(ARSIS)Arsitektur Islam (ARSIS) adalah sebuah ilmu yang dibangun, merujuk dan berprinsip kepada
Islam.Ilmu ini merupakan kolaborasi antara 2 ilmu pengetahuan agama dan ilmu arsitektur.
Sebetulnya dalam Islam tidak membedakan antara ilmu duniawi dan ilmu ukhrowi karena semuanya
berkorelasierat. Jadi arsitektur Islam adalah arsitektur yang berdasarkan nilai-nilai Islami dalam Al
Quran danHadits Nabi. Selanjutnya menuju pencarian bentuk arsitektur Islam yang berbasiskan nilai
danprinsip dasar Islam.Dalam uraian ini akan diperjelas tentang pengertan, defnisi dan
urgensiArsitektur Islam.
Yang dimaksud dengan Arsitektur adalah seni bangunan yang bersifat universal. Kita tidak
dapatmelihat arsitektur hanya sebagai sebuah obyek saja. Cara pandang kita harus menyeluruh.
Arsitekturmerupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dan tidak dapat berdiri sendiri secara
independendan bebas, dipengaruhi oleh ideologi, politik. ekonomi dan budaya masyarakat yang
berpengaruhpada jenis, kualitas dan produk karya arsitektur.Pengertian Arsitektur atau seni ruang
adalah karya seni yang menambahkan ruang-ruang interiorkepada dimensi-dimensi horisontal dan
vertikal, sehingga memberikan kesan kedalaman, volumedan massa. Menurut al-Faruqi, seni inilah
yang biasa disebut dengan seni "arsitektural". Yang masihtermasuk ke dalam seni ruang adalah seni
lansekap, termasuk di dalamnya karya-karya hortikulturadan aquakultura. [Al Faruqi, 1999: 159].
Arsitektur Islam yang berprinsip pada Al-Quran dan Sunnah sebagai peninggalan utama dari
Rasulullah, menjadikan arsitektur Islam sebagai suatu bagian yang integral dari Islam sebagai Way of
Life' (Rasdi,2003) Kita harus memahami bagaimana menjadi Muslim yang baik sebelum berbicara
tentang apa itu Arsitektur Islam.
Konsep Islam yang menganjurkan manusia untuk menjaga bum selaras dengan prinsip green
building, sedangkan konsep Islam yang memerintahkan agar mampu menyelaraskan diri dengan
alam, mempunyai sifat-sifat yang ada pada alam, tidak boros energi, dan tidak merusak alam sejalan
dengan konsep sustainabel. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga,
memelihara, dan melestarikan alam ini untuk kepentingan generasi yang akan dating.
• Salah satu formula konsep berkelanjutan menurut Hiroshi Kawase (2007), pakar sustainable
dari Kyushu University, Jepang, menyatakan bahwa secara kuantitatif, sustainabel habitat
dinilai dari daya manfaat yang lebih bear dari dava rusaknya. Sistem Sustainabel Habitat
merupakan konsep arsitektur berkelanjutan yang menerapkan metode pereduksian
kerusakan lingkungan dan pemeliharaan sera peningkatan kualitas hidup. Hal tersebut
dikuantitatifkan dengan Rums Dasar T-W-D, dengan T adalah Throughput (keluaran). W
adalah Welfare (kemanfaatan), dan D adalah Environmental Damage (Kerusakan
Lingkungan). Menurut rums int. sebuah bangunan dan lingkungan dikatakan sustainable
apabila kemanfaatannya lebih bear dari kerusakannya.
• Konsep Perancangan Arsitektur Islam menurut Noeman (2003). adalah bahwa nilai-nilai
Islami yang diacu dalam perancangan bangunan arsitektur mengandung unsur-unsur
rahmatan lil alamin, berkiblat. beraturan, efisien, keindahan dalam kesederhanaan,
silaturrahim, bersih, shat, nyaman, dan berkelanjutan (sustainabel).
Pengertian nilai-nilai keislaman adalah nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan
Hadist yang dapat menjadi landasan berpikir tentang konsep aktivitas dalam rung dan akan
berpengaruh terhadap bentukan rang. Nilai-nilai keislaman merupakan tingkatan integritas
kepribadian yang mencapai tingkat budi. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan,
keinginan, nafsu-nafsu manusiawi, dan mampu melampaui subjektivitas golongan, ras, bangsa, dan
stratifikasi sosial.
Hadis (As-sunnah) adalah perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan Rasulullah SAW Yang
dimaksud dengan pengakuan ini adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui dan
dibiarkan terjadi oleh Rasulullah. As-sunnah adalah perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan
Rasulullah SAW
1. Menggali dan memilih ayat Alquran dan Hadist yang berkaitan dengan tujuan
membangun, dan mendefinisikan esensi tentang ayat yan terpilih.
2. Menggali dan memilih ayat Alquran dan Hadist yang berkaitan dengan kegiatan yang
akan direncanakan pada bangunan tertentu unni.
3. Menerjemahkan Alquran sesuai dengan teksnya.
4. Mencari tafsir ayat yang telah dipilih yang berkaitan dengan kegiatan. Dalam hal ini,
penulis mengacu pada tafsir Ibnu Katsir (jilid 1-10) Hal ini disebut tafsir secara
agama.
5. Dari tafsir agama tersebut kemudian dicari intisari karakter Islamnya dan dianalisis
berkaitan dengan aktivitas tau kegiatan pad bangunan dan dikelompokkan berdasar
fungsinya. Hal ini penulis namakan tafsir secara duniawi.
6. Tafsir secara duniawi tersebut berisi ajaran moral dan tatanan perilaku yang
dinamakan akhlak. Menurut Matta dalam Fikriani dan Maslucha (2007), akhlak
seseorang muncul dari gabungan antara iman di dalam hatinya ditambah dengan
amal shalih yang diperbuatnya
7. melihat objek bangunan yang akan direncanakan Hail penggalian tersebut kemudian
diformat menjadi pedoman yang dapat digunakan untuk.
Menurut Mortada (2003) dalam bukunya Traditional Islamic Principles of Built Environment,
struktur keluarga dalam Islam meliputi;
a. Keluarga Inti (Inner Core of the Family)
b. Keluarga tengah (Central Core of the Family)
c. Keluarga Bear (Wider Family Relations)
Berdasarkan K Ahmed, keluarga besar Islam terdiri atas hubungan yang munc dari hubungan
kekerabatan (pertalian darah), afinitas, da keperawatan, yang meliputi:
a. Ayah, ibu, kakek, nenek, dan leluhur yang lainnya.
b. Pihak yang menjadi tanggungan secara langsung,seperti anak laki-laki, anak perempuan,
cucu, dil.
c. Hubungan tingkat kedua seperti saudara laki-laki, saudara perempuan, dan keponakan.
d. Saudara perempuan ibu atau bapak (tidak termasuk anak perempuan mereka dan yang
menjadi tanggungannya).
ii. Keluarga inti menurut Friedman. Pengertian keluarga inti menurut Friedman (1998)
adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Pengertian in berbeda
dengan pengertian dalam Islam yang memasukkan nenek dan kakek ke dalamnya
karena pada prinsipnya anak masih memiliki kewajiban untuk merawat orang tua
selama mereka mash hidup.
iii. Konsep Muhrim dan Hijab. Ajaran berhijab ini merupakan keharusan bagi wanita
untuk memakai jilbab ketika berada di luar rumah. Pembahasan in tercantum dalam
Alquran Surat Al-Ahzab [33] ayat 59:
Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala,
muka dan dada.
Menurut Al-Faruqi, ornamentasi dalam Islam selain berfungsi sebagai keindahan, juga
merupakan penggambaran dari sebuah usaha untuk meningkatkan keimanan sehingga
ornamentasi tidak hanya berfungsi sebagai pengisi rang kosong dan keindahan. Ornamentasi juga
merupakan;
a. Sunnah (boleh) mengutamakan orientasi kegiatan yang baik pada Kiblat.
b. Pada hakikatnya, Orientasi kiblat merupakan dasar arah hadap kegiatan apapun.
c. Haram adanya rung/bangunan yang bertujuan syirik dan riya' Haram adanya
ruang/tempt/bangunan yang bertujuan syirik dan riya'.
viii. Manusia dan Kebiasaan-kebiasaan 'kecil' yang merusak. Kebiasaan kebiasaan kecil
yang merusak seperti merusak tanaman, pepohonan, pemborosan air dan membuang
sampah sembarangan.
ix. Rumah dan Keberlanjutan Alam, Rumah merupakan sebuah mikrokosmos dari alam
semesta yang jauh lebih besar. dalam konteks
lingkungan sosial, rumah membentuk kebudayaan dan menjadi elemen mendasar
bangunan peradaban islam. la merupakan madrasah pertama dan utama bagi
individu-individu pembentuk suatu masyarakat. Rumah seringkali disebut lingkungan
binaan terkecil yang membentuk lingkungan-lingkungan binaan yang lebih bear
dibumi, seperti pemukiman, desa, kota, bahkan Negara.
x. Rumah dan Rung Terbuka Hijau. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dengan
keberadaan tebuka hijau in adalah kelancaran penghawaan alami, kecukupan
pencahayaan alami, penurunan suhu lingkungan, penyediaan udara bersih, terjaganya
kualitas kesehatan penghuni, kelancaran penyerapan air tanah, terciptanya
kesehatan lingkungan, dan sebagainya. Ruang terbuka hijau yang ada di rumah kita
merupakan miniature dan keberadaan lingkungan alam dalam lingkup yang lebih luas,
kita juga dapat mensyukuri nikmat Allah swt berupa udara yang sejuk, air yang segar,
pepohonan yang meneduhkan.