Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK BERCOCOK TANAM

Oleh :

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DEFINISI TEKNIK BERCOCOK


TANAM

1.

Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata


teknik, bercocok tanam, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan
atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan bercocok tanam bermakna
usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi.

2.

Teknik bercocok tanam adalah proses menghasilkan bahan pangan serta


produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.

3.

Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta


produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.

4.

Cakupan objek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura,


dan perkebunan.

SEJARAH TEKNIK BERCOCOK


TANAM

1.

Kegiatan pertanian (bercocok tanam) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban
manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.

2.

Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000
tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah bulan sabit yang subur di Timur Tengah, yang meliputi
daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania
sekarang.

3.

Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia,
terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada daerah tersebut.

4.

Teknik bercocok tanam lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum
sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok
menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.

5.

Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan
Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan
tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

6.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000
tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

PERILAKU BERCOCOK TANAM

Teknik bercocok tanam pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik budidaya,
karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya masih
mengumpulkan dan mencari bahan pangan.

Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya dikatakan apabila telah melakukan 3 hal
pokok yaitu;
1. Melakukan pengolahan tanah
2. Pemeliharaan untuk mencapai produksi maksimum
3. Tidak berpindah-pindah

Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan manusia pada
masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada kesadaran untuk melaksanakan
tindak budidaya.

Tindak awal dari dimulainya teknik bercocok tanam dimulai dengan menetapnya seorang
peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu.

TEKNIK BERCOCOK TANAM YANG


SUDAH MAJU DITANDAI OLEH
ADANYA :
1.Lapang

produksi
2.Pengelolaan yang berencana
3.Memiliki
minat
untuk
mencapai
produksi
maksimum
dengan
menerapka
berbagai
ilmu
dan
teknologi.

Tingkatan tindak bercocok tanam dicerminkan juga oleh tingkatan


pengelolaan lapang produksi.

Tingkatan teknik bercocok tanam berjenjang dari yang paling sederhana


sampai yang maju/canggih.

Pengelolaan yang paling sederhana sampai pengelolaan yang paling maju,


yaitu teknik bercocok tanam yang telah melakukan pengelolaan terhadap
unsur iklim, air, tanah dan udara.

Pelaku budidaya dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen


yang tepat waktu.

Intensifikasi dalam pengelolaan lapang produksi


meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.

diikui

juga

oleh

KARAKTERISTIKA DALAM BERCOCOK TANAM

Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu:


1.Selalu melibatkan barang dalam volume besar.
2.Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi.

Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan


makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan
memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi.

Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya


alga, hidroponika telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.

MACAM-MACAM TEKNIK DALAM


BERCOCOK TANAM
1.Bercocok

tanam secara Aeroponik


2.Bercocok tanam secara Hidroponik
3.Bercocok tanam secara Kultur Jaringan
4.Bercocok tanam secara Vertikultur
5.Bercocok tanam dengan metode Tabulampot

BERCOCOK TANAM SECARA


AEROPONIK

Bercocok tanam secara aeroponik dikembangkan oleh Dr. Franco Massantini dari
University of Pia, Italia.

Bercocok tanamdengan cara ini tidak menggunakan tanah sebagai media


tumbuh, akar tanaman menggantung di udara (aero).Tanaman ditanam dalam
bak-bak terbuka, dengan kotak-kotak busa di atasnyasebagai penyangga.Jadi
akarnyamenjuntai ke bawah, sedangkannutrisiuntuk tanaman diberikan
dengan cara disemprotkan langsung ke akar tanaman.

Bercocok tanam secara Aeroponik tidak memerlukan pestisida untuk


menyemprot hama dan tidakmengenal musim. Petani bisa menaman kapan saja
karena kotak-kotak tanam bisa dipindahkan ke lain tempat saat musim panas
atau musim hujan. Air, oksigen dan nutrisi untuk tanaman juga bisa diatur.

Tanaman harus dibiarkan tumbuh secara bebas untuk perkembangannya agar


didapatkan perkembangan yang optimal. Artinya, jarak antar satu tanaman
dengan yang lain mesti leluasa.

Tanamanyang biasa ditanam secara aeroponik adalah sayuran-sayuranhotel


sepertiselada, lettuce, romaine, butterhead, batavia, lollo rossa, kentang.
Juga sayuran-sayuran untuk masakan Chinaseperti pakcoy, caisim, kailan,
siomake, kentang.

BERCOCOK TANAM SECARA


HIDROPONIK

Bercocok tanam secara hidroponikitu menggunakanair (hydro) sebagaimedia tanam. Media air yang akan digunakan dilengkapi dulu dengan zatzat pertumbuhan seperti nitrogen, kalium, potasium, kalsium, sulfur, magnesium, ferum, mangan, baron, dan zinc.

Sebagai tempat berpijak akar, petani mengisinya dengan arang, sekam, pasir, kerikil atau batu apung, yang diletakkan di dasar tempat tumbuh
tanaman. Cara bertanamnya juga diletakkan di rumah kaca yang bebas dari hama.

Bercocok tanam secara hidroponik mempunyai kelebihan yang sama dengan bertanam secara aeroponik, yaitu bebas hama dan rasa tanaman lebih
renyah.

Bertanam secara hidroponik juga sering dilakukan untuk tanaman hias. Keuntungannya adalah tanaman bisa diletakkan dalam ruangan.

Bercocok tanam secara ini banyak dilakukan di negara-negara yang tidak banyak punya lahan seperti Singapura dan Jepang. Di kedua negara itu
para petani menggunakanlantai atas bangunanuntuk menanam sayur mayursecara hidroponik.

Begitu juga yang dilakukan para astronot NASA saat melakukan perjalanan ke luar angkasa. Teknikbertanam ini juga digunakan para awak kapal
perang atau kapal layar. Jadi mereka tidak perlu membawa bekal makanan yang terlalu banyak. Mereka cuma membawa benihnya saja. Menanamdi
Bulan juga menggunakan metode bercocok tanam secara hidroponik.

BERCOCOK TANAM SECARA


KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara


mengisolasi bagian tanaman.

Bagian tanamanyang bisa diisolasi adalahdaun dan mata tunas, dengan


cara mengambil (menyayat) sebagian kecil daun atau mata tunas.
Kemudian dikembangbiakkan dalamcawan yang sudah diisi dengan media
tanam dan zat-zattumbuh buat tanaman.

Teori kultur jaringan ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat
berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringanjaringan hidup.. Oleh karena itu, semua tanaman baru yang berhasil
ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Ada dua media tumbuh yang digunakan dalam teknik ini, yaitu media
padat atau cair. Media padat biasanya berupa gel. Nutrisi untuk
pertumbuhannya dicampurkan dalam gel tersebut. Sedangkan media cair
adalah melarutkan nutrisi ke dalam air. Komposisi nutrisi dalam media
akan memengarugi tumbuh kembang tanaman tersebut.

Teknik
bertanam
inidigunakan
untuk
tanaman
yang
dikembangbiakkan secarageneratif, sepertitanaman anggrek.

sulit

BERCOCOK TANAM SECARA


VERTIKULTUR

Metode bercocok tanam secara vertikal ini disebut vertikultur, yaitu


tanaman ditanam secara bertingkat.

Tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur biasanya berumur


pendek dan berakar pendek, seperti sayur-mayur.

Untuk tanaman bagian atas biasanya dipilih tanaman yang tidak


memerlukan banyak airtetapi perlu banyak sinar matahari,
seperticabai, tomat. Sedangkan untuk bagiantengah adalah tanaman
yang perlu cukup sinar matahari seperti seledri. Sedangkan untuk
bagian bawah buat tanaman yang perlu keteduhan dan banyak air
seperti selada.Kamu juga bisa menanam tanaman hias seperti anggrek
atau bonsai.

Bercocok tanam secara vertikultur ini hemat ladang, hemat tenaga,


hemat pupuk dan bebas gulma. Untuk ladang, tanaman bisa
menggunakan barang-barang bekas seperti triplek, bambu, pralon.

Bercocok tanam secara vertikultur tidak kenal musim karena ladang


tanamannya bisa dipindah-pindah.

BERCOCOK TANAM DENGAN


METODE TABULAMPOT

Metode budidaya tanaman dengan metode tabulampot (tanaman buah dalam pot) ini
tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sering digunakan untuk berkebun di rumah.

Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur
tanaman. Oleh karena itu, media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan
memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Media tanam yang paling cocok untuk digunakan dalam metode bercocok tanam yang
satu ini adalah campuran antara tanah, kompos dan sekam dengan komposisi 1:1:1.
Wadah tanaman dapat menggunakan tanah liat, logam (drum), plastik, semen maupun
kayu. Namun pot berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena
memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil.

Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tabulampot harus diletakkan di tempat


terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau harus dilakukan
penyiraman setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Sedangkan saat musim hujan,
penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering.

Media tanam tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas, maka dibutuhkan
proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam,
selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dan disarankan untuk menggunakan
pupuk organik.

PENERAPAN POLA TANAM

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam


kurun waktu tertentu.

Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam
monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada
pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal.
Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir
beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama.

Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan


produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan
pemahan kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua
faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut.

Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman.
Yaitu hubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada
lahan yang telah ditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk
mengatur agar semua individu tanaman dapat memanfaatkan semua
lingkungan tumbuhnya agar tumbuh optimal dan seragam, serta untuk
pertimbangan teknis lainnya.

MANFAAT BERCOCOK TANAM


1.

Menghasilkan tanaman baru melalui proses budidaya dengan penerapan teknologi


dan teknik budidaya tertentu untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal.

2.

Memanfaatkan sumberdaya lahan yang tersedia dengan melihatnya sebagai suatu


potensi yang produktif.

3.

Mengisi waktu luang, karena bercocok tanam merupakan suatu hal yang
menyenangkan dan bisa menghilangkan stress dan suntuk.

4.

Mendapatkan suatu kepuasan dengan hasil panen yang diperoleh, walaupun


kadang seringkali mengalami kegagalan.

5.

Menerapkan skill dan pengetahuan tentang proses bercocok tanam dengan


langsung turun kelapangan dan menjadi pelaku dalam proses budidaya.

6.

Untuk menentukan kapasitas potensi lahan dalam menghasilkan produksi,


sehingga lebih terdorong dalam mengembangkan usaha bercocok tanam.

Anda mungkin juga menyukai