Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TERMODINAMIKA II

HUKUM KE-NOL TERMODINAMIKA

DISUSUN OLEH:
HERU KRISTIANTO
1307113530

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu cabang fisika dan teknik adalah Termodinamika yaitu ilmu yang
mempelajari aplikasi dari energy panas (termal) yang lebih dikenal sebagai energy
dalam (internal energy) system. Salah satu konsep utama dari termodinamika adalah
temperatur (atau suhu) yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya. Semenjak
kecil, kita telah mengembangkan pengetahuan kita mengenai energy panas dan
temperature. Sebagai contoh, kita telah mengetahui sejak kecil bahwa kita harus
berhati-hati dengan makanan yang panas dan bagaimana mengontrol temperatur di
dalam rumah dan mobil, dan bagaimana melindungi diri kita dari dinginnya angin
serta panasnya matahari.
Contoh bagaimana termodinamika diterapkan dalam kehidupan sains dan
teknik sehari-hari sangat tak terbatas. Insinyur mesin (mobil) mencari teknik
pencegahan overheating mesin mobil khususnya untuk lomba seperti NASCAR.
Insinyur teknologi pangan mendalami cara-cara memanaskan makanan yang baik
seperti pemanggangan pizza juga pendingin makanan yang baik. Insinyur geologi
mendalami bagaimana transfer energy panas pada bencana El Nino dan bagaimana
pencairan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Insinyur pertanian mendalami
kondisi cuaca yang menentukan sukses atau gagalnya panenan petani.
Titik awal pembahasan makalah ini mengenai Termodinamika adalah konsep
Hukum ke-0 Termodinamika, Temperatur, Termometri, serta penerapan atau aplikasi
Hukum k-0 Termodinamika agar dapat memahami teori Termodinamika dengan lebih
baik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Hukum ke-0 Termodinamika
Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas
sebagai energy yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya ilmu
termodinamika berawal sejak manusia mulai memikirkan tentang panas. Orang
yang pertama kali melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan
bahwa panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas.
Penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei
(1593) yang menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur dengan
penemuannya berupa thermometer air. Beberapa abad setelahnya Sir Humphrey Davy
dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir.
Kesimpulan ini mendukung prinsip kerja thermometer, tapi membantah pernyataan
Aristoteles. Seharusnya Hukum ke-0 Termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena
termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh para
ilmuwan.
2.2 Kesetimbangan Termal
Suatu campuran gas yang dinyatakan dalam komposisi, massa, tekanan, dan
volum, dari percobaan ditemukan bahwa untuk komposisi dan massa konstan, harga
volum dan tekanan system dapat berbeda-beda. Jika tekanan dibuat tetap, volumnya
dapat diubah-ubah demikian pula sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan tekanan dan
volum merupakan koordinat bebas. Jadi untuk system dan massa tetap dan komposisi
tetap masing-masing hanya memerlukan sepasang koordinat bebas. Jadi system akan
memcapai keaadan kesetimbangan apabila system memiliki sepasang koordinat bebas
yang konstan selama kondisi eksternal tidak berubah. Kesetimbangan termal dapat
dicapai apabila suhu pada setiap titik pada seluruh system adalah seragam dan sama
dengan suhu lingkungan. Misalkan terdapat dua benda A dan B, benda A terasa

dingin oleh tangan dan benda B terasa panas oleh tangan. Apabila kedua benda
tersebut disentuhkan, pada keduanya akan terjadi perubahan sifat. Pada suatu saat
tidak terjadi lagi perubahan sifat tersebut maka A dan B dikatakan mencapai
kesetimbangan termal. Sifat yang berubah ini disebut suhu. Jadi kita dapat
mengatakan bahwa benda A dan B mempunyai suhu yang sama.
Bila dua system satu sama lain berada dalam kesetimbangan termal, suhu kedua
system tersebut adalah sama.
2.3 Hukum ke-nol Termodinamika
Hukum ke 0 termodinamika berbunyi : Jika 2 buah benda berada dalam
kondisi kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3, maka ketiga benda tersebut
berada dalam kesetimbangan termal satu dengan lainnya . Untuk lebih memahami
tentang isi hukum ke 0 termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang
dengan kata-kata yang lebih sederhana yaitu Jika benda A mempunyai temperatur
yang sama dengan benda B dan benda B mempunyai temperatur yang sama dengan
benda C maka temperatur benda A akan sama dengan temperatur benda C atau
disebut ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi kesetimbangan termal.
Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kesetimbangan termal antara benda A, benda B dan benda C


Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua
benda itu berada dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda
3

bersentuhan disebut permukaan kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda
ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor) yang diserap oleh molekul benda.
Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda atau suhu benda.
Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul
penyusun suatu benda. Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-molekul dan
atom-atom. Molekul yang menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi
molekul-molekul ini bergetar atau bergerak secara acak sesuai dengan besarnya
energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul. Benda dalam bentuk padat,
molekul-molekul penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi terikat erat dan
kaku antara satu dengan lainnya. Molekul molekul dalam benda padat hanya dapat
bergetar. Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat
relatif kecil sehingga tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.
Bila benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan
diserap oleh molekul sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan
dengan naiknya derajat panas benda. Panas benda naik karena getaran molekul
bertambah besar menyebabkan molekul lebih banyak bertumbukan dan bergesekan.
Semakin banyak kalor dari luar yang diserap oleh molekul maka molekul akan
semakin memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu saat
molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas
bergerak ini masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase cair
benda. Kalor yang diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat bergetar
lebih cepat sehingga bebas dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari
benda padat menjadi benda cair.
Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin
acak, dan tumbukan antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila
berlangsung terus, maka suatu saat molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat
satu dengan lainnya, Kondisi ini disebut zat cair berubah menjadi gas. Pada fase gas,
molekul penyusun gas tidak saling terikat satu dengan lainnya dan dapat bergerak

bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat energi kinetik
yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.

Gambar 2. Derajat panas benda berhubungan dengan perubahan fase benda


Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor
berpindah dari benda yang memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor
lebih kecil. Kalor juga didefinisikan sebagai fluida yang tidak kelihatan. Karena
sebagai fluida, maka kalor dapat mengalir. Hal yang menyebabkan kalor mengalir
adalah beda temperatur benda. Kalor mengalir dari benda atau reservoir yang
memiliki temperatur yang lebih tinggi ke benda atau reservoir yang memiliki
temperatur lebih rendah. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3. terdapat 2 benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara
termal
Pada gambar 3 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang memiliki
temperatur yang berbeda. temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur benda
B. Pada kondisi 1, benda A dan benda B terpisah secara termal sehingga antara benda
A dan benda B tidak terdapat kontak termal. Pada kondisi 2 benda A ditempelkan ke
benda B sehingga antara benda A dan benda B terdapat kontak termal. Karena
temperatur benda A lebih tinggi dari pada temperatur benda B maka kalor dari benda
A akan berpindah ke benda B. Akibatnya, temperatur benda A akan turun dan
temperatur benda B akan naik. kondisi ini terus berlangsung hingga temperatur benda
A sama dengan temperatur benda B (kondisi 3). Pada saat temperatur benda A sama
dengan temperatur benda B maka kedua benda berada pada kondisi setimbang termal.

Pada saat kedua benda dalam kondisi kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang
berpindah dari A ke B atau dari B ke A. (catatan : kondisi lingkungan diabaikan).
Misalkan terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama,
yaitu benda A, benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada
temperatur benda B dan benda C, temperatur benda B lebih besar dari pada
temperatur benda C. Perhatikan gambar berikut ini.
Kondisi 1

Gambar 4. Terdapat 3 buah benda dengan temperatur yang berbeda yaitu Ta > Tb >
Tc

Gambar 5. Benda A kontak termal dengan benda C, demikian juga benda B kontak
termal dengan benda, tetapi benda A dan B terpisah secara termal
Maka kalor akan berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda.
7

Kondisi 2

Gambar 6. Benda B kontak termal dengan benda C , benda C kontak termal dengan
benda B
Pada kondisi ini kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor benda B
akan berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga
benda
Kondisi 3

Gambar 7. Benda A, B dan C berada pada kondisi kontrak termal

Pada kondisi 3 kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan ke benda C. Kalor
benda B akan berpindah ke benda C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan
termal.
Kondisi 4

Gambar 8. Benda A dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B kontak
termal
Pada kondisi ini agak unik, karena kalor dari benda A akan berpindah ke benda B dan
benda C. Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C dan
benda B dan antara benda A dan C terdapat kontak termal, demikian juga benda A dan
B juga terdapat kontak termal. Benda A dan benda B akan lebih dahulu mencapai
kesetimbangan termal, tetapi kondisi kesetimbangan termal A dan B masih memiliki
temperatur yang lebih tinggi dari benda C. Akibatnya kalor akan berpindah lagi dari
benda A dan B yang sudah setimbang termal ke benda C hingga ketiga benda
mencapai kesetimbangan termal. (catatan : ketiga benda harus memiliki kapasitas
panas yang sama besarnya).

2.4 Teknologi yang Terkait dengan Konsep Hukum ke-0 Termodinamika


Teknologi yang terkait dengan konsep Hukum ke-0 Termodinamika yaitu :
1. Penerapan termodinamika secara teknik (dalam perencanaan) yaitu :
a. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara
b. Pembangkit Daya Listrik
c. Motor Bakar
d. Sistem pemanasan surya
e. Pesawat Terbang- Dan sebagainya
2. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap :
Energi kimia atau energi nuklir dikonversikan menjadi energi termal dalam
ketel uap atau reaktor nuklir. Energi ini dilepaskan ke air, yang berubah menjadi
uap. Energi uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap, dan energi
mekanis yang dihasilkan

digunakan untuk meng- gerakkan generator untuk

menghasilkan daya listrik.


3. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air :
Energi potensial air dikonversikan menjadi energi mekanis melalui
penggunaan turbin air. Energi mekanis ini kemudian dikonversikan lagi Menjadi
energi listrik oleh generator listrik yang disambungkan pada poros turbinnya.
4. Motor pembakaran dalam
Energi kimiawi bahan bakar dikonversikan menjadi kerja mekanis. Campuran
udarabahanbakar dimampatkan dan pembakaran dilakukan oleh busi. Ekspansi gas
hasil pembakaran mendorong piston, yang menghasilkan putaran pada poros engkol.

BAB III

10

KESIMPULAN
1. Hukum ke-0 Termodinamika berbunyi Jika benda A dan B masing masing
dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga yaitu T, maka A dan B berada
dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
2. Teknologi yang terkait dengan Hukum ke-0 Termodinamika yaitu :
a. sistem pembangkit listrik tenaga uap
b. sistem pembangkit listrik tenaga air
c. motor pembakar dalam

11

DAFTAR PUSTAKA
Djukarna. 2012. Hukum ke 0 Termodinamika. Diakses di: https://djukarna.wordpress.
com/tag/hukum-ke-nol-termodinamika/. 20 Februari 2016.
Haliday, D., dkk. 2010. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta : Erlangga,
(Halaman : 514).
Khuriati, A. 2010. Termodinamika. Yogyakarta : Graha Ilmu, (Halaman : 19).
Saad, dan Michel, A. 1999. Thermodinamika. Jakarta : Prenhallindo (Halaman : 13 ).
Zemansky, dan Mark, W. 1982. Kalor dan Termodinamika. Bandung : ITB
(Halaman : 547)

12

Anda mungkin juga menyukai