Indonesia yang memiliki ribuan pulau dan bermacam-macam suku bangsa banyak memiliki
sejarah kebudayaan. Salah satunya adalah sejarah kebudayaan islam dan peninggalannya.
Dahulu banyak terdapat kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia dan meninggalkan
bangungan-bangungan bersejarah antara lainnya adalah bangungan masjid.
Bahan bangunan dan rancangan masjid ini diimpor dari luar negeri, seperti marmer untuk
dekorasi diimpor dari Italia dan Jerman, dan kaca patri dari Cina, dan lampu gantung dari
Prancis. Arsitek Belanda yang merancang masjid ini, JA Tingdeman merancang bangunan ini
dengan corak bangunan Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.
Menurut sejarah pembangunan masjid ini pada tahun 1700. Dan bangunannya telah beberapa
kali dipindahkan sampai pada akhirnya berada di daerah Ganting, kota Padang, Sumatra
Barat mulai tahun 1805.
Model atap masjid ini berbentuk persegi delapan dan dibuat oleh para pekerja etnis Cina yang
dahulu membantu mengembangkan bangunan ini, setelah Belanda menambahkan bangunan
masjid ini sebagai kompensasi digunakannya tanah wakaf untuk jalur transportasi pabrik
semen Indarung ke Pelabuhan Teluk Bayur. Sama dengan masjid baiturahman yang ada di
Aceh, masjid ini juga tetap kokoh saat dilanda gempa dan Tsunami di tahun 1833. Masji ini
juga pernah menjadi tempat pengungsian Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno sebelum
diasingkan ke Bengkulu di tahun 1942.
4. Masjid Istiqlal Jakarta
Masjid ini dibangun dengan karya tangan arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut pada masa
pemerintahan sultan pertama dari Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari
Sunan Gunung Jati di tahun 1560. Atap bangunan masjid ini menyerupai pagoda.
Untuk menara masjid yang tingginya 24 meter itu dibangun oleh arsitek Belanda Hendrik
Lucasz Cardeel. Menara tersebut berada di sisi timur dan menjadi tempat wisata karena
keunikan bentuk bangunannya. Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan
masjid yang dulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi. Selain itu di sisi
utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan Banten dan keluarganya
Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid Agung Sang
Cipta Rasa. Pembangunannya diprakarsai oleh Sunan Gunung Jati dan dengan karya arsitek
Sunan Gunung Kalijaga. Pembangunan masjid ini selesai pada tahun 1480 yang pada masa
itu adalah masa penyebaran agama Islam oleh para Wali Songo. Masjid Agung beada di
kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Uniknya masjid ini mempunyai sembilan
pintu untuk masuk ke ruangan utama. Sembilan pintu tersebut melambangkan kesembilan
Wali Songo. Selain itu masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan
Gunung Jati.
Pendirian masjid ini dilakukan oleh Raden Patah yang merupakan raja pertama dari
Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo di tahun 1466 dan pembangunannya selesai
tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang bernama saka
guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama tersebut terbuat dari serpihan kayu, dan dinamakan
saka latal. Di bagian samping masjid ini terdapat Museum Masjid Agung Demak. Museum
tersebut menampilkan berbagai koleksi unik masjid yang bersejarah, seperti beduk dan
kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir Al-Quran Jus 15-30 tulisan tangan
Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal yang diambil oleh Sunan Kalijaga, dan lain
sebagainya.
9. Masjid Sunan Ampel
Masjid bersejarah ini juga dibangun oleh salah satu Wali Songo yaitu Sunan Ampel di tahun
1421. Beliau bersama dua sahabatnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji yang mendirikan
Masjid Ampel. Luas bangunan kurang lebih 2 km persegi. Memiliki keunikan berupa 16 tiang
kayu setinggi 17 meter dengan diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat
dari sambungan kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang
tersebut.
Sampai saat ini kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap
harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel yang berada di
sekitar halaman masjid. Selain itu di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam
salah satu pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.
Masjid Kotagede adalah masjid bersejarah dan tertua di Yogyakarta. Didirikan oleh Sultan
Agung, Raja kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Pembangunan masjid ini ini dikerjakan
dengan bergotong-royong melibatkan pekerja beragama Hindu dan Budha, sehingga
arsitektur bangunan masjid ini terlihat pengaruh bangunan Hindu dan Budha. Awalnya,
Masjid Kotagede hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X memperluas
bangunan masjid ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Uniknya di bulan Ramadhan di
Masjid ini sholat tarawih dilakukan pada saat jam 24.00.