Proposal Penelitian
Oleh:
NAMA : ANIDA NUR AZIZAH
NIM : F1A219021
Pengaruh CSR dan Lingkungan Bisnis terhadap Daya Saing di mediasi oleh
Green Innovation pada Sektor Manufaktur Indonesia.
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bagaimana perusahaan mengelola dampak sosial dan lingkungan dari rantai
nilai mereka kemungkinan besar akan menjadi pendorong inti daya saing. Bahkan
jika dampak inisiatif CSR telah dibahas secara luas dalam literatur, pandangan
kinerja organisasi yang berfokus pada manufaktur dan bagaimana CSR dapat
meningkatkan daya saing melalui inovasi hijau, sebagian besar masih belum
dieksplorasi (Valmohammadi, 2014). Penelitian kami melihat lebih dekat inovasi
hijau sebagai mediator dalam interaksi kausal antara bisnis yang bertanggung jawab
dan daya saing, karena inovasi berwawasan CSR semakin dirasakan tidak hanya
sebagai jawaban atas tuntutan lingkungan tetapi juga sebagai pendorong
pertumbuhan berkelanjutan (Kam-SingWong, 2012).
Studi tentang pengaruh tanggung jawab sosial dan inovasi hijau terhadap daya
saing telah berulang di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (Bordkk.,
2003; Marin dan Ruiz, 2007), Eropa (Battagliadkk., 2014; Castaldodkk., 2009;
Turyakiradkk.,2014) dan pasar Asia terpilih (Chaudhary, 2009; Chen, 2008; Kam-
Sing Wong, 2012), tetapi sangat sedikit penelitian telah dilakukan di negara
berkembang. Oleh karena hal tersebut, saya tertarik melakukan penelitian ini
dengan mengambil objek penelitian di negara berkembang yaitu Indonesia.
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah social responsibility berpengaruh positif terhadap
daya saing.
2. Untuk mengetahui apakah green innovation berpengaruh positif terhadap daya
saing.
3. Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruh positif terhadap green innovation.
4. Untuk mengetahui apakah lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap
green innovation.
5. Untuk mengetahui apakah lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap daya
saing.
6. Untuk mengetahui apakah CSR yang di mediasi oleh green innovation
berpengaruh positif terhadap daya saing.
7. Untuk mengetahui apakah lingkungan bisnis yang di mediasi oleh green
innovation berpengaruh positif terhadap daya saing.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya (Widjaja & Yani, 2006). Menurut UUPT 2007 pengertian CSR
dalam pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggungjawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
2. UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan tanggungjawab
sosial perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan
penanaman modal untuk tetap menciptkan hubungan yang serasi, seimbang,
dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba memisahkan antara tanggungjawab
sosial dengan tanggungjawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai
sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan
dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.
3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-
5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan, konsep CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 bahwa
menjadi kewajiban bagi BUMN baik Perum maupun Persero untuk
melaksanakannya.
4. World Bussiness Council for Sustainable Development didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi
berkelanjutan dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya,
masyarakat sekitar serta public pada umumnya guna meningkatkan kualitas
hidup mereka.
5. Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen
korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui
kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi.
5
Empat kelompok tersebut adalah aktivitas CSR yang berhubungan dengan
lingkungan, yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap
lingkungan (Bekmezci,2015); aktivitas CSR yang berkaitan dengan tempat kerja,
berfokus pada upaya peningkatan peluang yag adil, keberagaman, dan bantuan
untuk keseimbangan kerja yang lebih baik (Caligiuri et al, 2013); aktivitas CSR
yang berkaitan dengan masyarakat, merujuk pada bagaimana operasi bisnis
mempengaruhi masyarakat (Olanrewaju, 20212); dan aktivitas CSR yang berkaitan
dengan pasar, merujuk pada bagaimana organisasi beroperasi berdasarkan
pemasok, pelanggan, dan pemain lainnya di sepanjang rantai pasokan (Bhardwaj,
2016; Tabes et al, 2016). Dalam studi analisis faktor eksploratif, muncullah faktor
kelima dengan nama alat CSR formal, yang mewakili standar praktik manajerial,
seperti penggunaan label berkelanjutan, serta manajemen dan sertifikasi
keberlanjutan dan pelaporan (Battaglia et al, 2014; Turkariya et al, 2014).
6
adanya cadangan produksi (pesediaan) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan
oleh perushaan untuk menunjang kelancaran perusahaan tersebut.
2. Kualitas seperti yang dimaksud oleh Muhardi adalah merupakan dimensi daya
saing yang juga sangat penting, yaitu meliputi berbagai indikator diantaranya
tampilan produk, jangka waktu penerimaan produk, daya tahan produk,
kecepatan penyelesaian keluhan konsumen dan kesesuaian produk terhadap
spesifikasi desain. Tampilan produk dapat tercermin dari desain produk atau
layanannya, tampilan produk yang baik adalah yang memiliki desain sederhana
namumn mempunyai nilai yang tinggi. Jangka waktu penerimaan produk
dimaksudkan dengan lamanya umur produk dapat diterima oleh pasar, semakin
lama umur produk di pasar menunjukan kualitas produk tersebut semakin baik.
Adapun daya tahan produk dapat diukur dari umur ekonomis penggunaan
produk.
3. Waktu penyampaian merupakan dimensi daya saing yang meliputi berbagai
indikator diantaranya ketetapan waktu produksi, pengurangan waktu tunggu
produksi dan ketetapan waktu penyampaian produk dapat . Ketiga indikator
tersebut berkaitan, ketetapan waktu penyampaian produk dapat dipengaruhi oleh
ketetapan waktu dan lamanya waktu tunggu produksi.
4. Adapun fleksibel merupakan dimensi daya saing operasi yang meliputi berbagai
indikator diantaranya macam produk yang dihasilkan, kecepatan menyesuaikan
dengan kepentingan lingkungan.
7
a. Green Product Innovation
Green Product Innovation ialah pembaruan produk yang ramah terhadap
lingkungan yang berdampak positif pada lingkungan yang lebih baik dari pada
produk yang konvensional. Tidak hanya lebih baik dari pada nilai yang
ekonomis tapi juga lebih baik jika lihat dari sisi keramahan lingkungan, efisiensi
pada pemakaian energi serta bahan baku, mengurangi polusidan mengurangi
limbah (Qamarullah & Widowati, 2015). Green product innovation mampu lebih
baik dari pada produk konvensional apabila dilihat dari keramahan
lingkungannya (Soylu & Dumville, 2011). Green product innovation ini juga
sebenarnya memiliki beberapa tujuan utama seperti meminimalisir adanya beban
terhadap lingkungan karena penciptaan Green product innovation ini sendiri
yakni memberikan partisipasi untuk mengurangi efek pada pemanasan global
(Chen et al., 2006). Selain itu tentunya juga peningkatan laba yang lebih tinggi
dari sebelumnya dikarenakan dapat mengurangi penggunaan sumber daya,
sehingga timbulnya efisiensi pengalokasian anggaran pada beban operasional
perusahaan yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan (Fitriani, 2015).
b. Green Process Innovation
Green process innovation merupakan pemakaian teknologi dan proses produksi
yang ramah padalingkungan yang berguna dalam rangka menghasilkan sebuah
barang serta pelayanan yang tidak memberikan dampak negatif kepada
masyarakat dan juga pada lingkungan. Penerapan green process dapat diperoleh
melalui pemakaian teknologi (Chen & Chang, 2013). Selain itu, green process
innovation merupakan pemakaian teknologi dan proses produksi yang ramah
pada lingkungan yang berguna dalam rangka menghasilkan sebuah barang serta
pelayanan yang tidak memberikan dampak negatif kepada masyarakat dan juga
pada lingkungan (Zahari, 2015).
Menurut Boehe dan Barin-Cruz (2010), perhatian pada dampak lingkungan
memungkinkan diferensiasi produk dan meningkatkan peluang internasionalisasi
ke pasar di mana konsumen hijau lebih aktif, sehingga meningkatkan kinerja pasar
dan perputaran bisnis dalam jangka panjang (Lu et al., 2016). Disinilah variabel
green innovation berdampak pada daya saing (Sellitto et al., 2020). Organisasi
8
cenderung berinvestasi dalam green innovation karena mereka membantu
mengembangkan peluang untuk pasar baru dan menciptakan keunggulan kompetitif
dengan memposisikan diri mereka sebagai bisnis ramah lingkungan (Chen et al.,
2006; Kam-Sing Wong, 2012). Green Innovation yang sukses menguntungkan
perusahaan dengan mencapai efisiensi yang lebih besar dan memperkuat citra
ramah lingkungan, yang pada akhirnya berkontribusi pada profitabilitas yang lebih
tinggi (Chen, 2008). Perusahaan, yang merupakan pionir dalam inovasi, cenderung
menuntut harga yang lebih tinggi untuk produk ramah lingkungan, meningkatkan
citra perusahaan, menjual teknologi atau layanan lingkungan mereka dengan lebih
baik, dan akhirnya mengembangkan pasar baru untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif.
9
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan para
pesaingnya.
Menurut Kotler (2000), setidaknya ada empat faktor yang harus
dipertimbangkan dalam analisis lingkungan internal yaitu: pemasaran, keuangan,
produksi, organisasi dan kepemimpinan yang mampu dan berpandangan kedepan.
Lingkungan bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat
menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan. Analisis diartikan sebagai
penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan
diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor
lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan (Azwar,
1990; Fauzi, 2005; Mukono, 2006).
H1
CSR Competitiveness
H6
Green
Innovation
Bussiness
Environment
10
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka kita bisa menuliskan hipotesis
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Apakah social responsibility berpengaruh positif terhadap daya saing?
H2: Apakah green innovation berpengaruh positif terhadap daya saing?
H3: Apakah CSR berpengaruh positif terhadap green innovation?
H4: Apakah lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap green innovation?
H5: Apakah lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap daya saing?
H6: Apakah CSR yang di mediasi oleh green innovation berpengaruh positif
terhadap daya saing?
H7: Apakah lingkungan bisnis yang di mediasi oleh green innovation
berpengaruh positif terhadap daya saing?
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
3.4 Variabel Penelitian
Adapun beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CSR (X1) dan Ilmu
Bisnis (X2).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Daya Saing (Y).
c. Variabel Mediasi
Variabel mediasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Green Innovation
(Z).
13
• Tingkat Pesaing
a. Tajamnya persaingan dalam pasar local.
b. Peningkatan permintaan konsumen.
c. Produksi untuk memenuhi standar kualitas.
• Dimensi Pasar
a. Tingkat produk dan jasa menjadi ketinggalan dibanding pesaing.
b. Tingkat inovasi produk baru.
14
DAFTAR PUSTAKA
Battaglia, M., Testa, F., Bianchi, L., Iraldo, F. and Frey, M. (2014), “Corporate
social responsibility and competitiveness within SMEs of the fashion
industry: evidence from Italy and France”, Sustainability, Vol. 6 No. 2, pp.
872-893, doi: 10.3390/su6020872.
Chen, Y. (2008), “The driver of green innovation and green image – green core
competence”, Journal of Business Ethics, Vol. 81 No. 3, pp. 531-543, doi:
10.1007/s10551-007-9522-1.
Chen, Y., Lai, S. and Wen, C. (2006), “The influence of green innovation
performance on corporate advantage in Taiwan”, Journal of Business
Ethics, Vol. 67 No. 4, pp. 331-339, doi: 10.1007/s10551- 006-9025-5.
Kotler, P., & Nance, L. (2005). Corporate Social Responsibility: Doing The Most
Good for Your Company and Your Cause: John Wiley & Sons Inc.
Lu, I.Y., Kuo, T., Lin, T.S., Tzeng, G.H. and Huang, S.L. (2016), “Multicriteria
decision analysis to develop effective sustainable development strategies for
enhancing competitive advantages: case of the TFT-LCD industry in
Taiwan”, Sustainability, Vol. 8 No. 7, p. 646, doi: 10.3390/ su8070646.
Panwar, R., Nybakk, E., Hansen, E. and Pinkse, J. (2016), “The effect of small
firms’ competitive strategies on their community and environmental
engagement”, Journal of Cleaner Production, Vol. 129, pp. 578-585, doi:
10.1016/j.jclepro.2016.03.141.
Perrini, F., Russo, A., Tencati, A. and Vurro, C. (2001), “Deconstructing the
relationship between corporate social and financial performance”, Journal
of Business Ethics, Vol. 102, pp. 59-76, doi: 10.1007/s10551-011-1194-1.
Porter, T. and Miles, P. (2013), “CSR longevity: evidence from long-term practices
in large corporations”, Corporate Reputation Review, Vol. 16 No. 4, pp.
313-340, doi: 10.1057/crr.2013.17.
Sellitto, M.A., Camfield, C.G. and Buzuku, S. (2020), “Green innovation and
competitive advantages in a furniture industrial cluster: a survey and
structural model”, Sustainable Production and Consumption, Vol. 23, pp.
94-104, doi: 10.1016/j.spc.2020.04.007.
Tabesh, A., Batt, P.J. and Butler, B. (2016), “Modelling the impact of
environmental and organizational determinants on green supply chain
innovation and performance”, Journal of Food Products Marketing, Vol. 22
No. 4, pp. 436-454, doi: 10.1080/10454446.2014.949987.
Turyakira, P., Venter, E. and Smith, E. (2014), “The impact of corporate social
responsibility factors on the competitiviness of small and medium-sized
enterprises”, South African Journal of Economic and Management Sciences,
Vol. 17 No. 2, pp. 157-172, doi: 10.4102/sajems.v17i2.443.
Widjaja, G., & Yani, A. (2006). Perseroan Terbatas. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Widjaja, G., & Yeremia, A. P. (2008). Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa
CSR. Jakarta: Forum Sahabat.