Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SAMPAH

PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

NAMA :
NIM :
ASISTEN :
KELOMPOK :

NILAI PARAF

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2019
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
“ANALISIS SAMPAH”

Nama :
NIM :
Kelompok :
Asisten :

I. TUJUAN
Untuk mengetahui jumlah komposisi sampah
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Timbangan
2. Keranjang sampah
B. BAHAN
1. Sampah rumah tangga
III. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan yang semakin pesat di kota-kota di seluruh Indonesia,


berdampak terhadap lingkungan, baik fisik maupun non fisik di berbagai
bidang, dimana salah satunya yang berhubungan dengan masalah kebersihan
dan keindahan lingkungan hidup. Salah satu permasalahannya adalah terkait
dengan sampah yang belum terkelola dengan baik. Sampah merupakan
konsekuensi dari aktivitas manusia, setiap aktivitas atau kegiatan manusia
memungkinkan menghasilkan sampah dengan jumlah atau volume yang
sebanding dengan tingkat konsumsinya, tergantung dari jenis barang atau
material yang digunakannya. Menurut SNI No. 19-3964-1994 tentang Metode
pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah
perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan
organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.
Timbulan sampah adalah jumlah atau banyaknya sampah yang dihasilkan oleh manusia
pada suatu daerah. Data mengenai timbulan sampah ini sangat diperlukan untuk desain
sistem pengelolaan persampahan, seleksi jenis/tipe peralatan untuk transportasi
sampah dan desain TPA. Untuk penentuan timbulan sampah ini dapat digunakan satuan
volume dan satuan berat. Menurut Damanhuri (2004) rata-rata timbulan sampah
biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya,
dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama disebabkan oleh
perbedaan antara lain:

a. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.


b. Tingkat hidup:
Makin tingkat hidup masyarakat, maka makin besar timbulan sampahnya.

c. Musim:
Di negara barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum pada musim
panas.

d. Cara hidup dan mobilitas penduduk.


e. Iklim:
Di negara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan bertambah pada musim
dingin.

f. Cara penanganan makanannya.


Dan untuk masyarakat pendapatan tinggi tingginya timbulan sampah ini
dikarenakan perbedaan tingkat ekonomi, gaya hidup, pendidikan dan mobilitas
penduduk.
Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masisng
komponen yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya. Biasanya
dinyatakan dalam persen berat (%). Informasi tentang komposisi sampah
dibutuhkan untuk penentuan luas areal tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
dan pengolahan sampah secara biologi seperti pengolahan composting. Komposisi
sampah dibagi kedalam katergori sampah yang terdekomposisi (Pd) dan sampah
yang tidak tedekomposisi (Pnd).
Analisis karakteristik sampah sangat diperlukan dalam desain sistem
pengelolaan sampah kota, terutama dalam hal pengolahan sampah. Ada 3
karakteristik sampah yang harus diketahui yang pertama yaitu karakteristik fisik
berupa berat jenis faktor pemadatan, ukuran dan distribusi partikel. Dan yang
kedua ialah karakteristik kimia yang berupa kelembabab kadar air, kadar volatil,
kadar abu, rasio c/n dan kandungan energi. Karakteritik yg ketiga ialaha
karakteristik biologi yang berupa kehadiran jumlah lalat

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah


sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2006). Di wilayah perkotaan, sampah menjadi persoalan
yang cukup serius bagi masyarakat. Selama ini sampah dibuang begitu saja
oleh masyarakat ke tempat-tempat sampah dan menyerahkan semua urusan
selanjutnya kepada petugas kebersihan. Namun sesungguhnya permasalahan
tidak selesai sampai disitu. Ditempat pembuangan akhir timbunan sampah
menjadi permasalahan yang besar, selain itu timbunan sampah yang ada
ditempat pembuangan akhir yang tidak dikelola menjadi masalah juga untuk
kesehatan masyarakat, adanya pencemaran dan merusak keindahan
lingkungan (Mifbakhuddin dkk., 2010).
Sampah berdampak langsung pada kesehatan, lingkungan dan sosial
ekonomi. Sampah menjadi tempat perkembangbiakan bakteri dan lalat, juga
disenangi tikus sehingga adanya penularan infeksi. Kualitas lingkungan
menjadi berkurang karena adanya sampah, estetika lingkungan juga
terganggu karena bau dan berserakan. Selain itu, pembuangan sampah ke
badan air mengakibatkan banjir dan meningkatkan biaya pengelolaan air.
Sampah sangat berdampak pada perkembangan pariwisata. Persoalan sampah
dapat menghambat perkembangan otonomi daerah dan mengurangi arus
investor (Mulasari dkk., 2014).
Berdasarkan sumbernya sampah digolongkan menjadi beberapa jenis
antara lain (Damanhuri, 2004):
a. Pemukiman: Biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang
dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit,
sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, limbah
berbahaya dan beracun dan sebagainya.
b. Daerah komersil: Meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran,
hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kertas,
kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan
beracun dan sebagainya.
c. Institusi: Sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain.
Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah
komersil.
d. Konstruksi dan pembangunan: Meliputi pembuatan konstruksi baru,
perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan seperti kayu,
baja, beton, debu dan lain-lain.
e. Fasilitas umum: Seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi
dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah
taman, ranting, daun dan sebagainya.
f. Pengolah limbah domestik: Seperti instalasi pengolahan air minum,
instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu dan sebagainya.
g. Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses
produksi, buangan non industri dan sebagainya.
h. Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan busuk
sisa pertanian.
Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya, sampah terbagi atas
beberapa komponen diantaranya:
a. Komponen mudah membusuk (putrescible): Sampah rumah tangga,
sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai dan lain-lain.
b. Komponen yang mudah terbakar (combustible): Kayu, kertas, kain,
plastik, karet, kulit dan lain-lain.
c. Komponen yang sulit terbakar (non combustible): Logam, mineral dan
lain-lain.
d. Wadah bekas: Botol, drum, tabung bertekanan/gas dan lain-lain.
e. Serbuk dan abu: Organik (pestisida dan sebagainya), logam metalik, non
metalik, bahan asumsi dan sebagainya.
f. Lumpur, baik organik maupun non organik.
g. Puing bangunan.
h. Kendaraan tak terpakai.
i. Sampah radioaktif
Volume dan berat timbulan sampah merupakan data mengenai timbulan
sampah yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan
persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat
disusun suatu alternatif pengelolaan persampahan yang baik. Menurut
Damanhuri (2004) rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari
hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara
dengan negara lainnya. Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan antara
lain:
a. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
b. Tingkat hidup: Makin tingkat hidup masyarakat, maka makin besar
timbulan sampahnya.
c. Musim: Di negara barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum
pada musim panas.
d. Cara hidup dan mobilitas penduduk.
e. Iklim: Di negara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan
bertambah pada musim dingin.
f. Cara penanganan makanannya.
Berat jenis sampah merupakan perbandingan antara massa suatu jenis
sampah dengan jumlah volume, ukuran ini dipakai bila pemakaian ukuran
belum dapat terpenuhi untuk itu memang di perlukan suatu penelitian dulu
berat jenis sampah untuk volume sampah tertentu. Pengukuran berat jenis
sampah bertujuan untuk menetahui volume dari sampah, sehingga lebih
mudah dalam perencanaan penampungan atau alat angkut sampah.
Rumus:
Berat sampel (kg)
Berat jenis sampah =
Volume sampel (Liter)
Komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen
yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Dinyatakan dalam persentase
berat (%berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang
diperlukan, sistem, program, dan rencana manajemen persampahan suatu kota
(jenis perlakuan penanganan sampah yang berorientasi kepada pemanfaatan,
daur ulang, pengomposan, pembakaran dan lain-lain). (Yenie, 2011)
Komposisi sampah dikelompokkan atas sampah organik (sisa makanan,
kertas, plastik, kain (tekstil), karet, sampah halaman, kayu, dan lain-lain) dan
sampah anorganik (kaca, kaleng, logam, dan lain-lain) (Yenie, 2011).

IV. PROSEDUR KERJA

Sampah

- Ditimbang secara keseluruhan


- Dicatat
- Dipilah menjadi organik dan
anorganik

Sampah organik

- Ditimbang
- Dicatat

Sampah
anorganik
-
- Ditimbang
- Dicatat
- Dipilah dari sampah B3

Sampah B3

- Dipilah sesuai jenis produk


- Ditimbang
- Dicatat

Hasil
IV. HASIL
Berdasarkan hasil percobaan diatas didapatkan hasil total berat sampah
beserta komposisinya setelah pemilahan yang akan diuraikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Total berat sampah
No Jenis Sampah Berat (Kg)
1. Sampah Domestik 18,96

Tabel 2. Komposisi sampah setelah pemilahan


No Jenis Sampah Berat (Kg)
1. Sampah Organik 12,23
2. Sampah Anorganik 6,69
Jumlah 18,92

Tabel 3. Komposisi sampah B3 yang dipilah dari sampah anorganik


No Jenis Produk Berat (Kg)
1. Produk Pembersih 0,05
2. Produk Perawatan Pribadi 0,93
3. Produk Kesehatan 0,12
4. Produk Dapur 1,25
5. Produk Anorganik Biasa 3,85
6. Dan Lain-lain 0,14
Jumlah 6,34

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa sampah yang dilakukan pada praktikum di
Laboratorium Teknik Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru pada tanggal di TPS Pasar Pucang Surabaya tanggal
12 Januari 2019 diketahui bahwa berat sampah yang dihasilkan oleh sampah
domestik sehari adalah 18,96 kg dengan pembagian sampah organik sebesar
12,23 kg dan sampah anorganik sebesar 6,69 kg. Sampah anorganik tersebut
dipilah untuk menentukkan komposisi jumlah sampah B3 dan komposisi
anorganik biasa. Komposisi sampah B3 terbagi atas beberapa karakteristik
diantaranya yaitu produk pembersih, produk perwatan pribadi, produk
otomotif, produk cat, produk elektronik, produk pemeliharaan rumah
tangga, produk kesehatan, produk dapur, dan lain-lain (Deldago., 2007).

Berdasarkan hasil pemilahan komposisi sampah anorganik yang telah


dilakukan terdapat 0,05 kg sampah B3 berjenis produk pembersih, 0,93 kg
produk perawatan pribadi, 0,12 kg produk kesehatan, 1,25 kg produk dapur,
3,85 kg produk anorganik biasa, serta 0,14 kg produk lainnya. Dari
komposisi tersebut diketahui bahwa jumlah produk anorganik biasa adalah
yang terbanyak diantara yang lainnya. Komposisi sampah tersebut
didominasi oleh banyaknya jumlah plastik dan kertas bekas hasil aktivitas
sehari-hari. Solusi untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut adalah
dengan mendaur ulang sampah kertas menjadi bubur kertas dan mengolah
sampah plastik untuk didaur ulang kembali menjadi plastik yang layak
pakai.

Dari total keseluruhan sampah tersebut, jumlah sampah organik juga


tidak kalah banyaknya dari sampah anorganik. Padahal sampah tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang bernilai jual dan
menguntungkan bagi si pemakai.

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

VI. KESIMPULAN
................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

VII. SARAN
................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

VIII. DAFTAR PUSTAKA


...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai