Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan
hidayah, sehingga Laporan mengenai Prinsip-prinsip, Ciri, dan Contoh Tipologi
Bangunan Arsitektur Masa Gothic dan Renaissanceini dapat terselesaikan dengan
baik.
Laporan ini disusun dalam rangka proses pembelajaran Mata Kuliah Sejarah
Arsitektur. Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan Laporan ini melibatkan
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
PRINSIP-PRINSIP, CIRI, DAN CONTOH TIPOLOGI BANGUNAN
ARSITEKTUR MASA GOTHIC DAN RENAISSANCE
BAB I
PENDAHULUAN
3
Berasal dari abad ke-12 Perancis dan abadi ke dalam abad ke-16 , arsitektur Gothic
dikenal selama periode sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum), dengan jangka
Gothic pertama muncul pada bagian akhir dari Renaissance . Karakter fitur termasuk
lengkungan menunjuk , yang kubah bergaris dan memperkuat terbang .
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada abad ke-17 penggunaan bahasa Inggris, "Goth" adalah setara dengan
" perusak ", sebuah despoiler liar dengan warisan Jerman dan datang untuk
diterapkan pada gaya arsitektur Eropa utara dari sebelum kebangkitan jenis
arsitektur klasik.Menurut koresponden abad ke-19 di London Journal Catatan
dan Pertanyaan :Tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah 'gothic' seperti yang
diterapkan untuk menunjuk gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya
menghina, dan di cemooh, oleh orang-orang yang ambisius untuk meniru dan
5
menghidupkan kembali perintah Arsitektur Yunani, setelah kebangkitan sastra
klasik . Pihak berwenang seperti Christopher Wren dipinjamkan bantuan
mereka dalam mencela gaya abad pertengahan tua, yang mereka sebut Gothic,
sebagai sinonim dengan segala sesuatu yang barbar dan kasar.
Daerah Pengaruh gothic berada sangat luas didataran eropa dari mulai
kerajaan kerajaan hingga kota kota besar di eropa yang terpengaruh oleh
gaya gothic pada setiap katedral katedral mupun gereja disana. Jerman dan
kota-kota Dataran rendah telah berkembang besar yang tumbuh dalam damai
perbandingan, dalam perdagangan dan persaingan satu sama lain, atau bersatu
untuk kesejahteraan bersama, seperti dalam Liga Hanseatic. Sedangkan
Material Bangunan Zaman gothic ini kebanyakan berasal dari Negara Negara
dieropa seperti kapur dari perancis & inggris, marmer dari italia, batu bata dari
jerman dan skandinavia yang bangunan gaya gothicnya dinamakan Brick
Gothic.
6
pedesaan terpencil. The Cluniac dan Perintah Cistercian yang lazim di Perancis,
biara besar di Cluny didirikan memiliki rumus untuk monastik situs
direncanakan dengan baik yang kemudian mempengaruhi semua bangunan
monastik selanjutnya selama berabad-abad.
7
Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur,
yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani
dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (di-
matematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen
dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi
(bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada
konstruksi dinding pemikul). Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai
meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan
Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo dianggap merupakan bentuk
dari kebudayaan Renaisans.
2.1.2.2. Faktor-faktor Munculnya Renaissance
Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa
suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat
kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai
kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal
diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka
akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat
dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus
dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari
gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).
Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka
tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu
pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat
berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat
yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu
disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah
atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya
merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan
8
di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting
dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan,
keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai
berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah
semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak
kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-
ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan
kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh
hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya
jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi
sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan
kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara
mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah
bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya
yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan
kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat
perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk
kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan
dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu
adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan
semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
9
2.2. Karakteristik dan ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic dan Renaissance
2.2.1. Karakteristik dan Ciri-ciri Arsitektur Zaman Gothic
a. Seni dan Arsitektur
Sebagai suatu aliran yang khas, gaya Gotik mula-mula muncul pada
pemugaran gereja biara St.Denis di dekat Paris. Pemugaran dimulai tahun 1137,
yang dipimpin oleh Abas Biara St. Denis, yaitu Suger dari Bangsa Franka. Suger
memugar dengan membentuk pelengkung-pelengkung runcing yang berusuk, yang
tahan terhadap badai.
Untuk menjaga agar atap dan dinding tembok tidak rusak karena air hujan,
maka dipasang penyalur air/ talang disepanjang hiasan-hiasan pada bagian atas
tembok dan agar tidak hanya bersifat fungsional saja maka dibuat dalam bentuk
10
burung atau binatang yang lain, dinamakan gargouille atau kerongkongan kecil
yang menyemprotkan pancaran air cukup jauh dari bangunan.
Membangun katedral biasanya memerlukan waktu yang lama (1 generasi) dan
biaya yang banyak, sehingga katedral bergaya Gotik ini merupakan buah karya
kota dan karya usaha kerajinan yang terdapat dalam kehidupan kota.
Seni patung yang dahulu dimasukkan sebagai bagian tiang dan hiasan pintu,
berkembang dalam bentuk trimatra yang lebih menonjol dan seolah-olah berdiri
sendiri.
11
a. Kubah berusuk (rib dan panel voulting)
12
Tinggi pelengkung bulat lingkaran pad aliran Romanika tidak dapat
melebihi separuh ukuran lebar dasarnya, sehingga busur lancip dapat menjawab
persoalan tersebut. Pelengkung (busur) lancip ini dapat ditinggikan sampai yang
dikehendaki, asal disesuaikan dengan kekuatan gaya dukung serta daya
rentangnya. Kubah berusuk dan pelengkung yang lancip menjadi kesatuan yang
utuh dan harmonis. Dukungan yang diberikan pada bangunan sisi luar diperkuat
dengan membentuk jembatan batu yang melengkung diatasnya, untuk menopang
gaya berat dari atap kubah yang ke bawah dan ke arah luar, sehingga penopang ini
disebut sebagai Penopang layang.
Gaya aliran Romanika yang kokoh, tebal, tertutup dan suram didalam
bangunan, telah diganti oleh gaya dari aliran Gotik yang lebih langsing, bukaan
jendela yang lebar untuk memasukkan cahaya dan kubah serta menara semakin
tinggi menjulang berkesan semakin vertikal.
Dalam arsitektur Gothic, kombinasi yang unik dari teknologi yang sudah
ada didirikan munculnya gaya bangunan baru. Mereka teknologi adalah ogival atau
13
menunjuk arch , lemari besi berusuk, dan terbang menunjang. Denah gereja gothic
seperti salib dengan dengan panjang nave membuat tubuh gereja, sebuah lengan
melintang disebut transept dan, di luar itu, perluasan yang mungkin disebut paduan
suara , mimbar atau pastoran.
Tinggi
Karakteristik dari arsitektur gereja Gothic adalah tinggi, baik mutlak dan
sesuai dengan proporsi lebarnya. Satu bagian dari tubuh utama gereja Gothic
biasanya menunjukkan nave sebagai jauh lebih tinggi daripada lebar. Di
Inggris proporsi ini kadang-kadang lebih besar dari 2:1, sedangkan perbedaan
proporsional terbesar dicapai adalah di Cologne Cathedral dengan rasio 3.6:1.
Kubah internal tertinggi di Katedral Beauvais pada 48 meter (157 kaki).
Cahaya
Salah satu karakteristik yang paling khas arsitektur Gothic adalah wilayah
luas dari jendela pada Sainte Chapelle dan ukuran yang sangat besar dari
jendela banyak individu, seperti di York Minster , Gloucester Cathedraldan
Milan Cathedral serta pada jendela tersebut digunakannya kaca patri sebagai
tambahan interior gereja. Peningkatan dalam ukuran antara jendela periode
Romawi dan Gothic terkait dengan penggunaan kubah berusuk, dan
khususnya, kubah bergaris berat menunjuk yang disalurkan ke poros kurang
mendukung dengan daya dorong ke luar dari kubah setengah lingkaran.
Dinding tidak perlu begitu berat.
Banyak Gothic bukaan didasarkan atas sama sisi bentuk. Dengan kata lain,
saat lengkungan yang disusun, yang jari-jari persis membuka lebar dan dalam
14
kubah setiap bertepatan dengan titik dari mana sumber air lengkungan
berlawanan. Hal ini membuat lengkungan yang lebih tinggi sehubungan
dengan lebarnya dari arch semi-melingkar yang persis setengah tinggi karena
lebar. The Arch sama sisi memberikan lebar pembukaan proporsi memuaskan
berguna untuk pintu, arcade dekoratif dan jendela besar.
Arch Flamboyant
The Flamboyant Arch adalah salah satu yang disusun dari empat titik,
bagian atas setiap busur ke atas balik utama menjadi busur yang lebih kecil dan
rapat di api, seperti titik yang tajam. Ini lengkungan menciptakan efek kaya
dan hidup bila digunakan untuk perhiasan dan dekorasi jendela permukaan.
Bentuknya yang secara struktural lemah dan sangat jarang digunakan untuk
bukaan besar kecuali jika terdapat dalam yang lebih besar dan lebih stabil arch.
Hal ini tidak dipekerjakan sama sekali untuk kubah.
Arch Tertekan
Tertekan atau lengkung empat-berpusat jauh lebih luas dari pada tinggi
dan memberikan efek visual yang telah rata di bawah tekanan. Struktur dicapai
dengan menyiapkan dua busur yang meningkat tajam dari setiap titik kecil
bermunculan pada jari-jari dan kemudian berubah menjadi dua lengkungan
dengan radius yang luas dan jauh lebih rendah titik melompat.
15
a. Karakteristik Zaman Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.
Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan
hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka
harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir
ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah
itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan,
kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu
keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi,
otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya.
Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan
dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat.
Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk
kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka religion was not highest
expression of human values. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai
manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani
mengatakan Man can do all things if they will. Renaissance mengajarkan kepada
manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan
kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan
kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu
pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan,
bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala
hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan
kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab,
menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan
manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan
intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni
sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan
manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
16
b. Ciri-Ciri Umum Arsitektur Zaman Renaissance
Pada umumnya arsitektur bangunan masa Renaissance memiliki fungsi
keagamaan seperti gereja dan kapel (peninggalan dan melanjutkan bangunan masa
Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan dan rumah-rumah
kediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarakat yang
terhormat).
Teori-teori yang menonjol pada bangunan tersebut adalah : Penerapan
konsep simetri yang kuat, pada tampak dan ruang dalam bangunan. Mayoritas
pemakaian bahan bangunan/material dari marmer pada interior dan warna
bangunan yang cenderung monochrome atau satu warna. Bangunan kaya akan
elemen dekoratif, baik pada interior maupun eksterior bangunan. Elemen dekoratif
tersebut umumnya berupa ukiran/sculpture, relief serta lukisan-lukisan. Tema
elemen dekoratif tersebut umumya melambangkan karakter-karakter atau
penginterpretasian alam dan sosok manusia, flora, fauna serta pemandangan alam.
Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi
ukiran (stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan
manusia, topeng-topeng, perahu maupun perisai. Penggunaan patung yang
dipadukan dengan detail arsitektural, baik pada interior maupun eksterior. ada
faade bangunan terdapat deretan kolom-kolom dengan kepala dihiasi elemen
dekoratif bermotif flora, susunan order dapat berupa Doric, Ionic, maupun
Corinthian.
17
Penerapan garis-garis horizontal dan elemen-elemen busur pada bidang
datar. Atap, baik atap perisai maupun datar dilengkap dengan hiasan, baik berupa
Lantern, Louvre, Lucarne, Ammortizement, Tympanum maupun Balustrade.
18
antara raja dan agama yang mewarnai berjalannya jaman ini, kemudian diperramai
lagi dengan munculnya kekuasaan baru yakni ilmu dan pengetahaun. Dengan
demikian, di jaman ini da-pat kita saksikan sosok perorangan yang ilmuwan,
seniman dan sekaligus orang yang religius seperti Leonardo da Vinci; namun di
sisi lain dapat pula disaksikan martir dalam keyakinan terhadap ilmu dan
pengetahuannya, seperti Galileo Galilei
19
diperlakukan hanya dengan menggunakan daya rasa seni bangunan. Dengan
kesetiaan pada dalil itu pula sebaiknya kehadiran detil dan perampungan yang
ornamental maupun dekoratif diposisikan. Maksudnya, unsur-unsur yang
ornamental dan dekoratif dari bangunan dihadirkan sebagai penanda dan penunjuk
bagi dalil-dalil yang digunakan. Sebuah ilustrasi sederhana dapat disampaikan di
sini untuk memberikan penjelasan tentang hal itu.
Dengan perhitungan dan pertimbangan struktur/konstruksi bangunan,
maka jarak antar kolom dapat dibuat sebesar a meter. Akan tetapi, karena jarak a
meter dengan tinggi kolom yang b meter tidak menghasilkan kesesuaian dengan
dalil yang menunjuk pada perbandingan 2b=3a, maka di antara kedua kolom itu
dimunculkanlah rupa yang tak jauh berbeda dari rupa kolom (dinamakan pilaster)
sehingga nisbah (ratio) 2b:3a dapat dipenuhi.
Ringkas kata, dalam masa Renaisans ini terjalinlah kesatuan gerak dalam
berarsitektur, yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula
arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan
menggunakan nalar (di-matematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupa-
pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul
tiang)) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya
lubangan pada konstruksi dinding pemikul.
(gambar konstruksi balok yang dipikul tiang khas yunani dan gambar dimana
hadirnya lubang (ukiran) pada konstruksi dinding pemikul khas romawi)
20
Dimana tiang-tiang beserta balok murni masuk ke dalam arsitektur
Yunani. Gaya ini disebut Gaya Dorik dan lebih murni dibandingkan gaya
ionic.Tiang gaya ionik dari Bait Olympicon terkesan lebih muda. Lebih elegan dan
lebih langsing. Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai meninggalkan
gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan
Rococo
c. Teori-teori Arsitektur Renaissance
Perkembangan teori arsitektur yang dipakai para arsitek pada masa
Renaissance percaya bahwa bangunan mereka harus menjadi satu bagian dari suatu
tata aturan yang lebih tinggi. Mereka kembali pada sistem proporsi matematis
Yunani sehingga timbul pengertian arsitektur adalah matematika yang
diterjemahkan dalam satuan-satuan ruang. Pengembangan teori-teori Renaissance
banyak mengacu pada falsafah yang dibuat oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles.
Teori Plato melihat bahwa keindahan alami muncul melalui adanya garis,
lingkaran, dan permukaan yang menghasilkan bentuk dan volume geometris yang
absolut.
Teori Pythagoras merupakan dasar pengembangan rasio perbandingan
yang membentuk dasar bagi proporsi-proporsi arsitektural dengan mencoba
perhitungan Matematis untuk membentuk suatu yang Estetis.
Teori Aristoteles mengemukakan teori ruang sebagai tempat dan
terbatasnya Kosmos yang kemudian berkembang sampai dengan timbulnya
konsepRuang Cartesian. Teori ini menyatakan bahwa panjang, lebar dan
ketebalan membentuk wujud keteraturan geometris seperti grid dua atau tiga
dimensi (konsep geometri ruang).
Gabungan dari beberapa teori terdahulu dengan teori Vitruvius
menghasilkan teori Proporsi pada Renaissance yang mengutamakan
KEHARMONISAN.
Proporsi,
Adalah perbandingan antara tiap-tiap dimensi sehingga
menghasilkan keseimbangan dimensi. Teori ini diterapkan berdasar pada
penerapan tubuh manusia melalui sistem-sistem geometris dan matematis
yang menghasilkan bentuk-bentuk yang unik dan sistem-sistem universal.
21
Teori Proporsi yang diterapkan Andrea Palladio (1508 1580)
menegaskan adanya tujuh buah ruang yang paling indah proporsinya, yaitu
berupa Tujuh Bentuk Denah Ruang-Ruang yang Ideal.
Selain itu Palladio mengusulkan beberapa cara untuk menentukan
ketinggian yang benar, untuk ruang-ruang yang memiliki langit-langit
datar, tinggi ruang seharusnya 1/3 lebih besar dari pada lebarnya. Palladio
menggunakan Pythagoras untuk menentukan tingginya ruang dengan
menggunakan matematika, geometri dan harmoni.
MATEMATIS : C B / B A = C / C misalnya 1,2,3 atau 6,9,12
GEOMETRIS : C B / B A = C / B eg. 1,2,4 atau 4,6,9
HARMONIK : C B / B A = C / A eg. 2,3,6 atau 6,8,12
Hukum Pythagoras menyatakan bahwa segala sesuatu diatur menurut
angka-angka. Plato mengembangkan estetika Pythagoras tentang angka-
angka menjadi proporsi estetika dengan menciptakan segiempat-
segiempat bujur sangkar dan kubus-kubus peningkatan angka sederhana
untuk menciptakan penambahan-penambahan yang dua maupun 3 x lipat.
Deret angka 1, 2, 4, 8, dan 1, 3, 9, 27 ini mengungkapkan struktur
alam yang harmonis. Teori Renaissance mengembangkan rasio-rasio
tersebut tidak hanya pada dimensi sebuah ruang atau faade, tetapi juga di
dalam proporsi-proporsi kaitan ruang-ruang dari suatu urutan ruang-ruang
atau suatu denah keseluruhan.
Balance,
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan dalam bentuk,
dimensi dan rasio. Keseimbangan ini dibuat melalui suatu yang Simetris
atau Asimetris. Simetris adalah kasus spesial dariprinsip koheren tiap-
tiap elemen. Dari simetri ini dihasilkan sumbu-sumbu atau axis, yang
dapat memberikan kesan formal dan religius. Simetri dalam Arsitektur
Renaissance, menjadi : Simetri dengan prinsip-prinsip Estetika.
Memperhatikan keselarasan (harmoni), seperti yang dipakai oleh
Palladio atau memperhatikan kekuatan simbol-simbol bangunan religius
seperti karya-karya Michelangelo. Simetri dengan prinsip-prinsip
22
Konstruktif. Menggunakan rasionalitas dengan aturan-aturan statik untuk
membentuk bentang sederhana, rangka, busur, dome dan lain-lain.
Geometri.
Geometri pada teori Renaissance terhadap bentuk, dimensi dan rasio
menerapkan pendekatan terhadap proporsi melalui struktur tubuh manusia
yang diterapkan pada elemen-elemen arsitektur. Analogi antara proporsi
tubuh dengan bangunan menjadikan arsitektur mempunyai
perbendaharaan istilah faade, kulit bangunan, skeleton, serta yang
hubungan antara ukuran, bentuk dan gerak berupa skala manusia.
Perspektif
Teori Perspektif pada masa Renaissance diawali oleh Brunelleschi yang
menerapkan perspektif dalam pengembangan arsitektur terhadap Ruang
dan Bentuk. Hal ini tampak pada karyanya Piazza Del Campidoglio di
Roma. Pengembangan prinsip perspektif ini jelas dipengaruhi oleh
pemahaman baru terhadap kaidah optik.
Teknologi
Teknologi sangat mendukung dalam pengembangan konsep-konsep dan
teori arsitektur Renaissance. Pertama adalah ilmu pertukangan yang
mendapat kemudahan karena penemuan teknik penyajian stereotomy
karya Delorme (15101570). Teknik ini dapat menggambarkan
pembuatan busur (vaulting) dengan batu potongan. Hal ini kemudian
dikembangkan pula oleh Gottfried Semper (1803-1879) dengan teori
tentang tektonik. Semper mengatakan bahwa bahasa arsitektur adalah
bahasa tangan yang perwujudannya adalah tektonik sedangkan ruang perlu
diungkap melalui stereotomik. Bahasa tangan ini meliputi cara
menyambung unsur konstruksi. Kedua adalah ilmu bangunan yang
mengeluarkan tipe-tipe rumah, diikuti dengan perkembangan peraturan
dan baku bangunan.
23
2.3. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Gothic dan Renaissance
2.3.1. Contoh Bangunan pada Zaman Gothic
Figur manusia pada sculpture Gothic terlihat amat natural. Di bagian atas
pintu kadang juga terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari
24
banyak bagian-bagian kecil mosaik. Jendela ini disebut juga jendela mawar (rose
window).
Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan.
Di titik perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib) terdapat menara
tengah yang biasanya mempunyai atap yang sangat tinggi.
Interior
Denah dasar gereja Gothic adalah salib. Susunan tiga tingkat juga ada
pada gereja Gothic, dan juga bervariasi pada gereja satu dengan gereja lainnya.
25
Struktur atap menggunakan jenis langit-langit lengkung dengan rusuk (rib
vault). Rusuk, yang terbuat dari batu, dibuat lebih dahulu, lalu ruang di antara
rusuk diisi dengan bahan yang lebih ringan.
26
Fitur Lain
27
Capital kolom selalu didekorasi dengan pahatan dedaunan. Pada masa
Gothic akhir figur manusia dan binatang juga ditemukan.
28
d. Mnster, Freiburg, Southwestern Germany
29
f. Salisbury Cathedral, England
30
2.3.2. Contoh Bangunan pada Zaman Arsitektur Renaissance
1.Gereja Basilika St. Petrus, Roma (Vatikan)
31
besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah
besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai rencana asli.
32
4.El Escorial, Spain
33
7.San Zaccaria, Vinece.
34
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
http://fitrianisondari.blogspot.co.id/2011/10/seni-rupa-gaya-gothic-dan-renaissance.html
http://architecturoby.blogspot.co.id/2011/05/arsitektur-gotik.html
https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-gothic-abad-13-14-m/
http://alexnova-alex.blogspot.co.id/2011/06/ciri-ciri-umum-arsitektur-renaissance.html
http://cercerit.blogspot.co.id/
http://belajardesaindanarsitektur.blogspot.co.id/2012/07/arsitektur-renaissance.html
http://architectaria.com/karakteristik-arsitektur-italia-pada-abad-renaisans.html
36