Anda di halaman 1dari 14

8 Arsitektur Klasik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan,
tolong hapus pesan ini.

Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman
klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran
Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih
modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Arsitektur Klasik Saat Ini
 3Rujukan
 4Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang
terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga
banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan
struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.
Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal.
Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini
banyak dijumpai di benua Eropa. Dalama beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga
tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan
(fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga
inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-
ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa peradaban yang
tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan
kuburan orang-orang Mesir.

Arsitektur Klasik Saat Ini[sunting | sunting sumber]


Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan
modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri
Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-
gedung yang dibangun pada masa sekarang.

Rujukan[sunting | sunting sumber]
 Adam, Robert, Classical Architecture: A Comprehensive Handbook to the Tradition of Classical
Style, New York, Harry N. Abrams, Inc., 1990
9.Sejarah Arsitektur
Indonesia
Mei 04, 2014

Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer.
Arsitektur klasik-tradisional adalah bangunan yang dibangun oleh zaman kuno. Arsitektur vernakular
juga bentuk lain dari arsitektur tradisional, terutama bangunan rumah hunian, dengan beberapa
penyesuaian membangun oleh beberapa generasi ke generasi. Arsitektur Baru atau kontemporer
lebih banyak menggunakan materi dan teknik konstruksi baru dan menerima pengaruh dari masa
kolonial Belanda ke era pasca kemerdekaan. Pengenalan semen dan bahan-bahan modern lainnya
dan pembangunan dengan pertumbuhan yang cepat telah menghasilkan hasil yang beragam. 

Arsitektur Klasik Indonesia 


Ciri khas arsitektur klasik Indonesia dapat dilihat paada bangunan candi dengan struktur
menaranya. Candi Buddha dan Hindu dibangun dari batu, yang dibangun di atas tanah dengan
cirikhas piramida dan dihiasi dengan relief. Secara simbolis, bangunan adalah sebagai representasi
dari Gunung Meru yang legendaris, yang dalam mitologi Hindu-Buddha diidentifikasi sebagai
kediaman para dewa. Candi Buddha Borobudur yang terkenal dari abad ke-9 dan Candi Prambanan
bagi umat Hindu di Jawa Tengah juga dipenuhi dengan gagasan makro kosmos yang
direpresentasiken dengan sebuah gunung. Di Asia Timur, walau dipengaruhi oleh budaya India,
namun arsitektur Indonesia (nusantara) lebih mengedapankan elemen-elemen masyarakat lokal,
dan lebih tepatnya dengan budaya petani. 

Budaya Hindu paling tidak 10 abad telah mempengaruhi kebudayaan Indonesia sebelum pengaruh
Islam datang. Peninggalan arsitektur klasik (Hindu-Buddha) di Indonesia sangat terbatas untuk
beberapa puluhan candi kecuali Pulau Bali yang masih banyak karena faktor agama penduduk
setempat.
Arsitektur vernakular di Indonesia 
Arsitektur tradisional dan vernakular di Indonesia berasal dari dua sumber. Pertama adalah
dari tradisi Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India melalui Jawa. Yang kedua adalah
arsitektur pribumi asli. Rumah-rumah vernakular yang kebanyakan ditemukan di daerah
pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap ilalang, bambu,
anyaman bambu, kayu kelapa, dan batu. Bangunan adalah penyesuain sepenuhnya selaras
dengan lingkungan sekitar. Rumah-rumah di pedalaman di Indonesia masih banyak yang
menggunakan bambu, namun dengan seiring dengan proses modernisasi, bangunan-
bangunan bambu ini sedikit demi sedikit diganti dengan bangunan dinding bata.

Arsitektur tradisional di Indonesia

 Bangunan vernakular yang tertua di Indonesia saat ini tidak lebih dari sekitar 150 tahun usianya.
Namun dari relief di dinding abad ke-9 di candi Borobudur di Jawa Tengah mengungkapkan bahwa
ada hubungan erat dengan arsitektur rumah vernakular kontemporer yang ada saat ini. Arsitektur
vernakular Indonesia juga mirip dengan yang dapat ditemukan di seluruh pulau-pulau di Asia
Tenggara. Karakteristik utamanya adalah dengan digunakannya lantai yang ditinggikan (kecuali di
Jawa), atap dengan kemiringan tinggi menyerupai pelana dan penggunaan material dari kayu dan
bahan organik tahan lama lainnya. 

Pengaruh Islam dalam Arsitektur 


Budaya Islam di Indonesia dimulai pada tahun 13 Masehi ketika di Sumatra bagian utara
muncul kerajaan Islam Pasai di 1292. Dua setengah abad kemudian bersama-sama juga
dengan orang-orang Eropa, Islam datang ke Jawa. Islam tidak menyebar ke kawasan
Indonesia oleh kekuatan politik seperti di India atau Turki namun lebih melalui penyebaran
budaya. Budaya Islam pada arsitektur Indonesia dapat dijumpai di masjid-masjid, istana, dan
bangunan makam. 

Menurunnya kekuatan kerajaan Hindu Majapahit di Jawa menandai bergantinya periode sejarah di
Jawa. Kebudayaan Majapahit tersebut meninggalkan kebesarannya dengan dengan serangkaian
candi-candi monumental sampai abad keempat belas. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
"Zaman Klasik" di Jawa ini kemudian diganti dengan zaman "biadab" dan juga bukanlah awal dari
"Abad Kegelapan". Selanjutnya kerajaan-kerajaan Islam melanjutkan budaya lama Majapahit yang
mereka adopsi secara jenius. "New Era" selanjutnya menghasilkan ikon penting seperti masjid-
masjid di Demak, Kudus dan Banten pada abad keenam belas. Juga dengan situs makam Imogiri
dan istana-istana Yogyakarta dan Surakarta pada abad kedelapan belas. Fakta sejarah
menunjukkan bahwa Islam tidak memperkenalkan bentuk-bentuk fisik baru dan ajaran-ajarannyapun
diajarkan lebih dalam cara-cara mistis oleh para sufi, atau dengan kata lain melalui sinkretisme,
sayangnya hal inilah yang mempengaruhi ‘gagal’nya Islam sebagai sebuah sistem baru yang benar-
benar tidak menghapuskan warisan Hindu ( lihat Prijotomo, 1988).

Masjid Kudus dengan Gaya Hindu untuk Drum Tower dan Gerbang

 Penyebaran Islam secara bertahap di kawasan Indonesia dari abad ke-12 dan seterusnya dengan
memperkenalkan serangkaian penting pengaruh arsitektur. Namun, perubahan dari gaya lama ke
baru yang lebih bersifat ideologis baru kemudian teknologi. Kedatangan Islam tidak mengarah pada
pengenalan bangunan yang sama sekali baru, melainkan melihat dan menyesuaikan bentuk-bentuk
arsitektur yang ada, yang diciptakan kembali atau ditafsirkan kembali sesuai persyaratan dalam
Islam. Menara Kudus, di Jawa Tengah, adalah contoh dalam kasus ini. Bangunan ini sangat mirip
dengan candi dari abad ke-14 di era kerajaan Majapahit, menara ini diadaptasi untuk kepentingan
yang lebih baru dibangun masjid setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Demikian pula, masjid-
masjid di awal perkembangan Islam di Indonesia murni terinspirasi dari tradisi bangunan local yang
ada di Jawa, dan tempat lain di Nusantara, dengan empat kolom utama yang mendukung atap
tengahnya. Dalam kedua budaya ini empat kolom utama atau Saka Guru mempunyai makna
simbolis. 

Gaya Belanda dan Hindia Belanda 


Pengaruh Barat di mulai jauh sebelum tahun 1509 ketika Marco Polo dari Venesia melintasi
Nusantara di 1292 untuk kegiatan perdagangan. Sejak itu orang-orang Eropa berusaha untuk
merebut kendali atas perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan. Portugis dan
Spanyol, dan kemudian Belanda, memperkenalkan arsitektur mereka sendiri dengan cara awal tetap
menggunakan berbagai elemen arsitektur Eropa, namun kemudian dapat beradaptasi dengan tradisi
arsitektur lokal. Namun proses ini bukanlah sekadar satu arah: Belanda kemudian mengadopsi
unsur-unsur arsitektur pribumi untuk menciptakan bentuk yang unik yang dikenal sebagai arsitektur
kolonial Hindia Belanda. Belanda juga sadar dengan mengadopsi arsitektur dan budaya setempat
kedalam arsitektur tropis baru mereka dengan menerapkan bentuk-bentuk tradisional ke dalam
cara-cara modern termasuk bahan bangunan dan teknik konstruksi. 

Gereja Blenduk dan Lawang Sewu bangunan, contoh dari arsitektur Belanda

Bangunan kolonial di Indonesia, terutama periode Belanda yang sangat panjang 1602 - 1945 ini
sangat menarik untuk menjelajahi bagaimana silang budaya antara barat dan timur dalam bentuk
bangunan, dan juga bagaimana Belanda mengembangkan aklimatisasi bangunan di daerah tropis.
Menurut Sumalyo (1993), arsitektur kolonial Belanda di Indonesia adalah fenomena budaya unik
yang pernah ditemukan di tempat lain maupun di tanah air mereka sendiri. Bangunan-bangunan
tesebut adalah hasil dari budaya campuran kolonial dan budaya di Indonesia. 

Perbedaan konsep Barat dan Indonesia ke dalam arsitektur adalah terletak pada korelasi antara
bangunan dan manusianya. Arsitektur Barat adalah suatu totalitas konstruksi, sementara itu di Timur
lebih bersifat subjektif, yang lebih memilih penampilan luar terutama façade depan. Kondisi alam
antara sub-tropis Belanda dan tropis basah Indonesia juga merupakan pertimbangan utama
bangunan Belanda di Indonesia. 

Sebenarnya, Belanda tidak langsung menemukan bentuk yang tepat untuk bangunan mereka di
awal perkembangannya di Indonesia. Selama awal kolonisasi Eropa awal abad 18, jenis bangunan
empat musim secara langsung dicangkokkan Belanda ke iklim tropis Indonesia. Fasade datar tanpa
beranda, jendela besar, atap dengan ventilasi kecil yang biasa terlihat di bagian tertua kota
bertembok Belanda, juga digunakan seperti di Batavia lama (Widodo, J. dan YC. Wong 2002). 

Menurut Sumintardja, (1978) VOC telah memilih Pulau Jawa sebagai pusat kegiatan perdagangan
mereka dan bangunan pertama dibangun di Batavia sebagai benteng Batavia. Di dalam benteng,
dibangun rumah untuk koloni, memiliki bentuk yang sederhana seperti rumah asli di awal tapi
belakangan diganti dengan rumah gaya Barat (untuk kepentingan politis). Dinding batu bata rumah,
mereka mengimpor bahan langsung dari Belanda dan juga dengan atap genteng dan interior
furniture. Rumah-rumah yang menjadi tradisi pertama rumah-rumah tanpa halaman, dengan
bentukan memanjang seperti di Belanda sendiri. Rumah-rumah ini ada dua lantai, sempit di façade
tapi lebar dalam. Rumah tipe ini selanjutnya banyak digunakan oleh orang-orang cina setelah orang
Belanda beralih dengan rumah-rumah besar dengan halaman luas. Rumah-rumah ini disebut
sebagai bentuk landhuizen atau rumah tanpa beranda dalam periode awal, setelah mendapat
aklimatisasi dengan iklim setempat, rumah-rumah ini dilengkapi dengan beranda depan yang besar
seperti di aula pendapa pada bangunan vernakular Jawa. 

Pada awalnya, rumah-rumah ini dibangun dengan dua lantai, setelah mengalami gempa dan juga
untuk tujuan efisiensi, kemudian rumah-rumah ini dibangun hanya dalam satu lantai saja. Tetapi
setelah harga tanah menjadi meningkat, rumah-rumah itu kembali dibangun dengan dua lantai lagi. 

Penentuan desain arsitektur menjadi lebih formal dan ditingkatkan setelah pembentukan profesi
Arsitek pertama di bawah Dinas Pekerjaan Umum (BOW) pada 1814-1930. Sekitar tahun 1920-an
1930-an, perdebatan tentang masalah identitas Indonesia dan karakter tropis sangat intensif, tidak
hanya di kalangan akademis tetapi juga dalam praktek. Beberapa arsitek Belanda, seperti Thomas
Karsten, Maclaine Pont, Thomas Nix, CP Wolf Schoemaker, dan banyak lainnya, terlibat dalam
wacana sangat produktif baik dalam akademik dan praksis. Bagian yang paling menarik dalam
perkembangan Arsitektur modern di Indonesia adalah periode sekitar 1930-an, ketika beberapa
arsitek Belanda dan akademisi mengembangkan sebuah wacana baru yang dikenal sebagai
"Indisch-Tropisch" yaitu gaya arsitektur dan urbanisme di Indonesia yang dipengaruhi Belanda 
Tipologi dari arsitektur kolonial Belanda; hampir bangunan besar luar koridor yang memiliki fungsi
ganda sebagai ruang perantara dan penyangga dari sinar matahari langsung dan lebih besar atap
dengan kemiringan yang lebih tinggi dan kadang-kadang dibangun oleh dua lapis dengan ruang
yang digunakan untuk ventilasi panas udara. 

Arsitek-arsitek Belanda mempunyai pendekatan yang baik berkaitan dengan alam di mana
bangunan ditempatkan. Kesadaran mereka dapat dilihat dari unsur konstruksi orang yang sangat
sadar dengan alam. Dalam Sumalyo (1993,): Karsten pada tahun 1936 dilaporkan dalam artikel:
"Semarangse kantoorgebouwen" atau Dua Office Building di Semarang Jawa Tengah: 

1. Pada semua lantai pertama dan kedua, ditempatkan pintu, jendela, dan ventilasi yang lebar
diantara dia rentang dua kolom. Ruangan untuk tiap lantai sangat tinggi; 5, 25 m di lantai pertama
dan 5 m untuk lantai dua. Ruangan yang lebih tinggi, jendela dan ventilasi menjadi sistem yang baik
untuk memungkinkan sirkulasi udara di atap, ada lubang ventilasi di dinding atas (di atas jendela) 

2. Disamping lebar ruang yang lebih tinggi, koridor terbuka di sisi Barat dan Timur meliputi ruang
utama dari sinar matahari langsung. 

Ketika awal urbanisasi terjadi di Batavia (Jakarta), ada begitu banyak orang membangun vila mewah
di sekitar kota. Gaya arsitekturnya yang klasik tapi beradaptasi dengan alam ditandai dengan
banyak ventilasi, jendela dan koridor terbuka banyak dipakai sebagai pelindung dari sinar matahari
langsung. Di Bandung, Villa Isolla adalah salah satu contoh arsitektur yang baik ini (oleh
Schoemaker1933) 

Villa Isolla, salah satu karya arsitektur Belanda di Indonesia


Arsitektur Kontemporer Indonesia 

Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, bangunan modern mengambil

alih Indonesia. Kondisi ini berlanjut ke tahun 1970-an dan 1980-an

ketika pertumbuhan eknomi yang cepat Indonesia yang mengarah pada

program-program pembangunan besar-besaran di setiap sector mulai

dari skema rumah murah, pabrik-pabrik, bandara, pusat perbelanjaan

dan gedung pencakar langit. Banyak proyek bergengsi yang dirancang

oleh arsitek asing yang jarang diterapkan diri mereka untuk merancang

secara khusus untuk konteks Indonesia. Seperti halnya kota-kota besar

di dunia, terutama di Asia, sebagai korban dari globalisasi terlepas dari

sejarah lokal, iklim dan orientasi budaya.


Rumah-rumah kontemporer di Indonesia

Arsitektur modern Indonesia umumnya mulai di sekitar tahun 50an dengan dominasi bentuk atap.
Model bangunan era kolonial juga diperluas dengan teknik dan peralatan baru seperti konstruksi
beton, AC, dan perangkat lift. Namun, sepuluh tahun setelah kemerdekaan, kondisi ekonomi di
Indonesia belum cukup kuat. Sebagai akibat, bangunan yang kurang berkualitas terpaksa lahir.
Semua itu sebagai upaya untuk menemukan arsitektur Indonesia modern, seperti halnya
penggunaan bentuk atap joglo untuk bangunan modern. 

Arsitektur perumahan berkembang luas pada tahun 1980-an ketika industri perumahan booming.
Rumah pribadi dengan arsitektur yang unik banyak lahir tapi tidak dengan perumahan massal.
Istilah rumah rakyat, rumah berkembang, prototipe rumah, rumah murah, rumah sederhana, dan
rumah utama dikenal baik bagi masyarakat. Jenis ini dibangun dengan ide ruang minimal, rasional
konstruksi dan non konvensional (Sumintardja, 1978) 

Permasalahan untuk Arsitektur Indonesia 


Gerakan-gerakan baru dalam arsitektur seperti Modernisme, Dekonstruksi, Postmodern, dll
tampaknya juga diikuti di Indonesia terutama di Jawa. Namun, dalam kenyataannya, mereka
menyerap dalam bentuk luar saja, bukan ide-ide dan proses berpikir itu sendiri. Jangan heran jika
kemudian muncul pandangan yang dangkal; "Kotak-kotak adalah Modern, Kotak berjenjang adalah
pasca Modern" (Atmadi, 1997). Arsitektur hanya hanya dilihat sebagai objek bukan sebagai
lingkungan hidup. 

Sumalyo, (1993) menyatakan bahwa pandangan umum arsitektur Barat: 'Purism', di mana untuk
menunjuk Bentuk dan Fungsi, adalah berlawanan dengan konsep-konsep tradisi yang memiliki
konteks dengan alam. Kartadiwirya, dalam Budihardjo (1989,) berpendapat, mengapa prinsip tropis
'nusantara' arsitektur jarang dipraktekkan di Indonesia adalah karena pemikiran dari proses
perencanaan tidak pernah menjadi pemikiran. Mereka hanya hanya mengajarkan tentang
perencanaan konvensional selama 35 tahun tanpa perubahan berarti sampai beberapa hari.
Sayangnya hamper semua bahan pengajaran dalam arsitektur berasal dari cara berpikir Barat yang
menurut Frick (1997) telah menghasilkan kelemahan arsitektur Indonesia. Dia juga menjelaskan
bahwa Bahan menggunakan bangunan modern hanya karena alasan produksi massal yang lebih
'Barat' dan jauh dari tradisi setempat. Kondisi ini telah memicu penggunaan bahan yang tidak biasa
dan tanpa kondisi lokal. Lalu bagaimanakah seharusnya arsitektur Indonesia?
10. Daftar satelit Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Berikut adalah daftar satelit komunikasi milik Indonesia yang telah atau akan diluncurkan.

Mulai Slot Wahan


N Akhir Pengel Pembua
Nama Operasi Orbi a Keterangan
o. Operasi ola t
(diluncurkan) t luncur

Hughes ( Diluncurkan dari Kennedy


Palapa Juni 1985[1 83° Perum Delta-
1. 8 Juli 1976 ]
HS-333) Space Center, Tanjung
A1 BT tel 2914 [2]
Canaveral, Amerika Serikat.

Hughes
Palapa 10 Januari 19 77° Perum Delta- Diluncurkan dari Kennedy
2. (HS-333)
A2 Maret1977 88[1] BT tel 2914 [2]
Space Center.

Challe
Hughes
Palapa 18 108 Perum nger Diluncurkan menggunakan
3. 1990 (HS-376)
B1 Juni1983[3] ° BT tel F2 [2] pesawat ulang-alik.
(STS-7)

Challe
dilepas dari wahana pada
3 nger Hughes
Palapa Perum 16:00 EST[4], gagal dan
4. Februari1984 Gagal F4 (HS-376)
B2 tel [2]
dijemput oleh STS-51A
8:00 EST (STS-
pada November 1984.[1]
41-B)

Telko
Beralih kepemilikan ke
Palapa 21 Februari 1 113 m Delta Hughes
5. Satelindo pada 1993,[2] dan
B2P Maret1987 996[1] ° BT Satelin 6925 (HS-376)
diganti Palapa C1.[1]
do

6. Palapa 13 April1990 2000 108 Telko Delta Hughes Merupakan Palapa B2 yang
diperbaiki oleh Sattel
B2R ° BT m 6925 (HS-376) Technologies,[1] dan diganti
Telkom-1.

Palapa 14 Mei 1992 118 Telko Delta Hughes Diluncurkan dari Kennedy


7. 2005[2]
B4 7:40 WIB[5] ° BT m II-7925 (HS-376) Space Center.

Diluncurkan dari Tanjung


Canaveral LC-36B.[6]
Gagal beroperasi sehingga
pada Januari 1999 beralih
kepemilikan ke Hughes dan
berganti nama menjadi
Palapa 31 113 Satelin Atlas- Hughes
8. 1999 HGS3.
C1 Januari1996 ° BT do 2AS (HS-601)
Desember 2000 disewa
Kalitel dari AS di 50º BT dan
menjadi Anatolia 1,
Agustus 2002 disewa Pakist
an di 38ºBT menjadi
Paksat-1.[7]

Diluncurkan dari
Satelin
Ariane- Kourou, Guyana Perancis.[6]
Palapa 113 do Hughes
9. 15 Mei 1996 2011[6] 44L Orbit akan dipindahkan ke
C2 ° BT Indosa (HS-601)
H10-3 150,5° BT karena 113° BT
t
akan ditempati Palapa D.[8]

Indika
Group
Orbital
Biman Ariane-
Indostar 12 107, Sciences
1 tara 44L Diluncurkan dari dari
I(Cakraw November19 2011 7° Corpora
0. Citra H10- Kourou, Guyana Perancis.
arta I) 97 BT[9] tion
MNC 3[10]
(Star-1)
Sky
Vision

108 Telko Ariane Lockhee Terjadi gangguan satelit


1 Telkom- 12 25 ° BT m IV d Martin Telkom-1 sejak 25 Agustus
2017 yang menyebabkan
ketidaknyamanan
masyarakat Indonesia
Agustus20 dalam melakukan transaksi
Agustus1999 17 (A2100A perbankan dan gangguan
1. 1 , )[2] pada sebagian saluran
21:48 UTC 17:00 televisi sehingga dialihkan
WIB/10:0
0 UTC ke satelit lainnya
seperti, Telkom-3S, Palapa-
D, dan BRIsat.

Asia
ACeS adalah patungan PSN
123 Cellula Lockhee
12 Proton dan perusahaan asing.[14]
1 Garuda- ° r d Martin
Februari2000 2015 K Blok- Diluncurkan
2. 1 [11]
BT[12 Satellit A2100A
]
DM3 dari Baikonur Cosmodrome
e XX[13]
, Kazakhstan.
(ACeS)

Orbital
Sciences
16
1 Telkom- 108 Telko Ariane Corpora Diluncurkan dari dari
November20 Beroperasi
3. 2 ° BT m V tion Kourou, Guyana Perancis.
05
(Starbus
2)[2]

1 INASAT- Satelit pertama buatan


2006
4. 1 Indonesia.

1 LAPAN- Satelit mikro pertama


2007
5. TUBSAT Indonesia.

Indostar 107, MNC Proton Boeing Diluncurkan dari Baikonur


1 16 Mei 2009,
II(Cakra 2024 7° Sky -M (BSS- Cosmodrome (LC-200/39),
6. 7:58 WIB
warta II) BT Vision Briz-M 601HP) Kazakhstan.[15][16]

Thales
Diluncurkan dari Xichang
Indosa Alenia
31 Long Satellite Launch Center
1 113 t Space
Palapa D Agustus2009 2024 March (XSLC), Cina.
7. ° BT Oored (Spaceb
16:28 WIB 3B Menggeser orbit Palapa C2
oo us-
dari 113° BT ke 150,5° BT.
4000B3)
ISS
Reshetn
ev
Proses tender selesai pada
(Ekspres
Proton Desember 2008 Telkom 3,
1 Telkom- Telko s-
2012 Gagal -M diakses 9 Oktober 2009.
8. 3 m 1000N)
Briz-M Gagal mencapai orbit pada
& Alcate
tanggal 6 Agustus 2012.
l
(Payload
)

Lippo Lockhee
1 Lipposta 124 Ariane
15 Juni 2012 2028 Satellit d Martin
9. r-1 ° BT 5 ECA
e (A2100)

2 LAPAN- Satelit mikro kedua


2015
0. A2 Indonesia.

PT
Bank
Space
19 150. Rakyat
2 Ariane Systems Diluncurkan dari Kourou,
BRIsat Juni 201604: 2031 5° Indone
1. 5 ECA Loral Guyana Perancis.
39 WIB BT sia
(LS1300)
(Perse
ro) Tbk

2 LAPAN- Satelit mikro ketiga


2016
2. A3 Indonesia.

Diluncurkan dari Kourou,


Thales Guyana Perancis.
Alenia untuk menggantikan Satelit
15
2 Telkom- 118 Telko Ariane Space Telkom-3 yang hilang dan
Februari2017  2032
3. 3S ° BT m 5 ECA (Spaceb gagal mencapai orbit pada
04:39 WIB
us- Agustus 2012 karena
4000B3) kesalahan roket Proton
Rusia.

Diluncurkan dari Amerika


Space
2 Telkom- 7 108 Telko Falcon- Serikat.
2033 Systems
4. 4 Agustus2018 ° BT m 9 untuk menggantikan Satelit
Loral
Telkom-1. Rencananya
akan diluncurkan pada
tanggal 7 Agustus 2018.
Satelit Telkom-4 ini
memiliki 60 transponder,
jauh lebih banyak daripada
satelit sebelumnya (36
transponder akan
disewakan untuk
kebutuhan domestik dan
24 transponder dipasarkan
untuk India). Satelit ini juga
menggunakan teknologi
broadband satelit yang bisa
memancarkan akses
berkapasitas dua kali lipat
dari satelit sebelumnya dan
jangkauan layanan satelit
ini bisa mencapai area
ASEAN dan India.

Anda mungkin juga menyukai