Anda di halaman 1dari 29

ALFIAN SAYUTI

I2F018001

Environmental
Disclosure: A
Case From The
Ownership
Structure and
Industry Type
What a
Environmental
Disclosure is ?

Pengungkapan yang berkaitan dengan lingkungan yang diungkapkan pada laporan


keberlanjutan maupun laporan tahunan

Environmental Disclosure merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility

Di dalam Global Reporting Index (GRI) G4 tema lingkungan ini merupakan aspek dan
itemnya paling banyak

Diantara aspeknya berkaitan dengan aspek material, energi, air, emisi dan limbah
Why this Topic ?

Isu lingkungan masih rendah diungkapkan oleh


perusahaan di Indonesia

Rusaknya lingkungan disekitar perusahaan hingga


jatuhnya korban jiwa akibat dampak operasional
perusahaan

Hasil penelitian terdahulu yang bervariasi tentang


pengungkapan lingkungan

Isu biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkan


informasi lingkungan
Pengungkapan Lingkungan

Nurkhin (2009) menyatakan di dalam


pengungkapan CSR tema lingkungan masih
merupakan indikator terkecil yang diungkapkan,
yaitu hanya sebesar 0,05 atau 5 persen
Hasil lainnya dari Sari (2017) dalam lingkup
lingkungan, rata-rata kuantitas pengungkapan CSR
perusahaan sektor pertambangan tahun 2014
hingga tahun 2015 adalah 19 persen. Hal ini masih
rendah dibandingkan dengan aspek ekonomi 42
persen, serta lingkup profil dan strategi organisasi
62 persen.
1. Irsan et al. (2016) menyatakan
dampak lingkungan kegiatan
pertambangan antara lain:
• penurunan produktivitas tanah,
pemadatan tanah, terjadinya erosi
dan sedimentasi, terjadinya
gerakan tanah atau longsoran,
terganggunya flora dan fauna,
terganggunya keamanan dan
kesehatan penduduk, serta
perubahan iklim makro
2. Selain kerusakan lingkungan, tidak
jarang kegiatan pertambangan
mengakibatkan korban jiwa.
Seperti Ahmad Setiawan (10)
meninggal di kolam bekas
tambang batu bara di Samarinda,
Kalimantan Timur (Rosadi, 2019)
Hasil Penelitian Terdahulu
(Struktur Kepemilikan)

Kepemilikan Chang & Zhang (2015) menyatakan kepemilikan institusional memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap pengungkapan informasi lingkungan



Kepemilikan institutional dianggap memiliki hak suara yang lebih besar dan

Institusional kemungkinan asimetri informasi akan lebih besar dari investor lain (Diantimala
& Amril, 2018).

Kepemilikan Kepemilikan manajer yang semakin besar di dalam perusahaan


membuat manajer lebih memikirkan kepentingan dan kesejahteraan


pemegang saham (Fashikhah, Rahmawati, & Sofyani, 2018)

Manajerial Asrori et al., (2019) menyatakan kepemilikan manajerial memiliki


pengaruh positif signifikan terhadap CSR dan environmental disclosure

Kepemilika ●
Semakin perusahaan menambah pengungkapan lingkungannya,
semakin baik image perusahaan pada publik dan persepsi
shareholder (Supianto & Pratiwi, 2017).

n Publik

Kepemilikan publik memiliki pengaruh signifikan terhadap
environmental disclosure (Ijma et al., 2018)
Tipe Industri

Perusahaan yang kegiatan operasionalnya berdampak terhadap lingkungan dan


merubah lingkungan menjadi berbeda dari asalnya, seharusnya berupaya untuk
mempertanggungjawabkan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
UU No. 40/2007 Pasal 74 menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Sari (2017) dalam lingkup lingkungan, rata-rata kuantitas pengungkapan CSR


perusahaan sektor pertambangan tahun 2014 hingga tahun 2015 adalah 19 persen.
Hal ini masih rendah dibandingkan dengan aspek ekonomi 42 persen, serta lingkup
profil dan strategi organisasi 62 persen.

Dapat dilihat di dalam Tabel 1.1 disimpulkan bahwa. 3 tahun berturut-turut


persentase pengungkapan lingkungan perusahaan high profile lebih rendah
daripada perusahaan low profile. Hal ini menarik untuk dikaji karena perusahaan
high profile seharusnya lebih dominan mengungkapkan aktivitas lingkungan.
Padahal (Husniah, 2018) menyatakan Perusahaan high profile lebih banyak
memberikan informasi terkait lingkungan dibandingkan low profile .
Why must
Ownership Structure
and Industry Type ?

Struktur ●


Investor merupakan stakeholder yang memiliki power untuk mempengaruhi perusahaan
Pemegang saham jangka panjang kemungkinan besar lebih mendukung praktik
manajemen lingkungan daripada pemegang saham jangka pendek (Chang & Zhang, 2015)
Stakeholder theory mengidentifikasi dan memodelkan stakeholder dan perusahaan serta

Kepemilikan
menjelaskan bagaimana managemen dapat bertindak sesuai dengan kepentingan
kelompok-kelompok tersebut (Rahmawati & Subardjo, 2017)

Tipe ●
Berkaitan dengan UU No. 40/2007 Pasal 74 menyatakan perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan

Industri

Menurut teori legitimasi perusahaan mempunyai ikatan kontrak dengan
masyarakat (Sulistyowati, 2014)
Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan environmental


disclosure antara kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan
publik?

2. Manakah diantara ketiga struktur


kepemilikan yang memiliki tingkat
environmental disclosure tertinggi ?

3. Apakah ada perbedaan environmental


disclosure perusahaan pertambangan,
perusahaan manufaktur high profile, dan
perusahaan manufaktur low profile?

4. Manakah diantara ketiga tipe industri yang


memiliki tingkat environmental disclosure
tertinggi ?
Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis perbedaan environmental


disclosure antara kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik.

2. Untuk mengkaji manakah diantara ketiga


struktur kepemilikan yang memiliki tingkat
environmental disclosure tertinggi.

3. Untuk menganalisis perbedaan environmental


disclosure perusahaan pertambangan,
perusahaan manufaktur high profile, dan
perusahaan manufaktur low profile.

4. Untuk mengkaji manakah diantara ketiga tipe


industri yang memiliki tingkat environmental
disclosure tertinggi.
Manfaat Penelitian

Manfaat Hasil peneltian ini secara teoritis dapat memberikan bukti


empiris untuk pengembangan ilmu akuntansi dalam bidang


akuntansi lingkungan
Sebagai tambahan pengetahuan dan bahan kajian mengenai
Teoritis

pengungkapan lingkungan

Manfaat Investor: Hasil ini dapat dijadikan informasi tambahan oleh investor dalam

menginvestasikan modalnya, agar lebih memperhatikan perusahaan yang


kinerja lingkungannya baik

Manajemen: Hasil ini dapat menjadikan pertimbangan manajemen dalam

Praktis mengambil keputusan dalam hal mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
perusahaan

Manfaat DSAK & OJK: Dengan pengawasannya DSAK dan OJK dapat

mendorong perusahaan pertambangan dan manufaktur untuk melakukan


pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan mengawasi pengungkapan
lingkungannya

Kebijakan ●
Pemerintah: Dengan hasil peneltian ini pemerintah diharapkan dapat
mengembangkan lagi UU No 40 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas.
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan
Teori

Teori Agensi

Teori Teori
Stakeholder Legitimasi
Teori Legitimasi

Teori legitimasi adalah teori yang berfokus pada


interaksi perusahaan dengan masyarakat.
Handoko (2014) menyatakan yang melandasi
teori legitimasi adalah kontrak sosial yang terjadi
antara perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan beroperasi dan menggunakan
sumber ekonomi.

Schiopoiu & Popa (2013) mengatakan teori legitimasi adalah mekanisme yang
mendukung organisasi dalam implementasi dan mengembangkan pengungkapan
sukarela sosial dan lingkungan untuk memenuhi kontrak sosial mereka yang
memungkinkan pengakuan tujuan mereka dan bertahan dalam gelisah dan gejolak
lingkungan.

Teori legitimasi memainkan peran untuk membenarkan faktor pengungkapan informasi


lingkungan (Schiopoiu & Popa, 2013)
Teori Stakeholder
Setiap perusahaan yang berada pada
kelompok industri yang berbeda
memperoleh tekanan dari stakeholder yang
berbeda-beda pula (Hamudiana & Achmad,
2017). Makin powerful stakeholder, makin
besar usaha perusahaan untuk beradaptasi
(Handoko, 2014). Semakin kuat stakeholder,
maka perusahaan harus semakin beradaptasi
dengan stakeholder (Rahmawati & Subardjo,
2017).
Sumber:(Donaldson & Preston, 1995: 69)

Stakeholder theory mengidentifikasi dan memodelkan


stakeholder dan perusahaan serta menjelaskan bagaimana
managemen dapat bertindak sesuai dengan kepentingan
kelompok-kelompok tersebut (Rahmawati & Subardjo,
2017).
Teori Agensi
Teori keagenan mendiskusikan
masalah ketika ada perbedaan antara
kepentingan dan tujuan individu
dengan orang lain (Kumalasari &
Sudarma, 2013).

Inti dari teori ini adalah terdapat


hubungan keagenan antara pihak
principal yang mendelegasikan
pekerjaannya kepada pihak
pengelola pekerjaan (agen)
(Kurniawansyah, 2018).
Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah sruktur kepemilikan saham yaitu


perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh investor (Ulfiyati et al., 2017). Dalam penelitian ini struktur kepemilikan terdiri dari
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan publik.

Kepemilikan ●
Kepemilikan institusional adalah bentuk kepemilikan terkonsentrasi dan diukur dengan
persentase dari saham yang dipegang oleh pemegang saham institusional (Fortunella &
Hadiprajitno, 2015)
Investor institusional dapat berupa badan, organisasi, manajemen investasi maupun sebuah

Institusional

perusahaan, yang biasanya memiliki sumber daya yang lebih besar dari pada investor individu.

Kepemilikan Kepemilikan managerial adalah eksekutif perusahaan atau direksi yang memiliki

kepemlikan saham (Chang & Zhang, 2015)



Arussi & Dhamari (2017) menyatakan definisi dari kepemilikan manajerial mewakili

Manajerial
persentasi saham biasa yang dipegang oleh manajemen pada perusahaan, seperti oleh
CEO atau executive directors.

Kepemilikan ●
Semua perusahaan yang go public dan telah terdaftar dalam BEI adalah perusahaan yang
memiliki proporsi kepemilikan saham oleh publik, yang artinya bahwa semua aktivitas dan
keadaan perusahaan harus dilaporkan dan diketahui oleh publik sebagai salah satu bagian
pemegang saham (Rita & Sartika, 2012)
Publik ●
Porsi kepemilikan publik adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik (Ijma et al., 2018).
Tipe Industri
Di dalam penelitian ini tipe industri dibagi tiga yaitu perusahaan pertambangan, perusahaan
manufaktur high profile, dan perusahaan manufatur low profile. Pembagian ini berdasarkan
asumsi bahwa ketiga tipe perusahaan memiliki tingkat sensitifitas berbeda kepada
lingkungannya. Welbeck et al. (2017) menyatakan tipe industri mengacu pada lingkungan yang
sensitif versus non-industri sensitif

Perusahaan ●
Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan
galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik
secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
Pertambangan permukaan bumi dan di bawah permukaan air (BPS, 2016).

Manufaktur ●


High profile industry, yaitu perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap
lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetisi yang ketat (Yulia & Afrianti, 2014)
Perusahaan high profile, pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari
masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas

High profile (Sudjana & Sudana, 2017).

Manufaktur ●
Perusahaan low profile adalah perusahaan yang tidak terlalu
memperoleh sorotan luas dari masyarakat manakala operasi yang
mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek
Low Profile tertentu dalam proses atau hasil produksinya (Sudjana & Sudana, 2017)
Penelitian Terdahulu

Diantimala & Amril (2018) Hasil penelitiannya yaitu kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif terhadap environmental disclosure
Naseer & Rashid (2018) Hasilnya adalah kepemilikan institusional berpengaruh positif
dan signifikan terhadap environmental report
Chang & Zhang (2015) Hasil penelitiannya adalah kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan informasi lingkungan.
Fashikhah et al. (2018) Hasilnya kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif
terhadap environmental disclosure di Malaysia.
Asrori et al. (2019) Hasil penelitiannya adalah kepemilikan manajerial memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap CSR dan environmental disclosure.
Ijma et al. (2018) Hasil penelitian yang dilakukan adalah porsi kepemilikan publik
memiliki hubungan positif signifikan terhadap environmental disclosure
Welbeck et al. (2017) Hasilnya menunjukan tipe industri menjadi prediktor signifikan
dalam praktek pengungkapan lingkungan perusahaan.
Burgwal & Vieira (2014) Hasilnya menunjukan variabel industri memiliki pengaruh
signifikan terhadap environmental disclosure
Rerangka Konseptual
Hipotesis
Hipotesi 1
Terdapat perbedaan environmental disclosure antara
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan
kepemilikan publik
Pemegang saham memiliki hak untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan memiliki hak suara di dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), besarnya suara
sesuai dengan persentase kepemilikan pada perusahaan.
Banyak penelitian sebelumnya yang mengkaitkan
struktur kepemilikan dengan environmental disclosure

Hipotesis 2
Tingkat environmental disclosure lebih tinggi ketika
kepemilikan institusional lebih dominan di dalam
struktur kepemilikan
(1) investor institusi memiliki dana yang lebih besar dari
pada investor ritel, (2) investor institusi lebih condong
berinvestasi dalam jangka panjang, sehingga isu
lingkungan dapat menambah informasi investor, (3) hasil
beberapa penelitian sebelumnya yang menguatkan
pengaruh kepemilikan institusional terhadap isu
lingkungan
Hipotesis
Hipotesis 3
Terdapat perbedaan environmental disclosure perusahaan
pertambangan, perusahaan manufaktur high profile, dan perusahaan
manufaktur low profile
Perusahaan yang lebih sensitif terhadap lingkungan seperti
perusahaan pertambangan dan manufaktur high profile seharusnya
mengungkapkan informasi lingkungan yang lebih banyak.
Berdasarkan teori legitimasi, masyarakat akan memberikan tuntutan
yang lebih besar terhadap perusahaan high profile karena dinilai lebih
mencemari lingkungan, maka dari itu perusahaan high profile akan
melakukan pengungkapan lebih luas dibandingkan dengan perusahaan
low profile agar mendapatkan legitimasi dari masyarakat (Nugraha,
2015).

Hipotesis 4
Tingkat environmental disclosure lebih tinggi pada
perusahaan pertambangan dibandingkan dua tipe industri
lainnya
Tanggungjawab perusahaan pertambangan untuk peduli
terhadap lingkungan sekitarnya sudah menjadi kewajiban,
mengingat banyak mahluk hidup yang akan merasakan
dampak dari aktivitas perusahaan. Semakin tinggi kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas operasional
perusahaan, seharusnya semakin tinggi tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan tersebut
Metode
Penelitian

Jenis

Uji
Peneli Kompara
tian
tif

Perusahaan
Objek dan pertambangan dan
Waktu manufaktur yang
Peneleitia terdaftar di Bursa Efek
n Indonesia (BEI)

Periode 2018


Perusahaan
Popula Manufaktur &
si & Pertambangan
Sampel ●
Total Sampel 196
Perusahaan
Variabel Penelitian

Independen

Struktur
Kepemilikan
Tipe Industri
Diukur dengan skala nominal
Definisi Operasional Variabel
kode (1) untuk kepemilikan
institusional, kode (2) untuk (Struktur Kepemilikan)
kepemilikan manajerial, dan kode(3)
untuk kepemilikan publik.


Kepemilikan yang
Kepemili berbentuk badan atau
kan institusi
Institusio ●
Institusi yang berasal
nal dari dalam maupun
luar negeri

Investor individu
Kepemili yang memilki
kan
Manajeri jabatan struktural
al di dalam
perusahaan

kepemilikan saham
Kepemi yang dimiliki oleh
likan publik atau saham
Publik yang dimilki oleh
masyarakat umum
Diukur dengan skala nominal
Definisi Operasional Variabel
Pertambangan dengan kode (1),
perusahaan manufaktur high profile (Tipe Industri)
dengan kode (2), dan perusahaan
manufaktur low profile dengan kode
(3).

Suatu kegiatan

Perta pengambilan endapan


mban bahan galian berharga
dan bernilai ekonomis
gan dari dalam kulit bumi

Perusahaan yang
mempunyai tingkat
MANUF sensitivitas yang tinggi
AKTUR terhadap lingkungan,
High tingkat resiko politik yang
tinggi atau tingkat
profile kompetisi yang ketat. .(Yulia
& Afrianti (2014)

Marfuah & Cahyono


Manufa (2011) menyatakan low-


profile merupakan
ktur
perusahaan yang
Low operasinya tidak memiliki
Profle dampak yang tinggi
terhadap lingkungan.
Definisi Operasional Variabel:
Environmental Disclosure

Environmental disclosure adalah


pengungkapan informasi yang
berkaitan dengan lingkungan di
dalam laporan tahunan
perusahaan (Suhardjanto &
Miranti, 2009).

Untuk mengukur variabel


environmental disclosure
digunakan Indonesia
Environmental Reporting Index
(IER).

Nilai environmental Disclosure


didapat dari total skor index
perusahaan (skala rasio)
Prosedur pengambilan dan pengumpulan
data

Pengumpulan Data Sekunder


Prosedur Analisis Data


uji one way
Anova

Signifikansi

uji
5%, ɑ = 0,05.
Analisis Uji Kolmogorov-
Uji ●
Jika signifikan
Statistik Normal Smirnov (K-S)
Deskriptif itas Anova > 0,05 maka

Signifikansi
H0 diterima
5% ●
Jika signifikan
< 0,05 maka
H0 ditolak
THANK YOU
VERY MUCH

#Environmentaldisclosure
#Greenaccounting
#Globalwarming

Anda mungkin juga menyukai