Anda di halaman 1dari 17

MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
Islam 2 Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester 4

Oleh :

Kelompok 2

ROSMAWATI
862082020035

RAHMAT HIDAYAT
862082020056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

INSITUT AGAMA ISLAM BONE (IAIN) BONE


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Penyusun sadar bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Dengan demikian, penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat


diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembacanya.

Watampone, 25 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam Di Indonesia 3
B. Teori-Teori Masuknya Islam Di Indonesia 6
C. Jalur-Jalur Masuknya Islam Di Indonesia 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

DAFTAR RUJUKAN 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muncul dan berkembangnya islam di indonesia tidak dapat luput dari pertautan
kesejahteraan yang panjang ibu pertiwi. Sebelum islam hadir, masyarakat indonesia
telah mengenal dan menjalankan sistem budaya dan religi yang begitu komplek
kosmopolit. Beragam bentuk kebudayaan dan praktek keagamaan membaur menjadi
warna khas bagi nusantara dengan wujud dan formasi keagamaan pun tidak
mungkin memaksakan diri untuk menolak budaya yang ada di indonesia.

Kedatangan islam di berbagai daerah indonesia tidaklah bersamaan. Demikian


pula kerajaan- kerajaan dan daerah- daerah yang berlainan. Proses masuknya Islam
ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para tokoh yang mengemukakan
pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan
tersebarnya budaya serta ajaran Agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui
berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat(eropa)
yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintah indonesia.

Islam telah menjadi Agama mayoritas di Indonesia dan telah memberi warna
dan corak peradaban yang khas di negeri ini. Sebagai agama universal, Islam telah
membawa peradabannya sendiri yang berakar kuat pada tradisi yang sangat panjang
sejak Rasulullah SAW, ketika bersentuhan dengan tradisi dan kondisi lokal dan
partikulur, perdaban Islam tersebut tetap mempertahankan esensinya yang sejati,
walaupun secara instrumental menampakkan bentuk-bentuk yang kondisional.

B. Rumusan Masalah
1. Masuknya Islam Di Indonesia?
2. Bagaimana Teori-Teori Masuknya Islam Di Indonesia ?
3. Bagaimana Jalur-Jalur Masuknya Islam Di Indonesia ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Masuknya Islam Di Indonesia
2. Untuk mengetahui Teori-Teori Masuknya Islam Di Indonesia
3. Untuk mengetahui Jalur-Jalur Masuknya Islam Di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam Di Indonesia


Suatu kenyataan bahwa kedatangan islam ke Indonesia dilakukan secara
damai.1 Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa
kasus disertai dengan penduduk wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas
tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama
(da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu
tidak bertendensi apapun selain bertangggungjawab menunaikan tanpa pamrih,
sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Tidak ada catatan sejarah atau prasasti
pribadi yang sengaja dibuat mereka untuk mengabadikan peran mereka, ditambah
lagi wilayah Indonesia yang sangat luas dengan perbedaan kondisi dan situasi.Oleh
karena itu, wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang kapan, darimana, dan
dimana pertamakali Islam datang ke Nusantara. Namun, secara garis besar
perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi sebagai berikut :2
Paling tidak, ada tiga pendapat mengenai masuknya Islam di Indonesia:
1. Pertama, pendapat lama yang mengatakan bahwa islam masuk di
Indonesia pada abad ke-13 M. Pendapat ini dikemukakan oleh para
sarjana, antara lain N.H. Krom dan Van Den Beg. Kemudian ternyata
pendapat lama tersebut mendapat sanggahan dan hambatan.3
2. Kedua, pendapat baru yang mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 M atau 1 Hijriyah. Pendapat baru ini

1
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1999), hal. 8
2
Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Depok : PT Raja Grafindo
Persada, 2017), hal.8
3
Endang Saifuddin Ansarih, Wawasan Islam , ( Jakarta: Rajawali Press, 1990), hal. 253

3
dikemukakan oleh H. Agus Salim, M. Zainal Arifin Abbas, Hamka,
Sayed Alwi bin Tahir Alhadad, A. Hasjmy, dan Thomas W. Arnold.4
3. Sarjana Muslim kontemporer seperti Taufik Abdullah menkomorirkan
kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya memang benar Islam
sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7
atau 8 M. Tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah di
pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan
mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdorongnya
kerajaan Samudra Pasai. Hal ini terjadi akibt arus balik kehancuran
Baghdad ibu kota Abbasiyah oleh Hulagu Khan. Kehancuran Baghdad
menyebabbkan pedagang muslim mengalihkan aktifitas perdagangan ke
arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara.5
Bersamaan dangan para pedagang datang pula da’i-da’i dan musafir-musafir
sufi. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan dengan pedagang
dari negeri-negeri diketiga bagian benua Asia itu. Hal itu memungkinkan terjadinya
hubungan timbal balik sehingga terbentuklah perkampungan masyarakat muslim.
Pertumbuhan perkampungan ini makin meluas sehingga perkampungan itu tidak
hanya bersifat ekonomis, tetapi membentuk struktur pemerintahan dengan
mengangkat Meurah Silu, kepala suku Gamoung Samudra menjadi Sultan Malik as-
Sholeh.6
Mengenai peran perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan di
Indonesia, dimana pengaruh dan penyebaran islam efektif sekali. Hal ini disebabkan
karena banyak orang yang begitu saja tertarik untuk memeluk agama Islam sebelum

4
Samsul Munir Amin, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia dalam Manarul Qur’an, Juli 2002, hal.
14. Diakses dalam Jurnal Ilmiah Studi Islam Universitas Sains Al-Qur;an (Unsiq)

5
Taufik Abdullah, (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Majelis Ulam Indonesia, 1991), hal.39.
6
Uka Tjandrasasmita, (Ed), Sejarah Nasional III, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1976), hal. 86

4
mempelajari syariat agamanya secara rinci. Ada dua fenomena yang menyertai
masuknya Islam ke berbagai kepulauan di Indonesia yaitu:
1. Masyarakat pribumi menyambut Agama Islam dengan antusias sekali,
sehingga dalam abad berikutnya Agama Islam merupakan agama
mayoritas mutlak dalam masyarakat.
2. Indonesia yang islami atau dengan kata lain Indonesia yang telah
memilih untuk dirinya Agama Islam, tidak saja tercantum dalam al-
Qur’anul Karim dan Sunnah Nabi yang tidak bisa ditipu dan dipalsu,
akan tetapi juga dalam kerangka umum, baik dalam bentuk ritual
maupun tata cara dan akhlak sehari- hari.7

Menurut kesimpulan "Seminar Masuknya Islam ke Indonesia" di Medan


tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah atau
abad ke-7 M. "Seminar Masuknya Islam di Indonesia" tersebut menghasilkan
keputusan sebagai berikut:8

1. Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya telah
masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (abad ke-7 Masehi) dan
langsung dari Arab.
2. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatra, dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di
Aceh.
3. Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang Indonesia ikut aktif
mengambil bagian.
4. Mubaligh-mubaligh Islam yang pertama-tama itu selain sebagai penyiar Islam
juga sebagai saudagar.
5. Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai.

7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam ,( Jakarta: Grafindo Fersada,1933),hal.195
8
Bahaking Ramah, Sejarah Pendidikan dan Peradaban Islam dari Masa Umayyah hingga
Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: Cakrawala Publishing, 2010), hal. 127-128.

5
6. Kedatangan Islam ke Indonesia, membawa kecerdasan dan peradaban yang
tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Menurut kesimpulan "Seminar
Masuknya Islam ke Indonesia.9
Bahkan Ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia mudah
dikenal oleh bangsa-bangsa lain, khususnya oleh bangsa-bangsa di Timur
Tengah dan Timur Jauh sejak dahulu kala, yaitu :
1) Faktor letak geografisnya yang strategis. Indonesia berada di
persimpangan jalan raya Internasional dari jurusan Timur
Tengah menuju Tiongkok, melalui lautan dan jalan menuju
benua Amerika dan Australia.
2) Faktor kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan
keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lain.
misalnya: rempah-rempah.10
B. Teori-Teori Masuknya Islam Di Indonesia
Adapun teori yang dimunculkan oleh pakar ilmu sejarah terkait masuknya islam
di Indonesia paling tidak ada empat teori, yaitu sebagai berikut :
1. Teori Arab
Penganut teori ini antara lain, Crawfurd (1820 M), Keyzer (1859 M), Veth
(1878 M), Hamka (1958 M), dan Muhammad Naquib Al-Attas. Mereka
berpendapat, bahwa agama Islam masuk ke Nusantara langsung dari Arab pada
abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 M. Para pedagang Arab telah aktif
menyebarkan agama Islam pada abad ke-7 M dipantai Barat Sumatra. Bahkan
mereka melakukan perkawinan dengan penduduk setempat dan seorang diantara
mereka menjadi pemimpin pemukiman Arab dan masyarakat muslim. Misi
mereka adalah berdakwah Islamiyah sambil berdagang. Ajaran Islam yang

9
KH. Saifuddinn Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, ( Bandung:
Al- Maarif, 1981) hal. 176
10
Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal 130

6
dikembangkan adalah bercorak ajaran islam murni, berdasarkan Qur’an dan
Hadits.11
2. Teori India
Penganut teori ini antara lain, Thomas W. Arnold dan Pij Napel (1972 M).
Pij Napel adalah seorang Profesor Bahasa Melayu di Universitas Leiden,
Belanda. Ia berpendapat, bahwa agama Islam mmasuk ke Nusantara (Indonesia)
pada abad ke 10-11 M berasal dari India, terutama dari pantai Barat, yaitu
Gujarat dan Malabar di India bagian Barat dengan persamaan batu nisan pada
kuburan yang bertuliskan makam Malik As-Saleh.
Pendapat ini diperkuat oleh Marcopolo dan Ibn Batuta yang mencatat bahwa
pedagang Gujarat yang bermashab Syafii membawa ajaran Islam ke Nusantara
(Indonesia). Mereka berdagang sambil berdakwah dengan mengembangkan
ajaran Islam tradisional yang mengakomodasi masuknya budaya lokal kedalam
ajaran Islam.12
3. Teori Persia
Teori ini menyatakan bahwa Islam yang datang dari Nusantara berasal dari
Persia. Alasannya antara lain, ajaran teologi Syi’ah sangat berkembang di
Indonesaia diantara pendukung teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dia
mendasarkan analisisnya pada pengaruh sufisme Persia terhadap beberapa mistik
Islam (sufisme) Indonesia. Ajaran manunggaling kawula gusti Syakh Siti Jenar,
merupakan pengaruh dari ajaran Wahdat al- Hallaj dari Persia.
4. Teori Cina
Penganut teori ini antara lain, H.J. de Graaf, Denys Lombard, dan Slamet
Muljana.teori ini menjelaskan betapa besar peranan orang cina terhadap
Islamisasi di Indonesia. Banyaknya unsur kebudayaan Cina dalam beberapa
unsur kebudayaan Islam di Indonesia perlu mendapat pertimbangan, bahwa

11
Husaini Husda, Islamisasi Nusantara Analisis terhadap Discursus para Sejarawan, Di akses dalam
jurnal Adabiya,(Vol.4 Nomor 35,2016),hal.20
12
Prof. Dr.H. Bahaking Rama, M.S, Sejarah Pendidikan dan Peradaban Islam dari Masa Umayyah
Hingga Kemerdekaan Indonesia (Yogyakarta: Cakrawala Publishing,2011),hal.130

7
kemungkinan besar orang Cina pertama kali mengembangkan Islam di
Indonesia. .J. de Graaf, misalnya telah menyunting beberapa literature Jawa
Klasik (Catatan tahunan Melayu) yang memperlihatkan peranan orang Cina
dalam pengembangan Islam di Indoneia. Didalam tulisan itu disebutkan, bahwa
tokoh-tokoh besar semacam Sunan Ampel (Raden Rahmat / Boong Swi Hoo)
dan Raja Demak (Raden Fatah / Jin Bun) merupakan orang keturunan Cina.13
C. Jalur-Jalur Masuknya Islam Di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan
rakyat umumnya dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan
mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga istana, maka islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau
pihak-pihak yang mengkendaki kekuasaan itu. Penyebaran Islam Indonesia
membutuhkan proses yang sangat panjang dan melalui saluran-saluran Islamisasi yang
bermacam-macam, seperti perdagangan, pernikahan, tasawuf, pendidikan, politik, dan
kesenian. 14
Sejak Islam dikenal di Indonesia, Islam terus berkembang dengan pesat.
Menurut para Sejarawan, Islam masuk di Indonesia melaui berbagai jalur, sehingga
dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang waktu itu masih kuat
menganut paham lama, yaitu menganut agama Hindu, Budha, bahkan Aminisme
dan Dinamisme. Oleh sebab itu, jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar
islam mula-mulsa di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Melalui Jalur Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan
lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M membuat para
pedagang muslim ( Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan dari neger-negeri bagian barat, tenggara, dan timur benua Asia

13
Idrus L.,S.Pd.I., M.Pd., Sadali, S.Pd.I., M.Pd.I., Sejarah Penddikan Islam Dari Semenanjung
Arabiyah hingga Melintas Benua,(Watampone: CV. Mario Sulfana),hal 293-294
14
Dr. Fatah Syukur NC. M.Ag, Sejarah Peradaban Islam,(Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra,2009),hal.179

8
.Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja
dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Mereka yang
melakukan dakwah islam, sekaligus juga sebagai pedagang yang
menjajakan dagangannya kepada penduduk pribumi.
2. Dakwah dan Perkwinan
Dakwah yang dilakukan oleh mubalig yang berdatangan
bersama para pedagang sedangkan perkwinan dilakukan oleh antara
pedagang Muslim, mubalig dengan anak bangsawan Indonesia. Hal
ini akan mempercepat terbentuknya inti social, yaitu keluarga
Muslim dan masyarakat Muslim. Dengan perkawinan itu secara
tidak langsung orang Muslim tersebut status sosialnya dipertinggi
dengan putrid raja, maka keturunannya akan menjadi pejabat
birokrasi, putra mahkota kerajaan, syahbandar, qadi, dan lain-lain.15
3. Jalur Pendidikan
Dalam Islamisai di Indonesia ini juga dilakukan melalui jalur
pendidikan seperti pesantren, surau, masjid, dan lain-lain yang
dilakukan oleh guru-guru agama, kiaidan ulama.16 Jalur pendidikan
digunakan oleh para wali khususnya di Jawa dengan membuka
lembaga pendidikan pesantren sebagai tempat kaderisasi mubaligh-
mubaligh Islam dikemudian hari. Setelah keluar dari pesantren atau
pondok, mereka pulang kekampung masing-masing atau
berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalanya
pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta
Surabaya, dan Pesantren Giri yang didirikan oleh Sunan Giri di
Gresik. Keluaran pesantren Giri ini banyak yang diundang di
Maluku untuk melakukan dakwah Islam disana.17 Dalam proses

15
Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Depok : PT Raja Grafindo
Persada, 2017), hal.10
16
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah ,hal.28
17
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,hal. 307

9
pendidikan tersebut, baik pesantren maupun pondok di
selenggarakan oleh guru-guru agama, kiai, dan ulama-ulama. Di
pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dan kiai
mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka
pulang ke kampong masing-masing kemudian berdakwah ke
tempat asalnya untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat.18
4. Jalur Kesenian
Para penyebar Islam juga menggunakan kesenian dalam
rangka peyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan
berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan
oleh para penyebar Islam seperti Wali Songo untuk menarik
perhatian dikalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka
telah tertarik kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya
mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Dan dimana
kesenian-kesenian lain juga dijadikan media islamisasi, seperti
sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni arsitektur dan seni
ukir.19Juga dalam cerita Amir Hamzah di pertunjukkan melalui
boneka-boneka ( wayang golek) dengan nama-nama pahlawan
Islam sebagai tokohnya.20
5. Jalur Tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar
tasawuf. Mereka mengajarkan teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka
mahir dalam hal magis dan memili kekuatan-kekuatan
menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang mengawini putri-
putri bagian setempat, dengan tasawuf bentuk islam yang diajarkan

18
Marwati Djoned Poesponerogo dan Notosunanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia III, hal.
192
19
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,( Jakarta: Bumi Aksara, 2019), hal 308
20
Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia 3, hal.109

10
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam
pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu sehingga
agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Diantara
ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra- Islam itu adalah
Hamzah Fansuri dan muridnya, Syamsuddin al- Sumatrani di Aceh,
Syaikh Lemah abang (Siti Jenar), dan Sunan Panggung di
Jawa.21Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19
dan 20 M, seperti ajaran Sumarah, Sapta Dharma Bratakesawa dan
Pangestu.22
6. Jalur Politik
Para penyebar Islam juga menggunakan pendekatan politik
dalam penyebaran Islam. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di Indonesia. Sebagaimana diketahui, melui jalur
politik para Wali Songo melakukan strategi dakwah mereka
dikalangan para pembesar kerajaan seperti Majapahit, Pajajaran,
bahkan para Wali Songo juga mendirikan kerajaan Demak, Sunan
Gunung jati juga mendirikan Kerajaan Cirebon dan kerajaan
Banten. Kesemuanya dilakukan untuk melakukan pendekatan
dalam rangka penyebaran Islam, baik di Sumatra maupun Jawa.23

21
Nor Huda, Islam Nusantara Sejarah Sosial Intelektul Islam di Indonesia,hal.47
22
Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Jilid I,(Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992),hal. 35
23
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, hal. 203

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu kenyataan bahwa kedatangan islam ke Indonesia dilakukan secara
damai. Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa
kasus disertai dengan penduduk wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas
tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama
(da’i) dan pengembara sufi.
Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, berdasarkan kesimpulan
“Seminar Masunya Islam ke Indonesia” Medan tahun 1963, Islam masuk ke
Indonesia sudah semejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 M. Adapun teori
yang dimunculkan oleh pakar ilmu sejarah terkait masuknya Islam di Indonesia,
paling tidak ada empat teori yaitu teori Arab, teori Persia, teori Cina, dan teori
India.
Dan saluran-saluran yang dilalui agama Islam pada saat masuknya Islam di
Indonesia yaitu melauli saluran perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf,
kesenian, dan politik.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
sesuai dengan sumber – sumber yang lebih banyak. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah.

12
DAFTAR RUJUKAN
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999)
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Depok : PT Raja Grafindo
Persada, 2017)
Endang Saifuddin Ansarih, Wawasan Islam , ( Jakarta: Rajawali Press, 1990)
Samsul Munir Amin, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia dalam Manarul Qur’an,
Juli 2002, hal. 14. Diakses dalam Jurnal Ilmiah Studi Islam Universitas
Sains Al-Qur;an (Unsiq)
Taufik Abdullah, (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Majelis Ulam Indonesia, 1991)
Uka Tjandrasasmita, (Ed), Sejarah Nasional III, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1976)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam ,( Jakarta: Grafindo Fersada,1933)
Bahaking Ramah, Sejarah Pendidikan dan Peradaban Islam dari Masa Umayyah
hingga Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: Cakrawala Publishing,
2010)
Saifuddinn Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, (
Bandung: Al- Maarif, 1981)
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010)
Husaini Husda, Islamisasi Nusantara Analisis terhadap Discursus para Sejarawan, Di
akses dalam jurnal Adabiya,(Vol.4 Nomor 35,2016)
Idrus L.,S.Pd.I., M.Pd., Sadali, S.Pd.I., M.Pd.I., Sejarah Penddikan Islam Dari
Semenanjung Arabiyah hingga Melintas Benua,(Watampone: CV. Mario
Sulfana)
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam,(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,2009)
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam
Marwati Djoned Poesponerogo dan Notosunanto Nugroho, Sejarah Nasional
Indonesia III
Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia

13
Nor Huda, Islam Nusantara Sejarah Sosial Intelektul Islam di Indonesia
Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Jilid I,(Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992)

14

Anda mungkin juga menyukai