Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERADAPAN ISLAM DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Ilma Fahmi Aziza, M.Pd

Disusun oleh :

Maulana Indana Putra ( 201964010073 )

Khoirul Anam

S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG


2021

KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa, karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Sejarah Peradaban Islam dengan tema Kedatangan Islam di Indonesia ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Ilma
Fahmi Aziza, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Peradaban Islam di Indonesia, kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, dan
dapat memberikan manfaat dalam memperkaya pengetahuan kita serta dapat memberikan
manfaat pada generasi mendatang.

Kelompok 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang
dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha seperti yang pernah kita pelajari pada materi sebelumnya.
Dengan masuknya Islam,

Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih)


kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan
kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti
kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut,
tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja seni budaya Islam di Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan seni budaya Islam di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja seni budaya Islam di Indonesia

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan seni budaya Islam di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Peradaban Seni Budaya Islam di Indonesia

Seni adalah sesuatu hasil karya manusia yang indah, baik dalam bentuk materiil, maupun
nonmateriil,sedangkan budaya adalah salah satu hasil peradaban seni. Islam pun mengenal yang
namanya seni,yang pada hakikatnya merujuk pada sesuatu yang bagus dan indah. Pada Q.S. As-
Sajdah [32] : 7 disebutkan,

7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah.

Budaya Islam Indonesia tidak sehebat seperti Kerajaan Mughal di India dengan Taj Mahal-
nya. Hal inidisebabkan Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai sehingga seni Islam harus
menyesuaikan diri dengan kebudayaan lama, dan Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur
perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan
daripada kesenian.[1] Keseniannya sangat sederhana dan miskin. kekuatan himmah seperti
mendorong Muslim di negara lain untuk menciptakan pekerjaan besar, tidak muncul di Indonesia.
Kalau pun muncul, biasanya berasal dari negara luar atau peniruan yang tidak lengkap. Walaupun
demikian, masuknya Islam ke Indonesia membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan bagi
bangsa Indonesia.[2] . Islam datang ke Indonesia memberikan perubahan dalam bidang seni,
misalnya, penggunaan batu nisan, seni bangunan,seni sastra, dan seni ukir.

Ada beberapa faktor sebab mengapa hal tersebut bisa terjadi:

1. Islam yang datang ke Indonesia secara besar-besaran kira-kira abad ke-13 menurut sejarah, adalah
akibat arus balik dampak kehancuran Baghdad. Dengan demikian umat Islam yang datang pada
hakikatnya adalah pedagang atau elit bangsawan atau ulama-ulama penyebar agama Islam yang
ingin mencari keselamatan dari kehancuran wilayah Timur Tengah karena adanya perang Mongol
pimpinan Hulagu.

2. Di Indonesia, terutama Jawa, ketika Islam datang sudah memiliki peradaban asli yang dipengaruhi
Hindu-Budha yang sudah mengakar kuat terutama di pusat- pusat pemerintahan, maka seni Islam
harus menyesuaikan diri.

3. Umat Islam yang datang ke Indonesia mayoritas adalah pedagang yang tentu orientasinya adalah
datang untuk sementara dan untuk mencari keuntungan untuk dibawa pulang ke negrinya. datang
untuk sementara inilah yang membuat mereka mencari hal-hal yang praktis. Kalaupun ada ulama
atau yang datan untuk berdakwah, mereka juga ulama atau sufi pengembara yang selalu berdakwah
dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga tidak terpikir untuk membuat sesuatu yang baru.
4. Ketika sudah ada umat Muslim di Indonesia, kebanyakan keturunan pedagang atau sufi pengembara
yang kemudian menjadi raja Islam di Nusantara dan mulai membangun kebudayaan Islam, kemudian
datang bangsa Barat yang sejak awal kedatangannya sudah bersikap memusuhi umat Islam (sisa-sisa
dendam perang salib), sehingga raja-raja Islam belum sempat membangunnya..

5. Islam yang datang ke Indonesia adalah Islam tasawuf yang lebih mementingkan olah rohani dari
pada masalah duniawi

6. Indonesia adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan Internasional, sehingga penduduknya
lebih mementingkan perdagangan ketimbang kesenian.

7. Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai, sehingga terjadilah asimilasi, yaitu kesepakatan untuk
tidak melanggar aturan-aturan agama lain. Oleh sebab itu tidak heran jika budaya Islam di Indonesia
tidak sehebat budaya Islam di negara Islam yang lain.[3]

B. Macam-Macam Seni Budaya Islam di Indonesi.

1. Arsitektur (Seni Bangunan)

Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana.
Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut:

a. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari
tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya
ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut
dengan Mustaka.

b. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar
Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk
menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan budaya asli
Indonesia.

c. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan
didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.[4]

Mengenai contoh masjid kuno dapat memperhatikan Masjid Agung Demak, Masjid Gunung
Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya. Di masjid-masjid itulah menurut sejarah, para wali
mengajarkan agama Islam. Selain bangunan masjid sebagai wujud akulturasi kebudyaan Islam, juga
terlihat pada bangunan makam. Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari:

a. Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.

b. Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,nisannya juga terbuat
dari batu.

c. Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
d. Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau
kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan
berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).

e. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam
tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid makam Sendang Duwur di Tuban.

Bangunan istana arsitektur yang dibangun pada awal perkembangan Islam, juga
memperlihatkan adanya unsur akulturasi dari segi arsitektur ataupun ragam hias, maupun dari seni
patungnya contohnya istana Kasultanan Yogyakarta dilengkapi dengan patung penjaga Dwarapala
(Hindu).

2. Seni Rupa

Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang
menghias Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme
(hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat keserasian, ditengah ragam hias suluran
terdapat bentuk kera yang distilir.

Ukiran ataupun hiasan, selain ditemukan di masjid juga ditemukan pada gapura-gapura atau
pada pintu dan tiang. Untuk hiasan pada gapura.

Ketika Islam baru datang ke Indonesia, terutama ke Jawa, ada kehati-hatian para penyiar
agama. Banyak candi-candi besar, termasuk candi Borobudur, yang semula ditimbun tanah pada
masa penjajahan Belanda dan kemudian digali kembali, supaya tidak mengganggu para mualaf.
Mempuat patung dari seni ukir pun dilarang, kalaupun timbul kembali, kesenian itu harus
disamarkan, sehingga seni ukir dan seni patung menjadi terbatas kepada seni ukir saja.[5]

3. Aksara dan Seni Sastra

Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau
tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu
atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan
bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tandatanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di
samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai
motif hiasan ataupun ukiran.[6]

Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra
yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat
pengaruh Persia. Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari tulisan/
aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya
juga ada yang mengambil hasil sastra yang berkembang pada jaman Hindu.

Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:

a. Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis
dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas
atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat
Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).

b. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya
Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.

c. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil,
Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.

d. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena berbentuk kitab yang berisi
ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.[7]

Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau Jawa.

C. Pengaruh Masuknya Islam terhadap Bangsa Indonesia

Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan
budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme.
Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial,
ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini:

1. Pengaruh Bahasa dan Nama

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banyak menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu,
lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak
dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul,
Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.

2. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni

Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti
kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni
arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur
masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

3. Pengaruh dalam Bidang Politik

Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti
Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore
4. Pengaruh di bidang ekonomi

Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat
yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal
jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu
membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang.[8]

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Masuknya Islam ke Indonesia membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan bagi bangsa
Indonesia. Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih)
kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan
kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia.

Adapun macam-macam seni budaya Islam di Indonesia yaitu:

1. Arsitektur (Seni Bangun)

2. Batu Nisan

3. Seni Rupa

4. Aksara dan Seni Sastra


Dan juga Islam membawa pengaruh terhadap beberapa aspek bangsa Indonesia seperti:

1. Pengaruh budaya, adat istiadat dan seni

2. Pengaruh dalam bidang politik

3. Pengaruh di bidang ekonomi

4. Dan pengaruh bahasa dan nama

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.scribd.com/doc/86630485/Islam-Dalam-Seni-Budaya

[2] G. F. P ijper, Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, Terjemahan. Tudjimah Yessy


Augusdin ( Jakarta: UI-Press, 1985) hal. 44

[3] Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta:PT. Raja


Grafindo Persada, 2012) hal. 92-94

[4] Ibid, hal. 95

[5]Ismail Raji Al Faruqi, Seni Tauqid Ekpresi Estetika Islam, (Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya. 1999) hal. 67

[6]http://indonesianto07.wordpress.com/2008/11/09/perkembangan-dan-akulturasi-islam-
di-indonesia/ (diakses 23/04/2012)

[7] Sidi zalba,. Islam Dan Kesenian. (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1998) hal. 32
[8]http://zona-pelajar.blogspot.com/2011/03/pengaruh-sejarah-islam-abad-
pertengahan.html (diakses 23/04/2012)

Anda mungkin juga menyukai