Anda di halaman 1dari 15

INOVASI

HIJAU

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
BUNGA SARI SUAR NINGSIH (18.02.0150)
HOTNES YANTI MANALU (18.02.0.155)
JUNTRIANG NDRAHA (18.02.0.147)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN (UNRIKA)
BATAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “INOVASI
HIJAU”. Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kewirausahaan. 
Kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan
saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan makalah berikutnya.

Batam, April 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB 2 ISI................................................................................................................6
A. Pengertian Bisnis Hijau..............................................................................6
B. Pelaksanaan Bisnis Hijau...........................................................................7
C. Tantangan Bisnis Hijau..............................................................................8
D. Strategi Bisnis Hijau...................................................................................9
E. Solusi Bisnis Hijau Untuk Pencapaian Green Ekonomi........................10
BAB 3 STUDI KASUS.........................................................................................11
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bicara mengenai inovasi,  berarti bicara tentang ide baru atau penemuan baru
yang berbeda dari yang sudah ada. Atau mengembangkan ide yang telah ada sebelumnya.
Mahasiswa tentunya tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut karena mahasiswa dituntut
untuk dapat memberikan inovasi bagi negara ini. Inovasi memang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan manusia, terlebih sebagai makhluk yang diberi akal dan kecerdasan, kita
perlu melakukan pengembangan untuk peradaban manusia.
Seiring berjalannya waktu, inovasi baru ini terkadang justru membuat kerusakan
di muka bumi. Seperti contoh sederhananya adalah produksi kendaraan bermotor. Inovasi
baru tentunya karena zaman dahulu kita menggunakan hewan sebagai alat transportasi.
Memang memudahkan manusia, namun kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar
fosil yang tidak dapat diperbaharui, polusinya pun merusak lapisan ozon dan merugikan
kesehatan manusia. Selain kendaraan bermotor, revolusi industri juga memicu terjadinya
kerusakan lingkungan yang berlangsung dari hari ke hari dan terus-menerus. Energi
listrik yang boros. Semua kerusakan yang terjadi di muka bumi, dalam berbagai
bentuknya, penyebab utamanya adalah perbuatan buruk dan zhalim yang dilakukan
manusia. 
Keprihatinan dan kesadaran masyarakat dunia tentang isu lingkungan dan masa
depan kehidupan planet bumi semakin tumbuh akhir-akhir ini. Potret buram tentang
kerusakan dan perusakan lingkungan akibat aktivitas industri, konsumsi massal, gaya
hidup modern, dan keserakahan manusia, telah mendorong munculnya keprihatinan dan
kesadaran ekologis tersebut. Coba kita lihat satu persatu barang-barang yang kita miliki.
Pasti ada saja yang menggunakan energi besar dalam pembuatannya, atau barang-barang
yang sulit terdegradasi oleh alam. Tak perlu jauh-jauh, lihat charger di kamar, apakah
masih terpasang ke stop kontak walaupun tidak digunakan? Masihkah lampu menyala
walaupun tidak ada orang di dalamnya?
Masyarakat dewasa ini dituntut untuk ikut bertanggung jawab dalam hal
pencegahan serta penjagaan lingkungan. Kini semakin diyakini pentingnya melakukan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek lingkungan demi keberlanjutan planet bumi, kehidupan
manusia, hewan, tumbuhan, dan spesies lainnya. Terlebih manusia yang katanya
terpelajar, mahasiswa, yang diamanahi sebagai agent of change dari seluruh lapisan
masyarakat. Harus memberikan contoh tentunya.
Karena itu perlu ditemukan inovasi yang tidak merusak lingkungan atau
dampaknya tidak membahayakan kehidupan. Inovasi ini disebut Green Innovation atau
Inovasi Hijau. Inovasi hijau juga untuk menghemat sumber daya alam (air, tanah, udara,
hewan dan tumbuhan) agar tetap bersih, sehat dan lestari. Tujuan inovasi hijau ini supaya
kehidupan bisa dinikmati untuk generasi yang akan datang. Kita tentunya ingin anak cucu
kita nanti masih dapat merasakan nikmatnya air bersih, udara segar, serta tanah yang
subur.
 
Untuk menerapkan green innovation, idealnya memang harus berangkat dari
kesadaran akan pentingnya sustainability. Dengan demikian, komitmen untuk
menciptakan green innovation akan terjaga dengan konsisten. Tidak perlu merasa “saya
punya uang, maka saya dapat berlaku sesuka hati saya”. Uang memang milik kalian, tapi
sumber daya alamnya milik kita bersama. 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


1. Pengertian Inovasi Hijau dan Bisnis Hijau 
2. Bagaimanakah pelaksanaan Bisnis hijau.
3. Apasajakah tantangan, strategi dan solusi dalam Bisnis hijau.
4. Studi kasus mengenai inovasi hijau

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Inovasi Hijau dan Bisnis Hijau 


2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Bisnis hijau.
3. Mengetahui tantangan, strategi serta solusi dalam bisnis hijau
4. Membahas tentang studi kasus mengenai inovasi hijau.

 
 
BAB 2 ISI

A. Pengertian Bisnis Hijau

Berinovasi telah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari manusia. Hingga saat ini,
dunia telah menyaksikan jutaan inovasi yang dilakukan oleh manusia untuk
meningkatkan taraf kehidupan. Namun, berapa banyakkah dari jutaan inovasi tersebut
yang mengusung konsep Inovasi Hijau atau Green Innovation? Inovasi hijau sebagai
upaya pembaruan dalam proses atau aktifitas manusia berjalan seiring dengan gaya hidup
ramah lingkungan(Green Lifestyle) dan ekonomi hijau serta saling mendukung satu sama
lain. Sekilas mungkin terdengar biasa namun sesungguhnya inovasi hijau dapat
memberikan manfaat yang luar biasa bukan hanya untuk manusia tetapi juga tanah bumi
yang mendukung kehidupan berkelanjutan.
Meskipun kata “inovasi” seringkali diidentikkan dengan “pembaruan besar” yang
hanya bisa dilakukan oleh lembaga atau perusahaan besar, namun sesungguhnya inovasi
menjadi milik siapapun, termasuk petani di wilayah pedesaan jauh dari perkotaan. Inovasi
bisa datang dari siapapun, tidak peduli tingkat pendidikannya. Inovasi datang melalui
interaksi yang intens antara manusia dengan obyek yang ditangani atau ditelitinya.
Misalnya, petani dengan tanaman pertaniannya yang kemudian mampu menghasilkan
inovasi dalam pengolahan lahan yang ramah lingkungan dengan tidak menggunakan
bahan kimia. Oleh karenanya, alangkah bijaksana bagi kelompok, jaringan atau lembaga
yang mampu untuk mendampingi dan memfasilitasi individu atau kelompok yang akan
menjadi embrio kelahiran inovasi-inovasi hijau baru.
Pendekatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk mempertahankan
kesinambungan dalam aktivitasnya yang berwawasan lingkungan dikenal dengan bisnis
hijau (green business) (Sulistyowati, 2002).
Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dalam Octavia (2012) bahwa “Greening
business management” adalah strategi pengelolaan lingkungan yang terpadu yang
meliputi pengembangan struktur organisasi, sistem dan budidaya dalam suatu kompetensi
hijau dengan cara menerapkan dan mentaati seluruh peraturan tentang pengelolaan
lingkungan, termasuk pengelolaan bahan baku, pengolahan limbah, penggunaan
sumberdaya alam yang efektif, penggunaan teknologi produksi yang menghasilkan
limbah minimal serta menerapkan komitmen kesadaran lingkungan bagi seluruh
karyawan dalam organisasinya.
 “Greening Business Management” adalah strategi pengelolaan lingkungan yang
terpadu yang meliputi pengembangan struktur organisasi, sistem dan budidaya dalam
suatu kompetensi hijau dengan cara menerapkan dan mentaati seluruh peraturan tentang
pengelolaan lingkungan, termasuk pengelolaan bahan baku, pengolahan limbah,
penggunaan sumberdaya alam yang efektif, penggunaan teknologi produksi yang
menghasilkan limbah minimal serta menerapkan komitmen kesadaran lingkungan bagi
seluruh karyawan dalam organisasinya (Sari dan Raharja, 2012).
Dalam buku Introduction to E-Business Management and Strategy (Combe, 2006
dalam dalam Khotimah & Darsin, 2012), Combe mendefinisikan Electronic business (e-
business) sebagai penggunaan internet untuk jaringan dan memberdayakan proses
bisnis, perdagangan elektronik, komunikasi organisasi dan kolaborasi dalam
perusahaan dan dengan pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. E-
bisnis memanfaatkan internet, intranet, extranet dan jaringan lain untuk
mendukung proses komersial mereka. Sedangkan electronic commerce (e-
commerce) adalah pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan produk dan jasa
melalui jaringan computer

B. Pelaksanaan Bisnis Hijau


Saat ini, pelaksanaan bisnis hijau belum dalam pencapaian yang baik. Masih
banyak para pelaku bisnis yang masih berpegang pada ekonomi konvensional.
Menurut Mutamimah (2011) Saat ini, bisnis hijau masih dipahami sangat sempit dan
diimplementasikan secara terpotong-potong, baru terbatas pada aktivitas jangka
pendek dan hanya setiap ada even.
Tetapi tidak dipungkiri pula terdapat beberapa perusahaan yang mulai
menerapkan bisnis hijau. Dalam tulisan Sari dan Raharja (2012) menyatakan bahwa
berdasarkan pengalaman dari beberapa industri, maka  ada empat alasan yang
menjadi penyebab bisnis harus meletakan masalah lingkungan sebagai aspek yang
penting dalam usahanya, yaitu:
b. Lingkungan dan efisiensi.
Dengan adanya kesadaran bahwa sumber daya alam (materi dan energi) sangat
terbatas, maka apapun juga harus dilakukan untuk mengurangi penggunaannya;
c. “Image” lingkungan.
Mempunyai sikap positif terhadap lingkungan merupakan suatu hal yang baik
untuk dapat menumbuhkan “image” yang selanjutnya untuk memperbesar
“market share”;
d. Lingkungan dan peluang pasar.
Dengan adanya tuntutan pasar terhadap pelaku bisnis dan dunia usaha dalam hal
Sistem Manajemen Lingkungan (SML), yang selanjutnya dikembangkan menjadi
pemberian sertifikasi ISO 14001, maka hal ini memberikan dampak positif pada
dunia usaha.;
e. Ketaatan terhadap peraturan lingkungan
Meskipun “law enforcement” pemerintah masih lemah, namun demikian apabila
terjadi pelanggaran dalam pengelolaan lingkungan ataupun adanya pengaduan
masyarakat akibat dampak dari suatu aktivitas industri, maka akan berdampak
negatif terhadap reputasi industri tersebut

Ada asosiasi kuat antara tindakan perusahaan lingkungan dan tanggung


jawab sosial, akan mempertinggi perilaku pembelian pada konsumen hijau.
Strategi hijau mendorong pembelian sehingga dapat meningkatkan penerimaan
dari penjualan. Menurut Hosein (2011:542) kegiatan pemasaran hijau akan
memungkinkan perusahaan lebih bersinar di bandinkan pesaing mereka dengan
menawarkan produk-produk baru dengan keuntungan tambahan, di pasar baru.
Implementasi bisnis yang ramah lingkungan dapat menjadi keunggulan bersaing
diantara persaingan yang ketat, karena produk yang ditawarkan mempunyai nilai
tambah ramah lingkungan dibandingkan pesaing.
Adapun menurut (Putri, 2010) beberapa alasan mengapa banyak
perusahaan yang menerapkan green innovation dalam bisnis hijau. Pertama-tama,
mereka memiliki niat dan punya kesadaran sosial yang tinggi terhadap green
innovation. Kedua, masyarakat semakin berkembang ke arah green consumer.
Ketiga, green innovation adalah peluang yang menarik. Keempat, adanya
Protokol Kyoto yang mewajibkan negara maju untuk mengurangi emisi
karbonnya sebesar 6-8% hingga tahun 2012.

 
C. Tantangan Bisnis Hijau

Dalam mewujudkan green and clean terdapat tantangan yang dapat dikatakan
tidak mudah untuk diselesaikan, mulai dari masalah yang bersifat teknis hingga
konsep ekonomi dan politik yang disebutkan sebelumnya. Dari segi ekonomi
misalnya, solusi ekonomi Kapitalisme dalam menjaga lingkungan selama ini hanya
tertuju kepada bagaimana pembangunan yang ada bersifat ramah lingkungan
(friendly environment). Selain itu, juga mengatur bagaimana investasi-investasi yang
ada tidaklah pada kegiatan yang dapat membahayakan lingkungan.
Namun, dua solusi (pembangunan dan investasi yang ramah lingkungan) di atas
terasa dilematis. Karena dalam paradigma ekonomi kapitalis-liberalis adalah
bagaimana mencapai pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin. Hal tersebut
dilakukan atas asumsi, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka akan semakin
tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat.
Padahal, pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin tidaklah sejalan dengan
pembangunan dan investasi yang ramah lingkungan yang menimbulkan kehati-hatian
dalam melaksanakan aktivitas ekonomi. Begitupula  halnya dengan investasi. Lihat
saja bagaimana perkembangan investasi selama ini yang lebih cenderung
mengejar profit oriented semata. Sebagai contoh investasi di bidang energi
terbarukan yang ramah lingkungan, masih terbilang sangat kecil .
Bisnis hijau akan menghasilkan produk hijau. Menurut Octavia(2012) ada
beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam bisnis hijau, yaitu :
a. Harga
Ternyata meski pada umumnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan terus
meningkat tetapi harga penawaran produk hijau yang masih tinggi menjadi
pengaruh yang paling tinggi untuk memutuskan membeli produk hijau.

b. Kepercayaan
Selain harga ada juga maslah ketidakpercayaan konsumen pada label “hijau” atau
ecolabel, konsumen Indonesia sebagian berpendapat bahwa informasi itu tidak
akurat.
c. Edukasi
Informasi mengenai fungsi, manfaat, serta keunggulan dari  produk hijau atau
produk yang ramah lingkungan masih rendah, sehingga sebagian konsumen
masih enggan membeli produk hijau dengan harga premium.
d. Target Pasar
Target pasar untuk produk hijau adalah ceruk pasar, karena targetnya adalah
untuk konsumen yang peduli dengan lingkungan dan rela membayar sejumlah
uang untuk membeli produk hijau.

 
D. Strategi Bisnis Hijau
Apa yang harus dilakukan jika akan mengembangkan bisnis hijau. Berikut
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam bisnis hijau di
Indonesia (Octavia, 2012)  :
a. Harga Premium dengan Harga Terjangkau
Jika produsen tetap menawarkan harga premium maka harus mengedukasi
konsumen adanya extra value dalam produk hijau yang ditawarkan seperti
keunggulan, perbedaan dari produk non hijau maupun produk hijau yang
ditawarkan lebih terjangkau, kualitas premium, dan lain-lain.
Target pasar harga premium terbatas pada ceruk pasar. Sedangkan jika produsen
produk hijau menawarkan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen, produsen
cukup mengedukasi perbedaan produk non hijau dengan produk hijau yang
mereka tawarkan. Target pasarnya akan lebih luas dibanding harga premium,
pasarnya lebih massal.
b. Komunikasi dan Edukasi
Memberikan informasi seperti melakukan komunikasi lewat iklan, memberi
edukasi pada konsumen seperti seminar mengenai lingkungan, open factory bagi
pelajar atau masyarakat umum, melibatkan konsumen dalam proses CSR
(Corporate Social Responsibility) misalnya dengan ikut berpartisipasi dalam acara
yang diadakan oleh perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan seperti
penanaman pohon, sepeda santai, gerak jalan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan
memberi informasi yang lebih mengenai lingkungan kepada konsumen dan
meningkatkan kepercayaan terhadap produk hijau yang ditawarkan.

 
 
E. Solusi Bisnis Hijau Untuk Pencapaian Green Ekonomi
Menurut ketua program studi Manajemen Unissula, Mutamimah (2011) dalam
mengimplementasikan bisnis hijau diperlukan keseriusan dan komitmen stakeholders,
misalnya dukungan pemerintah mengenai produk yang boleh dijual dengan standar
green, dukungan dan kesadaran masyarakat, perusahaan, serta perbankan. Lebih
lanjut Muhammad Islam (2011) mengemukakan bahwa dalam palaksanaan ekonomi
hijau ini peran masing-masing stakeholders mulai dari kalangan pemerintahan,
swasta/perusahaan, akademisi dan masyarakat sipil sangatlah penting, berikut ini
adalah gambaran peran-peran dari stakeholders:
a. Pengambil kebijakan (pemerintah) memiliki peranan yang cukup sentral
khususnya dalam merumuskan serangkaian peraturan mengenai Ekonomi Hijau
yang aplikatif sampai kepada peraturan teknis pelaksanaan Ekonomi Hijau,
termasuk menerjemahkannya kedalam pembahasan anggaran belanja negara.
b. Pihak swasta atau perusahaan dapat memanfaatkan dan menindaklanjuti inovasi-
inovasi ramah lingkungan dari kalangan akademisi untuk diproduksi secara masal
dan dipasarkan kepada masyarakat umum. Selain itu mengoptimalkan pengelolaan
dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk digunakan dalam upaya
pelestarian lingkungan.
c. Masyarakat sipil berperan untuk turut mengkampanyekan konsep ekonomi hijau
sehingga dapat selektif untuk membatasi penggunaan produk yang dapat
mencemari lingkungan dan membentuk pola konsumsi yang ramah terhadap
lingkungan, serta semakin banyak masyarakat yang terbentuk kesadarannya untuk
menjadi green konsumen.
d. Perbankan, diharapkan dapat memasukan faktor yang merusak kelestarian
lingkungan kedalam penilaian kelayakan usaha, serta melakukan diversifikasi
bunga yang lebih tinggi kepada kegiatan usaha atau konsumsi yang dapat merusak
lingkungan dan sebaliknya memberikan bunga yang lebih rendah untuk proses
produksi dan konsumsi yang berdampak pada kelestarian lingkungan.
BAB 3 STUDI KASUS

Informasi Dasar
No. Katalog : 17.04.2624
Klasifikasi :C
Jenis katalog :Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Abstraksi

Perkembangan Start-up di Indonesia saat ini tumbuh dengan signifikan. Setiap bulan
bahkan banyak founder-founder Start-up bermunculan. Sekarang ini terdapat setidaknya
lebih dari 1500 startup lokal yang ada di Indonesia. Pengguna internet Indonesia yang
semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk
mendirikan sebuah Start-up (dailysocial.net). Pemerintah pun saat ini telah menyiapkan
gerakan 1000 startup di tahun 2020 untuk mendukung pertumbuhan startup di Indonesia,
(techinasia.com). PT Solusi Hijau Indonesia merupakan salah satu start-up lokal yang
sedang berkembang di Indonesia namun dalam dua tahun terakhir gagal mencapai target
yang sudah di proyeksikan. Berdasarkan data keuangan proyeksi ke depan dan saat ini
pada tahun 2017 hingga 2019 perusahaan harus menghasilkan profit yang cukup besar
yaitu (30,846$) pada tahun 2017, (97,254$) pada tahun 2018, dan (199,354$) pada tahun
2019. Dapat disimpulkan tantangan perusahaan ke depan pun mempunyai target yang
cukup tinggi agar bisa stabil dan terus berjalan,dimana perusahaan harus mencetak
keuntungan berkali-lipat dengan pendanaan yang terbatas. Metode penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
wawancara, observasi dan kuesioner yang ditunjukan kepada tiga narasumber yang
kemudian di dipetakan dalam sembilan blok bangunan Business Model Canvas.
Berdasarkan hasil dari analisis terhadap blok bangunan Business Model Canvas, maka
PT.Solusi Hijau Indonesia perlu beberapa perbaikan untuk memperkuat model bisnis dan
strategi bisnis di masa mendatang. Terdapat delapan elemen yang direkomendasikan
untuk dilakukan perubahan diantaranya Costumer Segments, Value Proposition,
Channels, Costumer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, dan
Key Partnerships. Rancangan Business Model Canvas yang disempurnakan. Kata kunci:
Business Model Canvas, Star-up, SWOT

 
PERAN KINERJA INOVASI HIJAU DALAM MENGHUBUNGKAN
PERMINTAAN PASAR DAN KINERJA BISNIS (STUDI PADA UMKM DI
KOTA BATAM)

 Atan Iskandar Universitas Universal


 Muhamad Trio Febriyantoro Universitas Universal
DOI: https://doi.org/10.30871/jaemb.v7i2.1626
Keywords: Green Innovation Performance, orientasi Pasar, Kinerja Organisasi, SEM-
PLS
 
ABSTRAK
Isu lingkungan telah menjadi perhatian bagi warga setiap negara dikarenakan dari
aktivitas akan berdampak pada lingkungan, pemerintah menerapkan kebijakan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
orientasi pasar terhadap kinerja organisasi dan menganalisis peran mediasi kinerja inovasi
hijau dalam hubungan antara orientasi pasar dan kinerja organisasi pada usaha mikri kecil
dan menengah (UMKM) di Kota Batam. Penelitian ini menggunakan metode primer
menyebarkan kuesioner kepada pemilik atau pelaku UMKM, semple pada penelitian ini
adalah 129 dari setiap sektor pada UMKM sebanyak 81.486 yang terdaftar dari data
Online Data Sistem. Penelitian ini menggunakan teknik Partial Least Squares (PLS)
dengan SmartPLS 3.0. hasil penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan
orientasi pasar terhadap kinerja organisasi. Selanjutnya, kami mengamati bagaimana
konstruk inovasi kinerja hijau memediasi sebagian tautan kinerja organisasi dengan
orientasi pasar.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB 4 PENUTUP
 
A. Kesimpulan

Inovasi hijau sebagai upaya pembaruan dalam proses atau aktifitas manusia
berjalan seiring dengan gaya hidup ramah lingkungan(Green Lifestyle) dan ekonomi
hijau serta saling mendukung satu sama lain. Sekilas mungkin terdengar biasa namun
sesungguhnya inovasi hijau dapat memberikan manfaat yang luar biasa bukan hanya
untuk manusia tetapi juga tanah bumi yang mendukung kehidupan berkelanjutan.
Inovasi hijau juga untuk menghemat sumber daya alam (air, tanah, udara, hewan
dan tumbuhan) agar tetap bersih, sehat dan lestari. Tujuan inovasi hijau ini supaya
kehidupan bisa dinikmati untuk generasi yang akan datang. Kita tentunya ingin anak cucu
kita nanti masih dapat merasakan nikmatnya air bersih, udara segar, serta tanah yang
subur.
Implementasian Bisnis hijau bertumpu
pada tindakan mengedapankan lingkungan dan tanggung jawab sosial, dan untuk
mewujudkannya diperlukan keseriusan dan komitmen dari semua stakeholders.
Keraguan dapat menghambat seseorang dalam berinovasi, dan tanpa tekad dan
percaya diri seseorang tidak dapat mencurahkan isi pikirannya dan tidak akan
memunculkan inovasi. 

B. Saran
Disarankan kepada para pembaca jika ingin menciptakan inovasi, janganlah ragu dan
merasa takut akan hal yang akan terjadi, karena hal ini akan menghambat anda untuk
memunculkan sebuah inovasi baru, dan jangan lupa percaya diri dan tekad untuk
menciptakan inovasi tersebut, dan buatlah inovasi yang dapat membantu orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

http://ramli88bombana.blogspot.com/2013/02/makalah-greeb-business.html
http://gitapertiwi.org/green-innovation/
http://greenlistingindonesia.com/berita-212-produk-hijau-dimulai-dari-industri-
hijau.html
http://infostudikimia.blogspot.com/2016/12/inovasi-industri-hijau.html
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/138226/evaluasi-business-model-
canvas-terhadap-bisnis-start-up-studi-kasus-pada-perusahaan-pt-solusi-hijau-
indonesia-.html

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai