Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Inovasi Hijau”

Manajemen Inovasi

Dosen Pengampu : DR. Dina Sarah Syahreza. SE., M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok VII

Najhan Ahmad Muttaqiy Lubis 7193210031


Nanda Pratama Daulay 7193210011
Oki Ramawati 7193510005
Sri Anggraini 7191210007

Manajemen A 2019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Inovasi Hijau” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi
dan pengarahan dari berbagai pihak.

Terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Kinerja ibu DR. Dina
Sarah Syahreza. SE., M.Si yang telah memberikan arahan sehingga kami dapat mengerjakan
tugas ini dengan baik.

Kami menyadari tugas makalah yang kami perbuat ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu apabila terjadi kesalahan dalam penulisan, penulis memohon maaf yang sebesar –
besarnya. Dan semoga materi tentang Inovasi Hijau ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 09 September 2022

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Inovasi Hijau............................................................................3
2.2 Pelaksanaan Bisnis Pada Inovasi Hijau.....................................................4
2.3 Tantangan Inovasi Hijau............................................................................4
2.4 Strategi Inovasi Hijau................................................................................5
2.5 Manfaat Penerapan Inovasi Hijau..............................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bisnis hijau (Green business) adalah sebuah istilah yang mungkin tidak asing namun
tak banyak juga orang yang paham. Sederhananya bisnis hijau adalah sebuah pendekatan
lingkungan dan sosial dalam menjalankan aktifitas bisnis agar terjadi keberlanjutan bagi
generasi mendatang akan tersedianya sumber-sumber daya alam. Bayangkan jika aktifitas
bisnis terus menerus merusak alam, anak cucu kita bisa makin sengsara.
Ide bisnis hijau pilihannya sangat beragam, sebab pada dasarnya semua bisnis dapat
dijalankan. Karena itu inovasi diperlukan untuk menciptakan metode, cara yang berbeda
dari yang sudah ada. Inovasi diperlukan dari sekedar kreatifitas, sebab bagaimanapun juga
bisnis harus menghasilakan keuntungan. Kreatif menciptakan ide-ide baru, namun tak bisa
mengkomersilkannya tentulah bukan cara berbisnis yang baik. Dalam makalah ini akan
dibahas bagaimana menciptakan inovasi hijau dalam usaha kecil dan mikro.
Karena itu perlu ditemukan inovasi yang tidak merusak lingkungan atau
dampaknya tidak membahayakan kehidupan. Inovasi ini disebut Green Innovation
atau Inovasi Hijau. Inovasi hijau juga untuk menghemat sumber daya alam (air, tanah,
udara, hewan dan tumbuhan) agar tetap bersih, sehat dan lestari. Tujuan inovasi hijau ini
supaya kehidupan bisa dinikmati untuk generasi yang akan datang. Kita tentunya ingin
anak cucu kita nanti masih dapat merasakan nikmatnya air bersih, udara segar, serta tanah
yang subur

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa Pengertian Inovasi Hijau?
B. Bagaimana Pelaksanaan bisnis Pada Inovasi Hijau?
C. Bagaimana Tantangan Inovasi Hijau?
D. Apa Strategi Inovasi Hijau?
E. Apa Manfaat Penerapan Inovasi Hijau?

1
1.3 Manfaat
A. Mengetahui Pengertian Inovasi Hijau.
B. Mengetahui Pelaksanaan Bisnis Pada Inovasi Hijau.
C. Mengetahui Tantangan Inovasi Hijau
D. Mengetahui Strategi Inovasi Hijau.
E. Mengetahui Manfaat Penerapan Inovasi Hijau.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inovasi Hijau


Chen et al (2006) mendefinisikan inovasi hijau sebagai "inovasi perangkat keras atau
perangkat lunak yang terkait dengan produk atau proses hijau, termasuk inovasi dalam
teknologi yang terlibat dalam penghematan energi, pencegahan polusi, daur ulang limbah,
desain produk hijau, atau lingkungan perusahaan pengelolaan".

Kammerer (2009) mengidentifikasi bahwa inovasi lingkungan adalah "semua jenis


inovasi yang menghasilkan manfaat bagi lingkungan, mencakup semua perubahan dan
kebaruan organisasi yang berupaya mengurangi dampak lingkungannya. Inovasi hiiau
adalah tanggung jawab bersama karena merupakan hasil produk dari pemerintah,sektor
swasta, dan individu masyarakat. Dibandingkan dengarn inovasi secara umum, inovasi
hijau cukup kompleks dan membutuhkan kompetensi baru yang beragam. untuk
keberhasilan inovasi,pendekatan lintas disiplin yang memanfaatkan pengetahuan (baik
internal maupun eksterna) ,jaringan, dan sumber daya sangatlah penting.

Pelaku usaha yang memiliki knowledge creation dan knowledge transfer akan
memiliki pengaruh positif terhadap inovasi. Perusahaan yang menerapkan strategi
perdululi akan lingkungan hanya mematuhi aturan hukum, dan menetapkan control pada
strategi yang proaktif akan melibatkan para pelaku usaha baik secara disengaja maupun
sukarela untuk tujuan mengurangi pemakaian energi, limba, maupun polusi. Pengelolahan
lingkungan melibatkan kedua tindakan yaitu teknik organisasi bertujuan untuk mengurangi
dampak terhadap lingkungan dan mengurangi akibat dari tindakan mereka terhadap
lingkungan Perusahaan harus memiliki komitmen dalam kegitan proaktif lingkungan yang
tidak berwujud seperti melakukan inovasi prodak maupun CSR untuk dapat memperbaiki
lingkungan alam, dari istilah pro-lingkungan digunakan untuk istilah kekhawatiran
terhadap lingkungan secara fisik.Pelanggan yang dikatakan sebagai "pelanggan hijau"
disaat pelanggan tersebut membeli dan menggunakan produk yang ramah lingkungan. Isu
lingkungan cenderung akan membuat pengaruh perilaku pelanggan dalam membeli produk
ramah lingkungan secara rutin bertujuan untuk pengurangan polusi, penghematan energi,
daur ulang. Pemikiran secara rasional dan inrasiolan akan menjadi dasar bagi konsumen
untuk memutuskan membeli sebuah produk.

3
2.2 Pelaksanaan Bisnis dari Inovasi Hijau
Saat ini, pelaksanaan bisnis hijau belum dalam pencapaian yang baik. Masih banyak
para pelaku bisnis yang masih berpegang pada ekonomi konvensional. Menurut
Mutamimah (2011) Saat ini, bisnis hijau masih dipahami sangat sempit dan
diimplementasikan secara terpotong-potong, baru terbatas pada aktivitas jangka pendek
dan hanya setiap ada even. Tetapi tidak dipungkiri pula terdapat beberapa perusahaan yang
mulai menerapkan bisnis hijau. Dalam tulisan Sari dan Raharja (2012) menyatakan bahwa
berdasarkan pengalaman dari beberapa industri, maka ada empat alasan yang menjadi
penyebab bisnis harus meletakan masalah lingkungan sebagai aspek yang penting dalam
usahanya, yaitu:

a. Lingkungan dan efisiensi.


Dengan adanya kesadaran bahwa sumber daya alam (materi dan energi) sangat
terbatas, maka apapun juga harus dilakukan untuk mengurangi penggunaannya.
b. “Image” lingkungan.
Mempunyai sikap positif terhadap lingkungan merupakan suatu hal yang baik untuk
dapat menumbuhkan “image” yang selanjutnya untuk memperbesar “market share”.
c. Lingkungan dan peluang pasar.
Dengan adanya tuntutan pasar terhadap pelaku bisnis dan dunia usaha dalam hal
Sistem Manajemen Lingkungan (SML), yang selanjutnya dikembangkan menjadi
pemberian sertifikasi ISO 14001, maka hal ini memberikan dampak positif pada dunia
usaha.
d. Ketaatan terhadap peraturan lingkungan
Meskipun “law enforcement” pemerintah masih lemah, namun demikian apabila
terjadi pelanggaran dalam pengelolaan lingkungan ataupun adanya pengaduan
masyarakat akibat dampak dari suatu aktivitas industri, maka akan berdampak
negative terhadap reputasi industri tersebut.

2.3 Tantangan Inovasi Hijau


Dalam mewujudkan green and clean terdapat tantangan yang dapat dikatakan tidak
mudah untuk diselesaikan, mulai dari masalah yang bersifat teknis hingga konsep ekonomi
dan politik yang disebutkan sebelumnya. Dari segi ekonomi misalnya, solusi ekonomi
Kapitalisme dalam menjaga lingkungan selama ini hanya tertuju kepada bagaimana
pembangunan yang ada bersifat ramah lingkungan (friendly environment). Selain itu, juga

4
mengatur bagaimana investasi-investasi yang ada tidaklah pada kegiatan yang dapat
membahayakan lingkungan.

Namun, dua solusi (pembangunan dan investasi yang ramah lingkungan) di atas
terasa dilematis. Karena dalam paradigma ekonomi kapitalis-liberalis adalah bagaimana
mencapai pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin. Hal tersebut dilakukan atas asumsi,
semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka akan semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan masyarakat.

Padahal, pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin tidaklah sejalan dengan


pembangunan dan investasi yang ramah lingkungan yang menimbulkan kehati-hatian
dalam melaksanakan aktivitas ekonomi. Begitupula halnya dengan investasi. Lihat saja
bagaimana perkembangan investasi selama ini yang lebih cenderung mengejar profit
oriented semata. Sebagai contoh investasi di bidang energi terbarukan yang ramah
lingkungan, masih terbilang sangat kecil .Bisnis hijau akan menghasilkan produk hijau.
Menurut Octavia(2012) ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam bisnis
hijau, yaitu :

a) Harga
Ternyata meski pada umumnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan terus
meningkat tetapi harga penawaran produk hijau yang masih tinggi menjadi pengaruh
yang paling tinggi untuk memutuskan membeli produk hijau.
b) Kepercayaan
Selain harga ada juga maslah ketidakpercayaan konsumen pada label “hijau”atau
ecolabel, konsumen Indonesia sebagian berpendapat bahwa informasi itu tidak akurat.
c) Edukasi
Informasi mengenai fungsi, manfaat, serta keunggulan dari produk hijau atau produk
yang ramah lingkungan masih rendah, sehingga sebagian konsumen masih enggan
membeli produk hijau dengan harga premium.
d) Target Pasar
Target pasar untuk produk hijau adalah ceruk pasar, karena targetnya adalah untuk
konsumen yang peduli dengan lingkungan dan rela membayar sejumlah uang untuk
membeli produk hijau.

2.4 Strategi Inovasi Hijau

5
Apa yang harus dilakukan jika akan mengembangkan bisnis hijau. Berikut beberapa
langkah yang harus dilakukan dalam bisnis hijau di Indonesia (Octavia, 2012) :

a. Harga Premium dengan Harga Terjangkau


Jika produsen tetap menawarkan harga premium maka harus mengedukasi
konsumen adanya extra value dalam produk hijau yang ditawarkan seperti
keunggulan, perbedaan dari produk non hijau maupun produk hijau yang
ditawarkan lebih terjangkau, kualitas premium, dan lain-lain.
Target pasar harga premium terbatas pada ceruk pasar. Sedangkan jika produsen
produk hijau menawarkan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen, produsen
cukup mengedukasi perbedaan produk non hijau dengan produk hijau yang
mereka tawarkan. Target pasarnya akan lebih luas dibanding harga premium,
pasarnya lebih massal.
b. Komunikasi dan Edukasi
Memberikan informasi seperti melakukan komunikasi lewat iklan, memberi
edukasi pada konsumen seperti seminar mengenai lingkungan, open factory bagi
pelajar atau masyarakat umum, melibatkan konsumen dalam proses CSR
(Corporate Social Responsibility) misalnya dengan ikut berpartisipasi dalam
acara yang diadakan oleh perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan seperti
penanaman pohon, sepeda santai, gerak jalan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan
memberi informasi yang lebih mengenai lingkungan kepada konsumen dan
meningkatkan kepercayaan terhadap produk hijau yang ditawarkan.

2.5 Manfaat Penerapan Inovasi Hijau


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dalam mempromosikan proaktif
lingkungan, perusahaan berusaha untuk secara positif mempengaruhi kinerja keuangan
sesuai dengan ukuran kekayaan perusahaan yang berbeda dan saling melengkapi (biaya
perusahaan dan diferensiasi perusahaan). Pengurangan polusi dalam inovasi hijau
dianggap dpaat menghilangkan proses produksi yang berbahaya bagi lingkungan,
mendesain ulang system produk guna mengurangi dampak negatif pada siklus hidup

6
perusahaan, serta mengembangkan produk baru dengan biaya siklus hidup yang lebih
rendah.Beberapa perusahaan juga mengakui pentingnya perlindungan lingkungan yang
memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan selain manfaatnya bagi lingkungan.
Dengan mengadopsi inovasi ramah lingkungan, baik dalam produk maupun prosesnya,
perusahaan mencapai keunggulan biaya serta mendapatkan perhatian pelanggan
khususnya dari mereka yang menghargai masalah lingkungan. Dari perspektif yang
berbeda, inovasi ramah lingkungan mengembangkan tidak hanya kinerja lingkungan
perusahaan tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif (Küçükoğlu & Pınar, 2015).
Menurut Chen et al., (2006), pengukuran keunggulan kompetitif perusahaan terdiri dari
delapan item, antara lain:
1. Perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dengan biaya rendah dibandingkan
dengan pesaing lain
2. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan lebih baik dari pada
produk atau layanan pesaing perusahaan lebih mampu melakukan R&D dan
inovasi dari pada pesaing
3. Perusahaan memiliki kemampuan manajerial yang lebih baik dari pada pesaing
4. Profitabilitas perusahaan lebih baik
5. Pertumbuhan perusahaan melebihi pesaing
6. Perusahaan adalah penggerak pertama di beberapa bidang penting dan
menempati posisi penting
7. Citra perusahaan dari perusahaan lebih baik daripada pesaing

Solusi Bisnis Hijau Untuk Pencapaian Green Ekonomi


Menurut ketua program studi Manajemen Unissula, Mutamimah (2011) dalam
mengimplementasikan bisnis hijau diperlukan keseriusan dan komitmen stakeholders,
misalnya dukungan pemerintah mengenai produk yang boleh dijual dengan standar green,
dukungan dan kesadaran masyarakat, perusahaan, serta perbankan. Lebih lanjut Muhammad
Islam (2011) mengemukakan bahwa dalam palaksanaan ekonomi hijau ini peran masing-
masing stakeholders mulai dari kalangan pemerintahan, swasta/perusahaan, akademisi dan
masyarakat sipil sangatlah penting, berikut ini adalah gambaran peran-peran dari
stakeholders:

A. Pengambil kebijakan (pemerintah) memiliki peranan yang cukup sentral khususnya


dalam merumuskan serangkaian peraturan mengenai Ekonomi Hijau yang aplikatif

7
sampai kepada peraturan teknis pelaksanaan Ekonomi Hijau, termasuk
menerjemahkannya kedalam pembahasan anggaran belanja negara.
B. Pihak swasta atau perusahaan dapat memanfaatkan dan menindaklanjuti inovasi-
inovasi ramah lingkungan dari kalangan akademisi untuk diproduksi secara masal dan
dipasarkan kepada masyarakat umum. Selain itu mengoptimalkan pengelolaan dana
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk digunakan dalam upaya pelestarian
lingkungan.
C. Masyarakat sipil berperan untuk turut mengkampanyekan konsep ekonomi hijau
sehingga dapat selektif untuk membatasi penggunaan produk yang dapat mencemari
lingkungan dan membentuk pola konsumsi yang ramah terhadap lingkungan, serta
semakin banyak masyarakat yang terbentuk kesadarannya untuk menjadi green
konsumen.
D. Perbankan, diharapkan dapat memasukan faktor yang merusak kelestarian lingkungan
kedalam penilaian kelayakan usaha, serta melakukan diversifikasi bunga yang lebih
tinggi kepada kegiatan usaha atau konsumsi yang dapat merusak lingkungan dan
sebaliknya memberikan bunga yang lebih rendah untuk proses produksi dan konsumsi
yang berdampak pada kelestarian lingkungan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpilan

Inovasi hijau sebagai upaya pembaruan dalam proses atau aktifitas manusia berjalan
seiring dengan gaya hidup ramah lingkungan(Green Lifestyle) dan ekonomi hijau serta saling
mendukung satu sama lain. Inovasi hijau dapat memberikan manfaat yang luar biasa bukan
hanya untuk manusia tetapi juga tanah bumi yang mendukung kehidupan berkelanjutan.

Inovasi hijau juga untuk menghemat sumber daya alam (air, tanah, udara, hewan dan
tumbuhan) agar tetap bersih, sehat dan lestari. Tujuan inovasi hijau ini supaya kehidupan bisa
dinikmati untuk generasi yang akan datang. Kita tentunya ingin anak cucu kita nanti masih
dapat merasakan nikmatnya air bersih, udara segar, serta tanah yang subur.

Implementasian Bisnis Hijau bertumpu pada tindakan mengedapankan lingkungan dan


tanggung jawab sosial, dan untuk mewujudkannya diperlukan keseriusan dan komitmen dari
semua stakeholders. Keraguan dapat menghambat seseorang dalam berinovasi, dan tanpa
tekad dan percaya diri seseorang tidak dapat mencurahkan isi pikirannya dan tidak akan
memunculkan inovasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://ramli88bombana.blogspot.com/2013/02/makalah-greeb-business.html
http://gitapertiwi.org/green-innovation/
http://greenlistingindonesia.com/berita-212-produk-hijau-dimulai-dari-industri-hijau.html
http://infostudikimia.blogspot.com/2016/12/inovasi-industri-hijau.html
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/138226/evaluasi-business-model-canvas
terhadap-bisnis-start-up-studi-kasus-pada-perusahaan-pt-solusi-hijau-indonesia-.html

10

Anda mungkin juga menyukai