Anda di halaman 1dari 2

Masjid Kampung Laut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Masjid Kampung Laut
Main prayer hall, Masjid Kampung Laut.jpg
Masjid Kampung Laut
Letak Kelantan, Malaysia
Afiliasi agama Islam
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitektur
Masjid
Spesifikasi
Masjid Kampung Laut adalah masjid yang berada di Kelantan Malaysia.
Meski tak ada sejarah tertulis otentik tentang sejarah awal pembangunannya, Masj
id Kampung Laut Kelantan disebut sebut sebagai Masjid tertua di Malaysia. [1] Ma
sjid Kampung Laut adalah salah sebuah masjid kayu yang tertua di negeri Kelantan
dan juga di Malaysia.Dalam abad ke-18,Kelantan menjadi tumpuan orang-orang Camp
a yang datang belajar dan mendalami hukum-hukum Islam termasuklah Khatib Sumat y
ang terkenal dalam sejarah Islam di Campa. Mengikut cerita daripada masyarakat t
empatan bahwa dalam pelayaran tersebut bila mereka tiba diperairan Kuala Kelanta
n untuk menuju Jawa, kapal yang mereka naiki bocor dan dimasuki air. Lalu mereka
bernazar jika jika kapal mereka selamat sampai kedarat yang terdekat, mereka ak
an mendirikan sebuah masjid di tempat tersebut yaitu disebelah timur Kampung Lau
t
Masjid ini bertahan dari dua banjir besar di Kelantan dan ahirnya dipindahkan ke
lokasinya sekarang untuk mencegahnya tergerus habis oleh kikisan aliran Sungai
Kelantan. Arsitektural masjid Kampung Laut sangat mirip dengan Masjid Agung Dema
k, Jawa Tengah, Indonesia. Tak salah bila disebut sebagai replikanya Masjid Agun
g Demak di Negeri Kelantan.
Perluasan Masjid Kampung Laut[sunting | sunting sumber]
Masjid Kampung Laut di Lokasi aslinya di tepian Sungai Kelantan
Bentuk masjid ini memang sangat mirip dengan Masjid Agung Demak yang dibangun ta
hun 1401 saka atau 1479M (abad ke 15).[2] Nama Kampung Laut yang menjadi nama ma
sjid ini diambil dari nama Kampung tempat dimana masjid ini pertama kali berdiri
sebelum dipindahkan ke lokasinya sekarang. Dimasa pemerintahan Sultan Kelantan
antara tahun 1859-1900 Masjid Kampung Laut menjadi tempat utama bagi Sultan dan
para pemuka agama Islam. Masjid ini juga menjadi pos perdagangan. Selama masa te
rsebut bangunan masjid telah diperluas dan ditambahkan 20 pilar, bangunan menara
dengan atap limas bersusun tiga untuk muazin mengumandangkan azan, loteng, sera
mbi, balai balai dan tangki penampung air serta penggantian lantai masjid dengan
kayu yang berkualitas lebih baik.
Proses pembaharuan dan restorasi Masjid Kampung Laut kembali dilaksanakan pada t
ahun 1988
1989 dengan memberikan sentuhan perbaikan pada bagian bagian bangunan
yang rusak termasuk penggantian dinding dinding kayu yang lapuk, penggantian bua
h gutung (ornamen dekoratif di puncak tertinggi atap limas masjid), pembangunan
beberapa fasilitas pendukung termasuk beberapa saung / gazebo, toilet, tangki ai
r dan pemasangan sambungan listrik dan air. Keseluruhan proses restorasi tersebu
t menghabiskan dana RM 161.000 Ringgit Malaysia.
Banjir Bandang dan Relokasi[sunting | sunting sumber]
Masjid Kampung Laut mampu bertahan dari dua banjir besar yang melanda Negeri Kel
antan pada tahun 1926 yang terkenal dengan sebutan bah air merah dan banjir besar
di bulan Januari 1967. Banjir kedua di bulan Januari 1967 telah merusak beberapa
bagian masjid Kampung Laut yang berada disisi sungai Kelantan.
Menyadari bahaya yang mengancam kenbeeradaan masjid ini Pemerintah Kerajaan Nege

ri Kelantan berencana memindahkan masjid ini ke tempat yang lebih aman dari terp
a an banjir. Kemudian tahun 1968 Masjid Kampung Laut di bongkar dengan hati hati b
agian per bagian lalu dipindahkan ke lokasinya yang sekarang di dalam kawasan ka
mpus Yayasan Pengajian Tinggi Islam Kelantan (Malaya Islamic University), Nilam
Puri, di Kota Baru. Proses pemindahan kemudian dilanjutkan dengan melakukan perb
aikan terhadap keseluruhan bangunan masjid.
Keseluruhan proses pemindahan dan pembangunan kembali tersebut selesai tahun 197
0 menghabiskan dana sebesar RM 16.850 ringgit Malaysia. Dan pada tanggal 8 Mei 1
970 diselenggarakan upacara serahterima Masjid Kampung Laut dari Ketua Persatuan
Sejarah Malaysia, Hamdan bin Sheikh Tahir kepada pemerintah Kelantan dibawah pe
merintahan Menteri Besar Kelantan Datuk Asri Muda.
Arsitektural
Interior masjid kampung laut
Denah Masjid Kampung Laut nyaris berbentuk bujursangkar sempurna dengan ukuran 7
4kaki X 71 kaki ini memiliki dinding dengan pola yang disebut pola janda berhias
ementara ujung dari masing masing pilar kayu di dalam masjid ini dihias dengan u
kiran ukiran indah.
Masjid kampung laut dibangun dengan struktur atap limas bersusun tiga sama persi
s seperti struktur atap Masjid Agung Demak lengkap dengan empat sokoguru (empat
tiang utama) di tengah masjid menopang struktur atap. bila sokoguru asli di Masj
id Agung Demak bebentuk bundar, Empat tiang kayu di masjid Kampung Laut ini berb
entuk tiang segi empat.[3]
Bentuk atap limas seperti ini adalah arsitektural masa sebelum Islam yang kemudi
an diserap ke dalam tradisi Islam dengan pemaknaan yang berbeda. bila dalam ajar
an leluhur menganggap bentuk atap limas sebagai gunungan, sebagai tempat terting
gi, sebaliknya dalam tradisi Islam bentuk atap bersusun tiga ini sebagai cermina
n dari tiga unsur Islam yakni Iman, Islam, dan Ikhsan. .
Di ujung atap tertinggi Masjid Kampung laut juga di hias dengan ornamen berukir,
di pulau jawa biasa disebut sebagai mastaka, Masyarakat melayu Kelantan menyebu
tnya dengan ornamen buah gutung. ornamen seperti ini memang digunakan hampir dik
eseluruhan masjid masjid tua Indonesia dengan berbagai bentuk termasuk mastaka d
alam bentuk daun simbar seperti yang dipakai di puncak atap masjid Agung Sultan
Palembang dan masjid masjid lainnya.
Masjid Kampung Laut di lokasi aslinya dulu dibangun berbentuk rumah panggung den
gan tiang yang cukup tinggi, mengingat lokasinya yang berada di tepi sungai Kela
ntan, bentuk rumah panggung memang bentuk bangunan tradisional khas melayu baik
di semenanjung, pulau sumatera hingga ke Kalimantan.
Bila Masjid Agung Demak kini berdinding batu bata, masjid Kampung laut masih mem
pertahankan dinding kayu berukir yang dalam tradisi melayu Kelantan disebut deng
an corak dinding Janda Behias. Dinding corak janda berhias ini merupakan dinding
berukir yang biasa dipakai di istana dan kediaman para sultan Kelantan. Pemasan
gan bahan kayu di masjid masjid ini sama sekali tidak menggunakan paku tapi tapi
menggunakan pasak kayu untuk menyatukan setiap sambungan yang sudah dibentuk be
rpasangan satu dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai