Tujuan T I U : - Praktikan mampu merencanakan suatu sistem perpipaan - Praktikan dapat melakukan perawaten dan perbaikan sistem perpipaan. TIK:Praktikan mampunyai dasar dasar perencanaan sistem perpipaan. Praktikan dapat menggambar isometri sistem perpipaan. Praktikan mampu menghitung dan merangkai sistem perpipaan. Praktikan memahami kontruksi valves dan mampu memperbaiki kerusakannya. - Praktikan mampu melakukan pekerjaan perpipaan seperti: Snay, bending dan fit-up pipa.
1. Sistem dan instalasi pipa yang menyangkut pelayanan terhadap kapal antara lain: Pelayanan terhadap kapalnya : - Sistem bilga, yaitu sistem yang berfungsi untuk membersihkan segala kotoran yang timbul di kapal (khususnya dalam kotoran cair) - Sistem Ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal dalam keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal) Motor Penggerak : - Fuel Oil Sistem - Oil Sistem - Cooling sistem - Start & air pressure sistem
2.
1. Secara umum dalam Perancangan Sistem dan Instalasi Pipa mencakup beberapa aspek antara lain : Aspek teknis Menyangkut tentang perhitungan teknis, merancang gambar instalasi baik cara kerja dan tujuan dari sistem, kelengkapan yang disertakan/dipakai demi keselamatan&kesinambungan kerja, penentuan bahan/material yang dipakai Aspek Ekonomis Meliputi pertimbangan dalam penentuan harga bahan/ material, dan kemudahan /ketersediaan bahan di pasar, jumlah/satuan volume pipa dan perlengkapan yang dipakai dalam suatu sistem
2.
3.
Aspek Operasional Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan dan perbaikan sistem
Dalam implementasi di lapangan seorang desainer sistem akan menghadapi tiga pihak yang terkait dengan kepentingan yang berbeda, yaitu : - Pihak Pemesanan (Owner), yang umumnya menghendaki dibuatkan suatu sistem yang handal dan memenuhi persyaratan yang diperlukan, baik dari segi perasional maupun dari segi keselamatan dengan biaya yang paling murah
Biro Klasifikasi, yang berpegang pada peraturan-peraturannya pemenuhan persyaratan teknis dan keselamatan yang ada
untuk
- Pihak Galangan kapal, sebagai badan usaha dengan sudut pandang bisnis seperti pemilik/pemesan kapal. Bagaimana agar dapat menyelesaikan secepatnya pekerjaan tersebut, serta kemudahan cara pengerjaan dan mendapatkan barang perlengkapannya
Dengan dasar pemenuhan keinginan dari beberapa pendapat orang/badan tersebut, para ahli dibidang perancangan memenuhi dengan beberapa cara, diantaranya timbul pemisahan tahap-tahap perancangan dengan mengaitkan segi pelaksanaan yang sebenarnya di lapangan, dengan memandang kapal sebagai Total Sistem (dalam tahap Basic Design). Selanjutnya masuk pada masing-masing sistem yaitu tahap Fungsional Design, pada tahap mengaitkan antara sistem dengan bagian kapal yang dibangun disebut dengan Transision Design, dan untuk proses pembengunan instalasi dikaitkan antara bagian kapal, daerah dan tahapan fabrikasi disebut Detail design Gambar rancangan instalasi pipa di galangan di era 1980-an mulai mengarah ke gambar isometric. Awalnya dari diagram instalasi pipa dengan skema proyeksi bidang dibuat model skala kamar mesin. Model skala ini mewakili kamar mesin kapal yang akan dibangun dengan menggunakan skala 1:10 atau 1:20. Rancangan pipa pada model skala ini ditinjau kembali untuk penyempurnaan oleh para ahli, bila sudah dianggap paling optimum baru dibuat gambar isometrik. Saat ini pembuatan model skala yang cukup mahal dialihkan dengan membuat model dengan bantuan komputer/CAD saja.
Suatu sistem instalasi pipa merupakan rangkaian satuan benda yang bisaanya terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain: Sumber fluida yang akan dipindahkan (sea chest atau tangki) Pipa sebagai sarana transportasi fluida Katup untuk menghentikan dan mengatur aliran serta penyelamatan sistem Pompa sebagai tenaga untuk menghasilkan aliran fluida Peralatan lain yang berfungsi sebagai penyambung/ pembersih/ pemisah aliran dari kotoran atau fluida yang lain Tempat penampungan akhir/ pembuangan fluida yang dialirkan
TANGKI
Keberadaan tangki dalam badan kapal berfungsi sebagai tempat/alat penampung fluida cair. Tangki bisa berfungsi sebagai tempat sumber aliran maupun sebagai tempat tujuan/ buangan fluida tergantung pada fungsinya. Bentuk tangki-tangki dikapal ada yang berdiri sendiri dan ada pula yang merupakan bagian dari konstruksi badan kapal. Dengan kata lain ada tangki yang dibuat sendiri dan ada pula tangki yang memanfaatkan ruang kosong dari konstruksi atau tangki yang sengaja dibuat dengan memanfaatkan bagian dari konstruksi Penamaan tangki disebutkan sesuai dengan letaknya, contohnya : tangki dasar ganda (double bottom tank), tangki sayap samping (wing tank), tangki ceruk haluan (forepeak tank), tangki ceruk buritan (afterpeak tank) dll.
TANGKI
Pada General Arrangement pada umumnya penulisan nama tanki langsung ditulis sesuai dengan fungsi pemakaian atau pengisi fluidanya, seperti pada tanki ballast, tangki bahan bakar (fuel oil tank), tangki air tawar (F.W. Tank) dll Perlengkapan yang ada pada sebuah tangki sesuai fungsinya umumnya antara lain: Pipa pengisian dan pipa pengeluaran Pipa udara (Vent pipe) Pipa duga (Sounding pipe) Pipa pengeringan (drain pipe) dan sumbat (drain plug) Man hole Pipa limpah (overflow pipe)
TANGKI
Terdapat bagian tangki sebagai pemisah antara suatu ruang dengan ruang yang lain, atau antara dua tangki yang berbeda pemakaiannya (missal tangki minyak dengan ruang kamar mesin, atau antara tangki minyak dengan tangki air tawar, ballast dll) yang disebut dengan cofferdam. Tangki/ ruang ini pemisah yang kedap ini harus dilengkapi pula dengan beberapa perlengkapan untuk tangki seperti disebut diatas kecuali untuk pipa pengisian. Pada gambar instalasi keberadaan tangki umumnya disertai dengan kapasitas/volume yang tersedia dalam satuan m3, disamping perlengkapan yang ada. Cara pengisian/ pengeluaran fluida cair dalam tangki dapat dilakukan dengan sistem gravitasi (curah) atau dengan aliran fluida hasil kerja pompa.
SEA CHEST
Sea chest disebut pula sebagai lemari lambung atau kotak laut. Kebutuhan air laut di kapal diambil melalui lambung yang dibuat di badan kapal dengan sebutan Sea Chest. Letaknya bisa pada plat dasar (bottom plate) dan/atau di daerah plat sisi lambung dibawah garis air muatan kosong sampai dengan sekitar plat bilga. Sea chest umumnya diletakkan pada ruangan kamar mesin dimuka lubang-lubang buangan air sisa/kotor. Sistem yang memerlukan air laut di dalam kapal cukup banyak, diantaranya adalah sistem ballast, sistem pendingin motor penggerak, sistem pemadam kebakaran dan sistem saniter. Dengan demkian kebutuhan seachest tidak hanya satu atau dua saja, akan tetapi bisa tiga atau lebih
SEA CHEST
Konstruksi seachest dibuat sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi. Plat lambung dilubangi dengan dibatasi oleh jarak gading, yang dapat diperpanjang adalah arah dari bawah ke atas. Yang harus dperhatikan bahwa setiap melubangi plat kulit diharuskan pula untuk mengganti bagian konstruksi yang berlubang tersebut. Bentuk penggantian dapat berupa plat rangkap (doubling plate) dan sangat dianjurkan dengan menambah penebalan plat disekitar lubang dengan 1,2 kali tebal plat disekelilingnya. Luas penebalan plat atau plat rangkap ini minimal seluas lubang yang dibuat.
SEA CHEST
Peralatan yang ada pada seachest antara lain : Katup, pada masa lalu disebut sebagai Kingston valve. Katup ini berfungsi sebagai alat membuka/menutup aliran air laut dari luar ke dalam kapal. Pipa udara, untuk mengeluarkan udara yang terdapat/terkurung dalam seachest. Pipa penghembus (Blow pipe), yaitu pipa saluran udara bertekanan tinggi guna membersihkan kotoran yang menyumbat lubang pemasukan. Saringan, penghindar kotoran agar tidak masuk dalam ruang penghisapan. Jumlah luasan lubang saringan disyaratkan minimal 1,6 kali luasan pipa discharge. Zink anodes, sebagai perlengkapan mencegah korosi (katodic protection)
SEA CHEST
Pemutar katup pada seachest harus dapat dioperasikan dengan mudah dari atas pelantaian wrang, atau pemutar katup bisa diletakkan diatas wrang plat. Pipa udara mempunyai diameter dalam minimal 32 mm dan dilengkapi dengan katup yang dapat ditutup secara cepat (shut-off) dari atas geladak kedap. Pipa penghembus dianjurkan mempunyai tekanan tidak lebih dari 2 bar, kecuali untuk kapal yang direncanakan khusus tekanan hembusnya melebihi tekanan tersebut. Dalam menentukan luasan lubang seachest pada lambung tergantung pada kebutuhan jumlah air laut yang diperlukan. Misalnya kebutuhan air laut Q m3/detik untuk satu seachest. Paling tidak pada awalnya ditentukan dulu kecepatan air laut di dalam pipa dalm v m2/det. Dengan demikian dari persamaan Q = v.A akan didapatkanluas penampang pipa yang dibutuhkan.
KELENGKAPAN PIPA
Perlengkapan pipa dapat berupa katup, cerat, reduser, saringan fluida, pemisah fluida (separator), ekspansion, potongan pipa cabang, penembus dinding kedap dan yang lainnya. Dalam dunia industri yang memproduksi pipa dan perlengkapannya selalu memakai standart ketentuan yang berlaku di negara produsen. Tetapi dengan berlakunya globalisasi dunia perdagangan selanjutnya memakai International Standart Organisation (ISO). Untuk sistem pipa, fungsi dari pipa dan perlengkapannya merupakan wadah / tempat transportasi aliran fluida yang memiliki sifat mekanis dan kimiawi.
KELENGKAPAN PIPA
Berdasarkan sifat mekanis dari fluida, para ahli mengambil ketentuan standart pembuatan pipa berdasarkan tekanan (P) dan temperatur (T) kerja maksimum dari suatu sistem. Sifat kimiawi dari fluida untuk keperluan dunia kelautan dan perkapalan, material pipa dikelompokkan lagi berdasarkan erosi dan korosi yang akan terjadi .
KLASIFIKASI PIPA
Tekanan kerja aliran fluida didalam pipa adalah antara 685 kN/m2 s/d
41 MN/m2. Para ahli selanjutnya mengelompokkan tekanan fluida sebagai berikut: Tekanan rendah (lower pressure) : s/d 7 MN/m2. Tekanan tinggi (upper pressure) terbagi atas : 1. Medium : 7 MN/m2 s/d 21 MN/m2 2. Tinggi : s/d 42 MN/m2 Temperatur kerja aliran fluida juga bervariasi sebagai berikut : Temperatur rendah : antara 60 s/d 1700C
Temperatur sedang : antara 170 s/d 3000C Temperatur tinggi : diatas 3000C
KLASIFIKASI PIPA
Bahan pipa sebagai alat transfer fluida paling tidak memiliki sifat/property
sbb : Mempunyai kekuatan atau kemampuan menahan beban yang terjadi pada temperatur kerja. Memiliki sifat yang liat dan tahan tekanan pada kondisi perubahan temperatur kerja Material dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap korosi dan erosi akibat fluida, baik yang berada di dalam maupun di luar pipa. Mempunyai ketahanan terhadap kekasaran akibat gesekan terhadap material yang saling bergeser. Berkemampuan untuk dialiri fluida pencemar, baik didalam maupun di luar pipa. Faktor tambahan yang mempengaruhi bahan yang dipilih untuk sistem perpipaan antara lain harga bahan, tingkat kemudahan untuk dikerjakan, tahan lama, factor berat dan ketersediaannya di pasar.
KLASIFIKASI PIPA
Sistem pipa yang bertekanan yang dipakai untuk system pipa di kamar mesin diklasifikasikan dalam tiga klass, yaitu : Klass I : Untuk penggunaan dengan temperatur kerja diatas 3000C dan tekanan kerja diatas 16 Kg/cm2 Klass II : Untuk penggunaan general application dengan temperatur kerja dibawah 3000C dan tekanan kerja dibawah 16 Kg/cm2 Klass III : Pipa untuk penggunaan dalam hal tidak spesial seperti untuk : Overflow, ventilation, open ended drain system dll dimana temperatur kerja sampai 1700C dan tekanan kerja sampai 7 Kg/cm2
MATERIAL PIPA
Material pipa yang dipakai untuk keperluan pipa dan perlengkapannya antara lain sebagai berikut : A Logam / metal, yang terbagi atas : - ferrous, terdiri dari : 1 besi cor 2 baja dan campurannya 3 baja cor - Tembaga dan campurannya - Aluminium dan campurannya B Plastik dan derifatnya
MATERIAL PIPA
I.
BESI COR Penggunaan besi cor untuk material pipa dan perlengkapannya umumnya disebut sebagai besi cor kelabu (grey cast iron atau lemellar-graphite cast iron). Pipa dan perlengkapannya termasuk katup-katup dari bahan ini oleh Biro Klasifikasi Kapal digolongkan dalam kelas III Ada pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari material ini.
MATERIAL PIPA
Pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari material besi cor ini antara alain : - Sistem instalasi pipa dengan temperatur kerja diatas 2000C - Bila aliran fluida pada sistem instalasi pipa timbul adanya water hammer, strain yang berlebihan dan vibrasi. - Aliran fluida yang bersifat kimiawi dan adanya kekasaran permukaan. - Untuk katup-katup air laut dan pipa-pipa yang terpasang pada sisi badan kapal, dan untuk katup-katup yang ada pada sekat tubrukan (collison bulkhead) - Katup-katup pada tangki bahan bakar yang memiliki static head. Bahan ini boleh digunakan pada sistem tersebut hanya bila adanya pelindung yang memadahi terhadap kerusakan.
MATERIAL PIPA
II.
BAJA DAN CAMPURANNYA Pipa dan perlengkapannya yang terbuat dari bahan ini dikatagorikan dalam klas I dan II. Pada umumnya baja karbon dan campuran baja-carbonmangan sebagai material tidak boleh digunakan untuk aliran fluida dengan temperatur diatas 4000C. Bilamana digunakan untuk temperatur yang lebih tinggi, diperlukan pembuktian dari sifat bahan yang digunakan dan memenuhi kekuatan yang diatur oleh Standart Nasional atau Internasional (ada sertifikat untuk pipanya) selain itu masalah kekuatannya harus dijamin oleh pabrik bajanya (sertifikat bahan material). Pipa baja yang dibuat tanpa sambungan las (seamless weld) dan pipa dengan pengelasan di pabrik (seam weald pipe) diharuskan memenuhi peraturan dan bersertifikat Biro Klasifikasi Kapal
MATERIAL PIPA
III.
TEMBAGA DAN TEMBAGA CAMPURAN Secara umum ada ketentuan batasan temperatur kerja untuk pipa dan perlengkapannya yang memakai material ini, yaitu sebagai berikut : a. Tembaga dan kuningan aluminium, temperatur max 2000C b. Campuran Tembaga nikel, temperatur max 3000C c. Kuningan temperatur tinggi max. 2600C
MATERIAL PIPA
IV.
PLASTIK Pipa dari bahan PVC bisa digunakan pada sistem pipa tertentu saja, dengan catatan harus ada jaminan kualitas yang diatur dalam peraturan Klasifikasi Penggunaan material ini terutama untuk tekanan dan temperatur tinggi, akan dipertimbangkan secara khusus oleh Biro Klasifikasi kapal untuk setiap kasus sistem perpipaan. Dan jika diperlukan dilakukan test kualifikasi khusus. Pipa dari material ini hanya diperbolehkan untuk penggunaan yang terbatas dengan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu untuk: Air minum Instalasi saniter dengan menggunakan air laut (flushing lines dll) Pipa buangan dan saluran buangan saniter (WC, scrupper dll)
MATERIAL PIPA
Aplikasi tersebut diatas masih disertai persyaratan antara lain : Pipa plastik dipasang pelindung terhadap panas dan kerusakan mekanis Letak lay-out pipa adalah diatas deck freeboard, di dalam kompartemen kedap air, serta dibawah deck freeboard Sambungan-sambungan di luar (overboard connection) diijinkan hanya jika pipa-pipa dibawah deck freeboard terbuat dari baja.
Dimensi atau ukuran pipa selalu diidentifikasikan dengan nominal pipe size atau disingkat dengan nps yang selalu identik dengan diameter dalam (internal diameter) pipa. Pipa untuk keperluan industri maupun galangan kapal terdiri dari beberapa ukuran (nominal pipe size) yang mempunyai ketebalan yang bervariasi yang mana untuk mengetahui berapa besar ketebalannya berasal dari tiga sumber standarisasi, yaitu: 1. ANSI (American International Standart Institute) Mengeluarkan standart ketebalan berdasarkan Schedule Number 2. ASME (American Sosiety of Mechanical Engineer) dan ASTM (American Sosiety technical Material) Mengeluarkan penunjukan ketebalan dengan std (untuk standart), xs(untuk extra stong) dan xxs (untuk double extra strong) 3. A P I (American Petroleum Institute) Menunjukkan ketebalan pipa dengan kode ketebalan 5L dan 5LX
yaitu 5L untuk pressure service dan 5LX untuk high pressure service
API 5L X42
API 5L X46 API 5L X52
0,28
0,30 0,30
1,25
1,35 1,45
0,040
0,040 0,040
0,050
0,050 0,050
API 5L grade A
API 5L grade B API 5L X42
33,7 kgf/mm2
42,2 kgf/mm2 42,2 kgf/mm2
21,1 kgf/mm2
24,6 kgf/mm2 29,5 kgf/mm2
API 5L X46
API 5L X52
44,3 kgf/mm2
-
32,3 kgf/mm2
36,6 kgf/mm2
b 0,4.
dimana : s s0 da Pc perm b v c R
= = = = = = = = =
Ketebalan minimum (mm) ketebalan hasil hitungan (mm) diameter luar pipa (mm) design pressure (bar) maksimum permissible design stress (N/mm2) allowance for bends (mm) weld efficiency factor corrotion allowance (mm) bending radius (mm)
1.
2. 3. 4.
Beberapa hal yang perlu di pahami tentang tekanan pipa antara lain: Tekanan kerja maksimum PB yang diijinkan dengan symbol Pe,mp (bar) merupakan tekanan kerja yang diijinkan baik didalam maupun diluar pipa berdasarkan material yang digunakan dan temperatur kerjanya. Tekanan Test, dengan symbol Pp (bar) merupakan tekanan yang dilakukan pada saat pengetesan pipa dilakukan Tekanan design, dengan symbol Pc (bar) merupakan tekanan kerja saat alat pengaman seperti safety valves dan opening of relief valve bekerja. Untuk pengetesan umumnya digunakan rumus :
Pp = 1,5. Pc Untuk pipa dan fitting yang bekerja pada temperatur > 3000 C maka digunakan rumus Pp = 1,5. perm(1000) / perm (t). Pc
OPERASI POMPA
PEMIPAAN
PIPA ISAP
Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu diperhatikan :
Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap. Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit mungkin
agar kerugian head dapat diperkecil. Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian pipa yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100 sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari perlu disediakan cara untuk membuang udara tersebut. Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak menyebabkan kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
PEMIPAAN
PIPA KELUAR
Diameter Pipa dan Kecepatan :
Diameter pipa keluar harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi dan ekonomi
pemompaan. Jadi diameter pipa penyalur harus sama dengan diameter lubang keluar pompa. Jika pipa sangat panjang, diameter pipa yang ekonomis tergantung pada biaya pemeliharaan, ongkos daya pompa dan besarnya biaya instalasi. Pada umumnya kecepatan aliran dalam pipa diambil 1 sam pai 2 m/s untuk pipa berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3 m/s untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan tidak boleh lebih dari 6 m/s karena akan terjadi penggerusan.
Untuk pompa head rendah ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan arah
hampir mendatar dan dibawah permukan zat cair di tadah atas. Jika pompa dipasang diatas permukaan air keluar, mka harus dibuat pipa sifon dengan membengkokan pipa keluar ke bawah, sehingga akhir pipa akan measuk ke bawah permuaan air di tadah keluar.
PEMIPAAN
PENUMPUAN PIPA
Fungsi dari penumpuan pipa adalah untuk menahan : Beratnya pipa sendiri, Berat zat cair yang ada didalamnya, Gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan Gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa. Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar. Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar sehingga mudah patah, selai itu juga tidak sedap dipandang. Ppa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan, karena itu juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak tertentu.
PEMIPAAN
F = ..D2p
Pada tikungan rumus gaya yang bekerja :
F = 2./g.Q..sin
Pada muka dan belakang katup rumus gaya yang bekerja :
F = 2. .. D2. .H
Dimana:
PEMIPAAN
Sambungan Pipa
Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Sambungan Kaku Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu; Sambungan Flens (Digunakan pada pipa diameter sedang dan besar) Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang dari 150mm) sambungan Las (digunakan pada pipa untuk temperatur dan tekanan tinggi) Sambungan Luwes (fleksibel flens) sambungan jenis ini digunakan pada pipa sebelum dan sesudah pompa, dimana sambungan kaku saja tidak cukup .
BENDING OF PIPES
Bending radius of steel pipe 1. Cold bending of pipes by bending machines is to done in accordance with following table 2. When pipes are bent with bending radius other than shown in, bending to be done by hot bending. 3. Bending radius
80
100 125 150 200
3
4 5 6 8
89.1
114.3 139.8 165.2 216.3
230
350 420 500 650
PEMASANGAN POMPA
PEMASANGAN POMPA
PEMASANGAN POMPA
PEMASANGAN POMPA
OPERASI POMPA
Valves
Defn: devices which control the amount and
direction of fluid flow in piping systems
Components:
- Valve body - Packing Disc - Packing gland/nut - Seat - Stem Bonnet - Wheel
Types of Valves
Two basic groups:
Stop valves - used to shut off or partially shut off the flow of fluid ( ex: globe, gate, plug, needle, butterfly) Check Valves - used to permit flow in only one direction (ex: ball-check, swing-check, lift-check)
Special types:
Relief valves Pressure-reducing valves Remote-operated valves
Globe Valve
Gate Valve
Butterfly Valve
Swing-check Valve