Anda di halaman 1dari 14

bab 2

2.1. PENGANTAR ARSITEKTURISLAM

(ARSIS)Arsitektur Islam (ARSIS) adalah sebuah ilmu yang dibangun, merujuk dan berprinsip kepada
Islam.Ilmu ini merupakan kolaborasi antara 2 ilmu pengetahuan agama dan ilmu arsitektur.
Sebetulnya dalam Islam tidak membedakan antara ilmu duniawi dan ilmu ukhrowi karena semuanya
berkorelasierat. Jadi arsitektur Islam adalah arsitektur yang berdasarkan nilai-nilai Islami dalam Al
Quran danHadits Nabi. Selanjutnya menuju pencarian bentuk arsitektur Islam yang berbasiskan nilai
danprinsip dasar Islam.Dalam uraian ini akan diperjelas tentang pengertan, defnisi dan
urgensiArsitektur Islam.

2.1.1. Tujuan InstruksionalTujuan Instruksional Umum / Capaian Pembelajaran Prodi:

Mahasiswamemahami ruang lingkup konsepsi arsitektur islam Tujuan Instruksional


Khusus/CapaianPembelajaran Perkuliahan Mahasiswa memahami penger an, defnisi, urgensi,
konsep & ciri2arsitektur Islam.Indikator: Mahasiswa mengetahui apa yg akan diperoleh dan
dipelajari selama I semester PengantarArsitektur Islam (Arsis)Materi Ajar.

1.Kontrak perkuliahan I semester

2.Pengertian, defnisi, urgensi, konsep

3.Khasanah peradaban Islam.

4. Pemikiran arsitektur islam

5.Rangkuman Bab dan Soal Pengayaan

2.1.2. Pengertian Arsitektur Islam

Yang dimaksud dengan Arsitektur adalah seni bangunan yang bersifat universal. Kita tidak
dapatmelihat arsitektur hanya sebagai sebuah obyek saja. Cara pandang kita harus menyeluruh.
Arsitekturmerupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dan tidak dapat berdiri sendiri secara
independendan bebas, dipengaruhi oleh ideologi, politik. ekonomi dan budaya masyarakat yang
berpengaruhpada jenis, kualitas dan produk karya arsitektur.Pengertian Arsitektur atau seni ruang
adalah karya seni yang menambahkan ruang-ruang interiorkepada dimensi-dimensi horisontal dan
vertikal, sehingga memberikan kesan kedalaman, volumedan massa. Menurut al-Faruqi, seni inilah
yang biasa disebut dengan seni "arsitektural". Yang masihtermasuk ke dalam seni ruang adalah seni
lansekap, termasuk di dalamnya karya-karya hortikulturadan aquakultura. [Al Faruqi, 1999: 159].

Arsitektur yang baik secara umum haruslah memenuhi kriteria berikut:

1. Mewadahi fungi yang dikehendaki secara nyaman


2. Bentuk fisiknya memenuhi syarat syarat keindahan
3. Strukturnya kuat bertahan untuk waktu yang cukup lama
4. Mudah atau dapat dibangun dengan teknologi yang ada
5. Biaya seimbang dengan kualitas
6. serasi dan tidak merusak lingkungan. Namun, karena falsafah Islam memandang bahwa
penilaian akan segala sesuatu tidaklah cukup hanya dari lahirnya saja, maka bathinnya juga
perlu dinilai.

Arsitektur Islam yang berprinsip pada Al-Quran dan Sunnah sebagai peninggalan utama dari
Rasulullah, menjadikan arsitektur Islam sebagai suatu bagian yang integral dari Islam sebagai Way of
Life' (Rasdi,2003) Kita harus memahami bagaimana menjadi Muslim yang baik sebelum berbicara
tentang apa itu Arsitektur Islam.

• Menurut Pranggono (2009), istilah arsitektur Islam dianalogikan dengan istilah


manusia Islam, yakni manusia yang tunduk path, menyerah pada kehendak Allah swt
dan RasulNya, maka arsitektur Islam menurut definisi bahasa adalah Arsitektur yang
tunduk dan menyerah kepada undang undang dan kehendak Allah dan RasulNya,
qur'aniyah maupun kauniyah dalam Islam.
• Merujuk pendapat Utaberta, terdapat du pendekatan untuk memahami Arsitektur
Islam. Pendekatan pertama berorientasi pada objek sebagai produk masyarakat
Islam, sedangkan pendekatan kedua lebih melihat pad nilai dan prinsip dasar dalam
Islam.
• Menurut Wahid Ahmad (2004), sikap hidup muslim dalam sebuah masyarakat
muslim akan berdampak pada terbentuknya peradaban muslim, sedangkan wajah
sebuah peradaban merupakan bagian dari ekspresi nilai-nilai yang melahirkannya.
Ajaran Islam merupakan seperangkat nilai yang integral dan komprehensif.
• Menurut Rasdi (2003). pengertian Karya Arsitektur Islam adalah
Perwujudan/ekspresinya tergantung pada itihad dan kreativitas arsitek. Pendekatan
terhadap materi, rung, waktu, cara berfikir, dan sudut pandang yang tolok ukurnya
bersumber pada Alquran dan Hadis.
• Penelitian yang dilakukan oleh Handryant (2011], menyebutkan bahwa Islam sebagai
sebuah agama rahmatan lil alamin memberikan wawasan bahwa sebuah rumah
tidak hanya meniadi tempt berkumpul anggota keluarga, tetapi juga menjadi tempt
pendidikan dan pembelajaran.

Konsep Islam yang menganjurkan manusia untuk menjaga bum selaras dengan prinsip green
building, sedangkan konsep Islam yang memerintahkan agar mampu menyelaraskan diri dengan
alam, mempunyai sifat-sifat yang ada pada alam, tidak boros energi, dan tidak merusak alam sejalan
dengan konsep sustainabel. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga,
memelihara, dan melestarikan alam ini untuk kepentingan generasi yang akan dating.

• Salah satu formula konsep berkelanjutan menurut Hiroshi Kawase (2007), pakar sustainable
dari Kyushu University, Jepang, menyatakan bahwa secara kuantitatif, sustainabel habitat
dinilai dari daya manfaat yang lebih bear dari dava rusaknya. Sistem Sustainabel Habitat
merupakan konsep arsitektur berkelanjutan yang menerapkan metode pereduksian
kerusakan lingkungan dan pemeliharaan sera peningkatan kualitas hidup. Hal tersebut
dikuantitatifkan dengan Rums Dasar T-W-D, dengan T adalah Throughput (keluaran). W
adalah Welfare (kemanfaatan), dan D adalah Environmental Damage (Kerusakan
Lingkungan). Menurut rums int. sebuah bangunan dan lingkungan dikatakan sustainable
apabila kemanfaatannya lebih bear dari kerusakannya.
• Konsep Perancangan Arsitektur Islam menurut Noeman (2003). adalah bahwa nilai-nilai
Islami yang diacu dalam perancangan bangunan arsitektur mengandung unsur-unsur
rahmatan lil alamin, berkiblat. beraturan, efisien, keindahan dalam kesederhanaan,
silaturrahim, bersih, shat, nyaman, dan berkelanjutan (sustainabel).
Pengertian nilai-nilai keislaman adalah nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan
Hadist yang dapat menjadi landasan berpikir tentang konsep aktivitas dalam rung dan akan
berpengaruh terhadap bentukan rang. Nilai-nilai keislaman merupakan tingkatan integritas
kepribadian yang mencapai tingkat budi. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan,
keinginan, nafsu-nafsu manusiawi, dan mampu melampaui subjektivitas golongan, ras, bangsa, dan
stratifikasi sosial.
Hadis (As-sunnah) adalah perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan Rasulullah SAW Yang
dimaksud dengan pengakuan ini adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui dan
dibiarkan terjadi oleh Rasulullah. As-sunnah adalah perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan
Rasulullah SAW

2.1.3. Definisi dan Urgensi Arsitektur Islam.


• Arsitektur Islam adalah arsitektur yang berlandaskan pada nilai nilai Islam yang
terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an dan Hadits Nab Perancangan bangunan dengan
mengkaitkan dasar filosofi Islam, tidak hanya terbatas pada perwujudan bentuknya,
tetapi juga pada nilai- nilai hakiki dan semangat moral/akhlak, serta hikmah yang
terkandung di dalamnya
• Konsep Arsitektur Islam adalah Konsep merancang bangunan dengan pendekatan
terhadap materi, rang, waktu, cara berfikir, dan sudut pandang yang tolok ukurnya
bersumber pada Alquran dan Hadis. Perwujudan ekspresinya tergantung pad ijtihad
dan kretivitas arsitek
• Dengan dikemukakannya konsep arsitektur Islam, maka umat muslim dapat
merencanakan bangunannya yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya, sehingga
merasa lebih nyaman berada dalam bangunan yang didisain. Arsitektur islam
menjadi urgen atau penting sebab merupakan bentuk Jihad Arsitek Muslim untuk
mengembangkan ilmu sesuai dengan dasar Al Qur'an dan Sunnah Nabi.

2.2. Faktor yang berperan membentuk Arsitektur Islam.


2.2.1. Al-Qur'an dan Hadits.
Kajian tentang dasar-dasar pengertian nilai-nilai keislaman pad bangunan diawali dengan
melakukan eksplorasi ayat Alquran dan Hadis Nabi yang berkaitan dengan aktivitas pada
bangunan yang akan direncanakan;

1. Menggali dan memilih ayat Alquran dan Hadist yang berkaitan dengan tujuan
membangun, dan mendefinisikan esensi tentang ayat yan terpilih.
2. Menggali dan memilih ayat Alquran dan Hadist yang berkaitan dengan kegiatan yang
akan direncanakan pada bangunan tertentu unni.
3. Menerjemahkan Alquran sesuai dengan teksnya.
4. Mencari tafsir ayat yang telah dipilih yang berkaitan dengan kegiatan. Dalam hal ini,
penulis mengacu pada tafsir Ibnu Katsir (jilid 1-10) Hal ini disebut tafsir secara
agama.
5. Dari tafsir agama tersebut kemudian dicari intisari karakter Islamnya dan dianalisis
berkaitan dengan aktivitas tau kegiatan pad bangunan dan dikelompokkan berdasar
fungsinya. Hal ini penulis namakan tafsir secara duniawi.
6. Tafsir secara duniawi tersebut berisi ajaran moral dan tatanan perilaku yang
dinamakan akhlak. Menurut Matta dalam Fikriani dan Maslucha (2007), akhlak
seseorang muncul dari gabungan antara iman di dalam hatinya ditambah dengan
amal shalih yang diperbuatnya
7. melihat objek bangunan yang akan direncanakan Hail penggalian tersebut kemudian
diformat menjadi pedoman yang dapat digunakan untuk.

2.2.2. Islam Kaffah.


Penjabaran Hakekat Islam secara terperinci (Mugoddas, 2001):
1. Agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantara Nabi
2. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ialah apa yang diturunkan Allah
di dalam Al-Qur'an dan yang tersebut dalam sunah yang sahih, berupa perintah-
perintah dan larangan-larangan serta kebaikan-kebaikan manusia di dunia dan
akherat.
3. Secara mum Islam adalah agama Allah (dinullah) yang diwahyukan kepada
Rosul-Nya sejak Nabi Adam as sampai kepada nabi Muhammad saw.
Beberapa ciri khusus agama Islam (khashaisul Islam) ialah:
a. Agama Allah bersumber dari Allah swt.
b. Mencakup seluruh aspek kehidupan (as-syumul).
c. Berlaku untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.
d. Sesuai dengan fithrah manusia.
e. Menempatkan akal manusia pada tempt yang sebaik-baiknya.
f. Menjadi Rahmat Alam Semesta.
g. Berorientasi ke masa depan (akherat) tapa melupakan masa kini.
h. Menjanjikan al-jaza (surga bagi yang beriman dan neraka bag yang kufur.
Secara garis bear ajaran Islam mencakup aspek:
a. Agidah: Pengertian adidah dalam Islam berkaitan dengan keyakinan.
Bukan perbuatan. Yaitu, perkara yang wajb dibenarkan oleh hati dan
jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan
yang teguh dan kokoh yang tidak tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.
b. Ibadah: yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah yang paling tinggi. Ketiga, ibadah adalah sebutan yang
mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridlai Allah, baik berupa
ucapan atau perbuatan, yang zahir maupun yang batin.
c. Akhlaq: Nilai dan perilaku baik dan buruk. Nilai dan perilaku baik seperti
sabar, syukur, tawakkal, birrul walidain, syajaah dan sebagainya (al-
akhlaq al mahmudah) dan nilai dan perilaku buruk seperti sombong,
takabur, dengki, riya, uququl walidain dan sebagainya.
d. Muamalah: Aspek kemasyarakatan yang mengatur pergaulan hidup
manusia diatas bumi baik tentang harta benda, perjanjian perjanjian,
ketatanegaraan, hubungan antar negara dan lain sebagainya.
2.2.3. Mengamalkan Islam Secara Menyeluruh.
1. Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk
masuk Islam secara kaffah.
2. harus meng-Islamkan seluruh kehidupan sampai akhir hayat.
3. Dari segi rang lingkup kehidupan, dia harus mengislamkan rang
lingkup kehidupannya pribadinya, kehidupan keluarganya,
kehidupan masyarakatnya dan kehidupan negaranya.
4. Dari aspek kehidupan, dia harus meng Islamkan seluruh aspek
kehidupannya. meliputi aspek ekonomi, politik, budaya, seni, ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya.
5. Atau dengan bahasa lain seseorang harus menjadi muslim dalam
agidah, ibadah, akhlaq dan muamalah Pengertian Orang Islam/kaum
Muslimin, yaitu golongan orang Islam yang menjalankan ibadah
keagamaannya secara kaffah sesuai dengan ajaran syariat Islam
yang sesungguhnya.
2.2.4. Unsur Pembentuk Wujud Ruang.
Ada beberapa konsep yang menjelaskan tentang wujud rang. diantaranya menurut Pierre Von
Meiss yang menjelaskan tentang unsur pembentuk wujud ruang adalah batas rung, kedalaman
ruang, kepadatan, bukaan. juxtaposisi, interprenetasi, geometri, cahaya dan bayangan, lantai, serta
dinding dan langit langit. Adapun jika merujuk pada Mitchel, diketahui bahwa terwujudnya
lingkungan binaan yang menjadi produk arsitektur tersusun atas dua komponen utama, yaitu unsur
fisik dan nonfisik.

2.2.5. Faktor yang mempengaruhi perwujudan ruang.


1. Faktor kultur
Kultur adalah situasi iklim dan lingkungan tempt rumah tersebut dibangun. Dalam hal ini,
bentuk dan pola rumah dipengaruhi secara dominan oleh material bangunan lokal, iklim,
keamanan, dan tatanan sosial yang berlaku. Adapun menurut Koentjaraningrat, terdapat
hubungan antara kebudayaan dengan rumah tinggalnya. Kategorisasi bangunan tradisional
Jawa dalam bentuk Tajuk.
2. Faktor Religi
Rumah tradisional Bali merupakan contoh jelas tentang pola dan bentuk rumah yang
menggambarkan secara jelas ajaran agama Hindu di Bali. Di dalam masyarakat yang
cenderung sekuler, atau ketika faktor keterbatasan ekonomi menjadi faktor dominan,
peran faktor religi terhadap bentuk dan pola rumah menjadi sangat terkikis dan
kemungkinan menjadi semakin tidak berperan.
3. Faktor Perilaku
Konsep mengenai rang privat, semi privat, rang publik, kesesakan, tekanan lingkungan,
stress dan lain-lain berkaitan erat dengan susunan rang rang dalam rumah, antar rumah,
dan lingkungan perumahan secara keseluruhan. Konsepsi yang tidak terlalu jelas tentang
rang privat dan public bagi masyarakat Timur menyebabkan pembagian rang antar
keduanya menjadi tidak jelas.

2.3 Esensi Bangunan berarsitektur Islam.

2.3.1. Konsep Ibadah dan implikasi ruangnya.


Pada intinya ibadah dapat digolongkan menjadi ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhoh,
Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang telah ada tuntunannya dalam Al Quran dan Hadits,
sedangkan ibadah ghairu mahdhoh adalah ibadah yang belum ada tuntunannya, merupakan
segala tindakan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah akan dinilai sebagai ibadah. Tempt
sholat harus suci, bersih dari najis, ruangan sholat dikondisikan dapat membantu untuk
melaksanakan ibadah dengan khusuk Contoh lain adalah apabila makan dan tidur diniatkan
untuk ibadah mencari ridha Alah dengan cara mencontoh cara Nabi dalam beraktifitas makan
atau tidur, akan berdampak pada penataan furniture rang makan dan rang tidur.
Karakter atau ciri-ciri fisik yang sesuai dengan adab Islam pada penataan rang antara lain adalah:
1. Ruang bersih dan suci dari najis
2. Terdapat estetika seni his Islam dan benda-benda pengingat Allah seta tidak ada
ornament atau hiasan berupa makhluk bernyawa.
3. Terdapat perabot yang berfungsi untuk makan dalam posisi duduk. baik di kursi
maupun lesehan.
4. Meletakkan posisi tempt tidur sesuai dengan tuntunan adab tidur 5. Arah posisi
kloset yang sesuai dengan tuntunan.
2.3.2. Konsep akhlaq dan implikasi ruangnya.
1. Akhagul Karimah
Akhlaq berupa perilaku Islam sesu petunjuk Alquran dan hadist. Akhlaq Nabi Muhammad
sebagai panutan dan umat Islam adalah bud pekerti yang luhur, sali menghargai, saling
tolong menolong, menghormati orang tua, ad makan, adab tidur, adab bung air, dan
sebagainya.
2. Konsep struktur keluarga Islam dan konsep muhrim
i. Struktur Keluarga Islam Menurut Hisham Mortada.
Keluarga Islam yang didambakan adalah keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah. Keluarga ini dapat diwujudka dengan adanya sarana rumah tinggal.
Rumah tangga Nabi SAW sebagai keluarga panutan umat Islam berprinsip baiti
jannati ya rumahku adalah surgaku. Masing-masing anggota keluarga mempunyai
tugas dan fungsi yang berbeda, tetapi mempunyai tujuan yang sama.

Menurut Mortada (2003) dalam bukunya Traditional Islamic Principles of Built Environment,
struktur keluarga dalam Islam meliputi;
a. Keluarga Inti (Inner Core of the Family)
b. Keluarga tengah (Central Core of the Family)
c. Keluarga Bear (Wider Family Relations)
Berdasarkan K Ahmed, keluarga besar Islam terdiri atas hubungan yang munc dari hubungan
kekerabatan (pertalian darah), afinitas, da keperawatan, yang meliputi:
a. Ayah, ibu, kakek, nenek, dan leluhur yang lainnya.
b. Pihak yang menjadi tanggungan secara langsung,seperti anak laki-laki, anak perempuan,
cucu, dil.
c. Hubungan tingkat kedua seperti saudara laki-laki, saudara perempuan, dan keponakan.
d. Saudara perempuan ibu atau bapak (tidak termasuk anak perempuan mereka dan yang
menjadi tanggungannya).

ii. Keluarga inti menurut Friedman. Pengertian keluarga inti menurut Friedman (1998)
adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Pengertian in berbeda
dengan pengertian dalam Islam yang memasukkan nenek dan kakek ke dalamnya
karena pada prinsipnya anak masih memiliki kewajiban untuk merawat orang tua
selama mereka mash hidup.
iii. Konsep Muhrim dan Hijab. Ajaran berhijab ini merupakan keharusan bagi wanita
untuk memakai jilbab ketika berada di luar rumah. Pembahasan in tercantum dalam
Alquran Surat Al-Ahzab [33] ayat 59:
Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala,
muka dan dada.

2.3.3. Konsep Tauhid dalam ruang.


Tentang ornamentasi dalam arsitektur Islam, Al-Faruqi berpendapat bahwa ornamentasi
bukanlah suatu hal yang hanya ditambahkan secara superfisial di dalam seni dan
arsitektur Islam, melainkan sebagai suatu entitas yang menyatu dengan karakteristik
seni Islam it sendiri. Ornamentasi memainkan peranan yang penting dalam membentuk
kesan ruang dan mempengaruhi persepsi pengamat. Menurut Al Farugi, di dalam seni
Islam, ornamentasi (seni hias Islam) mempunyai empat fungsi, yaitu: (1) pengingat
tauhid; (2) transfigurasi bahan; (3) transfigurasi struktur; dan (4)keindahan.
a. Corak Geometris
b. Corak Kaligrafis
c. Corak Floris

Menurut Al-Faruqi, ornamentasi dalam Islam selain berfungsi sebagai keindahan, juga
merupakan penggambaran dari sebuah usaha untuk meningkatkan keimanan sehingga
ornamentasi tidak hanya berfungsi sebagai pengisi rang kosong dan keindahan. Ornamentasi juga
merupakan;
a. Sunnah (boleh) mengutamakan orientasi kegiatan yang baik pada Kiblat.
b. Pada hakikatnya, Orientasi kiblat merupakan dasar arah hadap kegiatan apapun.
c. Haram adanya rung/bangunan yang bertujuan syirik dan riya' Haram adanya
ruang/tempt/bangunan yang bertujuan syirik dan riya'.

2.4 Peradaban Islam.


2.4.1. Pemikiran Peradaban Islam.
Sebagian bear orang menafsirkan suatu peradaban yang maju sebagai suatu peradaban
dengan teknologi yang tinggi, masyarakatnya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
yang besar, militernya kuat tau dalam dunia arsitektur direfleksikan dalam gedung-
gedung bertingkat dengan jalan besar serta perumahan dan perkantoran yang tertata
rapi. Bukan faktor fisik saja yang diperhatikan Ketika berbicara membangun sebuah
peradaban. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat penting karena dua hal tersebutlah
yang biasanya menjadi factor utama yang membentuk sebuah peradaban dan darinya-lah
kit dapat merasionalisasi banyak hal dalam sebuah peradaban.

2.4.2. Khasanah Peradaban Pendukung Arsitektur Islam.


Peradaban islam dikenal sebagai peradaban ilmu sejak dirintis oleh Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam hingga berbagai masala dan tantangan peradaban yang dihadapi mat Islam pada masa
kekinian serta berbagai ikhtiar untuk membangkitkan kembali peradaban islam.
Bab 3
KONSEP ARSITEKTUR ISLAM (KAI)
3.2. Pengertian Konsep Arsitektur Islam.
Konsep Arsitektur Islam adalah konsep filosofis yang mendasari perwujudan bangunan yang
berdasarkan nilai-nilai keislaman menuju perwujudannya dalam bangunan. Secara garis besar,
konsep arsitektur Islam merujuk pad ayat-ayat Quraniyah (berasal dari Al-Quran) dan Kauniyah
(bentuk hukum alam). Jadi, arsitek harus mampu memenuhi The law of God dan "The Law of
Nature (Utaberta, 2008).
Nilai-nilai islami yang diacu dari Alquran adalah nilai yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk
bagi mereka yang bertakwa, tersebut dalam Alquran Surat Al-Baqarah (2) ayat 2:
Penjelasan:
1. Than menamakan Alquran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat
bahwa Alquran diperintahkan untuk ditulis.
2. Taqwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-
Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

3.2.1. Al-Farugi (1999) Seni Ruang dan Arsitektur.


Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, arsitektur termasuk di dalam seni rang dalam esensi seni
menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni visual yang mendukung kemajuan
peradaban Islam. Kara karya seni rupa ini disesuaikan dengan syarat-syarat karakteristik
abstraksi yang tidak boleh menggambarkan Dat Allah swt.
Arsitektur atau struktur dengan rang interior. Seni rung termasuk karya seni yang
menambahkan ruang interior kepada dimensi horisontal dan vertikal sehingga memberikan
kesan kedalaman (depth), volume, dan massa. Inilah seni yang termasuk dalam bidang
"arsitektural".
• Lanskaping (holtikultura maupun akuakultura). suatu bentuk seni yang dikembangkan
dengan luas, baik itu karya holtikultura yang indah (penanaman dan pemeliharaan
tanaman) serta seni akuakultura yang juga kreatif dan indah (ilmu memakai air dengan
artistik dalam kanal, kolam, air mancur, dan air teriun).
• Hiasan penutup (overlay) juga disebut dengan penutup bahan dasar In berlaku juga
untuk unit-unit isi, bangunan, wisma peristirahatan dan paviliun yang membentuk
bagian penting lanskaping Islami, serta berlaku juga untuk kompleks bangunan yang
merupakan bagian dari lingkungan desa dan kota.
i. Transfigurasi Bahan. Abstraksi yang dapat ditemukan pad struktur-struktur rang
Islami yang kita dapati di desa atau kota yang tidak mengarahkan perhatian pada
berat atau ringan. keras atau lunak, padahal atau berpori dari bahan-bahan
struktural tersebut.
ii. Transfigurasi Struktur.
Menonjolkan struktur desain suatu karya arsitektur selalu digemari karena
menimbulkan persepsi, estetika yang didasarkan atas tauhid.
iii. Tan sfigura si rang tertut up. Salah satu cara untuk menonjolkan abstraksi. Hal ini
tidak dilakukan dengan menghilangkan dining pembatas melainkan dengan
menghilangkan kesan solid dan terbatas pada ruang dengan menggunakan
diding terbuka, ceruk, kubah maupun atap.
1) Ambiguitas fungsi. rang tidak hanya dibatasi untuk satu tujuan
penggunaan saja. Penggunaan mebeler juga dibatasi sehingga
menyisakan cukup rang untuk berbagai kegiatan.
2) Unit/Modul. Bangunan arsitektural merupakan sejumlah modul atau
unit-unit yang dikombinasikan.
3) Kombinasi suksesif. Modul-modul rang dikombinasikan untuk
membentuk kombinasi yang lebih besar, misalnya beberapa rang tempt
tinggal, merupakan modul rang yang paling dasar dikombinasikan
dengan pelataran terbuka.
4) Pengulangan Unit-unit yang merupakan komponen dari kombinasirang.
tertutup dan terbuka, diulang dalam bentuk identic atau beragam dalam
struktur yang saling tambah (aditif).
5) Dinamisme Pemahaman dan apresiasi atas setiap seni rang dalam Islam
harus diperoleh dengan bergerak berurutanmelintasi unit-unit ruang.
6) Kerumitan Dalam seni rang kerumitan sebagian ditonjolkan dengan pola
pola interior dan dekorasi eksterior yang banyak sekali.

i. Fungsi Ornamentasi Dalam Seni Islam Seorang sejarahwan seni Barat


menjelaskan ornamentasi sebagi "komponen hasil seni yang ditambahkan atau
di masukkan kedalamnya. Desain-desain yang rumit dan indah yang terlihat
pada benda-benda seni setiap daerah dan setiap abad dalam sejarah Islam it
memenuhi empat fungsi khusus yang penting sebagai berikut:
1. Mengingat kan kepada Tauhid
2. Transfigurasi Bahan.
3. Transfigurasi Struktur.
4. Pengindahan.
ii. Struktur-Struktur Arabesk.
Pola Islam infinit yang disebut arabesk ini ternyata mengikuti sejumlah kategori
structural yang memiliki berbagai variasi, baik dipakai dalam dekorasi naskah Al
Quran, desain permadani, improvisasi-improvisasi pemain lut (sejenis gitar
bunting), atau ornamentasi keramik untuk bangunan.
a. Struktur Multiunit, Struktur in terdiri dari berbagai bagian atau modul yang
berbeda, yang digabungkan dengan cara penambahan tau pengulangan.
b. Struktur Saling Mengunci tau Mutadakhilah, disini sejumlah modu!
digabungkan, tetapi digambarkan adanya unsur-unsur desain yang saling
mengayam (kunci-mengunci) berbeda dengan desain multi unit dimana
unsur-unsurnya hanya diletakkan sisi-menyisi (berdampingan).
c. Struktur Berkelok, Struktur konjungtif atau muttashilah, yang paling tidak
rumit adalah arabesk "berkelok" (meander), dimana bentuk-bentuk kaligrafi,
daun, bunga, salur-saluran,dan atau bentuk-bentuk abstrak, digambarkan
berurutan hampir tidak berhenti, yang satu mengikuti yang lain, serta tidak
bisa dipisahkan menjadi modul modul terpisah dan berbeda seperti pada
arabesk multi unit.
d. Struktur Mengembang, Jens in memberikesan suatu desain bagaikan sinar
yang merekah atau meledak.
iii. Seni Ruang.
Seni rang hanya akan mencakup monumen arsitektural dengan ruang-ruang
interior yang bisa dimasuki. Tetapi pandangan yang berbeda menyatakan bahwa
semua seni visual bisa dikatakan sebagai "seni rang" karena menghasilkan dua
ataupun tiga dimensi rang. Bukan berarti dalam seni Islam tidak ada seni rupa.
Terdapat sejumlah besar seni rupa Islam tetapi, sesuai dengan syarat syarat
karakteristik abstrak. Transfigurasi terhadap alam sebagaimana ditunjukan pada
seni rang paling sedikit dibagi menjadi lima kategori;
a. Hiasan penutup.
b. Transfigurasi bahan.
c. Transfigurasi struktur.
d. Transfigurasi rang penutup.
e. Transfigurasi tau ambiguitas fungsi.
iv. Penggunaan Struktur Arabesk Dalam Seni Ruang.
Empat struktur yang menjadi elemen penyusun desain ornamentasi Islam juga
relevan bagi Seni rang bangsa-bangsa Muslim;
a. Struktur Multiunit.
b. Struktur Saling Mengunci (Interlocking).
c. Struktur Berkelok (Meander).
d. Struktur Mengembang Desain in memberikan kesan adanya suatu inti atau
nukleusyang.
v. Seni Suara.
Seni suara dalam bahasa arab dikenal dengan handasal al shawt hal in
menunjukkan bahwa istilah musk sangat sempit dibandingkan dengan istilah
tadi yang berlaku untuk semua jenis aransemen dan rime artistic vokal serta
aransemen. Dalam islam musik adalah seni suara yang dilantunkan dalam
pembacaan al qur'an, yang didalam islam tidak dianggap sebagai music.

Faktor-faktor terhadap penggunaan handasah al shawt;


a. Kategori Jenis Musik.
b. Konteks Pertunjukan.
c. Cara Pemain.
d. Partisipasi hadirin.
e. Ekstensi Historis.
f. Relevansi Interegional.
vi. Model untuk Kreativitas lagu Al-QUR' AN Dalam konteks homogenitas handasah
al shautitulah muncul model-model kreativitas estetik di dunia Islam yang secara
konsentris terpusatpada seni al-Qur'an sebagai silinder pertama.
vii. Manifestasi Ciri Utama dalam Handasah Al Shawt Pengertian tentang seni Islam
secara umum masih menampakan ketidak jelasan. Menurut Al-Faruqi kenyataan
ini disebabkan karena umat Islam belum memilki lembaga sekecil apapun yang
secara formal dan sistematik melakukan kajian tentang seni secara utuh.
Sehingga belum memiliki konsep yang mapan, baik secara filosofis, teoretis,
praktis dan apresiatif.

3.2.2. Rasdi (2003)


Kajian rumah tinggal Islami yang dikemukakan disini adalah rumah tinggal di
Malaysia, Mekah dan Jedah. setiap daerah di Jazirah Malaysia mempunyai ciri
lokal arsitektur tradisonal Malaysia dengan aksen berbeda-beda sesuai dengan
tempt, iklim. material yang banyak dijumpai dan selaras dengan kebudayanan
yang ada pada saat it. Arsitektur tradisional sebelum kemerdekaan sebagian
besar menggunakan konstruksi rumah panggung. Atap susun dan belum
mengenal atap kubah.
1. Typologi Masjid, Ada 7 klasifikasi style arsitektur masjid yang
dipengaruhi oleh so sial politik yaitu: Traditional Vernacular, Sino
Eclectic, North Indian, Modern Vernacular, Modernistic
Ekspresionism, Modernistic Style and Post Modern Revivalism.
Masing-masing bentuk mempunyai ciri-ciri khusus yang
berhubungan dengan kebudayaan, iklim, material dan konstruksi
yang sesuai dengan alamnya.
2. Style Arsitektur Masjid, Traditional Vernacular, Sino Eclectic, North
Indian, Modern Vernacular, Modernistic Ekspresionism, Modernistic
Style and Post Modern Revivalism.
3.2.3 Utaberta(2008).
1. Krisis dalam Pendekatan Studi tentang Arsitektur Islam.
Terbagi atas studi pendekatan: populis revivalisme, eklektik sejarah, regionalisme
kawasan, metafora dan kejujuran struktur.
a. Pendekatan Populis Revivalisme.
sebagai pemahaman islam yang baik dan benar. Sebagaimana akar
katanya berarti sebah upaya menghidupkan tau membangkitakan
kembali Jadi obyeknya haruslah sesuatu yang pernah ada sebelumnya
dan dianggap berhasil sehingga perl dan layak dihudupkan Kembali.
b. Pendekatan Ekletik Sejarah.
Ekletik lebih berbicara tentang metode dan aplikasi perancangannya.
Pendekatan in lebih dikelan sebagai pendekatan tambal sulam karena a
menggabung-gabungakan berbagai gaya, jenis tipe Asitektur.
c. Pendekatan Regionalisme Kawasan.
Sering digunakan dalam melakukan studi Arsitektur islam adalah
pendekatan ini melihat konteks lingkungan dari bangunan dengan segala
kondisi fisik dan social -budaya.
d. Pendekatan Metafora dan Kejujuran Struktur.
Metafora; suatu upaya mengambil simbolisasi dari suatu elemen atau
suatu aspek dari islam yang dianggap mewakili untuk digunakan dalam
bangunan. Kejujuran Struktur; memperhatikan struktur secara jujur dan
ide tentang keindahan yang lahir dari struktur bangunan.
e. Pendekatan Arsitektur Islam Melalui Studi Nilai-nilai Asasi dari Islam AL-
Qur'an dan sunnah,
2. Masalah Yang ada dalam Pemikiran Umat Islam:
a. Krisis Pembaharuan Dalam Pemikiran Islam.
b. Krisis Pemikiran Islam dari ilmu Pengetahuan Serta penyesuaiannya
dengan kehidupan Manusia
c. Krisis Pada Pendekatan Dalam Merumuskan Solusi Pemikiran islam.

3. Pendekatan Penafsiran Dalam Arsitektur Islam.


a. Pendekatan Obyek Melawan Pendekatan Nila dalam Arsitektur Islam.
b. Isu dan masalah Historiografi dalam Mendenfinisikan Arsitektur Islam.
c. Isu dan Masalah Terhadap Pemahaman Tentang Apa sebenarnya
Arsitektur.
d. Isu dan Masalah dalam Profesi Asitektur.
4. Krisis dan masala Perancangan Bangunan sebagai implikasi dari Penafsiran terhadap
Arsitektur Islam.
a. Putrajaya, Krisis Demokrasi dan indentitas Nasional.
b. Krisis revivalisme dalam tipologi masjid di Malaysia.
c. Krisis Citarasa Personal dalam Perancangan Taj Mahal Peranan sebuah
citarasa personal dalam membentuk dan mempengaruhi imej arsitektur
islam.
d. Pengaruh Kekuatan Serta Agenda Politik Dari Penguasa Terhadap
perancangan Kota Baghdad.
3.3. Dasar-dasar Perancangan Arsitektur Islam.
3.3.1. Konsep Arsitektur Mikro.
i. Konsep rumah tinggal Islami sesuai peraturan Al-Quran dan Hadits Nabi berlaku
universal. Konsep Sistem Rung Pada Rumah Tinggal Islami sebagai berikut:
a. Lingkungan Alam: teraniaya oleh ketidak peduliaan manusia.
b. Lingkungan Sosial: Kepedulian sosial bertetangga kini sudah sangat terjadi
di kehidupan social.
c. Rumah, Retleksi Hubungan Penghuninya dengan Allah SWT, Masyarakat
dan Alam Semesta.
d. Tetangga sebelum Rumah
e. Akhlak dan Adab dalam kehidupan bertetangga di dalam Islam Ahlak dan
adab dalam Islam sama pengertian moral dan etika secara umum.
ii. Menurut Imam Nawawi, tetangga berlaku pada empat pihak;
a. Orang yang tinggal bersama kita di sebuah rumah
b. Orang yang tinggal tepat disamping rumah kita.
c. Orang yang tinggal jalam jarak 40 rumah dari setiap penjuru rumah kita.
d. Orang yang tinggal bersama kita di suatu daerah.
iii. Beberapa hal pokok yang merupakan kewajiban kita terhadap tetangga sebagai mana
berikut:
a. Tidak menyakiti tetangga, baik perkataan maupun perbuatan.
b. Berbuat baik kepada tetangga dan peduli terhadap kesulitannya.
c. Menghormati dengan memberikan pemberian kepadanya.
d. Memuliakan dan menghargainya.
iv. Kepedulian terhadap lingkungan sosial dalam perancangan rumah;
a. Keselarasan dengan lingkungan sekitar.
b. Refleksi Hubungan Manusia dengan Lingkungan Sosial Tetangga Sebelum
Tetangga.
c. Akhlak dan Adab Dalam Kehidupan Bertetangga di dalam Islam.
d. Kepedulian terhadap lingkungan sosial dalam perancangan.
v. Pertimbangan dalam perancangan fisik bangunan hunian yang berkaitan dengan
kehidupan bertetangga:
a. Keselarasan dengan lingkungan sekitar.
b. Pertimbangan akan maslahat dan mudharat.
c. Keseimbangan antara privasi dan interaks.
vi. Dengan demikian, terdapat beberapa alternative perancangan arsitektural dari
penerapan konsep privasi didalam dan dilingkungan hunian kita, sebagai berikut;
a. Pemisahan zona.
b. Penataan orientasi dan hubungan antar ruang.
c. Fleksibilitas penmanfaatan ruang.
d. Pemisahan bangunaan.
e. Pemisahan akses keluar-masuk.
f. Perletakaan dan bentuk bukaan.
g. Pemanfaatan beranda dan halaman depan sebagai zona atau area
perantara.
vii. Hubungan Manusia dan Alam di dalam Islam.
Ada Sembilan perinsip yang dapat kita gali dari al-Qur'an, yang dari kesembilan prinsip
itu adalah bahwa kodrat manusia dengan alam telah ditetapkan Allah swt sejak
pertama kali penciptaanya. Diantara hikmah yang dapat kita peroleh dan eratnya
hubungan ini adalah alam semesta merupakan pengingat bagi manusia agar kita
merasa malu untuk berbuat dosa. Alam lingkungan sekitar kita, bumi beserta isinya,
dapat memberi kita sumber inspirasi man yang sangat kaya. Kenikmatan yang
diberikan oleh Allah swt berupa kesejukan udara, aliran air, kesuburan tanah dan
bahan tambang yang tersimpan di dalamnya, kekayaan hayati dan sebagainya,
menunjukan betapa alam telah memberikan manfaat terbaiknya bagi uman manusia.

viii. Manusia dan Kebiasaan-kebiasaan 'kecil' yang merusak. Kebiasaan kebiasaan kecil
yang merusak seperti merusak tanaman, pepohonan, pemborosan air dan membuang
sampah sembarangan.

ix. Rumah dan Keberlanjutan Alam, Rumah merupakan sebuah mikrokosmos dari alam
semesta yang jauh lebih besar. dalam konteks
lingkungan sosial, rumah membentuk kebudayaan dan menjadi elemen mendasar
bangunan peradaban islam. la merupakan madrasah pertama dan utama bagi
individu-individu pembentuk suatu masyarakat. Rumah seringkali disebut lingkungan
binaan terkecil yang membentuk lingkungan-lingkungan binaan yang lebih bear
dibumi, seperti pemukiman, desa, kota, bahkan Negara.

x. Rumah dan Rung Terbuka Hijau. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dengan
keberadaan tebuka hijau in adalah kelancaran penghawaan alami, kecukupan
pencahayaan alami, penurunan suhu lingkungan, penyediaan udara bersih, terjaganya
kualitas kesehatan penghuni, kelancaran penyerapan air tanah, terciptanya
kesehatan lingkungan, dan sebagainya. Ruang terbuka hijau yang ada di rumah kita
merupakan miniature dan keberadaan lingkungan alam dalam lingkup yang lebih luas,
kita juga dapat mensyukuri nikmat Allah swt berupa udara yang sejuk, air yang segar,
pepohonan yang meneduhkan.

3.3.2. Konsep Arsitektur Makro.


Dalam membangun sebuah kota umat Islam sangat menekankan pada bentuk dan
rancangan yang selaras dengan ajarannya. Kita dapat merujuk pada kota-kota Muslim
awal yang terbentuk di Maghreb, seperti Al-Fustat. Tunis, dan Rabat Kota-kota
tersebut memiliki peran dalam penyebaran ajaran Islam. Faktor yang menentukan
dalam mengatur dan membentuk sebuah kota Muslim adalah pengaruh topografi,
maupun fitur morfologi. Sebuah kota Muslim mencerminkan struktur sosio-kultural,
politik, dan ekonomi dari masyarakat yang bar terbentuk. Bangunan Arsitektur ini
memiliki fungsi sosial, politik dan tata letaknya dapat menjadi rujukan
dalam perencanaan kota modern. Pada abad kedelapan belas dan awal abad
kesembilan belas, kota kota Muslim mengalami bencana
dengan menyebarnya penyakit yang mematikan. Kemudian kota-kota tersebut juga
akhirnya jatuh ke tangan kolonial. Maka masuklah karakteristik morpologi, sosio-
kultural dan ekonomi berkarakteristik Eropa.

Anda mungkin juga menyukai