Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

“Sistem Instalasi Perpipaan”

OLEH :

JUWITA NURDIN

D091191012

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA
2021
1. Pengertian system pelumasan
Pelumasan adalah suatu sistem atau rangkaian pada kendaraan di mana pelumas ditampung,
disedot, disaring, kemudian didistribusikan secara menyeluruh ke setiap bagian mesin. Media pelumas
yang digunakan pada sistem ini adalah oli yang mampu masuk hingga ke celah mesin.

Sistem pelumasan adalah suatu cara kerja yang teratur antara bagian utama pelumasan dengan
minyak pelumas untuk melakukan pelumasan sehingga mencapai tujuan, yaitu bagian-bagian yang
perlu dilumasi. Bila dua permukaan logam ditekan dan kemudian digerakkan maka akan timbul
gesekan. Gesekan mekanis makin besar bila permukaannya dalam keadaan kering. Bila antara dua
permukaan itu ada lapisan pelumas sehingga kontak langsung antara kedua permukaan logam itu
diperkecil, maka gesekan itu akan turun. Oleh karena itu untuk memperkecil gesekan, maka diberikan
lapisan pelumas sehingga gesekan yang terjadi adalah dengan molekul-molekul pelumas. (W.J.S.
Poerwadarminta, 2010).

2. Fungsi system pelumasan


Fungsi dari sistem pelumasan
a. Untuk menjaga bagian mesin dari korosi.
b. Untuk menjaga bagian mesin dari keausan.
c. Untuk membersihkan bagian-bagian mesin.
d. Untuk mendinginkan bagian-bagian mesin

3. Komponen-komponen
- Bak oli
Bak oli merupakan salah satu komponen pelumasan yang berfungsi untuk menampung oli.
Komponen ini menyimpan cadangan oli yang nantinya akan digunakan untuk melumasi mesin.
- Pompa oli
Komponen ini berfungsi untuk menghisap dan menyalurkan oli pada mesin. Kinerja komponen
pompa oli bergantung pada putaran mesin dari camshaft, crankshaft, atau timing belt. Pompa oli
bekerja dengan menyalurkan oli yang bertekanan ke semua saluran mesin. Kemudian oli tersebut
pada akhirnya dibuang melalui saluran perkaitan yang berada di ujung pompa. Proses ini bertujuan
untuk melumasi seluruh bagian lain dari mesin yang terbuka. Adanya pompa oli membuat beluruh
komponen mesin mendapat pelumas tanpa tekanan.
- Filter oli
Komponen lain yang digunakan dalam sistem pelumasan adalah filter oli. Komponen ini bertugas
sebagai penyaring oli dari kotoran sehingga oli tidak cepat kotor. Apabila oli yang diproses dalam
sistem ini terkontaminasi oleh kotoran, maka pelumasan tidak akan berfungsi secara maksimal.
Pelumas yang bekerja di sebuah kendaraan tidak boleh mengandung kotoran sedikitpun. Partikel
dan kotoran yang ada dalam oli dapat menyebabkan celah mesin yang rapat akan tergores.
- Strainer
Komponen ini berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer atau penyaring dapat
menyaring kotoran hingga yang berdiameter satu milimeter. Komponen pompa oli berada di antara
lubang pompa oli dengan pompa oli, yaitu bertugas sebagai lubang isap pelumas menuju pompa
oli.
- Pressure Valve
Pressure valve atau katup tekanan merupakan sebuah komponen pelumasan yang bertugas untuk
mengatur tekanan pelumas. Pengaturan ini dilakukan utamanya ketika mesin sedang bekerja
dengan perputaran yang tinggi. Ketika mesin berputar tinggi, volume oli yang bergerak dari pompa
oli mengalami pertambahan. Sedangkan saluran oli memiliki batas kemampuan. Oleh karena itu,
pengaturan tekanan pelumas dibutuhkan agar tekanan oli tetap stabil. Kerja dari komponen yang
satu ini memiliki hasil akhir untuk mengembalikan oli pada carter. Proses ini berlangsung ketika
tekanan pelumas atau oli sedang naik.
- Switch Oli
Switch oli merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi untuk mengetahui hasil kerja dari pompa
oli. Komponen ini bertugas untuk memberitahukan kepada Anda terkait cukup atau tidaknya
tekanan pompa oli untuk melumasi mesin. Anda akan dapat mengetahui hal tersebut ketika
memutar kunci kontak Anda pada posisi on. Lihatlah pada dashboard apakah lampu indikator oli
kendaraan Anda menyala. Apabila lampu ini menyala berarti komponen switch berfungsi dengan
baik. Namun sebaliknya, ketika mesin dihidupkan lampu indikator oli harus mati. Apabila lampu
indikator oli hidup saat mesin dihidupkan, periksalah oli mesin Anda. Kemungkinan ada sesuatu
yang bermasalah pada pelumasan kendaraan Anda.
- Oil gallery
Oil gallery adalah saluran pelumasan yang berfungsi sebagai jalan oli atau pelumas pada mesin.
Komponen ini berupa lubang pada blok mesin yang akan dilumasi. Lubang ini akan mengantarkan
pelumas pada perangkat yang harus mendapat pelumasan.
- Oil jet
Oil jet merupakan sebuah komponen pelumasan yang berada di bawah silinder mesin. Komponen
ini bertugas menyemburkan oli atau pelumas ke batang penggerak.
- PCV valve
Komponen yang satu ini tidak kalah penting. Komponen Positive Crankcase Ventilation valve atau
disingkat PCV valve merupakan bagian dari rangkaian saluran mesin. Komponen ini berupa
saluran ventilasi udara yang terdapat pada ruang engkol mesin. PCV valve berguna untuk
mengeluarkan gas atau udara yang telah terkontaminasi. Pada rangkaian pelumasan mesin
kendaraan, PCV valve berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran dalam mesin. Pada
akhirnya, komponen ini dapat menjaga kestabilan tekanan pada mesin.

4. Cara kerja Sistem Pelumasan


Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada bagian paling bawah
mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan dari engkol mesin.

Agar lebih jelas simak gambar sistem pelumas berikut.

 Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada bagian inlet
hose oil pump.
 Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh pompa.
 Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
 Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
 Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan ke oil jet,
 Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm selanjutnya oli
kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
 Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah silinder untuk
melumasi bagian piston dan connecting rod.
 Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop. Sehingga
ketika poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke
seluruh bagian mesin

5. Diagram Pipa Sistem Pelumasan


6. Perhitungan daya pompa system pelumasan

 Data Kapal

a. Nama Kapal : Sarana Perkasa

b. Type kapal : General cargo

c. Muatan : Kentang dan sawit

d. Kecepatan : 10 Knot
e. Radius pelayaran : ± 498 seamiles

f. Lama Pelayaran : 48 jam

g. Total hari berlayar: ± 3 hari

h. Jumlah crew : 10 orang

i. DWT : 2431 ton

j. Ukuran utama :

 Lwl : 67.6 m

 Lbp : 65 m

 B : 11.5 m

 H : 6.05 m

 T : 4.51 m

 Vs : 10 knot

 Cb : 0.69
Dalam Perhitungan Tahan dengan mengguinakan metode holtrop diperoleh Tahanan Total ( RT )
Rtotal(RT) = RF (1 + k1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA
= 44, kN
Sehingga diperoleh Daya Efektif (EHP) = RT . vS
= 227,64 kW
= 305,28 Hp

Sehingga kita dapat menghitung daya untuk motor penggerak :

 Menghitung Delivered Horse Power (DHP)

QPC = ηH x ηrr x ηo
= 0,585086
DHP = EHP / QPC
= 342,12 kW
= 458,79 Hp
 Menghitung Shaft Horse Power (SHP)

SHP = DHP / ηs
= 349,10 kW
= 468,15 Hp
 Menghitung Power Main Engine
(BHP) BHPscr = SHP / 0,98
= 356,22 kW
= 477,71 Hp

BHPmcr = BHPscr / 0,85


= 419,09 kW
= 562,01 Hp
 Data Mesin
MEREK MESIN : YUCHAI DAYA MESIN :

455 Kw
BORE : 200 mm
STROKE : 210 mm
BERAT : 4700kg
SPEED :1200rpm
Lenght : 2822 mm
Width : 1262mm
Height : 2142,4mm
Sistem pelumas
LUBRICATING OIL SYSTEM
Volume Tangki (m^3) 0.057604213
NO PERHITUNGAN RUMUS HASIL SATUAN REFERENSI
t = v/s
t = Waktu Pelayaran (s)
1 WAKTU PELAYARAN 2.825 Hari
v = Kecepatan Kapal (m/s)
s = Jarak Pelayaran (m)
Kebutuhan Bahan Bakar Perhari (K) 0.020 m^3
2 Lama Pemompaan (P) 0.250 Jam
Volume Bahan Bakar Yang Dipindahkan (V) = K x P 0.005 m^3 Sistem Pipa Pada Kapal Berdaya Mesin 2655 Hp.
Q = V/L 0.020390872 m^3/Jam Pg : 7 dan Pompa dan Kompresor oleh Sularso dan
3 DEBIT ALIRAN (Q) V = Volume Tangki (m^3) 0.000339848 m^3/Menit Haruo Tahara
L = Waktu Pengisian (0.25 Jam) 5.66413E-06 m^3/Detik
Tabel 2.10 Tentang Diameter Pipa untuk Q =
4 DIAMETER PIPA 0.04 m
<0.20 maka D = 40 mm
v = Q/A 0.004505559 m/Detik
5 KECEPATAN ALIRAN (v)
A = (1/4*∏D^2) 0.001257143 m^2
H = ha + ∆hp + hi + v^2/2g
7.99002330
H = Head Total Pompa (m)
ha = Head Statis Total (m)
ha = hy+hx
7.99
hy = H - HDB KM
hx = HDBM-0.05
∆hp = hp2 - hp1(m) 0 Pompa dan Kompresor oleh Sularso dan Haruo
hi = hi1+hi2 2.22649E-05 Tahara dan Perhitungan dan Pemilihan Pompa
4 HEAD POMPA (H) hi1=10,666.Q1,85.L/ m pada Instalasi Pengolahan Air Bebas Mineral
Iradiator Gamma Kapasitas 200 Kci
C1,85.D4,85
Q = Debit Aliran (m^3/Detik)
L = Panjang Pipa Lurus (13 m) 2.22649E-05
D = Diameter Pipa (m)
C = Koefisien jenis Pipa Galvanis (123.2)
hi2 = (v^2/2g )*K 0
v^2/2g = Kecepatan Aliran (m) 0.00000103
P = Pw/ƞp
Pw = 0.163 x Q x H x ϒ 0.000467198 KW
ƞp = Efisiensi Pompa (0.9) Pompa dan Kompresor oleh Sularso dan Haruo
5 DAYA POMPA (P) ϒ=Massa Jenis (0.95 kgf/l) Tahara
H=Head pompa (m) 0.000626522 HP
Q=Debit(m^3/min)
7. Instalasi perpipaan

8. Rules BKI
Menurut peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume III 2016 Section 11. H.2 dinyatakan:
1. Persyaratan umum
- Sistem minyak pelumas harus dikontruksi untuk menjamin keandalan pelumas pada
semua range kecepatan dan selama mesin mengalami penurunan kerja dan untuk
menjamin pemindahan panas yang cukup.
- Pompa – pompa utama harus tersedia untuk menyuplai minyak pelumas ke mesin.
- Pelumasan darurat, suplai minyak pelumas darurat yang sesuai (seperti tanki gravitasi)
harus disusun sehingga secara otomatis dapat digunakan pada saat suplai dari pompa
mengalami kegagalan.
2. Lubricating oil treatment
- Peralatan yang diperlukan untuk treatment yang sesuai dari minyak pelumas (purifier,
saringan, back-flusing otomatis, saringan, dan centrifuge free-jet) harus disediakan.
- Pada kasus mesin bantu kerja pada heavy oil yang mana disuplai dari suatu lubricating
oil drain tank biasa, peralatan yang sesuai harus dipasang untuk menjamin apabila terjadi
kegagalan dari sistem treatment minyak lumas biasa.
3. Jalur pipa
- Saluran pengisian dan hisap pada tangki gravitasi, tanki setling dan tanki penyimpanan
dari minyak pelumas diletakan diatas dasar ganda yang mana dialirkan menuju tangki
dibawah tank top harus dipasangi dengan tanki dengan katup shutoff yang dioperasikan
dengan remote yang mana dapat juga ditutup dari luar ruangan dimana tangki disusun.
- Ketika saluran minyak pelumas harus dialirkan di sekitar mesin –mesin panas seperti
turbin uap, pipa – pipa baja yang mana seharusnya panjangnya sama dan apabila perlu
dilindungi, harus digunakan.
4. Saringan
- Saringan minyak lumas harus diatur pada saluran tekan pompa.
- Ukuran mesin dan kapasitas saringan harus didasarkan pada persyaratan pembuat mesin.
- Suplai yang tidak tergangu dari minyak yang disaring harus dijamin dibawah kondisi
pembersihan dan perawatan dari peralatan saringan.
- Mesin untuk suplai daya darurat dan untuk pompa kebakaran darurat disediakan dengan
simplex filters.
- Saringan saluran pertama harus disediakan dengan monitoring tekanan yang berbeda.
Sebagai tambahan, siklus back flushing dari saringan otomatis harus dimonitor.
5. Pendingin minyak pelumas
- Pada perencanaan turbin dan mesin besar direkomendasikan untuk disediakan lebih
dari satu pendingin.

6. Indikator ketinggian minyak


- Mesin – mesin yang mempunyai minyak sendiri harus disediakan suatu peralatan
untuk menentukan ketingian minyak dari luar selama operasi. Persyaratan ini juga
diaplikasikan pada gear reduksi, thrust bearing dan shaft bearing.
7. Pompa – pompa minyak lumas
- Pompa – pompa utama dan stand-by yang independen harus diatur. Pompa utama
yang digerakan oleh mesin induk harus didesain sehingga suplai minyak pelumas
dijamin pada range operasi

Anda mungkin juga menyukai