Anda di halaman 1dari 52

AVTUR

Refinery oil and gases


Yully mulyani,
Nidn :0430078402
Bahan bakar penerbangan untuk jenis pesawat bermesin turbin dan pesawat jet

Merupakan persenyawaan hidrokarbon C10 - C14 dengan trayek didih 177 °C – 288 °C

Hydrokarbon berupa senyawa parafin (terbanyak), naften dan sedikit aromat, ada

juga didalamnya senyawa-senyawa impurities dalam jumlah kecil serta additive.


AVTUR Avtur (Aviation Turbine) merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi
minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin
(external combution)
Sifat-sifat hidrokarbon
Sangat tinggi/ Sedang Sangat rendah/sangat Jelek
sangat baik

Kandungan hidrogen Parafin Naften Aromat


Kualitas pembakaran Parafin Naften Aromat
Freezing point Naften Aromat Parafin
Density Aromat Naften Parafin
Kandungan panas/bera
t Parafin Naften Aromat
Kandungan panas/vol Aromat Naften Parafin
Antioksidan ( Antioxidant )
Ketidak aktifan Logam ( Metal Deactivator Additive )
Daya hantar listrik ( Electrical Conductivity Additive )
Deteksi Kebocoran ( Leak Detection Additive )
Pencegan Pembentukan Es Sistem Bahan Bakar ( Fuel System Icing Inhibitor )
Anti Korosi ( Corrosion Inhibitor )
Anti Asap ( Anti Smoke )
Biosida ( Biocide Additive )
Avtur memiliki umumnya memiliki spesifikasi teknis berupa titik nyala pada
mesin lebih tinggi dari 38 °C dengan suhu autoignisi 210 °C. Avtur harus
bebas dari campuran air, karena pada ketinggian di mana pesawat
terbang, suhu sangat dingin dan air dapat membeku yang merusak mesin
pesawat ini.
Kerosene type
Jenis Flash point Freezing point
Komersial
AVTUR/JET A-1 min 38 °C (100 °F) max - 47 °C
JET A min 38 °C (100 °F) max - 40 °C
Militer
AVCAT/JP-5 min 60 °C (140 °F) max - 46 °C
JP-8 min 38 °C (100 °F) max - 47 °C
• Wide cut gasoline type
Jenis RVP reid vapor pressure Freezingpoint
Komersial
JET B 2 – 3 PSI max - 50 °C
Militer
AVTAG/JP-4 2 – 3 PSI max - 58 °C

BB JET KHUSUS UNTUK U.S MIL


Jenis Flash point Freezing point
JP-9 min 16 °C (60 °F) max - 54 °C
JP-10 min 55 °C (131 °F) max - 79 °C
JPTS pesawat pengintai
SPESIFIKASI AVTUR

• PERATURAN DIR JEN MIGAS NO. 106 K/72/DJM 2001


• SESUAI DGN DEF STAN 91-91 / ISSUE 3
( DERD 2494)
• SESUAI DGN ASTM D 1655
• NATO F – 35
( NORTH ATLANTIC TREATY ORGANISATION )
• Syarat Kenampakan ( Appearance )
• Syarat Komposisi kimia (Composition)
• Syarat Penguapan ( Volatility )
• Syarat Pengaliran ( Fluidity )
• Syarat Pembakaran ( Combustion )
• Syarat Pengkaratan ( Corrosion )
• Syarat Kestabilan ( Stability )
• Syarat Kontaminasi ( Contaminants )
• Syarat Daya Hantar Listrik (Conductivity)
Syarat Kenampakan ( Appearance )
Syarat Kenampakan ( Appearance )
Kenampakan warna avtur secara visual tampak
jernih, terang, bebas partikel padatan dan air tidak
terlarut pada suhu kamar.

Spesifikasi Appearance :
Clear, bright and visually free from solid matter and
undissolved water at normal ambient temperature.
mposisi kimia
(Composition)
Jumlah senyawa aromatik, olefin, sulfur,
mercaptan sulfur dan kadar hidrogen dalam
avtur dibatasi keberadaannya
Pembatasan ini berkaitan dengan : mutu
bahan bakar, stabilitas pada penyimpanan
dan pemakaian, serta sifat korosifitasnya.
• Acidity total, ASTM D-3242
Syarat komposisi kimia dilakukan melalui uji :
• Aromatik, ASTM D-1319

• Olefin, ASTM D-1319 / IP 156

• Total sulphur, ASTM D-1266

• Mercaptan sulphur, ASTM D-3227

• Doctor Test, ASTM D-484 / IP 30

• Hidrogen Content, ASTM D-3701


Acidity Total

Asam dalam avtur biasanya adalah asam naftenat yang berasal dari crude
oil, bisa korosif terhadap logam aluminium dan magnesium serta zinc
dengan adanya air. Senyawa naftenat merupakan surfactant yang tidak
dikehendaki keberadaannya didalam avtur karena mengakibatkan mudah
larutnya air didalam avtur sehingga susah dipisahkan.
Senyawa surfactant ini hanya dapat dihilangkan dengan saringan tanah liat
(clay filter)
Spesifikasi :
max. 0,1 mg KOH/gr
Aromatik

Ukuran kualitas pembakaran bahan bakar


Kandungan aromat tinggi → bahan bakar berasap.
Smoke point tinggi → kecenderungan bahan bakar berasap rendah.
Pembakaran bahan bakar dengan aromat tinggi → berasap dan
membentuk deposit karbon dan merusak selang pada sistem bahan
bakar.

Spesifikasi :
max. 25 % vol.
Senyawa Aromat.
Khususnya : naftalene
Mempunyai nilai kalori per satuan volume yang tinggi ,
tetapi nilai kalori per satuan beratnya rendah, memberi
asap dan endapan karbon yang banyak. Bahkan
senyawa naftalen didalam pembakaran memberikan
radiasi panas yang tinggi sehingga apabila jumlahnya
berlebihan dapat menimbulkan efek negatif yang bisa
menurunkan umur linear pada combustion chamber.
ASTM D – 1319 Olefin, ASTM D – 1319

Kadar olefine didalam avtur dibatasi, karena


mudah bereaksi, mudah teroksidasi dan
berpolimerisasi membentuk gum, hal ini akan
menurunkan mutu bakar yang menyebabkan
stabilitas, menjadi rendah
Total sulphur, ASTM D-1266
Total sulphur, ASTM D-1266
Dapat merusak logam-logam tembaga, bronze
atau perak. Juga dapat menimbulkan pencemaran
dari gas buang dan korosif

Spesifikasi :
max. 0,3 % wt
Mercaptan sulphur
Mercaptan sulphur
Merupakan penyebab bau, korosif, merusak
lapisan cadmium dan merusak selang
(elastomer )

Spesifikasi :
max. 0,003 % wt
Content, ASTM D - 3701 Hidrogen Content, ASTM D -
3701

Persen Hidrogen berhubungan dengan nilai panas pembakaran.


Kandungan Hidrogen tinggi → nilai pembakaran tinggi

Untuk menetapkan jumlah Hidrogen yang terkandung dalam avtur


dengan menggunakan alat NMR ( Nuclear Magnetic Resonance )
dalam satuan % wt
Syarat Penguapan ( Volatility )
Avtur tipe kerosine mempunyai volatilitas rendah, Avtur tipe wide cut
mempunyai volatilitas lebih tinggi

Sifat penguapan avtur ditunjukkan oleh hasil uji terhadap :


• Distilasi, ASTM D-86
• Flash point, IP 170
• Density, ASTM D-1298
• Tekanan uap, ASTM D-323
Distilasi
• Pada 75 °C, juml. Vol. distilat yang dihasilkan tdk kurang 10 % vol. dan tdk lebih 40 %
vol, tdk menyebabkan vapor lock, kehilangan minyak dan terbentuknya es di karburator
• Pada 105 °C, juml. Vol. tdk kurang 50 % vol., kenaikan kecepatan suhu teratur dan pada
kondisi stabil
• Pada lebih 135 °C, juml. Vol. 10 % dan 50 % vol., kondisi aman pada sejumlah uap bahan
bakar yang dihasilkan
• Pada 135 °C, juml. Vol. 90 % vol., menunjukkan terdapat kesetimbangan antara juml.
Vol. yang teruapkan dan yang tidak teruapkan yang lewat manifold mesin menuju
silinder
• Pada suhu max. 170 °C, sisa bahan bakar yang tidak teruapkan, menunjukkan tdk terjadi
kesalahan distribusi dan tidak terjadi pengenceran minyak lumas pada carter
• Spesifikasi :
10 % teruapkan, maka suhu 75 °C (167°F)
40 % teruapkan, maka suhu 75 °C (167°F)
50 % teruapkan, maka suhu 105 °C (221°F)
90 % teruapkan, maka suhu 135 °C (275°F)
Titik didih akhir, maka suhu 170 °C (338°F)
Flash point, IP 170

Berhubungan dengan kemudahan terbakarnya


bahan bakar avtur
pada suhu atmosfir
Spesifikasi :
min. 38 °C ( 100 °F )
Density
Untuk mengatur jumlah volume bahan bakar
yang hendak dijual, muatan pesawat

Spesifikasi :
Density, 775 - 840
Tekanan uap, ASTM D-323
ASTM D-323

Kecenderungan bahan bakar vapor lock dan kecepatan


penguapan
Syarat Pengaliran

Kemampuan bahan bakar untuk dapat


mengalir pada suhu yang sangat rendahfat
pengaliran diperiksa melalui uji :
• Freezing point, ASTM D-2386
• Viscositas, ASTM D- 445
Freezing point, ASTM D-2386
• Suhu terendah pada bahan bakar dimana 100
% berbentuk cair dan berupa sebagai fase
tunggal

• Spesifikasi :
max. – 40 °C
Viscositas atau tahanan menaik dengan
menurunnya suhu

Penting bagi bahan bakar pada operasi suhu


rendah, terutama saat mesin distater yang
berpengaruh terhadap penyemburan
Spesifikasi :
max. 8 cst pada – 20 °C (centistokes)
Ringkasan methoda Viscositas, ASTM
D- 445
Sejumlah volume contoh dalam kapiler,
setelah mencapai suhu pengujian -20° C
diukur waktu alirnya dalam detik. Selanjutnya
viscositas kinematik dihitung berdasarkan
hasil perkalian waktu alir dengan faktor
kalibrasi viscometernya.
Syarat pembakaran
Sebagai bahan bakar penerbangan harus
mempunyai syarat pembakaran yang sempurna,
Sifat pembakaran avtur dapat diuji melalui :
• Spesifik Energy, ASTM D-240
• Smoke point, ASTM D-1322 / IP-57
• Naphthalene, ASTM D-1840
Spesifik Energy

Digunakan untuk menentukan jumlah panas


yang dihasilkan oleh bahan bakar, dengan
melakukan pembakaran sempurna dari
sejumlah bahan bakar tersebut.
Spesifikasi :
• 42,8 MJ/kg ( 18400 Btu/lb )
Smoke point, ASTM D-1322
• Apabila titik asapnya tinggi, berarti avtur memiliki sifat
pembakaran yang sempurna dan sebaliknya.
• Avtur tidak diperbolehkan mengandung senyawa yang
sulit terbakar dalam jumlah besar, dalam hal ini
senyawa hidrokarbon jenis aromatik berupa
naphthalene
• Hidrokarbon jenis parafin diharapkan cukup banyak
dalam avtur.
• Spesifikasi : min. 25 mm
• Keberadaannya dibatasi, karena naphthalene
Naphthalene
akan memancarkan radiasi tenaga pada
pembakaran sehingga menurunkan tenaga

• Spesifikasi
max. 3 % wt
Syarat pengkaratan
Sifat pengkaratan, akan menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada sistem distribusi
bahan bakar maupun pada bagian-bagian lain
dari mesin pesawat

Untuk mengetahui sifat korosif dari avtur dapat


dilakukan melalui uji :
• Copperstrip Corrosion, ASTM D-130
Copperstrip Corrosion, ASTM D-130

Untuk mengetahui korosifitas pada tembaga (


Cu ) yang disebabkan H2S dan mercaptan
sulfur

Spesifikasi Copperstrip Corrosion : max. 1


Syarat kestabilan
• Kestabilan avtur dalam pemakaian sangat
diperlukan, sebab adanya perbedaan suhu
yang cukup tinggi, cenderung dapat
menimbulkan deposit dari hasil dekomposisi
hidrokarbon pada sistem pembakaran selama
mesin beroperasi.
• Sifat kestabilan dapat diketahui dari hasil
pemeriksaan : Thermal Stability, ASTM D-3241
Thermal Stability
• Untuk mengukur kestabilan pada temperatur
tinggi dengan menggunakan mesin Jet Fuel
Thermal Oxidation Test ( JFTOT )

• Spesifikasi Thermal Stability :


Tube rating visual : max. 25 mmHg
Pressure differensial : max. less than 3
Syarat Kontaminasi
Kontaminasi adalah : adanya zat-zat atau senyawa-senyawa
pengotor yang keberadaannya tidak diinginkan, karena
dapat mengganggu kerja mesin pesawat sehingga dapat
membahayakan penerbangan

Kontaminasi terhadap bahan bakar avtur dapat diketahui


dari uji :
• Existent Gum, ASTM D-381
• Water Reaction, ASTM D-1094
• Water Separometer Index Modified ( WSIM ), ASTM D-3948
• Spesifikasi Existent Gum :
max. 7 mg/100 ml

• Spesifikasi Water Reaction :


Interface Rating : max. 1B

• Spesifikasi WSIM Rating :


min. 85
Existent Gum, ASTM D-381
• Menunjukkan produk dengan berat molekul
tinggi melarut dalam bahan bakar karena proses
oksidasi dan turun kebawah sebagai padatan
halus

• Spesifikasi :
Max. 7 mg/100 ml
Water Reaction, ASTM D-1094

• Untuk mengetahui adanya surfaktan dalam bahan


bakar yang terlarut dalam air dan terlihat sebagai
bahan yang tidak larut pada campuran

• Spesifikasi :
Interface max. 18
Water Separometer Index Modified
( WSIM )
Ukuran dari mudah tidaknya contoh untuk
memisahkan air yang dikandungnya dengan
memakai Coalescer Discks

Spesifikasi :
MIN. 85
Syarat Daya Hantar Listrik
• Dalam mengalirkan avtur dengan kecepatan
cukup tinggi akan menyebabkan muatan listrik
statis yang kemudian cenderung terakumulasi.
• Apabila listrik statis yang terakumulasi cukup
banyak akan menimbulkan beda tegangan
listrik sehingga memungkinkan terjadinya
loncatan bunga api.
• Supaya muatan listrik statis tidak
terakumulasi, maka ditambahkannya Anti
Statis Aditive ( ASA ) kedalam avtur

• Daya hantar listrik dapat ditunjukkan dengan


pemeriksaan :
Electrical Conductivity, ASTM D-2624 / IP.274
AVTUR
AVGAS
Avgas memiliki nilai oktan sangat
tinggi yang spesifik digunakan
untuk mesin pesawat terbang
dengan tingkat kompresi yang
tinggi.
Avgas serupa dengan bensin,
bahan bakar ini diolah dari
gasoline (bensin) yang lebih
disempurnakan dari segi volitility,
titik didih,
titik bekunya dan flash pointnya

100LL (LOW LEAD) CIRI AVGAS 100 ADITIF LEAD/TIMBAL


avgas

AVGAS 82 UL BERWARNA UNGU


Untuk bahan bakar kompresi rendah
Pengisian bahan bakar pesawat
TUGAS PRESENTASI KELOMPOK
1. PRODUK LPG
2. PRODUK GASOLINE
3. PRODUK GASOIL
4. KEROSIN

KETENTUAN TUGAS :
BUATLAH PPT MINIMAL 7 SLIDE , MAX 15 SLIDE MENGENAI MATERI TERSEBUT,,
DEFINISI, SPESIFIKASI, KLASIFIKASI,KEUNGGULAN, PERUNTUKAN
TEST
1. SEBUTKAN KLASIFIKASI AVTUR DARI
FREEZING POINT, Rpv Dan Flash Poin?
2. Perbedaan avgas dan avtur?
3. Jelaskan syarat volatility dan daya hantar
listrik, syarat knampakan pada avtur?
4. Sebutkan jenis aditif pada avtur?

Anda mungkin juga menyukai