LANDASAN ONTOLOGIS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Bone semester 4
Oleh:
Kelompok 5
A. DINITA FAJRIAH
862082020039
IRMA SILPIANA
862082020111
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Landasan
Filosofis Pendidikan Islam Dan Landasan Ontologis ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak H. Misbahuddin Amin, S.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami perlukan demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Kelompok 5
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
B. Landasan Ontologi 5
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
DAFTAR RUJUKAN 11
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan adalah sesuatu yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu
bangunan. Dalam usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai
suatu tujuan harus mempunyai landasan yang tepat sebagai tempat berpijak yang
baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha dalam
membentuk manusia dan peradabannya harus mempunyai landasan yang kuat ke
mana semua kegiatan itu dihubungkan atau disandarkan.1 Baik sebagai sumber
maupun dasar yang menjadi pedoman penerapan dan pengembangannya.
Landasan itu terdiri dari al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat
dikembangkan dengan ijtihad, mashlahah al-mursalah, istihsan, qiyas dan
sebagainya. 2 Dasar dan fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari
bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan yang menjadikan tetap
berdiri tegaknya bangunan itu. 3 Dengan demikian, fungsi dari suatu landasan
pendidikan Islam adalah di samping tegaknya suatu bangunan dalam dunia
pendidikan Islam, juga agar bangunan itu tidak akan terombang-ambing oleh
berbagai “persoalan” yang mempengaruhinya dan bahkan dia akan semakin kuat
dan tegar di dalam menghadapinya.
1
Zakiah Darajad, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h.19.
2
Darajad, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996.)
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1980) h.41
3
adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan
yang dijiwai oleh ajaran Islam. 4 Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipil
diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya.
Dasar-dasar pembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama
dan utama tentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya memberikan
prinsip penghormatan kepada akal, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah
manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini sangat penting bagi
pendidikan. Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial
kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas
prinsip mendatangkan kemashlahatan dan menjauhkan kemudharatan bagi
manusia. Kemudian warisan pemikiran para ulama dan cendekiawan muslim
yang merupakan dasar penting dalam pendidikan Islam. 5 Di samping itu, di
bagian lain Azyumardi Azra juga mengemukakan mengenai sumber dan
dasarpendidikan Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah serta nilai-nilai, norma
dantradisi sosial yang memberi corak keislaman dan dapat mengikuti
perkembangannya.6
4
H. Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
h.30-31.
5
Azyumardi Azra, M.A., Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) h.9.
6
Azyumadi Azra, M.A.,Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999) h.76-77.
4
ditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu ketetapan-ketetapan Rasul
SAW juga merupakan sumber utama pendidikan Islam.7
B. Landasan Ontologi
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti
sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan
sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.8
Dalam konsep filsafat ilmu Islam, segala sesuatu yang ada ini meliputi
yang nampak dan yang tidak nampak (metafisis). Filsafat pendidikan Islam
bertitik tolak pada konsep the creature of God, yaitu manusia dan alam. Sebagai
pencipta, maka Tuhan telah mengatur di alam ciptaan-Nya. Pendidikan telah
berpijak dari human sebagai dasar perkembangan dalam pendidikan. Ini berarti
bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah transformasi
pendidikan.
7
Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat(Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah),
(Jakarta: Gema Insani Press, 1998) h.90
8
Mohammad Abid, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epitemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 69.
9
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam , (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h.18
5
Sargent (bukunya Contemporary Political Ideologies), mengindikasikan
sebagaimana dikemukakan oleh William F. O’neil, bahwa ideologi adalah sebuah
sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh
kelompok tertentu. Ia tersusun dari serangkaian sikap terhadap berbagai lembaga
serta proses masyarakat. Ia menyediakan sebuah potret dunia sebagaimana
adanya dan sebagaimana seharusnya dunia itu bagi mereka yang meyakininya.10
Pandangan ketuhanan yang menjadi landasan-asas pendidikan Islam. Seluruh
kegiatan pendidikan Islam dijiwai dan diarahkan untuk menyakini Ke-Esa’an
Tuhan, dan membentuk kesadaran manusia tentang keberadaannya sebagai
hamba. Dalam Al Qur’an, surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Saw.,
perintah membaca (iqra’) merupakan keharusan yang mesti diawali dengan
menyebut nama Allah. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aktivitas
penjelajahan ilmiah dalam konsepsi pendidikan Islam, harus berititik tolak dari
motif kesadaran ketuhanan.
10
William F.O’Neill, Educational Ideologies; Contemporary Expressions of Educational
Philosophies, h.33
11
Yusuf Al-Qardlawi, Al-Rasul wa al-‘Iim, diterjemahkan oleh Kamaluddin A. Marzuki,
dengan judul “Metode dan Etika Pengembangan Ilmu”, (Cet. I; Bandung: CV. Rosdaya Karya, 1989),
h. 1
6
3. Manusia sebagai makhluk antropocentris
7
bahwa seluruh interaksi manusia dengan dirinya dan dengan lingkungannya
merupakan pengalaman yang diperoleh secara eduaktif. Maksudnya sudah jelas
yaitu membentuk kesadaran diri sebagai hamba yang mengerti dari mana dia
berasal dan kemana akan pergi, kesadaran untuk berubah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
10
DAFTAR RUJUKAN
Zakiah Darajad, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h.19.
Darajad, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996.)
H. Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) h.30-31.
11