1. Pelatihan
Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Petugas Pengolah
2. Monitoring Kualitas
Pemutakhiran Pencacahan 3. Evaluasi Pasca
ST2013-P ST2013-L Survey
4. Editing/Coding
(Coaching)
Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)
1983
Sensus pertanian yang ketiga.
Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk
Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973.
Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup:
- Rumah tangga pertanian pengguna lahan:
Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di
kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau.
- Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan:
Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut,
dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum
Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui
pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes
dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993 2003
Sensus pertanian yang keempat. Sensus pertanian yang kelima.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah
dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada
perdesaan maupun perkotaan. bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam
Pencacahan sampel untuk rumah tangga (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara
daerah perdesaan. lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah
Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian
pencacahan (wilcah). dilakukan secara sampel.
Sebagai persiapan pencacahan, setahun Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh
sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh
Konsep rumah tangga pertanian mengalami Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus
pengguna lahan ditambah dengan usaha sebagai persiapan pencacahan.
budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian
komoditas yang diusahakan harus memenuhi 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang
Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori
rumah tangga pertanian tidak menggunakan perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara
lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan,
hutan dan atau penangkapan satwa liar serta (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura,
usaha di bidang jasa pertanian. perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan
perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan,
(d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas.
Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
2013
Sensus Pertanian keenam.
Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus.
Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga
dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian.
Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah
konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball.
Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola
bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga.
Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan
bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas
pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau
milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Konsep dan Definisi
Sensus Pertanian 2013
Usaha Pertanian
adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko
usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk
dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti,
pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang
mengusahakana pertanian.
Catatan:
1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang
mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU).
2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013
untuk rumah tangga usaha pertanian.
Gambaran
Umum Usaha
Pertanian di
Kabupaten
Bandung
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
pertanian di Kabupaten Bandung sebanyak 141.553 rumah tangga Kabupaten Bandung untuk perusahaan
dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 34 dikelola oleh sebanyak 34 unit dan lainnya 46 unit. Jumlah
perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak
46 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berlokasi di Kecamatan Pangalengan yaitu sebanyak 13
berbadan hukum. perusahaan dan jumlah perusahaan pertanian
berbadan hukum yang lainnya tersebar di 10
Pangalengan, Pacet, dan Kertasari merupakan tiga kecamatan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak
Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga
jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan
masing-masing 12.731 rumah tangga, 10.686 rumah Pasirjambu, yaitu sebanyak 4 unit dan jumlah
tangga, dan 8.811 rumah tangga. Sedangkan perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha
Kecamatan Margahayu merupakan wilayah yang paling rumah tangga usaha pertanian yang lainnya tersebar di
sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu 17 kecamatan.
sebanyak 286 rumah tangga.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum di Kabupaten Bandung Tahun 2003 dan
2013
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan Di tahun 2003 jumlah perusahaan pertanian berbadan
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga hukum di Kabupaten Bandung sebanyak 78
usaha pertanian di Kabupaten mengalami penurunan perusahaan, angka ini masih termasuk pemekaran dari
sebanyak 45.110 rumah tangga dari 186.663 rumah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Kemudian
tangga pada tahun 2003 menjadi 141.553 rumah di tahun 2013 sudah terpisah dari Kabupaten Bandung
tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun Barat dan Kota Cimahi.
sebesar 2,42 persen per tahun. Penurunan terbesar Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga
terjadi di Kecamatan Bojongsoang yaitu sebesar 6,55 usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian
persen per tahun. Adapun 3 kecamatan yang berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.
mengalami peningkatan, dengan peningkatan jumlah
rumah tangga usaha pertanian terbesar ada di
kecamatan Cileunyi yaitu sebesar 7,28 persen per
tahun.
186.663
141.553
2003 2013
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan
Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha
2003 2013 Pertumbuhan (20032013)
Peru Peru RTP Perusahaan
No Kecamatan Lain
RTP saha RTP saha Abs
nya Absolut % %
an an olut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Ciwidey 8.239 4 7.157 1 4 (1.082) (13,13) (3) (75)
2 Rancabali 7.138 7 6.122 5 3 (1.016) (14,23) (2) (28,57)
3 Pasir jambu 8.809 7 6.521 6 4 (2.288) (25,97) (1) (14,29)
4 Cimaung 7.701 0 5.819 2 0 (1.882) (24,44) 2 0
5 Pangalengan 12.305 18 12.731 10 4 426 3,46 (8) (44,44)
6 Kertasari 6.800 8 8.811 3 2 2.011 29,57 (5) (62,50)
7 Pacet 12.984 0 10.686 0 1 (2.298) (17,70) 0 0
8 Ibun 8.173 0 6.287 0 0 (1.886) (23,08) 0 0
9 Paseh 7.344 0 6.810 0 1 (534) (7,27) 0 0
10 Cikancung 8.214 2 5.192 4 2 (3.022) (36,79) 2 100
11 Cicalengka 6.490 1 3.490 0 1 (3.000) (46,22) (1) (100)
12 Nagreg 3.889 0 3.610 0 2 (279) (7,17) 0 0
13 Rancaekek 8.435 1 4.303 0 0 (4.132) (48,99) (1) (100)
14 Majalaya 4.932 0 3.760 0 0 (1.172) (23,76) 0 0
15 Solokanjeruk 3.589 0 3.084 0 1 (505) (14,07) 0 0
16 Ciparay 9.269 0 5.778 1 4 (3.491) (37,66) 1 0
17 Baleendah 5.133 0 3.593 1 3 (1.540) (30) 1 0
18 Arjasari 10.727 0 7.686 0 0 (3.041) (28,35) 0 0
19 Banjaran 6.054 0 4.240 0 2 (1.814) (29,96) 0 0
20 Cangkuang 4.363 0 2.504 0 1 (1.859) (42,61) 0 0
21 Pameungpeuk 2.440 1 1.709 0 3 (731) (29,96) (1) (100)
22 Katapang 2.444 2 1.852 0 1 (592) (24,22) (2) (100)
23 Soreang 4.871 0 2.423 0 4 (2.448) (50,26) 0 0
24 Kutawaringin 8.368 0 4.694 0 2 (3.674) (43,91) 0 0
25 Margaasih 1.904 0 1.708 0 0 (196) (10,29) 0 0
26 Margahayu 459 0 286 0 0 (173) (37,69) 0 0
27 Dayeuhkolot 574 1 397 0 0 (177) (30,84) (1) (100)
28 Bojongsoang 3.790 1 1.308 0 0 (2.482) (65,49) (1) (100)
29 Cileunyi 1.677 0 2.898 0 1 1.221 72,81 0 0
30 Cilengkrang 3.500 0 2.526 1 0 (974) (27,83) 1 0
31 Cimenyan 6.048 0 3.568 0 0 (2.480) (41,01) 0 0
Kab.Bandung 186.663 78* 141.553 34 46 (45,110) (24,2) (19) (24,36)
Keterangan:
*) Jumlah Perusahaan Pertanian 2003 Termasuk Pemekaran (Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi)
RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha
Pertanian)
Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci
Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di menurut wilayah, Kecamatan yang memiliki sapi dan
seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat kerbau terbanyak adalah Kecamatan Pangalengan
populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi dengan jumlah sebanyak 15.757 ekor, kemudian
sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Bandung Kecamatan Cikancung sebanyak 12.447 ekor.
mencapai 76.892 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau
pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai paling sedikit adalah Kecamatan Margahayu dengan
53.779 ekor. jumlah sebanyak 2 ekor.
40.000
30.000
20.000
10.000
0
2011 2013
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah,
dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan (ekor)
Pertumbuhan 2011-2013
No Kecamatan 2011 2013
Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ciwidey 909 651 (258) (28,38)
2 Rancabali 712 777 65 9,13
3 Pasir jambu 5.383 4.099 (1.284) (23,85)
4 Cimaung 756 997 241 31,88
5 Pangalengan 16.327 15.757 (570) (3,49)
6 Kertasari 7.303 4.560 (2.743) (37,56)
7 Pacet 580 796 216 37,24
8 Ibun 403 511 108 26,80
9 Paseh 492 506 14 2,85
10 Cikancung 30.832 12.447 (18.385) (59,63)
11 Cicalengka 570 426 (144) (25,26)
12 Nagreg 187 225 38 20,32
13 Rancaekek 213 173 (40) (18,78)
14 Majalaya 253 374 121 47,83
15 Solokanjeruk 229 201 (28) (12,23)
16 Ciparay 614 588 (26) (4,23)
17 Baleendah 249 499 250 100,40
18 Arjasari 2.235 2.076 (159) (7,11)
19 Banjaran 386 370 (16) (4,15)
20 Cangkuang 277 290 13 4,69
21 Pameungpeuk 51 44 (7) (13,73)
22 Katapang 146 177 31 21,23
23 Soreang 72 149 77 106,94
24 Kutawaringin 205 223 18 8,78
25 Margaasih 396 91 (305) (77,02)
26 Margahayu 0 2 2 0
27 Dayeuhkolot 32 46 14 43,75
28 Bojongsoang 110 129 19 17,27
29 Cileunyi 879 842 (37) (4,21)
30 Cilengkrang 3.266 2.970 (296) (9,06)
31 Cimenyan 2.825 3.202 377 13,35
Kab.Bandung 76.892 53.779 (22.694) (29,51)
Penyebaran Rumah Tangga Usaha
Pertanian di Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Penyebaran Perusahaan
Pertanian Berbadan Hukum Di
Kabupaten Bandung Tahun 2013
Penyebaran Non-Rumah Tangga
Usaha Pertanian di Kabupaten
Bandung Tahun 2013
Penyebaran Sapi dan Kerbau di
Kabupaten Bandung Tahun
2013
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila
diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti
serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang
lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya
Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari
berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk
membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian.
Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang
Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil
kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
Ucapan
Terima
Kasih
Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan
terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan
oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh
rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013.