.
2. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan.
3. Jumlah unit peralatan ukuran dari peralatan peralatan tersebut, hal ini
sangat mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
4. Gambar lay out peletakan mesin induk , mesin bantu, dan pompa-
pompa, serta detail pada beberapa bagian tertentu.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Rencana Umum

II.1.1 Definisi Rencana Umum

Yaitu merencanakan gambar kapal yang isinya antara lain:

 Sebagai penentu dari ruangan-ruangan untuk segala


kegiatan ABK
 sebagai penentuan segala peralatan yang diatur sesuai
dengan letaknya
 sebagai penentuan jalan untuk mencapai ruangan-ruangan
tersebut.

II.1.2 Langkah-langkah dalam melaksanakan Rencana Umum

1. Menentukan ruang utama


2. Menentukan letak sekat dari ruangan tersebut
3. Memilih dan menempatkan peralatan perlengkapan (peralatan
bongkar muat, peralatan tambat, peralatan rumah tangga)
4. Menyediakan jalan ke ruang tersebut

II.1.3 Yang tergolong ruang muat

1. Ruang muat (Cargo Hold/Cargo Tank)


2. Ruang mesin (Machinery space)
3. Ruang anak buah kapal (Crew)
4. Tangki-tangki (Bahan bakar,air tawar,ballast dan pelumas)
Ukuran utama kapal :
 LOA, LWL, LBP, B, H, T, Vs, Type Kapal
 Cb, Cm, Cw, Cp
 Radius pelayaran (mil laut)
 Muatan

II.1.4 Rencana Umum (General Arrangement)

Desain General Arrangement harus mempertimbangkan


kesesuaian dengan rencanagaris yang telah dikembangkan,
kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan kecepatan yang

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

dibutuhkan. General Arrangement digunakan untuk beberapa


kegunaan, tidak hanya sekedar menunjukan jenis kapal dan
featurenya , Galangan kapal juga menggunakan untuk membuat
kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta sebagai dasar untuk
membuat detail drawing.

Kapal-kapal modern dengan bebrapa perkecualian seperti


kapal ikan, kapal tunda dsbnya. Dibangun tanpa sheer, untuk
menjamin kebutuhan freeboard yang disyaratkan oleh regulasi,
kompensasi bisa dilakukan dengan menambah tinggi geladak pada
tengah kapal, kebutuhan freeboard yang lebih tinggi bisa dilakukan
dengan menambah tinggi poop deck dan atau forecastle deck.
Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter
untuk memastikan kecukupan head room untuk ABK atau
penumpang setelah dikurangi tinggi beam serta kabel dan pipa
ventilasi dll.

Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber


untuk memudahkan pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat
mungkin dibangun dengan dinding yang lurus tanpa kurvature.
Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat
berjalan dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga
400 mm untuk penyimpanan tangga akomodasi. Rencana umum
atau general arangement dari suatu kapal dapat didefinisikan
sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan
(fungsi) dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan
jalan untuk mencapai ruangan tersebut. Sehingga dari batasan
diatas, ada 4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu :

 Menetapkan ruangan utama


 Menetapkan batas-batas dari setiap ruangan
 Memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan
dalam batas dari ruangan tersebut
 Menyediakan jalan untuk menuju ruangan tersebut

II.1.5 Ruangan-ruangan Utama

Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :

1. Ruangan Muatan.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

2. Ruangan mesin.

3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.

4. Ruang Navigasi.

5. Tangki – tangki.

6. Ruangan lainnya

1) Ruang Muatan (Cargo Spaces)


Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis,
jumlah dan specific volume dari muatan yang akan diangkut. Menentukan
panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan kapal. Menentukan
jumlah dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan
perhitungan flodable length ( watertght subdivision ) dengan
memperhitungkan rules klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan
mengenai collision bulkhead ( Forepeak bulkhead ) dan after peak
bulkhead ( stuffing box bulkhead). Menentukan tinggi double bottom
berdasarkan peraturan klasifikasi. Menentukan frame – spacing
berdasarkan peraturan klasifikasi. Menentukan jumlah dan tinggi geladak
antara ( tween deck ) dengan memperhatikan jenis dari muatan yang
diangkut kapal. Menentukan jumlah dan ukuran serta letak dari hatchways
( lubang palkah ). Menentukan jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator
Trunk.

2) Ruang Mesin (Machinery Spaces)


Menentukan letak ruang mesin ( ditengah kapal, dibelakang kapal
atau diantara tengah dan belakang kapal ) dengan mempertimbangkan
jenis muatan, volume ruang muatan, ballast dan trim dan lain – lain.
Menentukan kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin
dengan memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin.
Menentukan ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan
putaran mesin. Menentukan secara garis besar lay – out dari kamar mesin (
letak mesin induk, mesin – mesin bantu dan lain – lain peralatan utama ).
Menentukan tinggi pondasi mesin dengan memperhatikan tinggi double
bottom dan tinggi propeller shaft ( sumbu baling – baling ). Menentukan
letak dan ukuran dari engine opening engine room skylight dan funnel
( cerobong ), dengan memperhatikan juga means of scape. Untuk lay – out
dari kamar mesin perlu juga di perhatikan settling dan service tanks.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

3) Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang

Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari


ruangan – ruangan berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya )
berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah kapal dan penumpang dengan
memperhatikan super structure dan deck – house yang tersedia.

- Sleeping room.

- Mess room ( dining room ).

- Washing accommodation.

- Hospital.

- Galley dan provision store.

- Acces ( jalan ), ladder dan stairs

Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang :

Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari


ruangan – ruangan berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya )
berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah kapal dan penumpang dengan
memperhatikan super structure dan deck – house yang tersedia.

- Sleeping room.

- Mess room ( dining room ).

- Washing accommodation.

- Hospital.

- Galley dan provision store.

- Acces ( jalan ), ladder dan stairs

4) Ruangan navigasi
Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :

-Wheel house.

-Chart room.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Radio room.

Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis


dan jumlah dari lampu navigasi yang dibutuhkan.

5) Tangki – tangki
Menentukan letak dan volume dari tangki – tangki ( yang
merupakan bagian dari badan kapal ) berikut :

- Tangki ballast.
- Tangki air tawar, yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan
penumpang dan radius pelayaran.
- Tangki bahan bakar, yang didasarkan atas fuel consumption dan besarnya
tenaga mesin serta radius pelayaran kapal. Pada umumnya dibedakan
antara jenis bahan bakar H.V.F ( Heavy Viscousity Fuel) dan diesel oil.
- Tangki minyak pelumas yang didasarkan atas kebutuhan minyak pelumas.
Tangki muatan cair ( deep – tanks untuk palm oil, latex, glyserine dan
lain–lain ).

6) Ruangan – ruangan lain:


Steering gear compartment, menentukan letak dan ukuran
ruangan jenis, kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang
didasarkan atas momen torsi dari kemudi ( yang tergantung dari luas
kemudi displacement dan kecepatan kapal ). Juga dengan memperhatikan
persyaratan SOLAS convention 1969 / 1974. Untuk ruangan akomodasi
perlu diperhatikan jenis, jumlah dan ukuran dari side scuttle (jendela kapal
= side lights ) dan ukuran dari pintu. Menentukan lokasi dari ruangan
untuk Emergency Source of Electrical Power. Menentukan lokasi dari
CO2 room. Menentukan ruangan – ruangan berikut : Lamp store, paint
store, rope store, electrical store,boatswain store etc. Peralatan bongkar
muat : Menentukan jenis peralatan bongkar muat, jumlah, kapasitas dan
ukuran dari derrick boom, mast, cargo winch yang didasarkan atas beban
dari alat – alat bongkar muat ( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut
penempatan dari peralatan bongkar muat tersebut.

Life – boat dan launching devices : Menentukan jenis, jumlah,


kapasitas dan ukuran life boat serta penempatannya yang didasarkan atas
jumlah anak buah kapal dan penumpang serta lokasi dari tempat tinggal
anak – buah kapal dan penumpang diatas kapal. Menentukan jenis

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

launching devices (dewi – dewi = davits), ukuran dan kapasitasnya yang


didasarkan atas berat life – boat dan cara peluncurannya.

Peralatan Tambat : Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari


peralatan tambat berikut beserta penempatannya diatas kapal : Windlass
( mesin jangkar = anchor winch ) Bollard ( bolder ). Warping winch.
Port gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan. Menentukan ukuran
jangkar, rantai jangkar dan tali temali kapal yang di gabung atas
equipment number dari peraturan klasifikasi. Menentukan ukuran dan
letak dari chainlocker (kotak rantai).

II. 1.6 Sekat dan Double Bottom

Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi


haluan) berjarak (0,05 – 0,08) LBP dari FP, untuk kapal penumpang
berjarak 0,05 LBP + 3,5 meter, sekat tubrukan harus menerus hingga
main deck lebih lanjut hingga ke Fore castle deck, bukaan yang
terdapat pada sekat antara main deck dan fore castle deck harus
ditutup dengan pintu kedap air.

Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian


lambung bawah air- harus memberikan aliran air yang baik untuk
propeller, Posisi propeller post yang sesuai berjarak antara 0,035
hingga 0,040 LBP di depan AP, pada bagian ini seringkali dibuat
stern bulb untuk meningkatkan kinerja propeller atau bahkan bentuk
stern asimetri.

Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian


belakang ruang mesin paling kurang harus berjarak 3 jarak gading
dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus hingga poop deck.

Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin


kebelakang untuk memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar,
pada umumnya lokasi sekat depan kamar mesin berjarak 17% hingga
22% didepan AP, lokais sekat ini pada satu sisi tergantung dari
panjang mesin pada sisi lain tergantung pada fullness (kegemukan)
kapal, kapal-kapal high blok (gemuk) memberikan ruang yang lebih
besar pada lantainya dibanding dengan kapal langsing.

Sekat ruang muat, jumlah sekat pada ruang muat tergantung


pada tuntutan keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

sekat ruang muat termasuk sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat
depan kamar mesin untuk :

 Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan


tambahan sekat di Ruang muat)
 Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan
sekat pada ruang muat) selanjutnay untuk setiap penambahan
panjang 20 meter diperlukan tambahan sekat 1 (satu) buah

Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari


50 meter tidak disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang
besar klasifikasi mensyaratkan double bottom mulai dari sekat
tubrukan hingga sekat tabung buritan (stern tube bulkhead) , tinggi
Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B, untuk alasan praktis dimana
orang bisa bekerja didalamya, tinggi double bottom paling tidak
adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double bottom
disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada
umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang
muat.

Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa


digunakan untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi
tidak untuk air minum, Minyak pelumas hanya dapat disimpan di
double bottom bila kapal memiliki separator (purifier) untuk
menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua
tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk untuk bahan
bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus
dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat
kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan belakang hanya
digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.

II.1.7 Blok Akomodasi

Pada saat kita mendesain blok akomodasi kapal cargo hal utama
yang harus diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi
berada, pertimbangannya adalah adanya visibilitas dari wheelhouse ke
forecastle deck dan atau melampaui hambatan maximum visibilitas yang
diakibatkan oleh kontainer.

a. Cabin (Ruang Tidur)

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Cabin harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di


belakang kapal. Direncakan ruang tidur :
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari.
- Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
- Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer dan
Dokter.
- Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan
Electrician dan Quarter Master.
- Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler,
Fireman, Boatswain, Seaman, Steward dan Boys.
- Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur
dari ruang muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint
room dan dry room ( ruang pengering ).
- Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m 2 untuk
kapal di atas 3000 BRT.
- Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.

Perabot dalam ruang tidur :

1) Ruang tidur kapten:


- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.
2) Ruang tidur perwira:
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
3) Ruang tidur Bintara:
- Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal
tempat tidur
- susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi
putar.

b. Ruang Makan (Mess Room)


- Harus cukup menampung seluruh ABK.
- Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang
makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley


( dapur ).
c. Sanitary Accomodation
- Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6
buah.
- Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia
fasilitas sanitary di tempat itu.
- Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement
harus disediakan terpisah.
- Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.
d. Dry Provision and Cold Storage Room
- Dry Provision Room
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah
yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan
galley dan pantry.
- Cold Storage Room
1. Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan
tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.
2. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
3. Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22 ᵒC.
4. Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12 ᵒC.
5. Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK
adalah ( 0,8 s/d 1 ) m2.
e. Dapur
- Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
- Luas lantai 0,5 m2 / ABK.
- Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk
menghisap debu dan asap.
- Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara
galley dengan sleeping room.
f. Ruang Navigation
Ruang Kemudi ( Wheel House ) :
- Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke
depan dan ke samping tidak teralang ( visibility 360ᵒ ).

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal,
untuk mempermudah waktu berlabuh.
- Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

g. Baterry Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of
Electrical Power (ESEP)
- Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
akan mengganggu.
- Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat
darurat.
- Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal
mengalami trim 10ᵒ

II.2 LAYOUT KAMAR MESIN

Pada perancangan Lay Out Kamar Mesin terdapat beberapa sistem


instalasi pada kapal yang harus direncanakan. Sistem instalasi yang
dimaksud adalah :

1. Sistem instalasi layanan permesinan


a. Sistem start engine
b. Sistem bahan bakar
c. Sistem pelumasan
d. Sistem pendingin
2. Sistem instalasi layanan keselamatan
a. Sistem bilga
b. Sistem pemadam kebakaran
3. Sistem instalasi layanan penumpang dan ABK
a. Sistem kebutuhan air tawar

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

b. Sistem kebutuhan air laut


c. Sistem sanitari
4. Sistem instalasi layanan kapal
a. Sistem Ballast

II.2.1 Sistem Instalasi Layanan Permesinan

A. Sistem Start Engine

Sistem start untuk mesin penggerak dapat dilakukan dengan


beberapa cara yaitu secara manual, elektrik dan dengan menggunakan
udara tekan. Sistem start di atas kapal umumnya menggunakan udara
bertekanan. Penggunaan udara bertekanan selain untuk start mesin
utama juga digunakan untuk start generator set, untuk membersihkan
sea chest, untuk membunyikan horn kapal, dan menambah udara tekan
untuk sistem hydrophore.

Berikut ini jenis jenis sistem start engine :

- Sistem start manual


Sistem start ini biasanya hanya digunakan pada mesin genset yang
dayanya relative kecil, cara menghidupkannya dengan menggunakan
penggerak engkol, jadi system ini bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya. Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel
dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk
menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros
hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start
ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.

- Sistem start elektrik


Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang
yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai
listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat
start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan
menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai
mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat
dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena
arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai
dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger
mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja
maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari
pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau
accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai
12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan
antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh
pengaman tegangan.

- Sistem start kompresi


sistem ini biasanya digunakan oleh mesin genset yang dayanya
besar, menggunakan motor dengan udara tekanan tinggi untuk start
mesin diesel, cara kerjanya dengan menyimpan udara di dalam suatu
botol udara kemudian udara tersebut di kompresi menjadi udara panas
dan solar dimasukkna ke dalam fuel injection pump. Akibatnya terjadi
pembakaran, pada saat tekanan turun pada batas minimum yg
dibutuhkan maka kompresor secara otomatis akan mulai menaikkan
tekanan udara di dalam tabung hingga mencukupi untuk menyalakan
mesin diesel.  Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya
besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara
bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu
dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara
tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar
solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan
lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi
pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di
dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka
kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam
tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai
untuk melakukan starting mesin diesel.

B. Sistem Bahan Bakar


System bahan bakar adalah suatu system pelayanan untuk motor
induk yang sangat vital. System bahan bakar secara umum terdiri dari
fuel oil supply, fuel oil purifiering, fuel oil transfer dan fuel oil drain
piping system. System bahan bakar adalah suatu system yang
digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari bunker ke service
tank dan juga daily tank dan kemudian ke mesin induk atau

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

mesin bantu. Adapun jenis bahan bakar yang digunakan diatas


kapal bisa berupa heavy fuel oil (HFO), MDO, ataupun solar biasa
tergantung jenis mesin dan ukuran mesin. Untuk system yang
menggunakan bahan bakar HFO untuk opersionalnya, sebelum
masuk ke main engine (Mesin utama) HFO harus ditreatment
dahulu untuk penyesuaian viskositas, temperature dan tekanan.
Untuk system bahan bakar suatu mesin, semua komponen yang
mendukung sirkulasi bahan bakar harus terjamin kontinuitasnya
karena hal tersebut sangat vital dalam operasional, maka dalam
perancangan ini setiap komponen ut ama system harus ada yang
standby (cadangan) dengan tujuan jika salah satu mengalami
trouble/disfungsi dapat secara otomatis terantisipasi dan teratasi.
Peralatan tersebut antara lain : purifier pump, supply pump,
circulating pump, filter, dan lain-lain

C. Sistem Pelumasan
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi
untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-
komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak
pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa
motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk
dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka
system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu
dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan
dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston.

Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan


pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan
menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi
minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain
tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada
pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan
engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin.
Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing
filter.

Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai


pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter
dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve
by-pass dengan manual operasi.

D. Sistem Pendingin
Sistem pendingin pada motor induk diatas kapal berdasarkan
fluida pendingin terdiri dari air tawar, air laut ataupun minyak
pelumas. Tapi prosentase terbesar yang berpengaruh pada sistem
pendingin adalah akibat dari air tawar dan air laut. Ada 2 macam
sistem pendinginan yaitu :

- Sistem Pendinginan Terbuka

- Sistem Pendinginan Tertutup

Pada Sistem Pendinginan Terbuka ini fluida pendingin masuk


kebagian mesin yang akan didinginkan, kemudian fluida yang
keluar dari mesin langsung dibuang ke laut. Fluida yang digunakan
pada sistem pendinginan ini dapat berupa air tawar ataupun air
laut. Sistem ini ini kurang menguntungkan dalam hal
operasional. Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air
tawar maka akan menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan
tidak ekonomis. Sedangkan apabila menggunakan air laut dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan akan terjadi
endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.

Sistem pendinginan tertutup ini merupakan kombinasi


antara system pendinginan air tawar dan air laut. Sistem pendinginan
air tawar (Fresh Water cooling System) melayani komponen-
komponen dari mesin induk ataupun mesin bantu meliputi : main
engine jacket, main engine piston, main engine injektor. Kebanyakan
sistem pendingin air tawar menggunakan peralatan sirkulasi
pendingin untuk system pendingin air laut yang secara terpisah.
Dimana peralatan yang digunakan adalah heat exchanger/cooler
(penukar panas).

Air tawar pendingin mesin yang keluar dari mesin


disirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air tawar
yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang
disirkulasikan dari sea chest ke alat heat exchanger. Peralatan-
peralatan lainnya pada sistem ini antara lain pengukur pengukur

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

tekanan pada section dan discharge line pump, termometer pada


pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge glass
masing-masing pada expansion tank dan drain tank. Pengatur
suhu umumnya dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan
katup treeway valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin
yang diijinkan. Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut
masuk ke sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi kapal.
Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana
pipa udara ini dipasang setinggi atau lebih dari sarat kapal untuk
membebaskan udara atau uap dan blow out pipe untuk
membersihkan sea chest.

II.2.2 Sistem Instalasi Layanan Keselamatan

A. Sistem Bilga
Sistem ini berfungsi unt.uk mengambil air dalam jumlah
sedikit dari ruangan-ruangan kapal yang dikumpurkan menjadi satu
dan disalurkan bilga dan sumur-sumur bilga (bilge well). Air-air
tersebut berasal dari :

 Pengembunan pelat-pelat
 Perembesan pada sambungan pelat karena sambungan yang
kurang baik .
 Air masuk melalui bukaan-bukaandi geladak dan freeboard pada
waktu cuaca
 Bekas-bekas penyemprotan dari depkdan bangunan atas
pada waktu
 dilakukan pencucian
 Air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena
kebocoran pada
 sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin.
 air-air dari pendingin dan lain-lain.
Pemindahan air yang dikumpulkan pada birga well
pada waktu tertentu dalam ruang muat berguna untuk mencegah
adanya kelembaban dan perembe san pada muatan dan juga
menghindari karat (corrosion) pada lambung kapal bagian
dalam.Jika air bilga tersebut tldak disingkirkan, misarnya pada
ruang mesin, air tersebut akan mengganggu kerja dari awak
kapal

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

B. Sistem Pemadam Kebakaran


Kebakaran yang dapat terjadi di kapal adalah salah satu hal yang
harus diperhatikan secara sungguh-sungguh. Kebakaran yang terjadi di
kapal dapat berakibat fatal baik bagi penumpang maupun barang yang
diangkut. Oleh karena itu perihal pemadam kebakaran telah diatur
dalam standar perencanaan kapal. Penyebab terjadinya kebakaran
dapat dibagi menjadi 3 faktor :
a. barang padat, cair atau gas yang dapat terbakar.
b. Suhu yang tinggi.
c. Adanya zat asam (O2) yang cukup mengikat gas-gas yang
bebas.
Di dalam rules yang dikeluarkan oleh klasifikasi membagi
kelas kebakaran menjadi kelas kebakaran dalam 3 kelas , yaitu :

 Kelas A; yaitu Solid material class yang meliputi


kebakaran bahan' padat, seperti kayu, kertas, tekstil dan
sebagainya, dimana pemadaman dengan pendingin dari air
atau campuran yang mengandung prosentase air yang
banyak adalah sangat baik.
 Kelas B; yaitu Fluid class yang meliputi keibakaran
untuk bahan cair seperti fuel oil dan lub. oil dimana
pemadamannya dilakukan dengan pelunakan isolasi terhadap
O2(foam), pdsir atau powder dan sebagainya.
 Kelas C; yaitu Electrical equipment class, yang meliputi
kebakaran pada instalasi listrik, dimana pemadam harus
menggunakan bahan isolatif seperti foam.

II.2.3 Sistem Instalasi Layanan Penumpang Dan ABK

A. Sistem Layanan Air Tawar

Sistem layanan air tawar di kapal umumnya dialirkan


dari tangki induk (storage tank) dihisap dengan menggunakan
pompa ke tangki-tangki dinas (service). Dan dari tangki ini,
kemudian alr tawar didistribusikan ke pemakai, dalam hal ini
biasanya tangki service ini terletak pada top deck dengan sistem
gravitasi. Sistem ini digunakan pada kapal-kapal dengan
ukuran kecil atau kapal yang tidak menggunakan system
hydrophore. Untuk kapal yang berlayar pada daerah beriklim

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

dingin maka tangki ini harus dilengkapi dengan pemanas


(heater) dan dilapisi dengan thermal insulation untuk mencegah
terjadinya pembekuan air pada tangki. pada system air tawar
dengan sistem hydrophore apabila letak tangki air tawar berada di
double bottom maka air tawar tersebut dipompa dengan pompa
air tawar hydrophore menuju ke tangki hydrophore. Biasanya
sebelum pompa terdapat filter (saringan) yang berfungsi untuk
mencegah kotoran-kotoran masuk ke pompa dan instalasi pipa.
Kemudian dari tangki hydrophore ini didistribusikan ke
pemakaian seperti deck-deck akomodasi, dan deck lainnya,
shower-shower dan pencucian-pencucian, tergantung dari
lokasi pemakaian.

B. Sistem Layanan Air Laut


Untuk sistem layanan air laut , air laut dihisap langsung
dari seachest dengan menggunakan pompa sentrifugal dan
dialirkan melalui bentangan jaringan pipa menuju ke tangki harian
( service tank ) dan dari sinilah air mengalir secara gravitasi ke
pemakai- pada setiap deck. Service tank ini dilengkapi dengan
pipa limpah (overflow pipe) yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan.

Pada saluran pembuangan ini terdapat katup yang


berfungsi untuk mengontrol permukaan air pada tangki. Selain
sistem gravitasi, Iayanan air laut juga dapat disupplai dengan
sistem hydrophore. Dimana air dimasukkan dengan pompa
yang digerakkan dengan elektromotor melalui katup dan katup
non-return valve (katup aliran searah) ke tangki hydrophore.

Pada saat permukaan air bertambah di dalam tamgki,


tekanan udara di dalamnya juga naik dan membentuk bantalan
udara, pada suatu tekanan tertentu pressure relay akan
memutuskan hubungan melalui switchesoff pada elektro motor,
sehingga menghentikan suplai air ke dalam tangki. Karena
tekanan udara pada tangkilah yang menyebabkan air disalurkan
melalui jaringan pipa ke pemakaian. Bila air digunakan maka
tekanan didalam tangki menjadi turun, apabila tekanan sirkulasi
pemanas air menggunakan 2 set pompa type sentrifugal
dengan penggerak elektromotor, dimana 1 (satu) stand-by

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

tetapi didisain jalur by-pass agar dapat bersirkulasi secara


alami. Dan kapasitas untuk mensupplai layanan akomodasi dan
air searing purifier adalah 5 - 30 m3/h dengan head total 35 - 40
mAg.

C. Sistem Sanitari
Sistem sanitari merupakan sistem distribusi air bersih
(fresh water) di dalam kapal yang digunakan oleh ABK dalam
memenuhi kebutuhan air minum dan memasak, untuk mandi,
mencuci dan lain-lain. Untuk kebutuhan di WC (water closed)
digunakan sistem air laut (sea water) yang disuplai ke tiap deck
yang memiliki kamar mandi.

Fungsi sistem sanitari:

a. Untuk melayani ABK dalam kebutuhan saniter.

b. Diperlukan dalam proses treatment fecal sebagai pembilas.

Bagian-bagian dari system sanitari:

 Closet dan urinal.


 Pompa dan peralatan outfitting.
 Hydrophore.
 Filter.
 Tangki.
 Sewage treatment plan
Rules tentang sistem Sanitari menurut BKI Volume III 2006
adalah sebagai berikut :

 a. Pipa-pipa pembuangan air kotor harus dilengkapi


dengan storm valve dan pada sisi lambung dengan gate valve.
 b. Katup tak balik harus diatur pada bagian hisap atau bagian
tekan dari pompa air kotoran.
 c. Pipa-pipa pengering saniter harus dihubungkan dengan
tangki pengumpul kotoran.
 d. Bahan-bahan pipa harus tahan terhadap korosi baik
bagian dalam maupun bagian luar.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

II.2.4 Sistem Instalasi Layanan Pada Kapal

A. Sistem Ballast
Sistem ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan kapal
(stabilitas) atau trim kapal pada saat pelayaran. Biasanya volume
dari ballast. kapal dapat mencapai 8 -12 % dari total
displacement kapal. pemompaan berfungsi untuk mengisi. atau
mengosongkan tangki, ataupun memindahkan dari tangki salu
ke tangki lainnya. Kecepatan aliran yang disyaratkan untuk
sistem ballast adalah 122 m,/menit atau 2 m/s.

Sea chest atau kotak laut adalah tempat untuk masuknya


air 1aut, di mana posisinya tergantung pada daerah pelayaran
dan sarat air. Untuk pelayaran sungai sea chest terletak agak
keatas (dibawah sarat kapal) dengan pertimbangan agar tidak
terhisap kotoran ataupun lumpur saaat memasuki perairan dangkal
dan untuk perairan dalam atau pelayaran samudra terletak disirip
bilga (bilge plate) pada kamar mesin bagian depan (lebih
mendekati daerah parallel middle body). Sedangkan untuk
sistem ballast beberapa aturan yang harus dipenuhi yaitu :

1. Suction ballast harus diatur agar dapat mengosongkan


tangki pada kondisi trim terburuk sekalipun.
2. perpipaan sistem ballast tidak boleh melewati tangki LO, air
minum, feed water atau oil thermal.
3. pada kapal kargo pipa yang melewati sekat tubrukan harus
dilengkapi dengan shut-off valve yang dipasang langsung
pada sekat tubrukan di dalam forepeak tank dan dapat
dioperasikan secara remote dari freeboard deck
4. Kapal yang mempunyai tank top yang rebar, disediakan
suction pada sisi terluar dari tangki. Jika panjang mencapai
30 m, suction juga perlu disediakan pada sisi depan tangki.

a. Sistem Instalasi Listrik

Generator set sebagai permesinan bantu di kapal berfungsi untuk


menyuplai kebutuhan energi listrik semua peralatan di atas kapal.
Penentuan kapasitas generator dipengaruhi oleh load factor peralatan.
Load factor untuk tiap peralatan diatas kapal tidak sama. Hal ini
tergantung pada jenis kapal dan daerah pelayarannya seperti : faktor

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

medan yang fluktuatif (rute pelayaran), dan kondisi beban yang berubah-
ubah serta periode waktu pemakian yang tidak tentu atau tidak sama.
Penentuan kapasitas generator harus mendukung pengoperasian diatas
kapal. Walaupun pada beberapa kondisi kapal terdapat selisih yang cukup
besar dan ini mengakibatkan efisiensi generator (load factor generator)
berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi biaya produksi listrik per
kwh.

Dalam penentuan beban kebutuhan listrik, digunakan perhitungan


analisa beban listrik (electric load analisis) yang berupa tabel dan biasa
disebut juga dengan tabel kalkulasi keseimbangan beban listrik
(Calculation of electric power balance) atau sering disebut sebagai
Anticipated Electric Power Consumption Tabel.
Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai
kebutuhan daya listrik di kapal. Daya listrik digunakan untuk
menggerakkan motor-motor dari peralatan bantu pada kamar mesin dan
mesin-mesin geladak, lampu penerangan, sistem komunikasi dan navigasi,
pengkondisian udara (AC) dan ventilasi, perlengkapan dapur (galley),
sistem sanitari, cold storage, alarm dan sistem kebakaran, dan sebagainya.

Dalam mendesain sistem diatas kapal perlu diperhatikan kapasitas


dari generator dan peralatan listrik lainnya (besarnya kebutuhan
maksimum dan minimum dari peralatannya). Dimana kebutuhan
maksimum merupakan kebutuhan daya rata-rata terbesar yang terjadi pada
interval waktu yang singkat selama periode kerja dari peralataan tersebut,
demikian juga sebaliknya. Sedangkan kebutuhan rata-rata merupakan daya
rata-rata pada periode kerja yang dapat ditentukan dengan membagi energi
yang dipakai dengan jumlah jam periode tersebut. Kebutuhan maksimum
penting diketahui untuk menentukan kapasitas dari generator yang
diperlukan. Sedangkan kebutuhan minimum digunakan untuk menentukan
konfigurasi dari electric plant yang sesuai serta untuk menentukan kapan
generator dioperasikan.
Kebutuhan daya harus ditetapkan untuk kondisi pelayanan di laut,
bongkar-muat dan kondisi darurat (emergency). Seluruh perlengkapan
pemakaian daya listrik yang ada di kapal dan daya kerjanya (kapasitas)
masing-masing peralatan harus tertera dalam suatu tabel. Dalam penentuan
electric balance, BKI Vol. IV (Bab I, D.1) juga mengisyaratkan bahwa :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

a) Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan


untuk memelihara pelayanan yang normal harus diperhitungkan
dengan daya kerja penuh.
b) Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus
dinyatakan. Dalam hal perlengkapan pemakaian daya nyata yang
hanya akan bekerja bila suatu perlengkapan serupa rusak, kebutuhan
dayanya tidak perlu dimasukkan perhitungan.
c) Daya masuk total yang harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya
yang hanya untuk sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu
faktor kesamaan waktu bersamaan (common simultancity factor) dan
ditambahkan kepada daya masuk total dari seluruh perlengkapan
pemakaian daya yang terhubung tetap.

Sebagai seorang engineer, dalam pemilihan generator kita juga


harus mempertimbangkan keinginan dari owner dimana harus
dipertimbangkan factor ekonomisnya. Untuk pemilihan kapasitas
generator selain hal-hal diatas juga perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut ini :

1. Harga awal dari generator set yang akan kita gunakan.

2. Biaya operasional dari generator

3. Ukuran dan berat dari generator set dalam kaitannya dengan


ruangan/space yang tersedia di kamar mesin

4. Fuel consumption dari generator set yang akan digunakan

5. Reputasi dari mesin dan engine builder

6. Ketersediaan di pasaran dalam kaitannya jumlah yang tersedia di


pasaran dan ketersediaan suku cadang di pasaran

Secara umum dapat dinyatakan bahwa faktor terpenting dalam


permilihan kapasitas dari alternator adalah mudah atau sederhana dalam
pengoperasiannya (simplicity), handal atau tahan lama (reliability) dan
mudah dalam perawatan atau pemeliharaan (maintenability)

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

b. Sistem Distribusi Fluida

1. Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau
mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang
diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang
dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin,
memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air
untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-
hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem
perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum
bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan
flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu.
Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem
perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk
menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi
harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang
yang cukup tanpa merusak isolasi.

Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan


suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari
segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus
diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari
spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan.

Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal


untuk perencanaan dan pembangunannya. Sistem perpipaan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip analisa
static dan dinamic stress, thermodinamic, teori aliran fluida untuk
merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping).
Peletakan komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu
diperhatikan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti :
panjang perpipaan, susunan yang kompleks, menghindari pipa melalui
daerah yang tidak boleh ditembus, menghindari penembusan terhadap
struktur kapal, dan lain-lain. Jalur instalasi pipa sedapat mungkin
direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur.

Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam


beberapa kelompok layanan di atas kapal, antara lain :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang


akan melayani kebutuhan dari permesinan di kapal (main engine dan
auxilliary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem
pelumasan dan sistem pendingin.

2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani


kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew kapal dalam hal untuk
kebutuhan air tawar dan sistem sanitary/drainase.

3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin


keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem
pemadam kebakaran.

4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai


kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi
sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker).

2. Sistem Pemompaan

Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih


dahulu harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk
mengalirkan zat cair yang akan dipompa. Agar pompa dapat bekerja
dengan baik tanpa mengalami kavitasi, perlu direncanakan besarnya
tekanan minimum yang tersedia pada inlet pompa yang terpasang pada
instalasinya. Dengan dasar tersebut maka putaran pompa dapat ditentukan.
Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat diketahui seperti diatas.
Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar (khususnya
perubahan kapasitas dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan
dipilih harus ditentukan dengan memperhitungkan hal tersebut. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pemilihan pompa dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Data yang diperlukan untuk pemilihan pompa

1. Kapasitas
2. Kondisi isap (suction)
3. Kondisi Tekan (discharge)
4. Head Total Pompa
5. Jenis Zat Cair
6. Jumlah Pompa
7. Kondisi kerja

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

8. Penggerak
9. Poros Tegak Atau Mendatar
10. Tempat
No Data Yang
Keterangan
. Diperlukan

1. Kapasitas

2. Kondisi Isap Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa.
(suction) Tinggi flukstuasi permukaan air isap. Tekanan yang
bekerja pada permukaan air isap. Kondisi pipa isap.

3. Kondisi Tinggi permukaan air keluar ke level pompa. Tinggi


Tekan fluktuasi permukaan air keluar. Besarnya tekanan pada
(discharge) permukaan air keluar. Kondisi pipa keluar.

4. Head total Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi diatas


pompa

5. Jenis zat cair Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),
temperatur, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat.

6. Jumlah
Ditentukan berdasarkan kebutuhan
pompa

7. Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam kerja


seluruhnya dalam setahun

8. Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap.

9. Poros tegak Hal ini kadang ditentukan oleh pabrik pompa yang
atau mendatar bersangkutan berdasarkan instalasinya.

10. Tempat Pembatasan-pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian


instalasi diatas permukaan air, diluar atau di dalam gedung,
flukstuasi suhu.

Sumber : Pompa dan kompressor; pemilihan, pemakaian dan pemeliharaan.

Dalam penentuan jumlah pompa yang akan digunakan, harus


memperhatikan beberapa hal antara lain :

1. Pertimbangan ekonomis;

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi awal


pembangunan instalasi (Capitol cost) maupun biaya operasional dan
perawatan (maintenance).

 Biaya awal instalasi; umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya
keseluruhan untuk pembangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama
meskipun menggunakan jumlah pompa yang berbeda.
 Biaya operasional dan perawatan; komponen biaya terbesar adalah untuk
daya listrik. Tapi biaya ini dapat ditekan dengan beberapa cara :
 Apabila kebutuhan berubah-ubah, maka beberapa pompa dengan
kapasitas sama yaitu sebesar atau hampir sebesar konsumsi minimum
harus dipakai. Atau dapat juga menggunakan pompa dengan kapasitas
berbeda.
 Jika kapasitas pompa menjadi besar, efisiensi pompa juga menjadi
lebih tinggi, sehingga penggunaan daya menjadi lebih ekonomis.
Agar biaya operasional dan perawatan dapat ditekan, jumlah pompa
yang digunakan tidak boleh terlalu banyak. Selain itu sedapat mungkin pompa
yang dipakai sama agar dalam hal suku cadangnya dapat saling dipertukarkan.
Hal ini mempermudah dalam perawatan.

2. Batas Kapasitas Pompa; batas atas kapasitas suatu pompa tergantung beberapa
hal:
 Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
 Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkatannya.
 Jenis penggerak dan cara mentransmisikan daya dari penggerak ke pompa.
 Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang digunakan untuk
pengerjaan bagian-bagian pompa.
 Pembatasan pada performansi pompa (seperti kavitasi, dll).

3. Pembagian Resiko; penggunaan hanya satu pompa untuk melayani laju aliran
keseluruhan dalam suatu instalasi yang penting adalah besarnya resiko.
Instalasi tidak akan berfungsi jika satu-satunya pompa yang ada rusak. Jadi
untuk mengurangi resiko, perlu dipakai 2 pompa atau lebih, tergantung
pentingnya suatu instalasi. Selain itu, untuk meningkatkan keandalan instalasi,
perlu disediakan sedikitnya satu pompa cadangan, tergantung pada kondisi
kerja dan pentingnya instalasi.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Head total disebut juga head manometric yang biasa tertulis pada setiap
pompa. Dalam buku “Pompa dan Kompressor” oleh Prof. Dr. Haruo Tahara,
dan Ir. Sularso, hal. 26, diberikan rumus :

H = ha + Δhp + ∑hf + (v2/2g) (m)


Dimana :

Ha = Perbedaan tinggi antara muka air disisi keluar dan sisi isap (m)

= Head tekan + head isap

Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air
(m)

(v 2/2g)= Kerugian keluar pada ujung pipa keluar

hf = Berbagai kerugian head pada instalasi

= hf1 + hf2 + hf3

dimana :

- hf1 = Kehilangan head akibat gesekan sepanjang pipa lurus

1, 85
hf1 = 10 , (m)
666 Q
1 ,85
x L
C . D 4 , 85

dimana :

Q = Kapasitas pompa (m3/sec)


L = Panjang pipa lurus (m)

C = Koefisien untuk jenis pipa besi cor baru

D = Diameter pipa (m)

- hf2 = Kerugian pada belokan pipa

hf2 = f (v2/2g) x n

dimana :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

f = koefisien kerugian belokan pipa

D 3,5 θ
[0 , 131+1 ,847×( ) ]×( )0,5
= 2R 90

v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)

g = gravitasi bumi (m/sec2)

n = jumlah belokan yang digunakan

- hf3 = Kerugian pada katup dan sambungan pipa


hf 3 = f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian pada katup dan sambungan


pipa

v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dt)

g = gravitasi bumi (m/sec2)

Dalam buku “Marine Power Plant”, oleh P. Akimov. hal. 495 diberikan
rumus untuk menghitung besarnya daya pompayang digunakan :

N = QxHx γ (Hp)
3600 x 75 xη
Dimana :
Q = Lajua aliran pompa (m3/sec)

H = Head total pompa (m)

ρ = Massa jenis air laut (kg/m3)

η = total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9)

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai
berikut :

a. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume
ruangan.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

b. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui


berdasarkan hasil perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang
lain yang telah mendapat persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
c. Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini
sangat mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
Secara umum peralatan-peralatan yang ada di dalam kamar mesin terdiri dari :

1. Mesin utama (Main engine), berfungsi sebagai penggerak utama baling-baling


(propeller) kapal.
2. Mesin bantu (Auxiliary engine), berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang
akan digunakan untuk semua kegiatan pendukung diatas kapal, seperti untuk
penerangan, penggerak pompa-pompa, penggerak peralatan bongkar muat,
alat tambat, perlengkapan dapur, peralatan navigasi dan peralatan lainnya.
3. Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas kapal.
Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :

- Pompa Ballast (ballast pump), digunakan untuk mengisi tangki -


tangki ballast apabila kapal dalam keadaan kosong sehingga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan kapal dalam keadaan kosong (tanpa
muatan).
- Pompa Sanitari, digunakan untuk membersihkan air dari
geladak, dan untuk berbagai keperluan di kamar mandi seperti untuk air
mandi dan juga untuk WC.
- Pompa Minyak Pelumas, digunakan untuk memompa minyak
pelumas dari tangki induk ke tangki harian untuk keperluan mesin induk
dan mesin bantu.
- Pompa Bahan Bakar, digunakan untuk menyuplai /
memindahkan bahan bakar dari tangki induk ke mesin utama.
- Pompa Pemadam kebakaran (fire pump), digunakan dalam
keadaan darurat (terjadi kebakaran) melalui hidran-hidran yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga mampu memadamkan kebakaran
yang terjadi. Untuk daerah bukaan geladak seperti pada palka di geladak
utama, digunakan sebuah pompa yang memasok air laut ke hydran yang
diletakkan di forecastle, sedangkan untuk ruang akomodasi digunakan
pula pompa yang lain yang menyuplai air laut ke hidran-hidran yang telah
tersedia.
- Pompa Bilga (bilge pump), digunakan mengambil air dalam
jumlah sedikit dari ruangan-ruangan kapal yang dikumpulkan menjadi
satu dan disalurkan ke sumur bilga (bilge well). Air tersebut berasal dari

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

pengembunan pelat-pelat, perembesan pada sambungan pelat karena


sambungan yang kurang baik, air yang masuk melalui bukaan-bukaan di
geladak dan freeboard pada waktu cuaca buruk atau hujan, bekas-bekas
penyemprotan dari deck dan bangunan atas pada waktu dilakukan
pencucian, air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena kebocoran
pada sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin,
air yang merembes dari pendingin dan lain-lain.
- Pompa Air Tawar (fresh water pump), Digunakan untuk mengisi
tangki harian yang berfungsi sebagai penyuplai air tawar untuk keperluan
dapur, air minum, mandi dan mencuci.
- Pompa Air Laut Pendingin Cooler, digunakan untuk
mendinginkan mendinginkan air tawar yang keluar dari mesin dan masuk
ke dalam cooler, dimana pompa ini bekerja secara kontinu selam mesin
beroperasi.
- Pompa Kotoran (vecal pump), digunakan untuk memompa
kotoran–kotoran dari kamar mandi, ruang cuci, dapur, dan toilet.

Disamping pompa-pompa, maka peralatan penunjang yang ada dalam


kamar mesin adalah :

a Kompressor dan botol angin. Fungsi kompressor disini adalah


mensupply udara masuk ke dalam ruang bakar silinder yang kemudian
akan bercampur dengan bahan bakar yang telah diatomisasi, sebagai
start awal pada mesin.
b Sea Chest, Digunakan untuk menampung air laut yang diambil
langsung dari laut dengan sistem pembukaan katup untuk berbagai
keperluan air laut di atas kapal.
c Purifier atau filter (alat pembersih/penyaring), berfungsi untuk
menyaring zat cair dari kotoran–kotoran yang memiliki tingkat polusi
lebih rendah. Contoh Pemakaian pada sistem air tawar, yaitu
pemompaan dari tangki induk ke tangki harian.
d Separator (Mesin pemisah), berfungsi untuk memisahkan zat cair yang
satu (yang memiliki kadar polusi yang tinggi) dengan zat cair yang
dapat dibuang langsung ke laut. Penggunaan separator disini terdapat
pada sistem bilga untuk menyaring kotoran yang terikut masuk dan
bercampur dengan kotoran pada sumur bilga, dan juga pada sistem
bahan bakar untuk menyaring kotoran yang terdapat pada sisa bahan
bakar setelah masuk pada tangki di mesin untuk dimasukkan kembali ke
tangki harian.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

e Peralatan pendingin (Cooler), berfungsi sebagai tempat pertukaran


panas antara fluida panas dan fluida dingin.

Penempatan peralatan tersebut di atas disesuaikan dengan fungsi


dan kegunaannya di atas kapal. Untuk pompa peletakannya disesuaikan
dengan fungsinya dan sebaiknya dekat dengan tangki yang akan di
pompa. Sedangkan untuk peralatan lainnya disesuaikan dengan
fungsinya dalam suatu rangkaian instalasi untuk pemindahan cairan di
atas kapal.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB III

PENYAJIAN DATA

III.1 Ukuran Utama Kapal (Main Dimention)

 Type Kapal : General Cargo


 Muatan :
- Surabaya - Pare-pare : Kentang
- Pare-pare – Surabaya : Kopi
 Trayek : Surabaya- Pare-pare
 Jarak : 498 seamiles
 Lama berlayar : 49,8 jam
 LBP : 65 m
 B : 11,5 m
 H : 6,05 m
 T : 4,51 m
 Vs : 10 knot
 Cb : 0,69
 Cm : 0,98
 Cwl : 0,77
 Cph : 0,7
 Cpv : 0,89
 Displacement : 2499,5ton

III.2 Penentuan Daya Mesin

Estimasi perhitungan daya mesin diperoleh dari perhitungan


sebelumnya dari mata kuliah “Tahanan Kapal” yang menggunakan metode
Holtrop, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Menghitung Froude Number ( Fn )


V
Fn =
√ gL
= 0,199
- Menghitung Luas Bidang Basah ( S )
S = L (2T + B) √C M (0,453 + 0,4425 CB + (-0,2862) CM - 0,003467 B/T
+ 0,3696 CWP) + 2,38 ABT / CB

= 1050,63 m2

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Menghitung Tahanan Gesek ( Rf )


RF = CF × 0,5 × ρ × S × VS2

Dimana :

Cf = koefisien gesek

ρ = massa jenis air laut ( kg/m3)

Vs = kecepatan kapal ( m/s )

RF = 25,86 kN

- Menghitung Tahanan Tambahan ( RAPP )


RAPP = 0,5 × ρ × VS2 × SAPP(1 + k2)eq × CF

= 5,026 kN

- Menghitung Tahanan Ombak ( RW )


RW = c1c2c5sρɡexp{m1Fnd + m2cos(λFn-2)}

= 5,096 kN

- Menghitung Tahanan Transom ( RTR )


RTR = 0,5ρV2ATc6

= 3,65 kN

- Menghitung Tahanan Angin ( RA )


RA = 1/2ρV2SCA

Dimana :

S = Luas bidang tangkap angin ( m2 )

ρ= Massa jenis udara ( kg/m3 )

RA = 0,824 kN

- Menghitung Tahanan Total ( RT )


Rtotal = RF(1 + k1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA

= 44,255 kN

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Menghitung Daya Efektif ( EHP )


PE = RT × VS

= 305,28 HP

= 227,64 Kw

- DHP = EHP / QPC


= 0,98 untuk mesin kapal di belakang

= 0,5

=1

= 1,14

ns = 0.98

QPC = x ns

= 0,665

Sehingga, DHP = 1852.505 / 0.672434783

= 458,79 HP

- BHP = DHP / 0,97


= 3116 / 0,97
= 468,15 HP
BHPcsr = DHP /
= 477,71 HP
*csr = continue service rating
BHPmcr = BHPcsr / 0,85
= 477,71 / 0,85
= 562,013 HP
= 419,09 kW
- Data Mesin Utama
Dari perhitungan daya mesin, kita dapat menentukan mesin yang
akan digunakan pada kapal yang telah dirancang. Adapun data
mesin yang sesuai dengan penentuan daya diatas yaitu :
» Merek Mesin = Yuchai
» Tipe = YC6C670L-C20

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

» Daya Mesin = 455 Kw


» Bore = 200 mm
» Stroke = 210 mm
» Berat Mesin = 4700 kg
» Speed = 1200 RPM
» Lenght = 2822 mm
» Width = 1262 mm
» Height = 2142,4 mm

Dari buku Ship Design and Efficiency, asumsi untuk mencari daya mesin bantu :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

W.mb = 10 ~ 15% Daya mesin utama    


  = 15% Daya mesin utama    
  = 91,52 KW      
dari catterpillar didapat spesifikasi mesin seperti berikut
- Merek : YUCHAI
- Model : YC6A170C
- Jml.Silinder :6
- Putaran : 1500 Rpm
- BHP : 112 kW
- Bore : 108 mm
- Stroke : 132 mm
- Berat : 770 kg
- Panjang : 1415 mm

III.3 Penentuan Jumlah Crew

 Menurut buku “Ship Design and Contruction” hal. 115 :


JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

NC = Cst x {Cdk x ((CN/1000)1/6)) + Ceng x ((BHP/1000)1/5)) + Cadet}

Dimana :

NC = Jumlah ABK

Cst = Coeffisien For Steward Department ( 1,2 ~ 1,33 )

Cdk = Coeffisien For Deck Department ( 11,5 ~ 14,5 )

Ceng = Coeffisien For Engineering Department ( 2 ~ 3 )

Cdet = 1 ~ 3

CN = ( LBP × B × H ) / 1000

= 4,703 m3

BHP = 610,155 Hp

NC = 7,09

= 8 orang

III.4 Perkiraan Berat Kapal Kosong (LWT)

1. Berat baja
Dalam buku “Ship Basic Design”, Hal.14
Wst = 36 x Lbp1,6 x ( B + H ) / 103
= 437,56 ton

2. Berat perlengkapan dan peralatan (Outfitting)


Dalam buku “ Ship Design And Ship Theory “ oleh H. Phoels, Hal. 76 :
Wo+a = C x ( Lbp x B x H )2/3
Dimana :
C = 0,7 ~ 0,9 t/m2
= 0,85
Maka :
Wo+a = C x ( L x B x H )2/3
= 299 ton
3. Berat Permesinan
- Berat mesin utama
Wme = 4,7 ton

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Berat tambahan lainnya ( termasuk mesin bantu, instalansi yang ada


dikamar mesin )
Dalam buku “ Ship Design and Ship Theory “ oleh H. Phoels,
Hal.75:
Wadd = K x ( MCR )0,7
Dimana :
Berat Remainder = K x MCR^0,7
K = 0,69 (untuk kapal cargo)
MCR = 419,09 kw

Maka :

Wadd = 0,69 x ( MCR )0,7

= 4,7 Ton
Waux = W mesin bantu * 2
= 0,77 ton

Sehingga berat total permesinan adalah :

Weng = Wme + Wadd + Waux


= 50,05 Ton
Maka berat kapal kosong (LWT ) adalah :
LWT = Wst + Woa + Weng
= 792,09 Ton

III.5 Bobot Mati Kapal (DWT)

Dalam buku Gaguk Suhardjito Rencana Umum :

1. Berat bahan bakar mesin induk


Wfo = BHPme . bme. S/Vs . 10-6 . C (Ton)
Dimana :

BHPme = 455 kW

bme = 195 g/kWh

S = 498 mil

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Vs = 10 knot

C = ( 1.3 – 1.5 ) = 1.4

Wfo = 6,185 Ton


Menentukan volume bahan bakar mesin induk :
V(Wfo) = Wfo/ρ dimana ρ = 0.95 Ton/m3
V = 6,185 / 0.95
= 6,511 m3

= 7,162 m3 (tambahan 2 % ekspansi)

2. Berat bahan bakar mesin bantu (Wfb)


Wfb = (0.1-0.2) Wfo (Ton)
= 1,074 Ton
V 3 3
fb = Wfb / ρ diesel ( m ) dimana: : ρ = 0,95 Ton/m

= 1,13 Ton

3. Berat minyak pelumas

Wlo= BHPme . blo . S/Vs . 10-6 . ( 1,3 – 1,5 ) ( Ton )

blo = 1,2 – 1,6 = 1.6

Wlo= 1440 . 1.6 . 542/12 . 10-6 . 1.4


= 0.157 Ton

Vlo = Wlo / ρ ( m3 ) dimana: ρ = 0,90 Ton/m3

= 0,047 Ton

4. Berat air tawar (Wfw)

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Jumlah ABK = 10 orang


S = 498 seamiles
Vs = 10 knot

a. Untuk diminum
= (10-20) kg/orang hari
= [(10-20). Jml ABK . S] / (24 . Vs)
= 0,747 Ton
b. Untuk cuci
= (80 – 200) kg/ orang hari
= [(80 – 200) . Jml ABK . S] / (24 . Vs)
= 4,98 Ton
c. Untuk pendinginan mesin
= (2 – 5) kg / BHP
= 5 kg / 1440
= 1,098 Ton

Berat total air tawar = a + b + c ( Ton)


= 0,747 + 4,98 + 1,098
= 6,82 Ton

5. Berat Bahan Makanan (Wp)


Wp = 5 kg / orang hari
= ( 5 . Jml ABK . S) / (24 . Vs) * 3
= 0.099 Ton
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
Untuk crew = 70kg/orang
Untuk barang = 25 kg / orang hari
Maka :
Wcp = berat crew + berat barang

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= (Jml ABK . 75) + (Jml ABK . 25)


= 0,95 Ton

7. Berat Cadangan ( Wr )
Terdiri dari peralatan di gudang:

 Cat
 Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK
 Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran

Wr = ( 0,5 – 1,5 ) % . Displ. ( Ton )

= 12,49 Ton

Supply = W + W + W + W + W + W + W + W (Ton)
fo fb lo fw p cp r pc

= berat bahan bakar mesin induk + berat bahan bakar mesin bantu + berat
pelumas + berat air tawar + berat bahan makanan + berat crew dan bawaan + berat
cadangan

= 26,581 Ton

DWT = Displasment – LWT

= 1707,41 Ton

Payload = DWT – Supply

= 1680,83 Ton

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB IV
ANALISI DATA

IV. Penentuan Ruang Utama

Menurut Rules BKI Vol II 2019 Section 11-1 Pada tabel 11.1 Dikatakan
untuk kapal dengan 65 < L ≤ 85 hanya menggunakan 4 sekat yaitu

 1 Sekat Tubrukan
 1 Sekat Ruang muat
 1 Sekat depan kamar mesin
 1 sekat buritan

1. Penentuan jarak gading ( a0 )


Menurut Rules BKI section 9 tahun 2017 jarak gading sebenarnya
tidak boleh melebihi 0.6 m.
2. Penentuan jarak gading besar ( Web Frame )
Gading besar direncanakan tiap 3 jarak gading utama, dimana
jarak gading 600 mm.

3. Sekat Tubrukan
Kapal barang dengan panjang L ≤ 200 m harus mempunyai sekat
tubrukan yang letaknya tidak kurang dari 0,05L dari garis tegak depan
( F.P). Untuk kapal dengan haluan gembung, sekat tubrukan dihitung dari
titik acuan yang terletak pada jarak x didepan garis F.P : ( BKI VOL. II
Bab 11 hal. 11-1)
4. Sekat Buritan
Sekat bagian belakang ruang mesin paling kurang harus berjarak 3
sampai 5 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini harus menerus
hingga Poop Deck.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

5. Tinggi Double Bottom


( BKI VOL. II Bab 8 hal. 8-3 )

6. Tinggi Double Bottom untuk Kamar Mesin


Menurut ketentuan BKI 2006 Volume II Bab VIII Tinggi double
bottom (h) tidak boleh kurang dari :

Hdbm = ( 1 ~ 1,5 ) Hdb


7. Ukuran Kamar Mesin
Panjang kamar mesin biasanya berukuran = 15% ~ 18% L yang
diukur dari titik A.P :

Panjang Kamar mesin


Lkm = ( 17 ~ 22 )% x Lbp
8. Sekat Ruang Muat dan Lubang palkah
Perencanaan Lubang Palkah
Panjang ruang muat

Lrm =Lbp - ( Sh + Sb + Lkm )

Table IV.1 penempatan sekat dan control ruang muat berdasarkan buku
rencana umum oleh gaguk

N Satua
Item Rumus Hasil
O n
01 Luas Midship Am = B x T x Cm 50.8277 m^2
02 Jarak Gading ao = (Lbp/500)+0.48 0.61 m
03 Sekat Haluan Sh = (5~8)% x Lbp 3.25 m
04 Sekat Buritan dari AP Sb = (3~5) x ao 3.05 m
05 Sekat Depan Kamar Mesin Sd = (17~22)% 13 m
06 Kebutuhan Sekat 65≥L≤85 m 4 Sekat  
07 Tinggi Double Bottom Hdb = 0.35 + 0.045 x B 0.8675 m
08 Panjang Ruang Muat Lbp - (Sh+Sb+Sd) 45.7 m
Prm = (Lbp - 15.2333
09 Panjang Tiap Ruang Muat m
(Sh+Sb+Sd))/3 3
Luas Ruang Muat pada
10 Arm = B x H x Cm 68.1835 m^2
Midship
Luas Double Bottom pada 9.77672
11 Adbm = B x Cm x Hdb m^2
Midship 5

IV.2 Volume Tangki-tangki

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

1. Pelengkapan Tangki
Tangki-tangki diletakkan pada Double Bottom sbb:
a. Tangki bahan bakar mesin induk dan mesin bantu

Kebutuhan tangki = 8,406 m^3

Tangki perencanaan = 8,741 m^3

Koreksi = 0,038 %

WL 0 1/2 HDB
l 0.61 l' 0.305 l 0.61
Frame Ordinat FS HK Frame Ordinat FS HK
25 2.83 1 2.83 25 4.11 1 4.11
26 2.99 4 11.96 26 4.26 4 17.04
27 3.14 1 3.14 27 4.4 1 4.4
Jumlah (s) 17.93 Jumlah (s) 25.55
Luas Tangki = 2/3 x l x s 7.291533 Luas Tangki = 2/3 x l x s 10.39033

HDB Perhitungan Volume


l 0.61 l 0.43375
Frame Ordinat FS HK Item Luas FS HK
25 4.62 1 4.62 WL 0 7.291533 1 7.291533
26 4.76 4 19.04 1/2 HDB 10.39033 4 41.56133
27 4.89 1 4.89 HDB 11.61033 1 11.61033
Jumlah (s) 28.55 Jumlah 60.4632
Luas Tangki = 2/3 x l x s 11.61033 Volume = 1/3 x l x s 8.741971

b. Tangki minyak pelumas


Kebutuhan tangki = 0,057 m^3
Tangki perencanaan = 4,701 m^3
Koreksi = 0,987 %

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

WL 0 1/2 HDB
l 0.305 l 0.305
Frame Ordinat FS HK Frame Ordinat FS HK
28 3.27 1 3.27 28 4.52 1 4.52
28.5 3.33 4 13.32 28.5 4.57 4 18.28
29 3.39 1 3.39 29 4.62 1 4.62
Jumlah (s) 19.98 Jumlah (s) 27.42
Luas Tangki = 2/3 x l x s 4.0626 Luas Tangki = 2/3 x l x s 5.5754

HDB Perhitungan Volume


l 0.305 l 0.43375
Frame Ordinat FS HK Item Luas FS HK
28 5 1 5 WL 0 4.0626 1 4.0626
28.5 5.045 4 20.18 1/2 HDB 5.5754 4 22.3016
29 5.09 1 5.09 HDB 6.1549 1 6.1549
Jumlah (s) 30.27 Jumlah 32.5191
Luas Tangki = 2/3 x l x s 6.1549 Volume = 1/3 x l x s 4.70172

c. Tangki air tawar


Kebutuhan tangki = 6,299 m^3
Tangki perencanaan = 9,866 m^3
Koreksi = 0,361 %

WL 0 1/2 HDB
l 0.61 l 0.61
Frame Ordinat FS HK Frame Ordinat FS HK
30 3.49 1 3.49 30 4.72 1 4.72
31 3.5 4 14 31 4.8 4 19.2
32 3.68 1 3.68 32 4.88 1 4.88
Jumlah (s) 21.17 Jumlah (s) 28.8
Luas Tangki = 2/3 x l x s 8.609133 Luas Tangki = 2/3 x l x s 11.712

HDB Perhitungan Volume


l 0.61 l 0.43375
Frame Ordinat FS HK Item Luas FS HK
30 5.17 1 5.17 WL 0 8.609133 1 8.609133
31 5.24 4 20.96 1/2 HDB 11.712 4 46.848
32 5.3 1 5.3 HDB 12.78153 1 12.78153
Jumlah (s) 31.43 Jumlah 68.23867
Luas Tangki = 2/3 x l x s 12.78153 Volume = 1/3 x l x s 9.866174

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

d. Tangki ballast
Setiap kapal berukuran besar pasti membutuhkan tangki
ballast untuk menjaga sarat kapal pada saat kapal tidak mencapai
sarat atau saat kapal tidak memiliki muatan pada saat berlayar.
Dalam Buku sistem dan perlengkapan kapal oleh Soekarsono N.A.
hal.173, Jumlah berat ballast yang dibutuhkan rata-rata (10 ~ 17)%
dari Disp.Kapal.
Tangki perencanaan = 286,8 m^3

WL 0 1/2 HDB
l 0.61 l 0.61
F F
Frame Ordinat S HK Frame Ordinat S HK
33 3.76 1 3.76 33 4.95 1 4.95
34 3.84 4 15.36 34 5.01 4 20.04
35 3.91 2 7.82 35 5.07 2 10.14
36 3.98 4 15.92 36 5.13 4 20.52
37 4.04 2 8.08 37 5.18 2 10.36
38 4.1 4 16.4 38 5.22 4 20.88
39 4.15 2 8.3 39 5.25 2 10.5
40 4.2 4 16.8 40 5.28 4 21.12
41 4.25 2 8.5 41 5.31 2 10.62
42 4.29 4 17.16 42 5.33 4 21.32
43 4.32 2 8.64 43 5.34 2 10.68
44 4.32 4 17.28 44 5.34 4 21.36
45 4.32 2 8.64 45 5.34 2 10.68
46 4.32 4 17.28 46 5.34 4 21.36
47 4.32 2 8.64 47 5.34 2 10.68
48 4.32 4 17.28 48 5.34 4 21.36
49 4.32 2 8.64 49 5.34 2 10.68
50 4.32 4 17.28 50 5.34 4 21.36
51 4.32 2 8.64 51 5.34 2 10.68
52 4.32 4 17.28 52 5.34 4 21.36
53 4.32 2 8.64 53 5.34 2 10.68
54 4.32 4 17.28 54 5.34 4 21.36
55 4.32 2 8.64 55 5.34 2 10.68
56 4.32 4 17.28 56 5.34 4 21.36
57 4.32 2 8.64 57 5.34 2 10.68
58 4.32 4 17.28 58 5.34 4 21.36
59 4.32 2 8.64 59 5.34 2 10.68

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

60 4.32 4 17.28 60 5.34 4 21.36


61 4.32 2 8.64 61 5.34 2 10.68
62 4.32 4 17.28 62 5.34 4 21.36
63 4.32 2 8.64 63 5.34 2 10.68
64 4.31 4 17.24 64 5.34 4 21.36
65 4.21 2 8.42 65 5.27 2 10.54
66 4.1 4 16.4 66 5.2 4 20.8
67 3.98 2 7.96 67 5.12 2 10.24
68 3.87 4 15.48 68 5.04 4 20.16
69 3.74 2 7.48 69 5.96 2 11.92
70 3.61 4 14.44 70 4.86 4 19.44
71 3.46 2 6.92 71 4.76 2 9.52
72 3.32 4 13.28 72 4.65 4 18.6
73 3.17 2 6.34 73 4.53 2 9.06
74 3.02 4 12.08 74 4.4 4 17.6
75 2.88 2 5.76 75 4.26 2 8.52
76 2.74 4 10.96 76 4.11 4 16.44
77 2.6 2 5.2 77 3.96 2 7.92
78 2.47 4 9.88 78 3.8 4 15.2
79 2.34 2 4.68 79 3.64 2 7.28
80 2.21 4 8.84 80 3.48 4 13.92
81 2.09 2 4.18 81 3.33 2 6.66
82 1.96 4 7.84 82 3.19 4 12.76
83 1.83 2 3.66 83 3.05 2 6.1
84 1.7 4 6.8 84 2.91 4 11.64
85 1.58 2 3.16 85 2.77 2 5.54
86 1.45 4 5.8 86 2.62 4 10.48
87 1.33 2 2.66 87 2.47 2 4.94
88 1.2 4 4.8 88 2.32 4 9.28
89 1.08 2 2.16 89 2.17 2 4.34
90 0.97 4 3.88 90 2.03 4 8.12
91 0.86 2 1.72 91 1.9 2 3.8
92 0.75 4 3 92 1.79 4 7.16
93 0.65 2 1.3 93 1.67 2 3.34
94 0.56 4 2.24 94 1.55 4 6.2
95 0.47 2 0.94 95 1.43 2 2.86
96 0.39 4 1.56 96 1.3 4 5.2
97 0.31 2 0.62 97 1.15 2 2.3
98 0.24 4 0.96 98 1.002 4 4.008
99 0.17 2 0.34 99 0.83 2 1.66

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

100 0.1 4 0.4 100 0.66 4 2.64


101 0.04 1 0.04 101 0.49 1 0.49
Jumlah (s) 615.36 Jumlah (s) 839.568
Luas Tangki (2/3 x s x Luas Tangki (2/3 x s x
l) 250.2464 l) 341.4243

HDB
l 0.61
F
Frame Ordinat S HK
33 4.62 1 4.62
34 4.76 4 19.04
35 4.89 2 9.78
36 5 4 20
37 5.09 2 10.18
38 5.17 4 20.68
39 5.24 2 10.48
40 5.3 4 21.2
41 5.36 2 10.72
42 5.41 4 21.64
43 5.45 2 10.9
44 5.49 4 21.96
45 5.53 2 11.06
46 5.55 4 22.2
47 5.58 2 11.16
48 5.59 4 22.36
49 5.61 2 11.22
50 5.62 4 22.48
51 5.63 2 11.26
52 5.63 4 22.52
53 5.63 2 11.26
54 5.63 4 22.52
55 5.63 2 11.26
56 5.63 4 22.52
57 5.63 2 11.26
58 5.63 4 22.52
59 5.63 2 11.26
60 5.63 4 22.52
61 5.63 2 11.26

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

62 5.63 4 22.52
63 5.63 2 11.26
64 5.63 4 22.52
65 5.58 2 11.16
66 5.53 4 22.12
67 5.47 2 10.94
68 5.41 4 21.64
69 5.34 2 10.68
70 5.26 4 21.04
71 5.18 2 10.36
72 5.08 4 20.32
73 4.98 2 9.96
74 4.86 4 19.44
75 4.74 2 9.48
76 4.6 4 18.4
77 4.46 2 8.92
78 4.31 4 17.24
79 4.15 2 8.3
80 4 4 16
81 3.85 2 7.7
82 3.71 4 14.84
83 4.56 2 9.12
84 3.41 4 13.64
85 3.27 2 6.54
86 3.11 4 12.44
87 2.96 2 5.92
88 2.81 4 11.24
89 2.66 2 5.32
90 2.52 4 10.08
91 2.39 2 4.78
92 2.27 4 9.08
93 2.14 2 4.28
94 2.02 4 8.08
95 1.8 2 3.6
96 1.75 4 7
97 1.59 2 3.18
98 1.42 4 5.68
99 1.24 2 2.48
100 1.04 4 4.16
101 0.85 1 0.85

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Jumlah (s) 904.15


Luas Tangki (2/3 x s x
l) 367.6877

Perhitungan Volume
l 0.43375
F
Item Luas S HK
WL 0 250.2464 1 250.2464
1/2 HDB 341.4243 4 1365.697
HDB 367.6877 1 367.6877
Jumlah 1983.631
Volume = 1/3 x l x s 286.8

e. Tangki pembuangan air sisa


Jumlah Pembuangan kotoran dan air sisa yang dikeluarkan
diperkirakan 5 lt/hari/orang dengan lama pelayaran selama 1 hari
17 jam dan jumlah crew sebanyak 20 orang sehingga vol tangka
yang dibutuhkan :

Volume tangki = (Lama pelayaran x Jumlah crew x 5 lt/hari) / 10000

= m3

Untuk perencanaan tangka pembuangan diletakkan didalam tangki kamar


mesin. itu karena volume tanki yang diperlukan jumlahnya kecil.

IV.3 Ruang Muat

WL 0 1/2 HDB
F Fram F
Frame Ordinat HK Ordinat HK
S e S
25 2.83 1 2.83 25 4.11 1 4.11
26 2.99 4 11.96 26 4.26 4 17.04
27 3.14 2 6.28 27 4.4 2 8.8
28 3.27 4 13.08 28 4.52 4 18.08
29 3.39 2 6.78 29 4.62 2 9.24
30 3.49 4 13.96 30 4.72 4 18.88

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

31 3.5 2 7 31 4.8 2 9.6


32 3.68 4 14.72 32 4.88 4 19.52
33 3.76 2 7.52 33 4.95 2 9.9
34 3.84 4 15.36 34 5.01 4 20.04
35 3.91 2 7.82 35 5.07 2 10.14
36 3.98 4 15.92 36 5.13 4 20.52
37 4.04 2 8.08 37 5.18 2 10.36
38 4.1 4 16.4 38 5.22 4 20.88
39 4.15 2 8.3 39 5.25 2 10.5
40 4.2 4 16.8 40 5.28 4 21.12
41 4.25 2 8.5 41 5.31 2 10.62
42 4.29 4 17.16 42 5.33 4 21.32
43 4.32 2 8.64 43 5.34 2 10.68
44 4.32 4 17.28 44 5.34 4 21.36
45 4.32 2 8.64 45 5.34 2 10.68
46 4.32 4 17.28 46 5.34 4 21.36
47 4.32 2 8.64 47 5.34 2 10.68
48 4.32 4 17.28 48 5.34 4 21.36
49 4.32 2 8.64 49 5.34 2 10.68
50 4.32 4 17.28 50 5.34 4 21.36
51 4.32 2 8.64 51 5.34 2 10.68
52 4.32 4 17.28 52 5.34 4 21.36
53 4.32 2 8.64 53 5.34 2 10.68
54 4.32 4 17.28 54 5.34 4 21.36
55 4.32 2 8.64 55 5.34 2 10.68
56 4.32 4 17.28 56 5.34 4 21.36
57 4.32 2 8.64 57 5.34 2 10.68
58 4.32 4 17.28 58 5.34 4 21.36
59 4.32 2 8.64 59 5.34 2 10.68
60 4.32 4 17.28 60 5.34 4 21.36
61 4.32 2 8.64 61 5.34 2 10.68
62 4.32 4 17.28 62 5.34 4 21.36
63 4.32 2 8.64 63 5.34 2 10.68
64 4.31 4 17.24 64 5.34 4 21.36
65 4.21 2 8.42 65 5.27 2 10.54
66 4.1 4 16.4 66 5.2 4 20.8
67 3.98 2 7.96 67 5.12 2 10.24
68 3.87 4 15.48 68 5.04 4 20.16
69 3.74 2 7.48 69 4.96 2 9.92
70 3.61 4 14.44 70 4.86 4 19.44

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

71 3.46 2 6.92 71 4.76 2 9.52


72 3.32 4 13.28 72 4.65 4 18.6
73 3.17 2 6.34 73 4.53 2 9.06
74 3.02 4 12.08 74 4.4 4 17.6
75 2.88 2 5.76 75 4.26 2 8.52
76 2.74 4 10.96 76 4.11 4 16.44
77 2.6 2 5.2 77 3.96 2 7.92
78 2.47 4 9.88 78 3.8 4 15.2
79 2.34 2 4.68 79 3.64 2 7.28
80 2.21 4 8.84 80 3.48 4 13.92
81 2.09 2 4.18 81 3.33 2 6.66
82 1.96 4 7.84 82 3.19 4 12.76
83 1.83 2 3.66 83 3.05 2 6.1
84 1.7 4 6.8 84 2.91 4 11.64
85 1.58 2 3.16 85 2.77 2 5.54
86 1.45 4 5.8 86 2.62 4 10.48
87 1.33 2 2.66 87 2.47 2 4.94
88 1.2 4 4.8 88 2.32 4 9.28
89 1.08 2 2.16 89 2.17 2 4.34
90 0.97 4 3.88 90 2.03 4 8.12
91 0.86 2 1.72 91 1.9 2 3.8
92 0.75 4 3 92 1.79 4 7.16
93 0.65 2 1.3 93 1.67 2 3.34
94 0.56 4 2.24 94 1.55 4 6.2
95 0.47 2 0.94 95 1.43 2 2.86
96 0.39 4 1.56 96 1.3 4 5.2
97 0.31 2 0.62 97 1.15 2 2.3
98 0.24 4 0.96 98 1.002 4 4.008
99 0.17 2 0.34 99 0.83 2 1.66
100 0.1 4 0.4 100 0.66 4 2.64
101 0.04 1 0.04 101 0.49 1 0.49
Jumlah (s) 695.73 Jumlah (s) 947.788
Luas Tangki (2/3 x l x
Luas Tangki (2/3 x l x s) 315.3976 429.6639
s)

HDB 1/2 H
F F
Frame Ordinat HK Frame Ordinat HK
S S
25 4.62 1 4.62 25 4.62 1 4.62

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

26 4.76 4 19.04 26 4.77 4 19.08


27 4.89 2 9.78 27 4.91 2 9.82
28 5 4 20 28 5.04 4 20.16
29 5.09 2 10.18 29 3.39 2 6.78
30 5.17 4 20.68 30 5.25 4 21
31 5.24 2 10.48 31 5.34 2 10.68
32 5.3 4 21.2 32 5.41 4 21.64
33 5.36 2 10.72 33 5.47 2 10.94
34 5.41 4 21.64 34 5.53 4 22.12
35 5.45 2 10.9 35 5.57 2 11.14
36 5.49 4 21.96 36 5.6 4 22.4
37 5.53 2 11.06 37 5.63 2 11.26
38 5.55 4 22.2 38 5.65 4 22.6
39 5.58 2 11.16 39 5.66 2 11.32
40 5.59 4 22.36 40 5.68 4 22.72
41 5.61 2 11.22 41 5.68 2 11.36
42 5.62 4 22.48 42 5.69 4 22.76
43 5.63 2 11.26 43 5.69 2 11.38
44 5.63 4 22.52 44 5.69 4 22.76
45 5.63 2 11.26 45 5.69 2 11.38
46 5.63 4 22.52 46 5.69 4 22.76
47 5.63 2 11.26 47 5.68 2 11.36
48 5.63 4 22.52 48 5.68 4 22.72
49 5.63 2 11.26 49 5.68 2 11.36
50 5.63 4 22.52 50 5.68 4 22.72
51 5.63 2 11.26 51 5.67 2 11.34
52 5.63 4 22.52 52 5.67 4 22.68
53 5.63 2 11.26 53 5.67 2 11.34
54 5.63 4 22.52 54 5.67 4 22.68
55 5.63 2 11.26 55 5.66 2 11.32
56 5.63 4 22.52 56 5.66 4 22.64
57 5.63 2 11.26 57 5.66 2 11.32
58 5.63 4 22.52 58 5.66 4 22.64
59 5.63 2 11.26 59 5.65 2 11.3
60 5.63 4 22.52 60 5.65 4 22.6
61 5.63 2 11.26 61 5.65 2 11.3
62 5.63 4 22.52 62 5.65 4 22.6
63 5.63 2 11.26 63 5.64 2 11.28
64 5.63 4 22.52 64 5.61 4 22.44
65 5.58 2 11.16 65 5.57 2 11.14

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

66 5.53 4 22.12 66 5.41 4 21.64


67 5.47 2 10.94 67 5.34 2 10.68
68 5.41 4 21.64 68 5.26 4 21.04
69 5.34 2 10.68 69 5.18 2 10.36
70 5.26 4 21.04 70 5.12 4 20.48
71 5.18 2 10.36 71 5 2 10
72 5.08 4 20.32 72 4.87 4 19.48
73 4.98 2 9.96 73 4.74 2 9.48
74 4.86 4 19.44 74 4.6 4 18.4
75 4.74 2 9.48 75 4.46 2 8.92
76 4.6 4 18.4 76 4.31 4 17.24
77 4.46 2 8.92 77 4.15 2 8.3
78 4.31 4 17.24 78 4 4 16
79 4.15 2 8.3 79 3.85 2 7.7
80 4 4 16 80 3.71 4 14.84
81 3.85 2 7.7 81 3.56 2 7.12
82 3.71 4 14.84 82 3.41 4 13.64
83 3.56 2 7.12 83 3.26 2 6.52
84 3.41 4 13.64 84 3.1 4 12.4
85 3.27 2 6.54 85 2.96 2 5.92
86 3.11 4 12.44 86 2.81 4 11.24
87 2.96 2 5.92 87 2.66 2 5.32
88 2.81 4 11.24 88 2.48 4 9.92
89 2.66 2 5.32 89 2.33 2 4.66
90 2.52 4 10.08 90 2.16 4 8.64
91 2.39 2 4.78 91 1.98 2 3.96
92 2.27 4 9.08 92 1.8 4 7.2
93 2.14 2 4.28 93 1.59 2 3.18
94 2.02 4 8.08 94 1.9 4 7.6
95 1.8 2 3.6 95 1.8 2 3.6
96 1.75 4 7 96 1.37 4 5.48
97 1.59 2 3.18 97 1.16 2 2.32
98 1.42 4 5.68 98 0.85 4 3.4
99 1.24 2 2.48 99 0.56 2 1.12
100 1.04 4 4.16 100 0.26 4 1.04
101 0.85 1 0.85 101 0 1 0
Jumlah (s) 1037.27 Jumlah (s) 1005.26
Luas Tangki (2/3 x l x Luas Tangki (2/3 x l x
470.2291 455.7179
s) s)

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

H
F
Frame Ordinat HK
S
25 5.18 1 5.18
26 5.25 4 21
27 5.31 2 10.62
28 5.38 4 21.52
29 5.44 2 10.88
30 5.5 4 22
31 5.55 2 11.1
32 5.59 4 22.36
33 5.62 2 11.24
34 5.65 4 22.6
35 5.66 2 11.32
36 5.68 4 22.72
37 5.69 2 11.38
38 5.7 4 22.8
39 5.707 2 11.414
40 5.71 4 22.84
41 5.72 2 11.44
42 5.727 4 22.908
43 5.728 2 11.456
44 5.728 4 22.912
45 5.727 2 11.454
46 5.727 4 22.908
47 5.727 2 11.454
48 5.72 4 22.88
49 5.72 2 11.44
50 5.72 4 22.88
51 5.72 2 11.44
52 5.72 4 22.88
53 5.72 2 11.44
54 5.72 4 22.88
55 5.72 2 11.44
56 5.72 4 22.88
57 5.72 2 11.44
58 5.72 4 22.88
59 5.72 2 11.44
60 5.72 4 22.88
61 5.72 2 11.44

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

62 5.72 4 22.88
63 5.72 2 11.44
64 5.71 4 22.84
65 5.7 2 11.4
66 5.68 4 22.72
67 5.66 2 11.32
68 5.63 4 22.52
69 5.6 2 11.2
70 5.56 4 22.24
71 5.51 2 11.02
72 5.45 4 21.8
73 5.38 2 10.76
74 5.3 4 21.2
75 5.21 2 10.42
76 5.12 4 20.48
77 5.01 2 10.02
78 4.89 4 19.56
79 4.77 2 9.54
80 4.63 4 18.52
81 4.48 2 8.96
82 4.43 4 17.72
83 4.15 2 8.3
84 3.99 4 15.96
85 3.83 2 7.66
86 3.63 4 14.52
87 3.52 2 7.04
88 3.37 4 13.48
89 3.21 2 6.42
90 3.04 4 12.16
91 2.86 2 5.72
92 2.67 4 10.68
93 2.4 2 4.8
94 2.23 4 8.92
95 2.01 2 4.02
96 1.77 4 7.08
97 1.53 2 3.06
98 1.29 4 5.16
99 1.04 2 2.08
100 0.78 4 3.12
101 0.53 1 0.53

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Jumlah (s) 1095.016


Luas Tangki (2/3 x l x s) 496.4073

Volume Tangki Sampai HDB Volume Tangki Sampai H


F F
Item Luas HK Item Luas HK
S S
WL
WL 0 315.3976 1 315.3976 315.3976 1 315.3976
0
1/2
1/2 HDB 429.6639 4 1718.656 455.7179 4 1822.871
H
HDB 470.2291 1 470.2291 H 496.4073 1 496.4073
Jumlah (s) 2504.282 Jumlah (s) 2634.676
Volume (1/3 x l x s) 465.3791 Volume (1/3 x l x s) 3688.547

IV. 4 Ruang Akomodasi


IV.4.1 Ukuran perabot
1. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
 Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
 Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
 Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
Jarak antar deck diambil 240 cm
2. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm
3. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis 80 x 50 x 80 cm
4. Lemari buku
Direncanakan ukuran lemari buku 80 x 35 x 100 cm

IV.5 Perlengkapan Navigation


Sesuai dengan Ship Design and Construction edisi revisi sname
Newyork, 1980 tentang perlengkapan lampu navigasi.

Gambar 2.Posisi lampu navigasi

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Tabel 4. Lampu Navigasi

1. Anchor
Light
Setiap kapal dengan l > 150 ft pada saat lego jangkar harus
menyalakan anchor light.

• Warna : Putih.

•Jumlah : 1 buah.

•Visibilitas : 3 mil ( minimal )

•Sudut Sinar : 360ᵒ horisontal.

•Tinggi : 6 meter dari geladak utama

•Letak : Forecastle. Gambar 3. Anchor Light

2. Lampu Buritan (Stern Light)

•Warna : Putih.

•Visibilitas : 2 mil ( minimal )

•Sudut Sinar : 1350 horisontal

•Jumlah : 1 buah.

•Tinggi : 3,5 meter.


Gambar 4. Stern Light
•Letak : Buritan

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

3. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)

•Warna : Putih.

•Visibilitas : 6 mil ( minimal )

•Sudut Sinar : 2250 horisontal

•Tinggi : 6 -12 meter

(di tiang agung depan jadi satu tiang dengan anchor ligth) : 12 meter .

Gambar 5. Mast Head Light

4. Lampu Sisi (Side Light)

•Jumlah : Starboard Side : 1 buah.


Port Side : 1 buah
•Warna :Starboard Side : Hijau
Port Side : Merah
•Visibilitas : 2 mil ( minimal )
•Sudut Sinar : 112,50 horizontal
•Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)

5. Morse Light

•Warna : putih.

•Sudut Sinar : 3600 horisontal

Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan
radar.

6. Tanda Suara

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di


pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap
kapal dengan panjang lebih dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan
peluit.

7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)

Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan
pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang
diletakkan di anjungan atau di ruang peta.

8. Radio Direction Finder dan Radar

Setiap kpal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi
dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak diruang peta
dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk
menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari
tubrukan

9. Kompas

Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 grosston harus dilengkapi


dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass
yang terletak diwheel house.

IV.6 Perencanaan Pintu, Jendela dan Tangga

A. Perencanaan Pintu
1. Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel water Tight Door)

Gambar 7. Watertigh Door

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

 Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca


bebas
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 800 mm
- Lebar : 800 mm
- Tinggi ambang : 300 mm

2. Pintu Dalam
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 750 mm
- Tinggi ambang : 200 mm

3. Ship Non Water Tight Steel Door


Digunakan untuk pintu gudang-gudang.
4. Ship Cabin Steel Hollow Door
Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.
5. Lorong
Lorong harus dipastikan mudah untuk dilewati lebar minimum lorong
80 cm.
B. Ukuran Jendela

 Jendela bundar tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751 ),


direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran
d = 400 mm.

 Jendela empat persegi panjang, direncanakan:


 1. Panjang ( W1 ) = 400 mm, Tinggi ( h1 ) = 560 mm
Radius ( r1 ) = 50 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm

 2. Panjang ( W1 ) = 500 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm


Radius ( r1 ) = 100 mm

 Untuk wheel house


Berdasarkan simposium on the design of ships budges :

 Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15o.


 Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.
 Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.

C. Tangga/Ladder

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

1. Accomodation Ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal.
Sedangkan untuk menyimpannya diletakkan di poop deck (diletakkan
segaris dengan railing / miring). Sudut kemiringan diambil 45o.

Sarat kapal kosong ( TE) :

LWT
TE =
LBP× B ×Cb ×1.004 ×1.025

= 1,49 m

a = (H + 2,4) – Te

= 6,957 m

Jadi:

a
Panjang tangga akomodasi ( L ) = sin 45∘

= 8,176 m

Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )

-Width of ladder = 800 mm

-Height of handrail = 1000 mm

-The handrail = 1500 mm

-Step space = 350 mm

2. Steel Deck Ladder

Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck


lainnya., direncanakan menggunakan deck ladder type A

- Nominal size = 700 mm

- Lebar = 700 mm

- Sudut kemiringan = 45o

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Interval of treads = 200 300 mm

- Step space = 400 mm

3. Ship Steel Vertical Ladder

Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole


dan digunakan untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:

- Lebar tangga = 350 mm

- Interval treads = 300 mm

- Jarak dari dinding = 150 mm

IV.6 Perlengkapan Kapal

A. Perhitungan alat bongkar muat


1. Tiang Agung (Mast)
Perencanaan SWL (Safe Working Load)

payload
SWL =
ns ×t ×nc

Dimana :

Payload = 1680,83 Ton

Waktu satu kali siklus = 10 menit

Jumlah siklus dalam 1 jam (ns) = 60/10

= 6 kali per jam

Waktu 1 kali bongkar muat (t) = 12 jam

Jumlah crane (nc) =1

1680 , 83
SWL =
6 ×12× 1

SWL = 23,34 ton/crane

= 2334 kg

Dari brosur TTS Cargo Crane dipilih :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Type = GPC
SWL = 25 Ton
Power = 150 kW
H2 = 3360 mm
H3 = 2210 mm
D = 2010 mm
Weight = 29 ton
Max outreach = 22 m

2. Jarak jangkauan Derrick Boom

S = (0.5 x B)+3+0.3
Cos 30o

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 0.5 (0.5 x 11.5)+3


Cos 30o
= 22,323 m
o Beban pada derrick boom
W= 0.1 x SWL x d ( m3 )
dimana : d = 0.96 D
= 0.96
= 2121,6 mm = 2,21 m
= 0,1 x 24597 x 2.21 m
= 5218.547 m3
o Tebal plat = 0,02D ( mm )
= 0.02*2210 mm

= 44.2 mm

Tinggi gooseneck dari upper deck = ( 2,6 – 2,8 ) m

Tinggi topping bracket dari upper deck = ( 0,6 – 0,8 ) L ( m )

3. Derrick Boom
Save pressure direncakan 2000 kg , diperoleh data sebagai berikut:
L1, L2, n, D, d, S, GI, GII

 Winch Motor ( Pe )
Pe = ( W x V )/ ( 75 x 60 ) ( HP )

Pe = (5218.547 x 30)/ (75 x 60)

= 34.79 HP

Dimana:

Pe = Effective Power ( HP )

W = Rated Load ( kg )

V = Rated Hoisting speed ( 30 m/min )

Input Of Motor Power ( Ip )

Ip = f x Pe ( HP )

= 1.1 x 34.79

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 40.08437 HP

Dimana:

f = 1,05 – 1,1

 Dari data di atas dapat diperoleh data sebagai berikut:


- Type Cargo Winch
- Pulls ( kN )
- Daya Motor ( kW )
- Berat ( kg )

B. Perlengkapan Keselamatan

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan


pelayaran yang sesuai yang ada.

Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 4, yaitu :

1. SEKOCI

Persyaratan sekoci/freefall penolong :

 Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat


duduk.
 Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari
tempat kecelakaan.
 Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung
dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.
 Stabilitas dan lambung timbul yang baik.
 Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi
miring 15o.
 Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
 Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio
kounikasi.

Pada kapal ini direncanakan menggunakan enclosed-life and rescue boat


sebagai berikut :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Gambar . Life Boat

Digunakan model buatan ERNST-HETECKE®

2. Perlengkapan Apung ( Bouyant Aparatus )

Yang dimaksud dengan alat-alat apung adalah semua alat yang


dapat terapung, yang dapat menahan orang-orang sehingga dapat tetap
terapung. Yang termasuk perlengkapan apung adalah :

2.1. Pelampung Penolong ( Life Buoy )

Persyaratan pelampung penolong:

 Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastik )


 Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.
 Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam
dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg besi.
 Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan
diberi tali pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan
lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan pada
dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau.
 Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 – 120
meter minimal 12 buah.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Gambar . macam-macam Pelampung Penolong

 Nama kapal ditulis dengan huruf kapital (besar)


 Dapat cepat dilepaskan, tidak boleh diikat secara tetap dan cepat
pula dilemparkan dari anjungan ke air.
Dijelaskan bahwa beberapa buah pelampung penolong harus
dilengkapi lampu yang menyala secara otomatis. Salah satu caranya
dilakukan sebagai berikut :

Dengan botol Holmes diikatkan pada pelampung yang diisi dengan :

- Karbit Kalsium (Ca CO3)

- Fosfat Kalsium (P2 CO3)

Tutup dari botol ini mempunyai tali yang diikat pada pagar geladak.
Pada waktu pelampung dilemparkan ke air, tutupnya akan terlepas dan
botolnya kemasukan air laut.

Karbid dengan air akan menimbulkan reaksi panas sehingga


fosfatnya terbakar, dengan demikian botol tersebut akan mengeluarkan
nyala yang dapat menunjukkan tempat dimana pelampung tersebut
berada, sehingga orang lain yang akan ditolong dapat mengetahuinya.

Apabila tabung ini dilemparkan ke air, maka pen itu akan terlepas
dari tabung sehingga mengakibatkan sebuah lubang pada tabung itu.

Untuk kapal-kapal tangki jenis Holmes Light harus dinyalakan


dengan listrik (baterai). Bagian luarnya adalah sebagai pengapung yang
terbuat dari kayu balsa. Sebelah dalam ialah tabung dari kuningan yang
berisi baterai. Sebuah lampu yang tertutup pelindung gelas dengan gasket

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

karet yang kedap air, yang akan menyala segera setelah lampunya berada
disisi atas, yaitu kedudukan pada waktu terapung di atas air. Lampu
tersebut akan menyala kira-kira 3 jam. Lampu tersebut harus selalu
diperiksa apakah menyala dengan baik, yaitu dengan cara meletakkan
lampu disisi atas.

2.2. Baju Penolong ( Life Jacket )

Persyaratan baju penolong:

 Mampu mengapung selam 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.


 Disimpan di tempat yang mudah di capai.
 Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan
minyak erta dilengkapi dengan pluit.

Gambar . Contoh baju Penolong

 Dibuat sedemikian rupa, sehingga menghindarkan pemakaian


yang salah, kecuali memang dapat dipakai dari luar dan dalam
(inside out)
 Dibuat sedemikian rupa, sehingga kepala dari si pemakai tetap
berada diatas permukaan laut meskipun dalam keadaan tidak
sadar
2.3. Rakit Penolong Otomatis (Inflatable Liferafts)

Adalah rakit penolong yang ditiup secara otomatis, alat


peniupnya merupakan satu atau lebih botol angin yang diletakkan
diluar lantai rakit. Botol angin ini harus cukup untuk mengisi atau
mengembangkan dengan apungnya,sedang alas lantainya dapat
dikembangkan dengan pompa tangan.

Apabila rakit akan digunakan maka tali tambatnya mula-mula


harus diikatkan di kapal, dan rakit yang masih berada ditempatnya
dalam keadaan terbungkus itu dilempar ke laut. Suatu tarikan dari

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

tali tambat, akan membuka pentil botol anginnya, sehingga raikt


akan mengembang.

Persyaratan Rakit Penolong Otomatis :

 Bila dijatuhkan ke dalam air dari suatu tempat 18 m tingginya


diatas permukaan air, baik rakit dan perlengkapan lainnya tak
kan rusak.
 Dapat dikembangkan secara otomatis dengan cepat dan dengan
cara yang sederhana.
 Berat seluruh rakit termasuk kantong, tabung, dan
perlengkapannya maksimum 180 kg.
 Mempunyai stabilitas yang baik
 Lantai dari rakit penolong harus kedap air dan harus cukup
mempunyai isolasi untuk menahan udara yang dingin.
 Dilengkapi dengan tali tambat yang panjangnya minimum 10 m,
dan di sisi luarnya terdapat tali pegangan yang cukup kuat.
 Rakit harus dapat ditegakkan oleh seseorang apabila rakit dalam
keadaan telah tertiup dan terbalik.
Perlengkapan Rakit Penolong Otomatis :

 Dua jangkar apung dengan tali (satu sebagai cadangan)


 Untuk setiap 12 orang disediakan 1 gayung spons dan pisau
keamanan
 Sebuah pompa tangan
 Alat perbaikan yang dapat menambal kebocoran
 Sebuah tali buangan yang terapung di atas air, panjangnya
minimum 30 m.
 2 buah dayung
 6 obor yang dapat mengeluarkan sinar merah yang terang
 Sebuah lentera (flash light) saku kedap air yang dapat digunakan
untuk sandi morse, dengan 1 set baterai cadangan dan 1 bola
cadangan yang disimpan di dalam tempat yang kedap air.
 Sebuah kaca yang bisa digunakan untuk sandi morse
 1/2 kilo makanan untuk setiap orang
 3 kaleng anti karat yang isinya masing-masing 0,36 liter air
untuk setiap orang
 Sebuah mangkok minim yang anti karat dengan skala ukuran
 6 pil anti mabok laut untuk setiap orang

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

 Buku penuntun tahan air yang menerangkan cara-cara orang


tinggal di dalam rakit
 Sebuah tempat kedap air berisi perlengkapan pertolongan
pertama, dengan keterangan-keterangan cara menggunakannya.
Pada bagian luar dari pembungkusnya dituluskan daftar isi.
3. Tanda Bahaya Dengan Signal Atau Radio

 Bila berupa signal dapat beruapa cahaya, misal


lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb.
 Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal
radio dalam sekoci, auto amateur resque signal transmitter dsb
4. Alat Pemadam Kebakaran

Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa:

 Foam ( busa )
 CO 2
 Air laut

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Gambar . Sistem Pemadam kebakaran dengan air laut

Gambar .
Sistem

Pemadam Kebakaran dengan CO2

IV. 7 Tutup Palka

A. Hatch Cover Jenis Single Pull


Jenis hatch cover yang paling umum ditemui ialah jenis single
pull. Bagian penutup palka ini terdiri dari sejumlah panel panel melintang
yang terentang sepanjang hatch way dan dihubungkan oleh rantai. Pada
posisi menutup, panel panel tersebut terletak secara beraturan pada hatch
coaming.
Untuk membuka cover single pull, securing cleats pertamanya
dilepas. Dan masing masing panel dinaikkan ke rodanya dengan bantuan
portable jack, dan roda eccentric (eccentric wheel) berputar 180o. Atau,
dapat menggunakan hydraulic lifting gear. Pada kondisi ini semua panel
penutup bergerak bebas baik ke depan ataupun ke belakang dikarenakan
adanya roda eccentric. Pergerakan dari panel dilakukan dengan bantuan

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

tali/rantai. Winch ditempatkan dibagian tengah panel utama. Rantai


tersebutmemungkinkan adanya penarikan antar panel.
Pada saat panel mencapai bagian belakang dari hatch way maka
berat dari panel tersebut ditopang oleh ballancing roller,yang terletak
dibagian tengah atas dari panel. Roda ballancing inilah yang akan
memutar panel 90o ketika panel telah mencapai sisi penopang demikian
seterusnya untuk panel berikutnya. Sewaktu hatch telah terbuka
seluruhnya, maka semua panel akan bersandar vertikal pada ruang
stowage (stowage space). Panel tersebut diikat dengan bantuan rantai dan
kait.
Untuk melepaskan single pull cover, rantai pengikat dilepaskan
dan tali penarik disiapkan, selama pengoperasian tersebut harus dipastikan
panel terletak pada lajurnya seperti ketika akan membuka. Ketika panel
pertama meninggalkan stowage position, panel akan berputar 90o sehingga
akan merebah pada coaming. Panel tersebut kemudian bergerak diatas
hatch way dengan roda penopang (eccentric wheel) dengan bantuan rantai
maka memungkinkan panel yang dibelakangnya bergerak hingga semua
panel telah merebah dan menutupi hatch coaming.

B. Konstruksi

Masing masing panel dari jenis penutup palka single cover biasanya
dirancang dari bahan mild steel plate. Stowage space untuk menempatkan
panel harus diberikan pada sisi dari hatch way.

Dikarenakan panel biasanya membuka secara vertikal, panjang


ruangan pelipatan panel untuk suatu panel hatch cover bagian depan atau
belakang dinyatakan sebagai :

Stowage length : ((0,05 x S x N) + (0.37 x L)) = 2,84 m

Dimana :

S : Panjang Bagian melintang dari panel (umulmnya dinyatakan


dengan lebar dari panel = 7 m

N : Jumlah Panel yang direncanakan = 6

L : Panjang Panel (m)

Stowage Length = 0,05 x 7 x 6 + 0,37 x 20 = 3,58

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Untuk penentuan harga N dipilih dalam batasan 2 -11 buah. Akan tetapi
biasanya dipilih antara 5-6 buah panel.

Celah antara kurang lebih 0,5 m harus diberikan untuk dapat digunakan
sebagai ruangan untuk lalu lalang crew.

C. Tinggi Ruang Stowage


Pada penutup palka jenis single pull terkadang penutup tersebut
dilipat dengan menggunakan winch yang berada di platform. Adanya
crane serta winch inilah yang menyebabkan terbatasnya ketinggian dari
ruangan peletakan hatch cover. Ketinggian ini diperkirakan setinggi
panjang panel (L) ditambah dengan clearence margin antara 300-500 mm.
Tinggi Coaming berhubungan dengan panjang panel. Panel
dengan lipatan yang sedikit akan menghasilkan ketinggian panel saat
ditegakkan menjadi cukup tinggi, terlebih bila panel tersebut didudukkan
pada panel coaming. Secara prinsip tinggi dari coaming kurang lebih
sebesar 2L.
Biasanya harga tersebut lebih besar daripada tinggi coaming pada
umumnya yaitu sekitar 450–600 mm (mengacu pada ILLC; International
Load Line Convension 1966). Masing masing panel dari jenis penutup
palka single cover biasanya dirancang dari bahan mild steel plate.
Stowage space untuk menempatkan panel harus diberikan pada sisi dari
hatch way.
Coaming frame yang tinggi memungkinkan penggunan panel yang
sedikit. Sehingga terjadi penurunan jumlah cross join. Sebaliknya dalam
beberapa kasus di kapal dapat saja ditemui tinggi dari coaming frame yang
rendah, lebih rendah dari ketentuan standar. Pengaturan yang tidak lazim

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

ini akan menghasilkan panel panel yang relatif pendek, sehingga


konsekuensinya ruangan peletakan akan menjadi panjang.

D. Lebar Dari Ruang Stowage

Ruang penempatan hatch panel yang telah ditarik dibuat lebih lebar
antara 0,5 hinggga 0,75 m.dari pada lebar hatch panel .

E. Variasi Variasi dari peletakan hatch cover

Beberapa modifikasi dari penataan hatch cover. Umumnya


pertimbangan dasar penataan yang berbeda ialah dikarenakan faktor
keterbatasan ruang penempatan serta kondisi konstruksi yang tidak
memuingkinkan. Salah satu konfigurasi ialah penataan hatch cover
Konfigurasi ini digunakan pada kapal bilamana ruangan stowage terbatas.

Jenis konfigurasi yang ada saat ini diantaranya :

1. Konfigurasi tipe M (M Type Configuration)

Konfigurasi tipe M ini memiliki kelebihan yaitu ukuran ketinggian


Stowage height tidak terlalu tinggi dibanding dengan stowage height
panel yang disusun secara vertikal.

Dengan membuat coaming frame pada bagian belakang mengalami


penurunan, maka panel panel tersebut akan tersusun secara miring
sehingga mengurangi ketinggian dari stowage height. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di gambar :

Gambar 2. Jenis Single Pull Type M

Jenis Single Pull Type M mengalami penurunan pada bingkai


swowednya. Hal ini menyebabkan panel dapat disusun lebih rendah
(stowed height) lebih rendah.. Dampak dari jenis penarikan ini ialah
penurunan ukuran ruangan penarikan.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

2. Konfigurasi type Piggy Back.

Jenis konfigurasi ini biasanya digunakan pada bulk carier.


Pertimbangan penggunalan type hatch cover ini berdasarkan akan
ketersediaan ruangan pada geladak yang tidak dimungkinkannya untuk
melakukan pergeseran pada sisi kapal atau pergeseran kearah
longitudinal kapal (side rolling atau end rolling).

Sistim ini biasanya terdiri dari dua panel dengan satu panel sebagai
panel yang nantinya akan dinaikkan lebih tinggi sehingga panel
berikutnya dapat masuk dan “menggendong” panel yang terangkat
tersebut. Panel yang menggendong tersebut dapat bergerak maju atau
mundur dengan bantuan roda keci (roll) sehingga memungkinkan panel
beserta gendongannya dapat berpindah sepanjang jalur hatch way sesuai
dengan keinginan.

Sistim ini dapat pula digunakan pada pasangan atau dua buah panel
dalam satu lokasi penutup ruang muat (hatch cover). Jika jumlah dari
panel tersebut lebih dari dua, maka disebut dengan “stacking” dan
diperlukan pengangkat yang lebih tinggi.

Cara kerja dari type piggy Back ini ialah setelah penutup dibuka
dengan suatu kunci, panel yang akan digendong diangkat lalu Panel
penggendong yang memilikiroller ditempatkan pada tracknya. Kedua
jenis panel tersebut diangkat dengan bantuan silinder hidraulik. Untuk
pengangkatan yang tinggi digunakan double action cylinders.Sedang
untuk pengangkatan yang lebih rendah digunakan single action
cylinders. Suatu motor listrik sebagai penggerak rantai (chain drive
motor) yang mana natinya digunakan sebagai penggerak panel
ditempatkan pada panel yang bergerak (panel penggendong) yang mana
akan menghampiri panel yang telah terangkat. Setelah beradapada
posisi yang tepat, panel yang terangkat tersebut diturunkan ke panel
penggendong. Pergerakan atau pemindahan posisi panel baik itu ke
depan atau ke belakang ambang palka (hatch coaming) dilakukan
dengan bantuan chain drive motor. Dengan menggunakan sistim ini
maka luasan bukaan palka dapat terbuka sekitar 50%.

IV.8 Penentuan Jangkar

Z = D2/3 + 2hB + A/10

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

dimana : D2/3 = 5025,07 2/3


= 294.213 ton
B = Lebar kapal
= 11,5 m
h = fb +  h
= (H - T) + (5 x 2.4)

= (6,05 – 4,51) + (5 x 2.4) m

= 14,55 m

A = Luas penampang membujur dari bangunan atas diatas sarat air pada
centre line m2
Maka,
A1 = top deck
= 1 m x 8.78 m
= 8.78 m2
A2 = Navigation deck
= 2,4 m x 8.78 m
= 21.072 m2
A3 = Bridge deck
= 2,4 m x 8.78 m
= 21.072 m2
A4 = Boat deck
= 2,4 m x 8.67 m
= 20.808 m2
A5 = Poop deck
= 2,4 m x 10.28 m
= 24.672 m2
A6 = Forecastle deck
= 2,4 m x 9.6 m
= 23.04 m2
A7 = Lambung Timbul
= LWL x ( H – T )
= 83.2 x (8.7 – 6.15) m2
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7
= 331.58 m2
maka : Z = 734.771 m2

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Karakteristik peralatan jangkar dapat ditentukan atau dilihat


berdasarkan harga Z pada BKI Rules Section 18 Tabel 18.2 , Z = 720 - 780,
sehingga diperoleh data jangkar sebagai berikut :
- Jangkar tanpa tongkat :
a. Jumlah jangkar = 2 buah
b. berat 1 jangkar = 2280 kg
- Rantai untuk jangkar
a. Panjang total = 467.5 m
b. d1 = 48 mm
c. d2 = 42 mm
d. d3 = 36 mm
- Tali tarik
a. panjang = 190 m
b. beban putus = 440 kN
- Tali tambat
a. Jumlah = 4 buah
b. Panjang = 170 m
c. beban putus = 480 kN
Kemudian dari data tersebut dapat diambil ukuran yang ada pada
jangkar, diambil dari katalog dengan tipe Hall.

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Berat jangkar = 2280 Kg, dan dari katalog diambil berat jangkar yaitu
2280 kg dari table dimensi jangkar dapat diketahui dimensi jangkar yang
akan dipakai pada kapal ini yaitu :
A = 2150 mm
B = 1657 mm
C = 763 mm
D = 255 mm
E = 1165 mm
F = 1165 mm
G = 260 mm
H = 340 mm
ǾF = 74 mm

B. Penentuan Rantai Jangkar

Setelah diketahui data-data dari jangkar, maka dipilih rantai jangkar


dari katalog, yaitu dengan :

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

a. Panjang total dipilih = 495 m


b. Diameter rantai jangkar dipilih = 2.20472 m
Komposisi dan kontruksi dari rantai jangkar meliputi :

a. Common link
1). 4,00 d = 192 mm
2). 6,00 d = 288 mm
3). 3,60 d = 172.8 mm
b. Large Link
1) 4.25 d = 204 mm
2) 6,6 d = 316.8 mm
3) 3.95 d = 189.6 mm
c. End Link
1) 4.35 d = 208.8 mm
2) 6,75 d = 324 mm
3) 4,0 d = 192 mm
d. Anchor kenter shackle
Anchor Kenter Shackle merupakan fungsi dari diameter chain yaitu 52
mm.
1) A = 4,5 D
2) B = 1,34 D
3) C =6D
4) D = 1,83 D

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

e. Swivel
1) A = 9,7 d = 465.6 mm
2) B = 6,3 d = 302.4 mm
3) C = 4,7 d = 225.6 mm
4) D = 3,6 d = 172.8 mm
5) E = 3,4 d = 163.2 mm
6) F = 1,1 d = 52.8 mm
7) G = 1,2 d = 57.6 mm

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

1. Penentuan Bollard

Gambar 11.9 Bollard

Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship And Marine Enginee
Vol IIIB) dipilih type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai
berikut :
- Ukuran Bollard adalah :
Type = 200 mm
M = 10,2 ton
T = 29 ton
h = 400 mm
d = 219 mm
c = 100 mm
e = 250 mm
i1 = 500 mm
i2 = 719 mm
Berat Bollard = 75 kg
Jumlah baut = 8 buah
Diameter = 1 1/8 inch
r1 = 45 mm
r2 = 105 mm

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

2. Penentuan Fairlaid
Dari Breaking Stress tali penarik maka diambil ukuran fairlaid
berdasarkan Practical Ship Building dan didapatkan ketentuan sebagai berikut:
Diameter D of Roller = 200 mm
Breaking stress of hawses = 45 ton
Diameter Bollard = 300 mm
Diameter of fastering bolt = 32 mm
Lenght ( L ) = 1400 mm
Breadht ( B ) = 350 mm
= 530 mm
Weight Design I = 350
Design II = 435
3. Hawse Pipe

Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung dari


ukuran dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari besi
tuang.
Untuk diameter rantai jangkar 52 mm
Bagian :

A = 9,0 d = 378 mm

B = 0,6 d = 28.8 mm
C = 0,7 d = 33.6 mm
D = 3,5 d = 168 mm
E = 5,0 d = 240 mm
F = 1,4 d = 67.2 mm
G = 47 d = 2256 mm
H = 37 d = 1776 mm
Bahan hawse pipe : Besi tuang
Tebal atas pipa : 26 mm
Tebal bawah pipa : 38 mm
Diameter dalam : 390 mm
4. Penentuan Chain Locker
Volume chain locker adalah :
Dimana :
Untuk menghitung volume chain locker denagan panjang rantai 100
fathon dapat kita tentukan dengan rumus sebagai berikut :
d = diameter rantai jangkar

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 48 / 25.4
= 1.88 m
Volume chain locker pada masing-masing rantai jangkar :
L× d 2
Sv =
183
Dimana :
L = panjang total rantai jangkar = 467.5 m
d = diameter rantai jangkar = 1.88 m
2
467,5 ×1,88
Sv =
183
Sv = 9,12 m3
Dimensi dari masing-masing chain locker sebelah kiri dan kanan adalah :
LxBxT = 2 m x 2.2 m x 2,075 m

5. Penentuan Mud Box


Volume mud box :
V = 0,5 x Volume chain locker
= 0,5 x 9,12
= 4,56 m3
Sehingga diperoleh dimensi ukuran mud box :
L x B x T = 2 m x 2.2 m x 1,04 m
6. Penentuan Tenaga Windlass, Capstan, dan Steering Gear
a. Penentuan Tenaga Windlass
 Gaya tarik cable lifter untuk menarik 2 jangkar adalah :
Tcl = 2.35 ( Ga + Pa x La ) kg
Dimana :
Ga = berat jangkar ( kg )
Pa = berat tiap rantai jangkar ( kg/m )
= 0,023 x d2
= 52.992 kg/m
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung ( m )
л × ƞm × Dd
=
60 × Va
= 190.22 m
Va = Kecepatan rantai jangkar ( m/s )
= 0.2 m/s
Dd = 0,013 x d = 0,624

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Ƞm = 523 ~ 1165 , diambil 1165


Tcl = 5929.551 kg

Torsi pada Cable Lifter


τcl = ( Tcl x Dcl ) / ( 2 x ƞcl ) kg.m
dimana :
ƞcl = ( 0,9 ~ 0,92 ), diambil = 0,92
Dcl = Dd
τcl = 2010.891 kg.m
Torsi pada poros motor windlass
τw = τcl / ( Ia x ƞa )
dimana :
ƞa = Efisiensi total ( 0,772 ~ 0,85 ), diambil =
0,85
Ia = ƞm / ƞcl
= 186.4
Ƞcl = ( 60 x Va ) / ( 0,04d )
= ( 60 x 2 ) / (0.04 x 48)
= 6,25
τw = τcl / ( Ia x ƞa )
= 2010.891 / (186.4 x 0,85)
= 12.69 rpm
 Daya efektif windlass
Pe = ( τw x ƞm ) / 716,2 (HP)
= 20.645 HP

Gambar. Windlas beserta dimensinya

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Type windlass = WTW - 60

- Rated Load = 30 Kn x 30 m/min

- Slack Speed = 60 m/min

- Rope = Ø100 x 120 m

- Brake Capa = 600 KN


b. Capstan

Gambar. Capstan

 Gaya pada capstan barrel


Twb = Pbr/60
Dimana :
Pbr = tegangan putus tali tambat = 200 KN = 200000 N
Twb = 3333.3 kg
 Momen pada poros capstan barrel
Mr = ( Twb x Dwb ) / ( 2 x Ia x ƞa ) ( kg m )
Dimana :
Dwb = 0,676 m
Ia = 186,4
Ƞa = 0.85
Mr = 6.564 kg.m
 Daya efektif
Pe = ( Mr x 1000 ) / 975 ( HP )
= (6.564 x 1000) / 975 (HP)
= 6.732 HP
VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number 2000 5000 5000 8000 8000 12000 15000 18000 22000
-26 -30 -45 -13 -30 -17 -13 -17 -17
Working lb 2000 5000 5000 8000 8000 12000 15000 18000 22000
Load Limit
kg 907 2268 2268 3628 3628 5442 6803 8163 9977

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Starting
Working lb 1000 2500 2500 4000 4000 6000 7500 9000 11000
Load Limit
Running kg 454 1134 1134 1814 1814 2721 3401 4082 4989

ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed m/mi 8 9 14 4 9 5 4 5 5
n
Rope in 5/8 1-1/8 1-1/8 1-1/2 1-1/2 1-3/4 2 - -
Diameter*
(Polypropylen mm 16 29 29 38 38 44 50 - -
e)
Rope in 5/8 5/8 5/8 3/4 3/4 7/8 1 1-1/4 1-1/4
Diameter*
(Spect-Set) mm 16 16 16 20 20 22 25 32 32

Hp 1.5 3 5 3 5 5 5 7.5 7.5


Motor
kW 1.1 2.3 3.8 2.3 3.8 3.8 3.8 5.7 5.7
lb 202 330 355 452 474 660 1124 1162 1379
Weight
kg 92 150 161 205 215 299 510 527 625
Dimensions in 9.00 9.00 9.00 14.5 14.50 14.50 17.00 17.00 17.00
A 0
mm 229 229 229 368 368 368 432 432 432
in 5.58 6.00 6.00 8.75 8.75 8.75 10.50 10.50 12.40
B
mm 142 152 152 222 222 222 267 267 315
in 14.66 26.3 26.39 27.6 27.62 30.00 32.00 32.66 51.66
C 9 2
mm 372 670 670 702 702 762 813 830 1312
D in 11.83 14.0 14.00 18.0 18.00 19.77 23.69 23.69 22.90
0 0
mm 300 356 356 457 457 502 602 602 582

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

10.0 11.8
in 8.95 10.05 11.81 13.75 16.09 16.09 11.88
E 5 1
mm 227 255 255 300 300 349 409 409 302
11.5 11.5
in 5.25 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50
F 0 0
mm 133 292 292 292 292 292 292 292 292
in 0.75 0.75 0.75 1.00 1.00 1.00 1.25 1.25 1.25
G
mm 19 19 19 25 25 25 32 32 32
in 4.00 7.00 7.00 7.00 7.00 9.00 11.00 11.00 11.00
H
mm 102 178 178 178 178 229 279 279 279
in 0.81 0.81 0.81 1.06 1.06 1.06 1.31 1.31 1.31
J
mm 21 21 21 27 27 27 33 33 33
11.0 17.5
in 11.00 11.00 17.50 17.50 21.00 21.00 21.00
K 0 0
mm 279 279 279 445 445 445 533 533 533

Dari Practical Ship Building dapat ditentukan:

- Type capstan = VC 15000 - 30

- Roop Speed = 4 m/min

- Weight = 510 kg

IV. 9 Steering Gear

¨ Luas daun kemudi


A = C1 x C2 x C3 x C4 x ( 1,75 x L x T )
100
Dimana :
C1 = Faktor untuk type kapal =1
C2 = Faktor untuk jenis kemudi =1
C3 = Faktor untuk bentuk daun =1

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

C4 = Faktor untuk penempatan kemudi =1


A = C1 x C2 x C3 x C4 x ( 1,75 x 65 x 4,51 )
100

A = 5,13 m2
Luas ballansir
A' = 23% x A
= 1.179 m2
Untuk baling-baling tunggal dengan
kemudi ballansir
λ = 1,8
λ = h/b
Dimana : h = Tinggi kemudi
b = Lebar kemudi
h = λ xb
= 1,8 x b
A = hxb
A = 1,8 x b2
b 2 = A /1,8
b2 = 4.78 m
b = 2.18 m
Maka :
h = 1,8 x b
= 4.635 m
b' = A'/h
= 0,503 m
¨ Gaya pada kemudi
CR = 132 x A x v2 x k1 x k2 x k3 x kt
Dimana :
v = kecepatan kapal ( knot )
k1 = ( ˄ + 2 ) / 3, dimana ˄ tidak boleh lebih besar dari 2 = 1,3
k2 = 1,1
k3 = 1,15, untuk kemudi dibelakang tabung baling-baling
kt = 1
CR = 269137 N
= 269.317 kN
¨ Kapasitas masin kemudi ( power steering gear )

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Pn = 1,56 x A x Va2 x sin α


Dimana :
α = 35ᵒ
Pn = 1109.37 kg
Momen puntir kemudi ( MP )
Mp = Pn ( x – a )
Dimana :
a = jarak poros kemudi = 0,46 m
x = b ( 0,195 + 0,305 sin 35 )
= 0.809 m
Mp = 387.267 kg.m
¨ Daya Steering Gear
D = ( 1,4 x Mp x nrs ) / (1000 x sg ) ( HP )
Dimana :
nrs = 1/3 x α/τ
α = 35ᵒ
τ = 30ᵒ
= 0,389
sg = 0,1 ~ 0,35
= 0,1
D = 2.108 HP
¨ Diameter tongkat kemudi ( Dt )
Dt = 9 x √3 Mp ( mm )
= 65.60 mm

IV. Perhitungan Daya Alat-alat Penerangan

a. Peralatan Navigasi
Dalam buku "Merchant Ship Design Hand Book V diberikan
ketentuan untuk peralatan navigasi sehingga diperoleh :

No Daya
Item
. (KW)

1 Marine Radar 0.5

2 Echo Sounder 0.3

3 RDF (Radio Direction 0.3

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Finder)

4 Navigasi Satelit (GPS) 1

5 Telegraf 0.08

6 Jaringan Telepon PABX 0.08

7 Radio SSB 0.3

8 VHF Multi Chanel 0.5

  Total = 3.06

Total kebutuhan daya = 3.06 (kW)

b. Lampu Navigasi
Dalam buku "Merchant Ship Design Hand Book V” juga
diberikan ketentuan untuk lampu navigasi sehingga diperoleh :
Daya
No Total
Item Daya Jumlah
.
(Watt) (Watt)

1 Lampu Utama (Head Mast Light) 500 1 500

2 Lampu Samping (Side Light)     0

  a. Startboard Side 50 1 50

  b. Port Side 50 1 50

3 Lampu Morse (Morse Signal Light) 100 1 100

4 Lampu Jangkar (Anchor Light)     0

  a. Bow Anchor Light 40 2 80

  a. Stern Anchor Light 40 1 40

5 Lampu Buritan (Stern Light) 75 1 75

Lampu Bongkar Muat (Cargo Handling


6 Light) 500 1 500

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

7 Lampu Pelayaran (range) 40 1 40

8 Lampu Sekoci 75 2 150

9 Lampu Sorot (Search Lihgt) 1000 1 1,000

∑= 2,585

Total kebutuhan daya = 2585 (W)


= 2,585 (kW)
a.) Penerangan Dalam
Penerangan dalam membutuhkan daya berdasarkan luas ruangan
Adapun ketentuannya yaitu :
rata-rata lumen lampu = 50 lum/W
faktor kerugian (0,7 ~ 0,8) = 0.8
faktor pemanfaatan (50 ~ 65 %) = 65%
a. Main Deck
Dimensi (m) Daya yang
No 2
Item Jumlah W/m dibutuhkan
. P L (Watt)

1 Boatswain 2 2,56 4,12 20 422

2 Oiler 2 2,56 3,95 20 404

3 Mess Room 4 5,12 3,74 20 1.532

4 Cold Storage 3 2,55 3,11 20 476

5 Dry Storage 3 5,86 2,66 20 935

6 Steering Gear Room 6 2,67 4,9 30 2.355

7 Gudang dan Peralatan 2 2,89 5,79 20 669

8 Musholla 2 6,2 4,13 20 1.024

9 Steward 2 2,56 3,11 10 159

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

10 Chief Engineer Assistant 2 2,56 3,4 20 348

11 Seaman 2 2,56 3,95 20 404

12 Electrician 2 2,56 4,12 20 422

13 Toilets 4 1,92 2,5 10 192

14 Galley 3 2,56 3 20 461

15 Pantry 3 1,92 3 20 346

16 Gang Way 10 16 2 20 6.400

17 Tangga 1 2,12 0,8 20 34

Jumlah = 16.584

b. Poop Deck
Daya yang
No 2
Item Jumlah Dimensi (m) W/m dibutuhkan
.
(Watt)

      P L    

1 Chief Engineer 2 3,2 3,36 20 430

2 Quarter Master 1 2 2,56 3,16 20 324

3 Quarter Master 2 2 2,56 2,98 20 305

4 Second Engineer 2 4,76 2,8 20 533

5 Laundry 2 3,19 2,33 20 297

6 Meeting Room 4 4,48 2,55 20 914

7 Sitting Area 4 5,11 2,99 20 1.222

8 Third Engineer 2 2,56 3,16 20 324

9 Chef 2 3,2 3,36 20 430

10 Toilets 4 1,27 3,55 10 180

11 Gang Way 8 14,08 3,55 20 7.997

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

12 Tangga 1 2,12 0,8 20 34

Jumlah =  12.991

c. Boat deck
Dimensi (m) Daya yang
No 2
Item Jumlah W/m dibutuhkan
. P L (Watt)

1 Docter 2 3,84 3,81 20 585

2 Chief Officer 2 3,19 2,33 20 297

3 Mushollah 2 3,2 2,11 20 270

4 Sitting Area 2 3,2 2,11 20 270

5 Officer 2 3,19 2,33 20 297

6 Clinic 2 3,4 3,81 20 518

7 Toilets 3 1,27 2,64 20 201

8 Gang Way 6 7,68 1,42 20 1.309

9 Tangga 1 2,12 0,8 20 34

 Jumlah = 3.782

d. Bridge Deck
Daya yang
No Jumla 2
Item Dimensi (m) W/m dibutuhkan
. h
(Watt)

P L

1 Captain Room 2 3,83 4,32 20 662

2 Office 4 4,47 2,33 20 833

3 Captain Mess Room 2 6,64 3,43 20 911

4 Meeting Room 4 3,4 3,26 20 887

5 Battery Room 2 2,2 3,3 20 290

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

6 Radio Operator 2 3,83 4,32 20 662

7 Toilet 2 1,27 1,62 10 41

8 Gang Way 6 7,667 0,16 20 147

9 Tangga 1 2,12 0,8 20 34

Jumlah = 4.467

e. Navigation Deck
Daya yang
No 2
Item Jumlah Dimensi W/m dibutuhkan
.
(m)   (Watt)

      P L    

1 Radio Room 6 2,8 2,5 20 840

2 Chart Room 3 2,8 2,5 20 420

3 Navigation 3 5,44 8,94 20 2.918


Room

4 Gang Way 4 6,404 1,2 20 615

5 Tangga 1 2,12 0,8 20 34

        Jumlah = 4.827

Daya Total = 42,6 kW

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB V

PENUTUP

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

JUWITA NURDIN
D091191012
DESAIN SISTEM PERMESINAN I
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………
………

JUWITA NURDIN
D091191012

Anda mungkin juga menyukai