Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangunan mesjid yang ada di Indonesia khususny di Sulawesi Selatan


memperlihatkan adanya kulturasi antara budaya local dan islam. Bentuk bangunan
mesjid dari bentuk semula yang sederhana berupa seperti mushalla, langgar atau surau
kemudian mengalami perkembangan bentuk yang lebih sempurna salah satunya yaitu
bangunan mesjid tua katangka yang ada di kabupaten gowa, kecamatan somba opu
kelurahan katangka yang merupakan salah satu mesjid tua yang dibangun pada tahun
1603 M.

Mesjid tua katangka memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Keunikan mesjid tua
katangka dapat dilihat dari bentuk dan arsitekturnya. Arsitektur mesjid katangka
terbilang unik karena memadukan unsure budaya local, timur tengah, tiongkok dan
eropa. Budaya tiongkok dapat dilihat dapat dilihat dari mimbar mesjid yang mirip
bentuk atap kelenteng, jawa dan local pada atap serta kubah, dan eropa pada tiang
penyangga yan berbentuk silinder dan cembung pada bagian tengahnya.

Menariknya lagi.di gapura kecil mimbar mesjid terdapat sebuah ornament kaligrafi
yang tertulis huru arab, tapi menggunakan bahasa Makassar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Mesjid Al Hilal atau lebih dikenal dengan nama Mesjid Katangka. Mesjid Katangka adalah
salah satu mesjid tua di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Dinamakan Mesjid Katangka
karena berlokasi di Kelurahan Katangka, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa. Selain itu
mesjid ini disebut Katangka karena bahan baku dasar dari mesjid tersebut yakni dari pohon
katangka.

Mesjid Katangka diyakini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Alauddin dan
merupakan mesjid tertua di Sulawesi Selatan saat dibangun, mesjid ini berada di dalam
kompleks benteng kerajaan gowa. Mesjid digunakan sebagai tempat raja dan pegawainya
melaksanakan shalat. Di mesjid ini pula mereka menggelar pertemuan dan kegiatan
keagamaan. Karena kerajaan Gowa menjadi pusat perlintasan perdagangan yang ramai kala
itu, mesjid juga sering digunakan untuk sholat oleh para saudagar muslim dari melayu,india
dan arab.

Selain sebagai tempat beribadah , mesjid juga digunakan sebagai tempat pertahanan pada
masa peperangan. Hal ini bisa dilihat dari kokohnya dinding mesjid yang mencapai ketebalan
120 cm.

Mesjid tua ini bernama Mesjid Al-Hilal, biasa disebut juga mesjid tua katangka. Mesjid yang
dibangun Pemerintahan Raja Gowa XIV I Manga’rangi Daeng Mangraba (Sultan Alauddin I)
pada tahun 1603 ini terletak di Jalan Syeikh Yusuf Katangka, Kecamatan Somba Opu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Bangunan Mesjid yang menyerupai arsitekur Mesjid Demak ini memiliki ukuran 14,1 x 14,4
Meter dengan tinggi bangunan 11,9 meter. Tebal dinding mesjid mencapai 120 cm terbuat
dari batu kali.

Bangunan mesjid ditopang oleh empat tiang utama, menyimbolkan empat 4 sahabat utama
Rasul yaitu Abu Bakar As- Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
thalib.

Sistem pondasi cakar ayam, serta dipadukan dengan ring balok beton dan ring balok kayu
peninggalan bangunan lama yang masih dapat digunakan.
2
Pada pintu bagian mihrab serta mimbar terdapat tulisan arab yang terbuat dari ukiran kayu.
Sementara lantai dasar mesjid memiliki mimbar ceramah dengan semi panggung. Di bagian
atapnya terdapat prisma, dengan kayu dan model ukuran luas dari Cina. Selain itu di bagian
depan mimbar terdapat dua bendera yang diikat di dua tambat.

Mesjid ini pun mempunyai serambi yang menyatu dengan atap utama, berfungsi sebagai
ruang peralihan dan juga digunakan sebagai tempat belajar mengaji.

Menurut Harun Daeng Ngalle, Penjaga Mesjid Tua Katangka, di mesjid inilah ajaran agama
Islam pertama kali disebarkan di Sulawesi Selatan.

Lokasi berdirinya Mesjid Katangka dahulu merupakan tempat shalat rombongan ulama dari
Yaman yang mengembara ke Sulawesi untuk menemui Raja Gowa dan mensyiarkan Islam.
Mereka singgah melaksanakan shalat jumat di tempat yan kini menjadi mesjid.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Gowa. Namun sempat ditolak Sang Raja.
Para ulama Yaman ini tidak menyerah. Mereka menemui Ulama penyebar Islam asal
Minangkabau di pesisir. Ulama asal Minangkabau itu kemudian diutus meng-islamkan raja-
raja di Sulsel.

Dalam catatan, mesjid yang pada Oktober 1999 menjadi cagar budaya ini mengalami enam
kali renovasi. Beberapa perubahan yang tercatat yaitu pada tahun 1818 oleh Mangkubumi
Gowa Sultan Kadir, tahun 1826 oleh Raja Gowa Sultan Muhammad Abdul Aidid dan Qadni
Gowa H.Mansur Daeng Limpo, tahun 1962 Oleh Mangkubumi Gowa Andi Baso Daeng Rani
karaeng Bontolangkasa, serta Pemerintah pada tahun 1973, 1978,1980, hingga tahun 2007
dengan dana Pemerintah dan hasil swadaya masyarakat Kabupaten Gowa.

3
BAB III

KESIMPULAN

Mesjid Al- Hilal atau lebih dikenal dengan nama Mesjid Katangka adalah salah satu mesjid
tertua di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Dinamakan Mesjid Katangka karena berlokasi
di Kelurahan Katangka , Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Selain itu mesjid ini
disebut Katangka karena bahan baku dasar dari mesjid tersebut diyakini diambil dari Pohon
Katangka

Anda mungkin juga menyukai