INDUSTRI PETROKIMIA
Oleh Kelompok 2:
Maihendra
Rini Dwi Agustianti
Adam Fadillah
Ganis Kharisma Wiranti
Heru Kristianto
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
2.1 Pengertian Industri Petrokimia ..................................................... 2
2.2 Bahan Baku Industri Petrokimia.....................................................2
2.3 Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia ........... 6
2.4 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia ............................... 7
2.5 Produk-Produk Industri Petrokimia ............................................. 7
2.6 Jalur-Jalur dalam Pembuatan Industri Petrokimia........................10
2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia...........12
2.8 Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia.............14
2.9 Dampak Negatif Industri Petrokimia............................................15
BAB III TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)............................16
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................18
4.1 Kesimpulan...................................................................................18
4.2 Saran ..........................................................................................18
Daftar Pustaka .................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas sintesis (syn-gas).
1. Olefin (alkena alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di
seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting
(paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena
(butena), dan butadiena.
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas
(gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal
dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi
dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak
bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C 30 atau C-40.
CH2 = CH2
Etilena
CH2 = CH - CH3
Propilena
CH3 - CH = CH - CH3
CH2 = CH - CH = CH2
Butilena
Butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta
melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting
adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis
senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
3. Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H). Syn gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang
disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam reforming adalah campuran
metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan ekanan tinggi dengan
bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu
metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan
tinggi.
Reaksi stean reforming :
a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena.
b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk
membuat perekat dan resin.
c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya nilon-6,6
dan nilon-6.
Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk
membuat detergen, misalnya ABS dan LAS.
Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena
antara lain:
a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat seperti
metiltereftalat.
Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)
Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran dari
karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh petrokimia dari syngas adalah :
a) Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri petrokimia gas
nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas hidrogen dari syn-gas. Sebagian
besar produk amonia digunakan untuk membuat pupuk seperti [CO(NH2)2]
urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat. Sebagian
lainya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain, seperti
asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.
b) Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) CO(NH2)2(S) + H2O(g)
Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu
untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan resin.
c) Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) CH3OH(g)
Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan tinggi
dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah menjadi formaldehida.
Sebagian yang lain digunakan untuk membuat serat , dan campuran bahan
bakar.
d) Formaldehida (HCHO)
Petrochemical Product
Methanol
Fuel Coproduct
Pyrolysis Gasoline
Ethane
Ethylene
Propane
Propylene
Raffinate
Butane
Butadiene
Mixed C4s
Condensate
Benzene
Naphta
Toluene
Gas Oil
Xylenes
Reformate
Raffinate
Pyrolysis Gasoline
Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi
dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawasenyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene/butadiene.
2. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)
Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk
petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.
Oleh
karena
itu,
maka
produk
petrokimia
berdasarkan
proses
b) Reaksi
stream
reforming
pada
pembentukan
methanol
dan
cara
10
3. Jalur Aromatik
Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena,
toulena dan xilena). Senyawa aromatic adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak
jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom
antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan mudah bereaksi atau
berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk produk
polimer.
2.7 Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia
Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :
1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida
Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk
pertanian, dan adhesive urea formaldehida.
Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya
merupakan
produk
akhir
petrokimia
seperti
senyawa
carbamate,
11
2. Lilin
Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini
oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully
Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut dapat
digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap
lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali
rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan
menggunakan bahan polytam pp.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan bakar
pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose,
insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein
sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium cokes
tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk samping dari
proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke bermanfaat
sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi sebagai reduktor dalam
proses peleburan timah,bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar
karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah Calcined coke berguna
sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium
Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau
bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur
pengisi pada industri baja (sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer cat
dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan
pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan
pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri
farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
12
13
mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas
hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari
industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung
alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan
hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup
manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan dengan
masalah sosial masyarakat (dampak psikososiekonomi).
14
BAB III
TUGAS KHUSUS (PERTAMINA RU II DUMAI)
Bahan baku (feed stock) yang diolah oleh kilang P.T PERTAMINA
RU II Dumai (Persero) adalah minyak mentah produksi P.T CHEVRON
PASIFIC INDONESIA yang dihasilkan oleh ladang minyak daerah Duri
(Duri Crude) dan Minas (Minas Crude),dengan perbandingan campuran
untuk sekarang ini adalah 85 % volume Minas Crude dan 15 % volume
Duri Crude.
Pada awalnya kapasitas desain Kilang Dumai adalah sebesar 100.000
barrel minyak mentah / hari.Dengan adanya modifikasi sejumlah peralatan,maka
kapasitas desain bertambah menjadi 130.000 135.000 barrel / hari atau sekitar
130 % kapasitas design.
Minas Crude adalah jenis minyak mentah dengan berat jenis ringAn
menurut standar API Gravity,yaitu kurang lebih 34,10.Sedangkan Duri Crude
dengan berat jenis yang sedikit lebih berat,yaitu kurang lebih 19,80 yang banyak
mengandung garam-garam ikutan yang dapat menyebabkan problem korosi
terhadap peralatan-peralatan prose pengilangan,sehingga diharapkan angka
perbandingan campuran tersebut adalah ideal dengan nilai ekonomis tinggi resiko
kerusakan peralatan proses yang masih terkendali.
Sedangkan Kilang PT. PERTAMINA RU II Sei. Pakning (persero) yang
menjadi satu system integrasi dengan kilang yang ada di Dumai,pengolah minyak
mentah jenis Handil dan Lirik Crude yang merupakan produksi dari P.T
PERTAMINA (persero) unit eksplorasi produksi (UEP) II Lirik Riau dengan
kapasitas design 35.000 barrel / hari,namun dioperasikan sampai 45.000 50.000
barrel / hari.
Produk produk Kilang P.T PERTAMINA RU II Dumai (Persero)
dan Sei.Pakning adalah berupa bahan baker minyak (BBM) seperti bensin,
kerosene, solar, minyak pesawat terbang (Avtur & JP 5) dan produk non
bahan bakar minayak (BBM) seperti LPG,dan Green coke.Dimana semua
jenis-jenis produk Kilang Putri Tujuh Dumai ini didistribusikan untuk
memenuhi konsumsi dalam negeri khususnya daerah operasi UPDN I
(Aceh, Sumut, SuMbar dan Riau, sedangkan Avtur khususnya disalurkan
15
Jenis Produk
Juta BBL/thn
Volume (%)
1
2
3
4
5
3,10
9,60
14,77
25,29
5,10
4,75
14,70
22,62
38,73
7,81
Jenis produk
Juta BBL/thn
volume(%)
1
2
3
1,04
1,31
6,07
66,28
1,60
1,97
9,30
101,51
Cracking
Complex
(HCC),
dan
Heavy
Oil
Complex
(HOC).
Pengelompokan tersebut didasarkan atas bahan baku serta proses yang terjadi di
dalamnya. Ketiga kompleks tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa unitunit pengolahan.
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi
Saran
Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang
penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil dari
produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya plastik.
Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk mengurangi
pemakaian
produk
tersebut
secara
berlebihan.
Kita
juga
tidak
boleh
17
DAFTAR PUSTAKA
18