Anda di halaman 1dari 20

PENGILANGAN MINYAK BUMI DAN NABATI

INDUSTRI PETROKIMIA

Oleh Kelompok 2:
Maihendra
Rini Dwi Agustianti
Adam Fadillah
Ganis Kharisma Wiranti
Heru Kristianto

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................i
BAB I

PENDAHULUAN........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
2.1 Pengertian Industri Petrokimia ..................................................... 2
2.2 Bahan Baku Industri Petrokimia.....................................................2
2.3 Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia ........... 6
2.4 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia ............................... 7
2.5 Produk-Produk Industri Petrokimia ............................................. 7
2.6 Jalur-Jalur dalam Pembuatan Industri Petrokimia........................10
2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia...........12
2.8 Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia.............14
2.9 Dampak Negatif Industri Petrokimia............................................15
BAB III TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)............................16
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................18
4.1 Kesimpulan...................................................................................18
4.2 Saran ..........................................................................................18
Daftar Pustaka .................................................................................................. 19

BAB I
PENDAHULUAN

Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai industri


yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan
produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,
serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,
gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat
diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produkproduk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya. Kondisi
ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal
mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,
diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery
(coke).
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster
industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk
strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil,
plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan
peledak, bahan bakar, kulit imitasi).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri Petrokimia


Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan
gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat
dan vitamin.
Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang
berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk
industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan
kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Bahan Baku Industri Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
a
b
c

Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia


Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari

tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas sintesis (syn-gas).
1. Olefin (alkena alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di
seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting
(paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena
(butena), dan butadiena.
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas
(gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal
dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi
dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak
bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C 30 atau C-40.
CH2 = CH2
Etilena

CH2 = CH - CH3
Propilena

CH3 - CH = CH - CH3
CH2 = CH - CH = CH2
Butilena
Butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta
melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting
adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis
senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
3. Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H). Syn gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang
disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam reforming adalah campuran
metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan ekanan tinggi dengan
bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu
metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan
tinggi.
Reaksi stean reforming :

CH4(g) + H2O CO(g) + 3H2(g)

Reaksi oksidasi parsial :

2CH4(g) + O2 2CO(g) + 4H2(g)

Petrokimia dari Ofelin


Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :
a) Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik polietilena
antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus /
sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya) yang kita kenal, selain
mengandung polietilena juga menggandung berbagai bahan tambahan,
misalnya bahan pengisi, plasticer,dan pewarna.
b) PVC
PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain digunakan
untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.
c) Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari hari biasa kita kenal sebagai alkohol.
Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai produk
lain, misalnya asam asetat.
Alkohol dibuat dari etilena:

CH2 = CH2 + H2O CH3 CH2OH


d) Etilena glikol atau glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena:


a) Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik polietilena.
Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.
b) Gliserol
Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab ) industri
makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).
c) Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan antara untuk berbagai produk petrokimia
lainya, misalnay aseton (bahan pelarut, digunakan sebagai pelarut pelapis
kuku/kutek).

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena:


a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena
b) Nilon, yaitu nilon 6,6
Petrokimia dari Aromatika
Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena
diubah menjadi stirena,kumena,dan sikloheksena.
4

a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena.
b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk
membuat perekat dan resin.
c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya nilon-6,6
dan nilon-6.
Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk
membuat detergen, misalnya ABS dan LAS.
Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena
antara lain:
a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat seperti
metiltereftalat.
Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)
Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran dari
karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh petrokimia dari syngas adalah :
a) Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri petrokimia gas
nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas hidrogen dari syn-gas. Sebagian
besar produk amonia digunakan untuk membuat pupuk seperti [CO(NH2)2]
urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat. Sebagian
lainya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain, seperti
asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.
b) Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) CO(NH2)2(S) + H2O(g)
Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu
untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan resin.
c) Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) CH3OH(g)
Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan tinggi
dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah menjadi formaldehida.
Sebagian yang lain digunakan untuk membuat serat , dan campuran bahan
bakar.
d) Formaldehida (HCHO)

CH3OH(g) HCHO(g) + H2(g)


Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan katalis.
Larutan Formaldehida dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin
digunakan untuk mengawetkan preparat biologi (termasuk mayat). Akan
tetapi, penggunaan utama dari Formaldehida adalah untuk membuat resin
urea- Formaldehida dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk
industri kayu lapis.
2.3 Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia
Berikut ini diuraikan cara-cara mendapatkan bahan baku Industri
Petrokimia.
1. Gas Metana (CH4) Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana dari kilang
2.
3.
4.
5.
6.
7.

BBM (off gases) dijadikan gas buangan


Gas Etana (C2H6) Dari lapangan gas bumi
Gas Etilena (C2H4) Cracking gas etana, nafta dan kondensat
Gas Propana (C3H8) Absorpsi dan ekstraksi
Gas Propilena (C3H6) Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat
Gas Butana (n-C4H10) Ekstraksi dan absorpsi
Kondensat (C5H12 C11H24) Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga dapat

diperoleh dari kilang BBM


8. Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) Catalytic reforming
9. Nafta (C6H14 C12H26) Proses distilasi
10. Kerosin (C12H26) Distilasi atmosferik
11. Short Residue / waxy residue
2.4 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia
Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia
yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan baku
nafta, dan bahan baku residu.
1. Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)
Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas metana.
Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah padat penduduk
dan pusat industri.
2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)
Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika kandungan
Produk paraffin dan olefinnya besar jalur olefin center. Jika kandungan
naftene dan aromatic besar jalur aromatic center
3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)
6

Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya diekspor ke


luar negeri.
4. Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR) Berasal
dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.
2.5 ProdukProduk Industri Petrokimia
Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan minyak
dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk petrokimia
yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa naptha, dan kondensat
adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene) dan produk olefin
(ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan baku untuk industri
sandang, karet, sintetis, plastik.
Produk petrokimia yang dihasilkan dari pengolahan gas bumi adalah
methanol, urea, ammonia yang merupakan bahan baku untuk industri perekat,
pupuk. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi
antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified
Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra
Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah.
Secara garis besar produk produk Industri Petrokimia dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Industri Petrokimia Hulu (Upstream Petrochemical)
Industri petrokimia hulu yaitu industri yang menghasilkan produk
petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara
atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi).
Pada daftar berikut disebelah kiri diurutkan beberapa bahan baku yang
dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu. Semuanya merupakan atau terdiri
dari hidrokarbon yang merupakan produk-produk industri minyak dan gas bumi.
Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l.
dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk
industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut first generation
petrochemicals atau juga basic petrochemicals atau petrochemical building
blocks.
Feedstocks
Methane

Petrochemical Product
Methanol

Fuel Coproduct
Pyrolysis Gasoline

Ethane

Ethylene

Pyrolysis Fuel Oil


7

Propane

Propylene

Raffinate

Butane

Butadiene

Mixed C4s

Condensate

Benzene

Naphta

Toluene

Gas Oil

Xylenes

Reformate
Raffinate
Pyrolysis Gasoline
Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi
dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawasenyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene/butadiene.
2. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)
Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk
petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.
Oleh

karena

itu,

maka

produk

petrokimia

berdasarkan

proses

pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:


1. Produk dasar
Produk dasar terdiri dari gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene,
benzene. toluene, xilena, dan n-parafin.
2. Produk antara
Produk antara diantaranya adalah amonia, inetanol, carbon black, urea, etil
alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil alkohol,
isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic acid), TPA
(terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate), kaprolaktam (caprolactain),
LAB (liner alkyl benzene).
3. Produk akhir
Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida, asetilena,
poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena, TNT (trinitro
toluene), poli ester, nilon, poli uretan, LAB-sulfonate (Surfactant).
4. Produk jadi
Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam
kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastikplastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi (radio, tv, film
alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel listrik), plastik-plastik
8

untuk rumah tangga (ember plastik, kantong/karung plastik, botol-botol


kemasan plastik), peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang
(bemper mobil, jok/busa mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang).
Baju dan kaus kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban
mobil dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen
dibuat dari LAB-sulfonate dan lain sebagainya.
Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik
atau polimer buatan manusia). Pengertian polimer dalam arti sempit adalah suatu
molekul raksasa (dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang terbentuk
melalui proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga makromolekul.
Maka berdasarkan proses pembentukannya, bahan/produk polimer dapat dibagi
alas 2 bagian, yaitu:
1. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:
a) Polisakarida (pati dan bahan selulosa)
b) Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)
c) Karel alam dan asam-asam nukleat
2. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang
mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik dengan
proses polimerisasi dari migas, misalnya:
a) Plastik-plastik sintetik
b) Serat-serat sintetik
c) Karet-karet sintetik
2.6 JalurJalur dalam Pembuatan Produk Industri Petrokimia
Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh
dengan 3 jalur/lintasan utama :

1. Jalur Gas Sintetik


Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan H 2 dari bahan
baku gas bumi (CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon black.
Dan untuk memproduksi gas sintetik melalui 3 cara:
a) Reaksi steam reforming untuk membentuk amonia yang reaksinya
berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400 1.600 oF, pada
tekanan 400-500 psi.
2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2 2 CO2 + 4 NH3

b) Reaksi

stream

reforming

pada

pembentukan

methanol

dan

cara

memproduksinya menggunakan 2 macam proses yaitu pada tekanan tinggi


dan tekanan rendah. (Lurgi High Pressure Process dan ICI Low Pressure
Process)
c) Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang dilanjutkan
dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500oC dan tekanan 100-150 atm.
2. Jalur Olefin
Jalur olefin yaitu untuk membentu gas-olefin (gas etilena, propilena dan
butena/butadiena) adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang
mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif , sehingga dengan mudah
dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya membentuk bahan/produk
polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi dengan 2 cara yaitu olefin dengan
bahan baku nafta dan dengan bahan baku etana.
1) Ofelin dangan bahan baku nafta
Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 C23) dan dari jenis
minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul parafin dan olefin :
a)
C23H48 C8H18 + C15H30 C3H8 + C12H22 (cracking)
Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes :
a) C12H22 C2H6 + C10H16 C2H4 + C8H12 2 CH4 + C6H4 (cracking)
b) C6H4 CH4 + 5 C (cracking)
Selain itu juga dapat terbentuk terdiri hasil polimerisasi olefin :
a) C10H16 + C10H16 C20H32 + C15H30 C35H62 (kopolimerisasi C20H32 dengan
C15H30 )
2) Ofelin dengan bahan baku etana
Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi cracking yang
terjadi adalah sebagai berikut :
a) C2H6 2 C2H4 + H2 (cracking)
Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi pula reaksi
cracking sebagai berikut :
a) C3H8 C3H6 + H2 (cracking)
b) C3H8 C2H4 + CH4 (cracking)
c) 2 C3H8 C4H8 + 2 CH4
d) 2 C3H8 C2H6 + C2H6 + CH4
Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi lebih lanjut
sebagai berikut :
a) C3H6 + 3 H2 3 CH4
b) C3H6 C4, C5, C6 + H2

10

3. Jalur Aromatik
Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena,
toulena dan xilena). Senyawa aromatic adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak
jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom
antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan mudah bereaksi atau
berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk produk
polimer.
2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia
Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :
1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida
Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk
pertanian, dan adhesive urea formaldehida.
Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya
merupakan

produk

akhir

petrokimia

seperti

senyawa

carbamate,

thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.


2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA
(terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified terepthalic
acid), dan kaprolaktam.
3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik
PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS
(polistirena).
4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin
Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.
5. Penggunaan dalam Industri Deterjen
Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil
(CMC).
6. Penggunaan dalam Industri Elastomer
Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet butil
sebesar 20%.
7. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna (Dyestuff
Industry), Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black.
Pemanfaatan produk Industri Petrokimia lainnya :
1. Aspal
Kegunaan aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai
bahan isolasi, pelapisa anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan
campuran pada pembuatan briket batubara.

11

2. Lilin
Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini
oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully
Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut dapat
digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap
lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali
rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan
menggunakan bahan polytam pp.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan bakar
pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose,
insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein
sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium cokes
tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk samping dari
proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke bermanfaat
sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi sebagai reduktor dalam
proses peleburan timah,bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar
karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah Calcined coke berguna
sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium
Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau
bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur
pengisi pada industri baja (sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer cat
dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan
pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan
pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri
farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.

12

c) Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya pembuatan


pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
d) Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industry tinta
cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.
e) Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer
pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak.
7. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex - B yang berguna,
sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor, bantalan
jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Paraffinic Oil 60 dan 95
bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol karet,
karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta cetak.
8. Kimia Pertanian
Produk kimia pertanian terbagi menjadi dua macam, yakni; Tenac Stiker yang
bermanfaat sebagai bahan perekat dan perata pestisida. Sedangkan TB 192
berguna untuk menutup luka tanaman / bidang sadap tanaman karet,
mencegah pengeringan bidang sadap.
2.8

Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia


1. Pulau Sumatra
a) Asean Aceh Fertilizer, PT. (Aceh)
b) Belawan Deli Chemical PT. (Sumatra Utara)
c) Intan Prima Tani, PT. (Lampung)
d) Justus Sakti, PT.(Riau)
e) Pupuk Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)
f) Sabak Indah, PT. (Jambi)
2. Pulau Jawa
a) Dover Chemical, PT. (Banten)
b) Henkel Indonesia, PT. (Jawa Barat)
c) Justus Sakti, PT. (DKI. Jakarta)
d) Indo Acidatama Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)
3. Pulau Kalimantan
a) Benua Multi Lestari, PT. (Kalimantan Barat)
b) Cakram Utama Jaya, PT. (Kalimantan Timur)
c) Intan Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)
d) Korindo Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)
4. Pulau Papua

13

a) Kayu Lapis Indonesia, PT.


b) Kodeco Memberamo, PT.
5. Kepulauan Maluku
a) Nusa Prima Pratama Industry, PT.
b) Wira Nusa Trisatrya, PT.
2.9

Dampak Negatif Industri Petrokimia


Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk

mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas
hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari
industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung
alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan
hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup
manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan dengan
masalah sosial masyarakat (dampak psikososiekonomi).

14

BAB III
TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)

Bahan baku (feed stock) yang diolah oleh kilang P.T PERTAMINA
RU II Dumai (Persero) adalah minyak mentah produksi P.T CHEVRON
PASIFIC INDONESIA yang dihasilkan oleh ladang minyak daerah Duri
(Duri Crude) dan Minas (Minas Crude),dengan perbandingan campuran
untuk sekarang ini adalah 85 % volume Minas Crude dan 15 % volume
Duri Crude.
Pada awalnya kapasitas desain Kilang Dumai adalah sebesar 100.000
barrel minyak mentah / hari.Dengan adanya modifikasi sejumlah peralatan,maka
kapasitas desain bertambah menjadi 130.000 135.000 barrel / hari atau sekitar
130 % kapasitas design.
Minas Crude adalah jenis minyak mentah dengan berat jenis ringAn
menurut standar API Gravity,yaitu kurang lebih 34,10.Sedangkan Duri Crude
dengan berat jenis yang sedikit lebih berat,yaitu kurang lebih 19,80 yang banyak
mengandung garam-garam ikutan yang dapat menyebabkan problem korosi
terhadap peralatan-peralatan prose pengilangan,sehingga diharapkan angka
perbandingan campuran tersebut adalah ideal dengan nilai ekonomis tinggi resiko
kerusakan peralatan proses yang masih terkendali.
Sedangkan Kilang PT. PERTAMINA RU II Sei. Pakning (persero) yang
menjadi satu system integrasi dengan kilang yang ada di Dumai,pengolah minyak
mentah jenis Handil dan Lirik Crude yang merupakan produksi dari P.T
PERTAMINA (persero) unit eksplorasi produksi (UEP) II Lirik Riau dengan
kapasitas design 35.000 barrel / hari,namun dioperasikan sampai 45.000 50.000
barrel / hari.
Produk produk Kilang P.T PERTAMINA RU II Dumai (Persero)
dan Sei.Pakning adalah berupa bahan baker minyak (BBM) seperti bensin,
kerosene, solar, minyak pesawat terbang (Avtur & JP 5) dan produk non
bahan bakar minayak (BBM) seperti LPG,dan Green coke.Dimana semua
jenis-jenis produk Kilang Putri Tujuh Dumai ini didistribusikan untuk
memenuhi konsumsi dalam negeri khususnya daerah operasi UPDN I
(Aceh, Sumut, SuMbar dan Riau, sedangkan Avtur khususnya disalurkan

15

ke Jakarta dengan menggunakan kapal tanker. Jenis produksi Kilang PT.


PERTAMINA UP II Dumai (persero) adalah :
A. Produk BBM
No

Jenis Produk

Juta BBL/thn

Volume (%)

1
2
3
4
5

Aviation Turbine ( Avtur )


Mogas 88
Kerosene
Automotive Diesel Oil ( ADO )
Refinery Fuel

3,10
9,60
14,77
25,29
5,10

4,75
14,70
22,62
38,73
7,81

B. Produk Non BBM


No

Jenis produk

Juta BBL/thn

volume(%)

1
2
3

Liquid Petroleum Gas ( LPG )


Green Coke
Low Sulphur Wax Residu
Total

1,04
1,31
6,07
66,28

1,60
1,97
9,30
101,51

Selain jenis produk tersebut di atas juga diproduksi Jet Petroleum


Grade 5 (JP 5) yang merupakan bahan baker pesawat tempur F
16.Produksi jenis JP_5 tergantung permintaan dalam negeri dan eksport.
Persentase dan jenis produk yang dihasilkan Kilang P.T PERTAMINA RU
II Dumai (Persero) dan Sei.Pakning tersebut bukan merupakan harga yang
tetap,karena pola pengoperasian Kilang pada unit-unit proses untuk mendaptkan
jenis dan jumlah produk tertentu masih dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan
tergantung dari jenis bahan baker yang diperlukan dipasaran.
Pengolahan minyak mentah di Pertamina UP II Dumai dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kompleks, yaitu Hydro Skimming Complex (HSC),
Hydro

Cracking

Complex

(HCC),

dan

Heavy

Oil

Complex

(HOC).

Pengelompokan tersebut didasarkan atas bahan baku serta proses yang terjadi di
dalamnya. Ketiga kompleks tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa unitunit pengolahan.

16

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan
Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi

dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan minyak


bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal
dari tiga jenis bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas sintesis. Jalur-jalur
dalam pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat ditempuh dengan tiga
jalur utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur aromatik. Umumnya
produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan
kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastik untuk
produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan rumah tangga, peralatan plastik
untuk industri mobil dan pesawat terbang. Penggunaan dan pemanfaatan menurut
sektor industri antara lain sebagai industri pupuk dan pestisida, industri serat
sintetik, industri bahan plastik, industri bahan baku cat, industri adhesive resin,
industri detergen/pencuci, industri elastomer/ karet sintetik, dan industri kimia
khusus.
4.2

Saran
Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang

penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil dari
produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya plastik.
Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk mengurangi
pemakaian

produk

tersebut

secara

berlebihan.

Kita

juga

tidak

boleh

mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia. Jadi tetap


pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. 2012. Makalah Industri Petrokimia. http://akbarcules46.blogspot.


com/2012/06/makalah-industri-petrokimia. 24 Mei 2015, 16:56 WIB.
Budhiarto, A. Buku Pintar Migas Indonesia. www.bpmigas.com/Buku Pintar
Migas Indonesia. 10 Mei 2015, 19:09 WIB.
Khopkar, SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Manurung, P. 2011. Laporan KP Inspeksi pengelasan, manajemen, dan Proses
pengolahan Minyak PT.Pertamina RU II Dumai. Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Pratika, Y. 2013. Makalah Industri Petrokimia. https://yenideva14.wordpress.
com/2013/12/05/ makalah-industri-petrokimia. 24 Mei 2015, 16:58 WIB.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT Kalman Media.

18

Anda mungkin juga menyukai