Anda di halaman 1dari 23

GAS RESERVOIR

JENIS RESERVOIR GAS BERDASARKAN DIAGRAM FASA


Berdasarkan Diagram Fasa
Dalam suatu reservoir, dapat terkandung atas minyak, gas ataupun gas yang terlarut, termasuk
juga adanya air, yang ikut tercampur kedalamnya. Untuk memudahkan dalam memberikan
suatu gambaran dari suatu reservoir, dapat diterangkan dengan menggunakan diagram fasa.
Jenis reservoir berdasarkan diagram fasa reservoir gas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
reservoir gas basah, reservoir gas kering, dan reservoir gas kondensat.

Wet Gas Reservoir (Reservoir Gas Basah)


Diagram fasa dari campuran hidrokarbon terutama mengandung molekul lebih kecil, umumnya
terletak di bawah temperatur reservoir.
Dalam keadaan ini, fluida berbentuk gas secara keseluruhan dalam pengurangan tekanan
reservoir. Karena kondisi seperator terletak di dalam daerah dua fasa, maka cairan akan
terbentuk di permukaan. Cairan ini umumnya dikenal sebagai “kondensat” atau gas yang
dihasilkan disebut “gas kondensat”.
Disebut basah karena menunjukkan bahwa gas mengandung molekul-molekul hidrokarbon
ringan yang pada kondisi permukaan membentuk fasa cair. Pada kondisi seperator, gas
biasanya mengandung lebih banyak hidrokarbon menengah. Kadang-kadang gas ini diproses
untuk dipisahkan cairan butana dan propanannya.
Ciri-ciri untuk gas basah :
oT krikondenterm diagram fasanya lebih kecil dari T reservoir.
oFluida dari separator terdiri atas  10% mol cairan dan  90% mol fasa gas.
oCairan dari separator mempunyai gravity lebih besar dari 50 o API dan biasanya jernih seperti
air.
oGOR produksi dapat mencapai 100.000 SCF/STB atau kurang.
Diagram Fasa Gas Basah
Dry Gas Reservoir (Reservoir Gas
Kering)

Untuk komposisi gas ini, baik kondisi reservoirnya maupun kondisi


seperator terletak di luar daerah dua fasa. Tidak ada cairan yang dapat
dibentuk dalam reservoir atau di permukaan dan gasnya disebut “gas alam”.
Disebut kering karena menunjukkan bahwa gas tidak cukup mengandung
molekul hidrokarbon berat untuk membentuk cairan di permukaan.
Ciri-ciri gas kering :
 T kritis dan T krikondenterm fluida relatif sangat rendah, sehingga
biasanya berharga jauh dibawah temperatur reservoirnya.
 Sedikit sekali (hampir tidak ada) cairan yang diperoleh dari separator
produksi di permukaan.
 GOR produksi biasanya lebih dari 100.000 SCF/STB (ini yang
membedakannya dari gas basah).
Diagram Fasa Gas Kering
Reservoir Gas Kondensat
Adakalanya temperatur reservoir terletak diantara titik kritis dengan cricondenterm dari
fluida reservoar (Gambar). Sekitar 25 % mol fluida produksi tetap sebagai cairan di
permukaan. Cairan yang diproduksikan dari campuran hidrokarbon ini disebut “gas
kondensat”.
Pada titik 1, reservoir hanya terdiri dari satu fasa dan dengan turunnya tekanan reservoir
selama produksi berlangsung, terjadi kondensasi retrograde dalam reservoir. Pada titik 2 (titik
embun) cairan mulai terbentuk dan dengan turunnya tekanan dari titik 2 ke titik 3, jumlah
cairan dalam reservoar bertambah. Pada titik 3 ini merupakan titik dimana jumlah
maksimum cairan yang bisa terjadi. Penurunan selanjutnya menyebabkan cairan menguap.
Gas oil ratio produksi dari reservoir kondensat dapat mencapai sekitar 70.000 scf/stb
dengan gravity cairan sebesar 60oAPI. Cairan produksi biasanya berwarna cerah.
Ciri-ciri untuk gas kondensat retrograde :
 Temperatur reservoir lebih besar dari Tc, tetapi lebih kecil dari T krikondenterm
fluida hidrkarbon.
 Fluida dari separator terdiri atas  25% mol cairan dan  75% mol gas.
 Cairan dari separator mempunyai 60o API dan berwarna terang atau jernih seperti
air.
 GOR produksi dapat mencapai 70.000 SCF/STB
Diagram Fasa Gas Kondensat
Berdasarkan Mekanisme Pendorong Reservoir
Mekanisme pendorong adalah tenaga yang dimiliki oleh reservoir secara alamiah,
sehingga menyebabkan fluida hidrokarbon dapat mengalir ke lubang bor dan
selanjutnya menuju permukaan atau mendorongnya pada saat diproduksikan. Adapun
jenis tenaga pendorong yang terdapat pada reservoir gas adalah depletion/gas expantion
dan water drive.
Besarnya tenaga pendorong alamiah ini tergantung dari kondisi formasi, sedangkan
pelepasan energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksinya. Tenaga yang
berasal dari formasi berasal dari empat sumber, yaitu :
 Tenaga pendorong eksternal/tekanan hidrostatik, umumnya karena perembesan air
dari bawah atau samping. Pengembangan gas cap dapat dimasukan kedalam
kategori ini.
 Tenaga penggerak internal, karena pembebasan gas yang semula larut dalam fluida.
 Tenaga potensial berasal dari formasi itu sendiri. Umumnya karena pengaruh
gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan kerapatan antara fluida formasi.
 Tenaga permukaan dari fluida, umumnya berasal dari segregation drive, water drive,
dan combination drive. Meskipun demikian untuk reservoir gas, hanya dikenal
depletion drive dan water drive.
Water Drive Reservoir
Untuk jenis reservoir water drive ini, energi pendesakan yang mendorong fluida
hidrokarbon mengalir berasal dari air yang berada dalam batuan reservoir dan terperangkap
bersama-sama. Suatu reservoar yang mempunyai permeabilitas tinggi, apabila mengadakan
kontak dengan aquifer yang luas, umumnya akan mempunyai tenaga pendorong yang aktif.
Derajat penggantian produksi reservoir oleh air akan menentukan effisiensi pendorong airnya.
Dalam sistem water drive yang sempurna, setiap fluida yang diproduksikan dapat digantikan
secara cepat oleh air.
Ciri-ciri water drive reservoir adalah :
1. Formasi gas langsung berhubungan dengan aquifer yang besar, yang merupakan tenaga
pendorongnya.
2. Air merembes masuk kedalam reservoir setelah tekanan reservoir turun akibat
diproduksikan, tetapi tidak menggantikan semua volume gas pada pori batuan.
3. Tekanan reservoir turun dengan lambat.
Gambar 1 menunjukkan ada tiga macam tipe water drive, yaitu : weak (lemah),
moderate (sedang), dan strong (kuat). Berbeda dengan reservoir minyak, recovery factor
reservoir gas untuk water drive lebih kecil dari pada depletion drive. Semakin kuat tenaga
water drive suatu reservoir, maka semakin besar jumlah gas sisa pada pori batuan, akibatnya
recovery factornya akan semakin kecil. Untuk water drive yang sangat lemah dapat
menghasilkan ultimate recovery yang sedikit lebih besar dari depletion drive reservoir.
Gambar 1
Natural Gas Recovery
Reservoir Water Drive
Karakteristik Tekanan dan GOR
pada Reservoar Water drive
Reservoir Depletion Drive
Sumber tenaga pendorong alamiah berasal dari pengembangan gas itu sendiri dengan
volume tetap, sehingga sering disebut “volumetrik gas reservoir”.
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi gas dimulai, maka akan
terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor yang menyebabkan fluida mengalir
dari reservoar menuju lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar
sumur bor menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat awal, saturasi gas tersebut masih
kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu) dan gas tersebut terperangkap pada ruang
antar butiran reservoirnya. Tetapi setelah tekanan reservoir tersebut cukup kecil dan gas
sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak maka gas tersebut turut serta terproduksi ke
permukaan.
Ciri-ciri reservoir depletion drive (volumetrik gas) reservoir ini adalah sebagai berikut:
a.Penurunan pada saat berlangsungnya produksi adalah sangat cepat dan tidak terjadi
perubahan volume reservoir.
b.Gas dapat diproduksikan sampai mencapai tekanan abondenment.
c.Perembesan air dianggap tidak ada sehingga produksi air diabaikan.
d.Ultimate recoverynya besar, antara 80 – 90% dari cadangan mula-mula.
Depletion Drive Reservoir
Karakteristik Tekanan dan GOR
pada Reservoir Depletion Drive
Kondisi Reservoir
 Yang dimaksud dengan kondisi reservoir hidrokarbon adalah tekanan dan
temperatur reservoir hidrokarbon yang dalam hal ini adalah tekanan dan
temperatur reservoir sebelum diproduksikan. Tekanan dan temperatur
reservoir hidrokarbon berperan penting dalam kegiatan eksplorasi maupun
eksploitasi kegiatan hidrokarbon, tekanan dan temperatur suatu reservoir
sangat mempengaruhi perencanaan pemboran, pelaksanaan pemboran,
perhitungan cadangan, maupun cara memproduksi hidrokarbon di reservoir
yang bersangkutan ke permukaan.
Tekanan Reservoir
 Yang dimaksud tekanan reservoir hidrokarbon adalah tekanan didalam pori-
pori batuan yang berisi hidrokarbon dalam keadaan statik. Tekanan
reservoir sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik fluida reservoir dan
kemampuan reservoir untuk mengangkat fluida reservoir kepermukaan
sehingga sangat mempengaruhi volume cadangan hidrokarbon dan cara
produksinya. Tekanan hidrokarbon sebenarnya merupakan hasil dari gaya-
gaya yang bekerja pada pori-pori batuan, meliputi tekanan hidrostatik,
tekanan overburden dan tekanan kapiler.
 Setelah akumulasi hidrokarbon didapat, maka salah satu tes yang harus
dilakukan adalah tes untuk menentukan tekanan reservoar, yaitu tekanan
awal reservoar, tekanan statik sumur, tekanan alir dasar sumur, dan
gradien tekanan reservoar. Data tekanan tersebut akan berguna untuk
menentukan produktivitas formasi produktif dan metode produksi yang akan
digunakan, sehingga dapat diperoleh recovery hidrokarbon yang optimum
tanpa mengakibatkan kerusakan formasi.
 Tekanan awal reservoar adalah tekanan reservoar pada saat pertama kali
ditemukan. Tekanan dasar sumur pada sumur yang sedang berproduksi
disebut tekanan aliran (flowing) sumur, kemudian jika sumur tersebut
ditutup maka selang waktu tertentu akan didapat tekanan statik sumur.
Tekanan Hidrostatik
 Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh fluida yang berada di
dalam pori-pori batuan.
 Pf  Gf * D

jika : 0.433<Gf<0.465 psi/ft, dikatakan P normal.


 Gf>0.465 psi/ft, dikatakan Pabnormal.
 Gf<0.433 psi/ft, dikatakan Psubnormal.
 Tekanan hidrostatik pada suatu titik dalam pori batuan adalah tekanan
yang ditimbulkan oleh berat kolom air (air formasi) vertikal dari permukaan
sampai titik yang bersangkutan dalam keadaan statik. Secara umum tekanan
hidrostatik dapat dinyatakan dalam bentuk :
 .
 Ph = Tekanan hidrostatik.
 = Densitas rata-rata air formasi.
 D = Kedalaman vertikal. ft
 C = Faktor konversi yang besarnya adalah 0,0519 psi/ft-ppg.
 Tekanan pori yang lebih besar dari tekanan hidrostatik disebut tekanan
“abnormal” sedangkan bila lebih kecil dari tekanan hidrostatik disebut
tekanan “subnormal”.
 Untuk mempermudah penggambaran distribusi tekanan secara
vertikal, biasanya digunakan istilah “gradien tekanan“ yaitu pertambahan
tekanan untuk setiap satuan kedalaman. Seperti halnya dengan tekanan
hidrostatik, maka gradien tekanan normal suatu daerah berbeda dengan
daerah lainnya.
 Pada prinsipnya tekanan reservoar adalah bervariasi terhadap kedalaman.
Hubungan antara tekanan dengan kedalaman ini disebut dengan gradien
tekanan. Gradien tekanan hidrostatik air murni adalah 0.433 psi/ft,
sedangkan untuk air asin berkisar antara 0.433 sampai dengan 1 psi/ft.
Penyimpangan dari harga tersebut dianggap sebagai tekanan abnormal.
Gradien tekanan overburden adalah : 2.3 x 0.433 psi/ft = 1 psi/ft.
Tekanan Kapiler
 Karena reservoir hidrokarbon umumnya mengandung lebih dari satu fasa fluida
yang tidak bercampur secara homogen. Maka fenomena tekanan kapiler sangat
berpengaruh terhadap distribusi tekanan reservoir secara vertikal. Fenomena
tekanan kapiler menyebabkan variasi saturasi fluida secara vertikal pada pori-
pori batuan diatas zona air, yang berarti menyebabkan terjadinya variasi
densitas rata-rata, fluida secara vertikal dalam pori-pori batuan diatas zona
air. Selisih tekanan antara dua titik ketinggian (kedalaman) yang berbeda
dalam batuan diatas zona air adalah sama dengan selisih harga tekanan kapiler
antara dua titik yang bersangkutan, yang mana akan lebih kecil dari pada
besarnya selisih tekanan yang terjadi pada zona air dengan jarak vertikal yang
sama.
 Untuk reservoir gas alam, perbedaan tekanan kapiler antara titik tertinggi
reservoir dengan bidang “gas-water contact” adalah sebesar:
Pc 
h
 w   g  dimana:
144
Pc = perbedaan tekanan, psi
h = ketinggian puncak reservoir dari
bidang gas-water contact
w = densitas air formasi, lb/cuft
g = densitas gas, lb/cuft
Tekanan Overburden
 Tekanan ini dihasilkan dari kombinasi berat matrik
formasi (rock) dan fluida-fluida (air,minyak,gas)
dalam batuan formasi.

 Po = tekanan overburden, psi


 z = interval kedalaman, ft
 (z) = densitas batuan pada interval kedalaman ke-z,
g/cc
 Tekanan overburden batuan dapat menyebabkan
terjadinya tekanan abnormal pada reservoir hidrokarbon
yang berupa tubuh batu pasir berbentuk lensa yang
berada diantara lapisan-lapisan serpih yang tebal. Pada
saat lapisan serpih terkompaksi akibat penimbunan oleh
endapan diatasnya, sehingga overburden yang timbul
semakin besar.
Temperatur Reservoir
 Berdasarkan anggapan bahwa bumi berisi magma yang sangat panas,
maka dengan bertambahnya kedalaman temperatur juga akan naik.
Besar kecilnya kenaikan temperatur akan tergantung pada gradien
temperaturnya. Gradien temperatur ini disebut juga dengan gradien
geothermal, yaitu bilangan yang menunjukkan besarnya kenaikan
temperatur tiap turun ke dalam bumi secara tegak lurus sedalam satu ft.
Gradien geothermal ini biasanya berkisar 1.6 oF tiap 100 ft. Secara
matematis temperatur formasi dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut:
 TD = Tp + ( Gt  D )
 TD = temperatur pada kedalaman D, oF
 Tp = temperatur permukaan rata-rata, oF
 Gt = gradien temperatur, oF/100 ft
 D = kedalaman, ft.

Anda mungkin juga menyukai