Anda di halaman 1dari 47

Materi Pelatihan Sistim Refrigerasi di Kapal Perikanan

Oleh :

Agus Tahir, A.Pi


(Instruktur Pertama)

Refrigerasi
Refrigeration : Menurunkan (pendinginan), menaikan (pemanasan) dan menjaga temperatur suatu zat atau ruangan, sesuai dengan yang kita inginkan.

Fungsi Refrigerasi Bagi Produk Perikanan: Menghambat pertumbuhan bakteri pembusukan, sehingga dapat memperpanjang umur ikan (lebih awet) dan tidak menghilangkan gizi yang dikandungnya.

Siklus Dasar Refrigerasi

E x p Evaporator Kondensor

Kompresor

Fish hold / storage

Freezer Unit / pembekuan

e
f

KONDENSOR

Keterangan : a. Kompressor No.I b. Kompressor No II c. Oil separator d. Filter Dryer e. Accumulator f. Intercooler

e
f

RECEIVER

Expansion Valve Stop Valve Selenoid Valve Aliran Cairan Refrigerant Aliran gas Refrigerant panas (Tekanan Tinggi) Aliran gas Refrigerant dingin ( Tekanan Rendah)

Komponen Sistim Refrigerasi


Komponen Utama
a) Kompresor : Berfungsi untuk menghisap dan menekan gas Refrigerant. (Reciprocating, Rotary, Screw, Centrifugal, Scroll) b) Kondensor : Berfungsi untuk merubah bentuk gas refrigerant menjadi cairan refrigerant, dengan jalan membuang panasnya. Dikondensor terjadi proses kondensasi atau pembuangan panas. (Water cooled, Air cooled dan Evaporative Condenser)

c) Receiver Berfungsi sebagai penampung cairan refrigerant dari kondensor d) Katup Expansi : Berfungsi untuk menjatuhkan tekanan cairan refrigerant, sehingga cairan refrigerant akan mulai menguap. (Automatic Exp, Thermostatic Exp, Capillary tube, Distribution tube)
e) Evaporator : Berfungsi sebagai alat untuk proses penguapan dari cairan refrigerant. Di evaporator terjadi proses penyerapan panas (Shell Type, Shelf Type, Wall Type, Fin Tube with force Circulation)

1) a) b) c) d) e) f) g) h) i)

Komponen Bantu Alat bantu untuk instalasi pada sistim perpipaan: Oil separator Filter dryer Sight Glass Solenoid Valve Accumulator Economizer/Heat Exchanger/Intercooler LP, HP, Oil pressure switch Gas Purger/Gas cooler Oil Drum

2) Alat Bantu Sistim Perlistrikan : a) Thermal Overload protector b) MCB c) OCR d) Timer e) Volt meter f) Ampere Meter g) Frequensi meter h) KWH meter i) Thermostat j) Module control

3) Diagram Sistim Refrigerasi


13 12

14

11

15
8 6 5 2 7 10

4
1 3

3) Keterangan Gambar Komponen Sistim Refrigerasi


1) Kompresor 3) Receiver 5) Level Control 7) Sight Glass 9) Low Temp. Gas Header 11) Solenoid Valve 13) Evaporator 15) Economizer 2) Kondensor 4) Oil Separator 6) Filter Dryer 8) Liquid Header 10) LP & HP Switch 12) Thermostatic Exp. Valve 14) Thermostat control

Refrigerant
Refrigerant :
Bahan pendingin (penukar panas) pada sistem refrigerasi

Syarat-syarat refrigerant :
Tekanan penguapan yang cukup tinggi, umumnya diatas tekanan atmosphir Tekanan pengembunan yang rendah, sehingga perbandingan kompresi kompresor tidak terlalu tinggi Mempunyai kalor latent penguapan yang tinggi. Volume spesifik yang cukup kecil, terutama pada fasa gas

Refrigerant
Syarat-syarat Refrigerant :
Mempunyai koefisien prestasi (COP) yang tinggi Mempunyai konduktifitas thermal yang tinggi Mempunyai viskositas rendah, baik dalam fasa cair maupun gas Tidak mempunyai sifat korosif Harus stabil dan tidak bereaksi dengan material lain Tidak beracun dan berbau menyengat Tidak mudah terbakar Harus mudah diditeksi jika terjadi kebocoran
Harganya tidak mahal dan mudah didapat.

Refrigerant
Macam-macam refrigerant : Refrigerant Group 1 :
R 11 R 12 R 22 R 123 R 134a R 500 R 502 R 503 R 744 CCl3F Low pressure CCl2F2 CHClF2 CHCl2CF3 CF3CH2F 73,8 % R 12 dan 26,2 % R 152a 48,8 % R 22 dan 51,2 % R 115 40,1 % R 23 dan 59,9 % R 13 CO2

Sifat-sifat refrigerant group 1 :


Tidak beracun Tidak korosif Tidak membuat iritasi Tidak mengganggu pernafasan Tidak mudah terbakar

R 12
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 68,2 Btu/lb Temperatur didihnya - 29 C Temperatur kerjanya s/d - 29 C Dapat larut dalam oli pada temperatur - 98 F (- 68 C) Tekanan kerjanya LP 26,5 psia (5 F) dan HP 108 psia (86 C)

R 22
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 93,2 Btu/lb Temperatur didih - 41 C Temperatur kerjanya - 29 C s/d - 40 C Dapat larut dalam oli pada temperatur - 9 C Tekanan kerjanya LP 43 psia (5 F) dan tekanan HP 158 psia (86 F)

R 502
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 67,3 Btu/lb dan pada suhu - 29 C sebesar 70,8 Btu/lb Temperatur didihnya - 46 C Temperatur kerjanya - 18 C s/d - 51 C Dapat larut dalam oli pada temperatur diatas 180 F (82 C) Tekanan kerjanya LP 50,6 psia (5 F) dan HP 191 psia (86F)

Refrigerant Group 2 :
R 717 R 40 R 760 NH3 CH3Cl SO2

Sifat-sifat refrigerant group 2 :


Sangat Beracun Sedikit mudah terbakar Menyebabkan iritasi pada pernafasan

R 717
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 565 Btu/lb Temperatur didihnya - 33 C Temperatur kerjanya 0 C s/d - 33 C Tekanan kerjanya LP 34,3 psia (5 F) dan HP 169 psia (86F) Dapat larut dengan oli sebesar 20 ppm pada suhu 5 C dan 125 ppm pada suhu 86 C

R 764
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 172,3 Btu/lb Temperatur didihnya 14 F Titik bekunya 103,9 F Tekanan kerjanya LP 11,81 psia (5 F) dan HP 66,45 psia (86F)

Refrigerant Group 3 :
R 600 R 170 R 290 Butane Ethane Propane C4H10 C2H6 C3H3

Sifat-sifat refrigerant group 3 :


Tidak beracun Mudah terbakar

R 600
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 170,7 Btu/lb Tekanan kerjanya LP 8,2 psia (5 F) dan HP 41,6 psia (86F)

R 170
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 150,5 Btu/lb Tekanan kerjanya LP 236 psia (5 F) dan HP 675 psia (86F)

R 290
Mempunyai latent heat pada suhu 5 F sebesar 170,2 Btu/lb Tekanan kerjanya LP 41,9 psia (5 F) dan HP 155 psia (86F)

Refrigerant Air :
Dipergunakan pada sistem refrigerant steam jet Latent heat pada suhu 100 C sebesar 970 Btu/lb Temperatur kerja yang didapat 7 C, pada tekanan 0,15 psia

Refrigerant Cryogenic :
Cairan refrigerant yang langsung diuapkan di atmosphere didalam evaporator Temperatur kerjanya antara - 157 C s/d - 273 C R 702 R 720 R 729 R 740 R 732 Hydrogen Neon Udara Argon Oxygen R 704 Helium R 728 Nitrogen R 744 CO2 (-269 C) (-269 C) (-78 C)

Refrigerant Hydrocarbon

Keunggulan Refrigerant HC
Nol ODP dan GWP dapat diabaikan Drop-in substitute Meningkatkan kinerja mesin (lebih efisien) Masa jenis rendah Panas laten lebih besar Tidak beracun, walaupun dalam jumlah banyak diudara

Keamanan Pemakaian HC

Garis Besar Standar Keamanan Penggunaan Refrigeran HC


Mematuhi peraturan khusus Pemakaian HC lebih kecil dari 8 gr/m3 , tidak ada persyaratan khusus Pemakaian HC antara 8 - 40 gr/m3 , ruang harus berventilasi alami atau mekanik Jumlah pemakaian HC lebih dari 40 gram/m3 , Ruangan harus berventilasi mekanik terus menerus dengan sistem supply listrik yang independen Ruangan harus dilengkapi detektor dan alarm yang dapat memutuskan supply listrik ke mesin Mencegah adanya percikan api didalam ruangan

Perbandingan Performance HC DG R22

Perbandingan Performen R22 Dengan HC22


GRAFIK PERBANDINGAN PERFORMEN CHILLER 1, 3, 5 PADA SAAT RETROFIT
800
748,5 749 624 499,3 499,6 KOMP.R22 KOMP.HC22

700 600

LOAD (KW)

500 400 300 200 100 0 1


37,2 0 211,1 173,9

CAP.R22 CAP.HC22 249,7 206 184,4 ENER.SAV 212,5 166,9 124,4 45,6 CAP.

21,6

CHILLER

Refrigeration Oil
Sifat-sifat refrigeration oil :
Mempunyai pour point rendah (titik leleh), terutama untuk temperatur kerja yang rendah (freezer) Harus terbuat dari mineral murni (bebas dari lilin, uap air, sulfur, hydro carbon dan larutan lainnya. Viscositas yang dipakai : 150, 300 dan 500. Untuk sistim refrigerasi automatik mempergunakan viscositas 300. Pada temperatur rendah akan berubah jadi bentuk plastik, jadi temperatur cair oli (pour point) harus lebih rendah dari temperatur kerja refrigerasi

Fungsi refrigeration oil :


Untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak didalam kompresor seperti : Sleeve bearing, thrust bearing, shaft seal, piston pin, crank pin bearing dll. Untuk mengatur beban kompresor melalui pengaturan hydraulic capacity control (load and unloader)

Perawatan Refrigeration oil :


Perlu dilakukan pengecekan rutin setiap tahun untuk : - Mengetahui viscositasnya - Titik nyalanya (flash point) - Titik lumernya (pour point) - Kandungan endapan dari carbonnya - Kemampuan untuk elmusi dan de emulsi - Penurunan titik lelehnya

Perawatan Refrigeration oil :


Penyimpanan refrigeration oil diluar ruangan : - Membuat penahan panas matahari. - Tutup rapat tutup drum agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara luar. - Sebelum dipakai, drum harus dibersihkan dari kotoran, terutama disekitar tutupnya.

Refrigeration oil pada saat operasional:


Penggantian oli dilakukan setiap tahun. Jika ingin menambah atau mengganti oli secara keseluruhan, pergunakan oli yang bersih dari drum yang tertutup rapat. Setelah stop operasional lebih dari 1 bulan, buka tutup bearing dan lumasi dengan oli. Sebelum unit dioperasikan kembali. Ganti oli filter secara periodically. Sesuai dengan manual paberik pembuat kompresornya. Setiap tahun bersihkan strainer pompa oli kompresor.

Pengambilan Data Untuk Perhitungan


RC.out Ref.in)

Air masuk
CONDENSOR A VC Ta.in

EVAPORATOR
RC.in Ma HP Air keluar Ref.out LP LP Ref.out Ta.out

CONDENSOR B

HP

A1

A2

A3

A4

B1

B2 Circuit B

B3

Circuit A

Diagram Mollier

Operasional Sistim Refrigerasi

1) 2)

Sebelum dan Saat Mengoperasikan :


Cek secara visual tidak adanya kelainan dari sistim, seperti adanya kebocoran refrigerant. Hidupkan pompa-pompa kondensor (untuk sistim water cool) atau hidupkan fan (untuk sistim air cool) dan hidupkan pompa dan fan (untuk sistim evaporative condenser) Buka valve discharge pada kompresor Hidupkan kompresor Buka suction valve secara bertahap, sambil melihat tekanan suction tidak melebihi standardnya Buka expansion valve secara bertahap, sampai beban menjadi normal (khususnya untuk yang manual expansion valve

3) 4) 5) 6)

Operasional Sistim Refrigerasi

1) 2)

Pada Saat Operasional :


Melakukan pengecekan seluruh komponen sistim secara visual dan berkala setiap harinya. Melakukan pengambilan data sistim seperti : Temperatur, tekanan, Amper, Volt, Cos Q, HZ dll secara berkala setiap harinya. Melakukan evaluasi data yang ada, untuk mengetahui kondisi dan kelainan dari sistim refrigerasi. Melakukan pengetesan sistim pengaman dari sistim refrigerasi secara rutin, minimal 3 bulan atau 6 bulan sekali.

3)
4)

Operasional Sistim Refrigerasi

Pada Saat Mematikan Sistim Refrigerasi :


Tutup expansion valve Kurangi beban di kompresor Tutup suction valve kompresor secara bertahap Matikan kompresor Tutup discharge valve Matikan pompa/fan pendingin kondenser Untuk mematikan sistim untuk jangka lama, semua breaker/MCB harus dalam kondisi off Pastikan oil heater di kompresor bekerja normal

Perawatan Sistim Refrigerasi


Perawatan berkala sistim refrigerasi dapat dilakukan secara : Mingguan, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan satu (1) tahunan, disesuaikan dengan paberik pembuat masing-masing komponen dari sistim refrigerasi.

Contohnya : - Mingguan : melakukan pengecekan temperatur motor - Bulanan : Pemberian grease pada motor-motor penggerak yang dipergunakan dll - 3 / 6 bulan : Melakukan penggantian oli kompresor, pembersihan sirip-sirip kondensor - Tahunan : Melakukan pengecekan tahanan insulation motor penggerak kompresor.

Cold Storage
Temperatur Cold Storage
High Temperature Cold Storage : Digunakan untuk menyimpan produk buah-buahan kaleng dan mempunyai temperatur penyimpanan s/d 27 C Medium Temperature Cold Storage : Digunakan untuk menyimpan buah-buahan segar, sayuran dan mempunyai temperatur penyimpanan antara 0 s/d 10 C Freezer Storage : Digunakan untuk menyimpan produk-produk beku seperti ikan, daging, mentega dan mempunyai temperatur penyimpanan antara - 18 C s/d - 23 C

Cold Storage
Sharp Freezer Storage : Digunakan untuk menyimpan produk beku dan mempunyai temperatur penyimpanan s/d - 29 C

Macam-macam Pembekuan
Air Blast Freezer - Cara loading material - Air flow udara dinginnya Plate Freezer - Horizontal - Vertical Immersion atau spray freezer

Air Blast Freezer


Digunakan untuk membekukan produk dengan cara memakai hembusan udara dingin dari blower/fan dengan temperatur antara - 40 C s/d - 60 C dan kecepatan 5 m/sec. Air Blast freezer juga disebut suatu proses pembekuan cepat. Waktu pembekuan tergantung dari besar kecilnya ukuran ikan Macam hembusan udara yang dipakai pada Air Blast Freezer yaitu : - counter flow - crossflow

Proses Penanganan Ikan Dikapal


Pembuangan insang (gill) dan isi perut (gut) ikan tuna Pembesihan ikan dengan mencuci mempergunakan air bersih Memasukan kedalam chilling room dengan suhu 5 C untuk sementara waktu sampai proses pembersihan ikan seluruhnya selesai. Memasukan ikan kedalam ruang air blast freezer dengan suhu -40 C -60 C selama 4 jam sampai dengan 8 jam Pelapisan lapisan es ( Glazing) pada tubuh ikan Menyimpan kedalam fish hold selama dilaut (+/100 hari), sampai nanti di export di pelabuhan.

Kesimpulan
Kemampuan dan Pengetahuan Seorang Engineer di Kapal Ikan Tuna Long line antara lain :
Mengetahui prinsip dasar sistim Refrigerasi Mengetahui dan mampu melakukan pengoperasian sistim Refrigerasi secara benar Mempunyai pengetahuan dan melaksanakan prosedur perawatan sistim refrigerasi secara benar Mampu mendiagnosa dan memperbaiki kerusakan pada sistim refrigerasi Mengetahui flow chart fish handling ikan diatas kapal

Pertanyaan Pertanyaan
Soal Pilihan :
Berilah tanda silang pada jawaban yang dianngap benar: Salah satu komponen utama sistim refrigerasi adalah : a) Pipa b) Pressure Gauge c) Kompresor Nilai : 10 Temperatur pada fish hold diatur alat berupa : a) Thermostat b) Expansion Valve c) Pressure control Nilai : 10

2)

3. Cara menghilangkan bunga es (frost) pada Freezer yaitu dengan : a) Pisau b) Sapu Lidi (Broom) c) Air laut atau gas panas Nilai : 10

4. Tekanan kerja pada discharge kompresor untuk refrigerant R22 adalah: a) 7 psi b) 50 psi c) 158 psi Nilai : 10

Soal Uraian : 5. Bagaimana cara pengoperasian sistim refrigerasi secara benar ? Nilai : 30 6. Berikan penjelasan singkat cara kerja komponen utama dari sistim refrigerasi ? a) Kompresor b) Kondensor c) Evaporator Nilai : 30

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai